Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

DENGAN POST OP CABG


(CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT)

Nama Anggota:
Aprilia Dian Paransari (1702092)
Dwi Novita Wuri Ayu.N (1702099)
Ika Damayanti (1702105)
Siwi Tri Wulandari (1702120)
Teguh Prihatin (1702123)
CABG
(CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT)
Etiologi : usia, jenis
kelamin, riwayat keluarga,
Coronary Artery Bypass Graft peningkatan lipid serum,
(CABG) merupakan salah satu hipertensi, merokok,
penanganan intervensi dari gangguan toleransi
Penyakit Jantung Koroner, glukosa, giet tinggi lemak
dengan cara membuat saluran jenuh, kolesterol, dan
baru melewati arteri koroner kalori. gaya hidup yang
yang mengalami penyempitan kurang bergerak, stress
atau penyumbatan
dan tipe kepribadian.
(Feriyawati, 2005).
Indikasi CABG
•Penyempitan > 50%
arteri koroner kiri
utama Komplikasi operasi bypass yang
•Penderita dengan 3 sering terjadi adalah
vessel disease pendarahan, infeksi pada
•Penderita gagal sternum, serangan jantung atau
balonisasi dan stent gangguan irama sampai pasien
meninggal, gangguan
pernapasan.
Tujuan dari CABG adalah
untuk revaskularisasi aliran Kontra indikasi:
arteri coroner akibat usia lanjut, fungsi ventrikel
adanya penyempitan atau kiri jelek
sumbatan ke otot jantung. struktur arteri koroner
(Arif Muttaqin, 2010) Tidak memungkinkan
disambung
pathway
Dischange Planing
Berikan instruksi kepada pasien dan orang terdekat tentang hal berikut :
1. Obat-obatan, meliputi nama obat, tujuan, dosis, jadwal, tindakan pencegahan, interaksi obat/obat dan
makanan/obat dan potensial efek samping.
2. Gejala yang merugikan yang memerlukan perhatian medis untuk pasien yang minum warfarin : perdarahan
dari hidung, hemoptisis, hematulia, melena, memar luas. Selain itu, tekankan hal berikut : minum warfarin
pada waktu yang sam setiap hari : beritahu dokter bila timbul tanda perdarahan ; pertahankan perjanjian
pemeriksaan masa protrombin (PT) ; hindari obat bebas kecuali diketahui dokter ; hndari pakaian ketat atau
konstriktif.
3. Pertahankan diet rendah natrium, lemak dan kolesterol.
4. Pentingnya aktivitas berjalan dirumah dan memungkinkan periode istirahat sering.
5. Teknik untuk mengkaji nadi radialis, suhu dan berat badan, bila indikator ini memerlukan pemantauan
dirumah, dan melaporkan perubahan bermakna pada dokter.
6. Tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis segera : nyeri dada, dispnea, sesak nafas, BB
bertambah, toleransi latihan menurun.
7. Pembatasan aktivitas (misal tidak boleh mengangkat barang berat lebih dari 5 kg, mendorong, atau menarik
selama minimal 6 mingggu), memulai kembali aktivitas seksual, kerja dan mengendarai mobil.
8. Perawatan tempat insisi dan pentingnya mengkaji tanda infeksi : drainase, demam, kemerahan menetap,
hangat lokal dan nyeri tekan.
9. Rujukan ke program rehabilitasi jantung.
10. Pembahasan tentang lingkungan rumah pasien dan potensial kebutuhan perubahan atau adaptasi (misal
terlalu banyak anak tangga untuk melangkah).
Prosedur CABG
Pengkajian
• Demografi (terfokus pada kasus)
1) Keluhan utama
2) Identitas pasien
• Riwayat Kesehatan (terfokus pada kasus)
1) Riwayat penyakit sekarang
2) Riwayat penyakit dahulu
3) Riwayat penyakit keluarga
4) Riwayat psikologis
• Pemeriksaan Fisik
1) Head to toe
2) Pengkajian Airway
3) Pengkajian Breathing
4) Pengkajian Circulation
• Pemeriksaan Diagnostik
1) Foto dada
2) EKG
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d kehilangan
darah dan gangguan fungsi jantung.
2. Nyeri b.d trauma operasi dan iritasi akibat
selang dada.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan port de
entry kuman
Dx. 1 Penurunan curah jantung b.d kehilangan darah dan gangguan fungsi jantung.

Intervensi Keperawatan :
1. Pantau kecenderungan frekuensi jantung dan TD.
2. Pantau disritmia jantung. Observasi respons pasien terhadap disritmia, contoh
penurunan TD.
3. Observasi perubahan status mental / orientasi / gerakan atau refleks tubuh,
contoh timbulnya bingung, disorientasi, gelisah, penurunan respons terhadap
rangsangan, pingsan.
4. Catat suhu kulit / warna, dan kualitas / kesamaan nadi perifer.
5. Ukur / catat pemasukan, pengeluaran, dan keseimbangan cairan.
6. Jadwal istirahat / periode tidur tanpa gangguan. Bantu aktivitas perawatan diri.
7. Pantau program aktivitas. Catat respons pasien, tanda vital sebelum / selama /
setelah aktivitas.
8. Evaluasi adanya / derajat cemas / emosi. Dorong penggunaan teknik relaksasi
contoh napas dalam, aktivitas senggang.
9. Kaji ulang EKG.
10. Berikan cairan IV / tranfusi darah sesuai indikasi.
11. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Dx. 2 Nyeri b.d trauma operasi dan iritasi akibat selang dada.
Intervensi :
• Observasi cemas, mudah terangsang, menangis, gelisah, gangguan tidur.
• Pantau tanda –tanda vital.
• Tingkatkan posisi nyaman menggunakan alat bantu bila perlu.
• Berikan tindakan nyaman dan bantu aktivitas perawatan diri.
• Jadwalkan aktivitas perawatan untuk seimbang dengan periode tidur /
istirahat adekuat.
• Identifikasi / dorong perilaku seperti bimbingan imjinasi, distraksi,
viasualisasi dan napas dalam.

Kolaborasi :
• Berikan obat sesuai indikasi, contoh prolsifene dan asetaminofen Untuk
kontrol nyeri adekuat dan menurunkan tegangan otot, yang memperbaiki
kenyamanan pasien dan meningkatkan penyembuhan.
Dx. 3 Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry kuman

Intervensi:
• Kaji daerah sekitar luka operasi,observasi adanya pus,bau
• Pantau suhu tubuh,nadi
• Kolaborasi antibiotik
• Beri nutrisi yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai