KEPERAWATAN GERONTIK
Tujuan Umum Tujuan Khusus Sumber Pembelajaran Hasil yang Diharapkan Waktu
Setelah mengikuti Setelah melaksanakan praktik 1. Mahasiswa melakukan 1. Nanda. (2015). Setelah melaksanakan Mahasiswa secara
proses pembelajaran keperawatan Gerontik pre conference dan post Diagnosis praktik keperawatan individu melakukan
ini mahasiswa mampu mahasiswa diharapkan mampu: conference dengan dosen Keperawatan Definisi keluarga, mahasiswa asuhan keperawatan
mengelola asuhan 1. Melaku pembimbing & Klasifikasi 2015- mampu: pada lansia dalam
keperawatan pada kan pra interaksi sehingga menggunakan metode 2017 Edisi 10 editor T 1. Membina hubungan keluarga dalam
lansia yang terbina dan terpelihara daring dengan hari dan Heather Herdman, terapeutik dengan lingkungan sekitar
mengalami berbagai hubungan teraupetik antara jam yang ditentukan oleh Shigemi Kamitsuru. pasien dengan mengambil
masalah kesehatan perawat dan klien dosen pembimbing Jakarta: EGC 2. Melakukan fokus pada upaya
dengan menerapkan 2. Mengk 2. Membuat 1 laporan 2. Bulechek, M.G dkk. pengkajian primer, promotif dan
beberapa konsep dasar aji status kesehatan klien askep individu pada (2017). Nursing sekunder dan preventif
gerontik, teori meliputi riwayat kesehatan, lansia di lingkungan Intervention pengkajian khusus penanggulangan
biopsikososiokultural pemeriksaan fisik dan sekitar yang dikelola Classification (NIC), lansia terkait status wabah covid-19 bagi
dan spiritual pada pengkajian khusus lansia selama minimal 3 hari 6th Indonesia edition. kesehatan pasien lansia. Praktikum
proses penuaan, serta 3. Merum (kontrak belajar, Indonesia: 3. Melakukan asuhan dilaksanakan 1
mengembangkan rasa uskan diagnosa Laporan Pendahuluan, Mocomedia keperawatan pada minggu di mulai
percaya diri dalam keperawatan dan menyusun Laporan Askep dan 3. Moorhead Ssue, dkk. lansia yang sejak tanggal 2020..
melakukan asuhan rencana perawatan lampiran pengkajian (2017). Nursing mengalami berbagai Praktik dilakukan
keperawatan gerontik. 4. Melaks khusus lansia). Outcomes masalah kesehatan setiap hari dengan
anakan tindakan 3. Membuat 1 ketrampilan Classification (NOC), dengan menerapkan metode daring
keperawatan sesuai dengan terkait dengan 5th Indonesia edition. konsep dasar dengan bimbingan
rencana yang telah dibuat permasalahan lansia Indonesia: keperawatan gerontik dosen pembimbing.
5. Mengg yang menjadi kelolaan Mocomedia 4. Menggunakan upaya Jadwal praktek
unakan upaya prevensi dalam bentuk (video 4. Nurarif & Hardhi. prevensi primer, sesuai dengan rotasi
primer, sekunder serta ketrampilan). 2015. Aplikasi Asuhan sekunder serta tersier yang telah disusun
tersier dalam tindakan 4. Melakukan upaya Keperawatan dalam tindakan
keperawatan promotif dan preventif Berdasarkan keperawatan
6. Mengg dengan topic pencegahan Diagnosa Medis &
unakan berbagai sumber penularan COVID-19 Nanda Nic-Noc
daya, kerjasama antar pada lansia yang Panduan penyusunan
disiplin pelayanan digunakan sebagai Asuhan Keperawatan
kesehatan dalam penilaian evaluasi Profesional.
melaksanakan tindakan praktek gerontik. Bukti Yogyakarta :
keperawatan laporan berupa SAP, Mediaction jogja.
7. Melaku materi, leaflet dan foto
kan evaluasi hasil asuhan kegiatan. Kegiatan
keperawatan penyuluhan di
8. Mendokumentasikan proses dokumentasikan dalam
keperawatan implementasi laporan
askep.
( ) ( )
( )
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE
Disusun Oleh:
LUFIYA FEBRIANA.N
(1702109)
B. ETIOLOGI
Penyebab Stroke dibedakan dalam dua jenis stroke, yaitu: stroke iskemik dan stroke
hemoragik.
1. Stroke iskemik (hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti, 80% stroke
iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi3 jenis yaitu:
a) Stroke trombotik: proses terbentuknya tombus yang membuat
penggumpalan
b) Stroke embolik: tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
c) Hipoperfusion sistemik: berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke iskemik juga dapat menyebabkan Subdural hematoma (Brain Hematoma)
atau juga disebut perdarahan subdural adalah kondisi di mana darah menumpuk di
antara 2 lapisan di otak: lapisan arachnoidal dan lapisan dura atau meningeal.
Kondisi ini dapat menjadi akut terjadi tibatiba, atau kronis muncul dengan
perlahan. Hematoma (kumpulan darah) yang sangat besar atau akut dapat
menyebabkan tekanan tinggi di dalam tengkorak. Akibatnya dapat terjadi
kompresi dan kerusakan pada jaringan otak. Kondisi ini dapat membahayakan
nyawa.
2. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke
hemoragik ada 2 jenis yaitu:
a) Hemoragik intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak
b) Hemoragik subraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yanag menutupi
otak). (Andra W & Yessie P, 2013).
C. MANIFESTASI KLINIS
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat,
jumlah darah kolateral (sekunder atau aksesori). Gejala klinis adalah sebagai berikut:
1. kelumpuhan wajah atau anggota badan (hemiparesis) yang timbul mendadak
2. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan
hemisensorik)
3. Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma)
4. Afasia (bicara tidak lancar, kurang ucapan, atau kesulitan memahami ucapan)
5. Disartia (bicara pelo atau cadel)
6. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopia
7. Ataksia (trunkal atau anggota badan)
8. vertigo, mual, dan muntah atau nyeri kepala.(Arif, 2014).
Perbedaan Stroke Non Haemoragic dan Stroke Hemoragik menurut Misbach (2011)
antara lain:
Gejala Stroke Non Hemoragik Stroke Hemoragik
Saat kejadian Mendadak, saat istirahat Mendadak, Sedang aktivitas
Nyeri kepala Ringan, sangat ringan Tidak Hebat
Kejang ada Ada
Muntah Tidak ada Ada
Adanya tanda peringatan Ada Tidak ada
Sakit kepala Tergantung luas daerah yang Mulai dari pingsan – koma
terkena
Reflek patologis Tidak ada Ada
Pembengkakan otak Tidak ada Ada
D. PATHOFISIOLOGI
Menurut (Muttaqin, 2008) Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area
tertentu di otak. Luasnya infark tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan kedekatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh
pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau
cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau
karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan jantung). Aterosklerosis
sering sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari plak
aterosklerosis, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah
mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi
Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam
aliran darah. Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh
darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area. Area edema ini
menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat
berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan
berkurangnya edema klien mulai menunjukkan perbaikan. Oleh karena trombosis
biasanya tidak fatal„ jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah
serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi
septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat .
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan
serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik clan hipertensi pembuluh
darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering menyebabkan kematian
di bandingkan keseluruhan penyakit serebro vaskulai; karena perdarahan yang luas terjadi
destruksi massa otak, peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hernisfer otak, dan perdarahan
batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke
ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus,
dan pons .
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral: Perubahan yang
disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk waktu 4-6 menit. Perubahan
ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena
gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung.
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi antara lain:
1. Computerized Tomography Scan: untuk menentukan jenis stroke, diameter
perdarahan, lokasi, dan adanya edema otak.
2. Magnetic Resonance Imaging: Untuk menunjukkan area yang mengalami
perdarahan.
3. Angiografi serebral: Untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisme atau
malformasi vascular.
4. Elektroensefalogragi: Untuk dapat menentukan lokasi stroke.
5. Foto thoraks: Untuk dapat memperlihat keadaan jantung, apakah terdapat
pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis.
elektrokardiogram.
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN :
1. Airway
Adanya perubahan pola napas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi). Napas
berbunyi stridor, ronchi, mengi positif (kemungkinan karena aspirasi).
2. Breathing
Dilakukan auskultasi dada terdengar stridor atau ronchi atau mengi, pernapasan
diatas dua puluh empat kali per menit
3. Circulation
Adanya perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi), perubahan frekuensi
jantung (bradikardi, takikardi yang diselingi dengan bradikardi disritmia)
4. Disability
Adanya lemah atau letargi, lelah, kaku, hilang keseimbangan, perubahan kasadaran
bisa sampai koma
(Andra W & Yessie P, 2013)
J. PEMERIKSAAN FISIK
Menurut Muttaqin, (2008) anamnesa pada stroke meliputi identitas klien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,
dan pengkajian psikososial.
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
register, dan diagnosis medis.
2. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi,
dan penurunan tingkat kesadaran.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke non hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak,
pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh
badan atau gangguan fungsi otak yang lain. Adanya penurunan atau perubahan
pada tingkat kesadaran disebabkan perubahan di dalam intrakranial. Keluhan
perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat
terjadi letargi, tidak responsif, dan konia.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus,
penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, dan
kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan klien, seperti
pemakaian obat antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta, dan lainnya.
Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat kontrasepsi
oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit
sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk
memberikan tindakan selanjutnya.
Mediaction jogja
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Yogyakarta:Nuha Medika
Pudiastuti, Ratna D. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Penerbit Nuha Medika
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN POST STROKE
DI DESA MACANAN JOGOSETRAN KALIKOTES
Disusun Oleh:
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama : Ny.P
b. Tempat /tgl lahir : Klaten, 31 Desember 1955
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status Perkawinan : Menikah
e. Agama : Kristen
f. Suku : Jawa
4. Riwayat Kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
1. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Kaki kanan sulit digerakkan dan
Nyeri Lutut
2. Gejala yang dirasakan : Nyeri saat digerakkan
3. Faktor pencetus : Pasca Stroke +/- 7 tahun lalu
4. Timbulnya keluhan : Bertahap
5. Upaya mengatasi : Minum obat rutin
6. Pergi ke RS : Setiap 1 bulan 1x pasien kontrol
rutin di RSUD Bagaswaras Klaten
7. Mengkomsumsi obat-obatan sendiri ?, obat tradisional ? tidak
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : baik
b. TTV : TD: 170/100 mmHg
N : 98x/ Menit
RR : 22x/menit
S : 36,6oc
c. BB/TB :55kg/ 160cm
d. Kepala
Rambut :bersih, pertumbuhan merata, rambut beruban
Mata : Mata bersih, sclera putih, konjungtiva tidak anemi, pupil isokor,
penglihatan menurun dan agak buram
Telinga : Agak sedikit kotor, simetris, tidak ada nyeri telinga, Pendengaran
menurun
Mulut, gigi dan bibir : Mulut bersih, mukosa agak sedikit kering, bibir berwarna
merah muda, gigi bersih, sudah ada beberapa yang tanggal
e. Dada : Inspeksi : warna kulit merata, ekspansi dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : vesikuler
f. Abdomen : Inspeksi : Warna kulit sawo matang, warna kulit merata, tidak
terdapat bekas luka
Auskultasi : Peristaltik usus 10 kali per menit, terdengar jelas
Perkusi : Terdengar hasil ketukan “tympani” di semua kuadran
abdomen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat edema, tidak
terdapat massa dan benjolan yang abnormal
g. Kulit : turgor kulit elastis, berwarna sawo matang
h. Ekstremitas Atas : Tangan kanan dan tangan kiri bisa digerakkan secara
leluasa. Kekuatan otot kanan 5 dan kiri 5. Kuku pada jari tangan terlihat bersih
i. Ekstremitas bawah : kaki kanan mengalami kelemahan, ketika
bangun dari tidur/ duduk harus dibantu menahan/ mengangkat, kaki kiri tidak
terjadi kelemahan, anggota gerak lengkap, tidak terdapat edema, kekuatan otot
kanan 2 dan kiri 5. Kuku pada jari kaki terlihat agak panjang dan kotor
B. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Pasien mengatakan mengalami Resiko Jatuh Penurunan kekuatan
kelemahan dan nyeri pada kaki bagian ekstremitas bawah
kanan yang disebabkan karena stroke
DO : pasien tampak kesulitan berjalan,
pasien berjalan dengan kaki kanan agak
diseret, saat berjalan pasien tampak
sesekali berpegangan dengan benda
benda disekitarnya
Pada pemeriksaan Fungtional Reach
(FR) didapati hasil 4,5 inci ( Beresiko
roboh)
Pada pemeriksaan The Timed Up and
Go (TUG) didapati hasil 26 detik (
Resiko jatuh Sedang)
Pada pengkajian Morse Faal Score
didapatkan hasil skor 80 (Risiko
tinggi)
DO : Pasien mengatakan mengalami Hambatan Mobilitas Fisik Gangguan
kelemahan dan nyeri pada kaki bagian Neuromuscular
kanan yang disebabkan karena stroke,
Pasien mengatakan sudah mampu
berjalan mandiri tetapi harus perlahan
lahan dan berjalan dengan kaki kanan
agak diseret
DS :
Pasien Post Stroke 7 tahun yang lalu
Ekstremitas bawah sebelah kanan
mengalami nyeri dan kelemahan
Kekuatan ekstremitas kanan bawah
mengalami penurunan
5 5
2 5
Pasien tampak kesulitan berjalan
Pada pengkajian Morse Faal Score
didapatkan hasil skor 80 (Risiko
tinggi)
C. PRIORITAS MASALAH
Dx.
Prioritas masalah Pembenaran
Keperawatan
Hambatan High Priority Urgensi:
Mobilitas Fisik Pada lansia terjadi penurunan struktur dan fungsi
b.d gangguan organ tubuh sehingga lansia lebih rentan terhadap
neuromuscular berbagai penyakit baik degeneratif maupun infeksi.
Proporsi penyebab kematian pada lansia paling tinggi
adalah stroke. Lansia yang mengalami stroke dapat
berdampak pada berbagai fungsi tubuh diantaranya
adalah deficit motoric berupa hemiparese. Lansia akan
mengalami kelemahan pada satu sisi tubuh yang
nantinya akan menghambat gangguan mobilitas
fisiknya.
Dampak:
Jika lansia memiliki masalah pada mobilitasnya maka
lansia akan mengalami gangguan pula pada
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Lansia akan
mengalami ketergantungan total jika masalah ini tidak
segera ditangani.
Keefektifan intervensi:
Pemberian terapi ROM dinilai efektif dalam
meningkatkan fleksibilitas dan luas gerak sendi.
Latihan ROM dapat menimbulkan rangsangan
sehingga meningkatkan aktivitas dari ki,iawi
neuromuskuler dan muskuler yang akan meningkatkan
kontraksi dan tonus otot.
D. INTERVENSI
DIAGNOSA NIC NOC
Resiko Jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Jatuh:
Penurunan kekuatan keperawatan selama 3x30 1. Kaji adanya faktor-faktor resiko
ekstremitas bawah menit diharapkan klien jatuh
mampu: 2. Ajarkan tentang upaya
1. Memperlihatkan upaya pencegahan jatuh
menghindari jatuh atau Latihan Terapi: Keseimbangan:
tidak terjadi dengan 1. Jelaskan kepada pasien tujuan
2. Klien melakukan dan rencana dari latihan
latihan keseimbangan keseimbangan
secara aktif 2. Ajarkan latihan terapi:
keseimbangan
3. Beri apresiasi setiap apa yang
dilakukan oleh klien
4. Anjurkan melakukan gerakan
keseimbangan secara mandiri
5. Jadwalkan kembali untuk latihan
Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan NIC: Exercise Therapy: Joint
Fisik b.d gangguan keperawatan selama 3x24 jam Mobility
neuromuscular diharapkan terdapat 1. Tentukan batasan dari
peningkatan derajat Range of perpindahan sendi dan dampak
Motion dengan kriteria hasil: dari fungsinya
1. Klien bersedia 2. Jelaskan kepada pasien tujuan
melakukan terapi ROM dan rencana dari latihan sendi
2. Klien berpartisipasi 3. Mengontrol lokasi dan
aktif dalam melakukan ketidaknyamanan dari nyeri
terapi ROM selama beraktivitas/berpindah
Klien mau melakukan terapi 4. Lakukan latihan ROM aktif atau
ROM secara terjadwal pasif
5. Jadwalkan latihan ROM aktif
atau pasif
6. Berikan semangat ambulasi jika
diperlukan
7. Sediakan pertolongan yang
positif untuk aktivitas latihan
sendi
E. IMPLEMENTASI
HARI/TG DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TD
L
Jumat, 17 Resiko Jatuh 1. Mengkaji adanya S: Pasien mengatakan mengalami
Juli 2020 b.d Penurunan faktor-faktor resiko kelemahan dan nyeri pada kaki bagian
kekuatan jatuh kanan yang disebabkan karena stroke
ekstremitas O:
bawah - pasien tampak kesulitan berjalan,
pasien berjalan dengan kaki kanan
agak diseret, saat berjalan pasien
tampak sesekali berpegangan
dengan benda benda disekitarnya
- Pada pemeriksaan Fungtional Reach
(FR) didapati hasil 4,5 inci (
Beresiko roboh)
- Pada pemeriksaan The Timed Up
and Go (TUG) didapati hasil 26
detik ( Resiko jatuh Sedang)
- Pada pengkajian Morse Faal Score
didapatkan hasil skor 80 (Risiko
tinggi)
A: Masalah Belum Teratasi
P:Lanjutkan Intervensi
1. Menjelaskan kepada pasien
tujuan dan rencana dari latihan
keseimbangan
2. Mengajarkan tentang upaya
pencegahan jatuh
Hambatan 1. Menentukan batasan S:
Mobilitas Fisik dari perpindahan - Pasien mengatakan kaki bagian
b.d gangguan sendi dan dampak kanan masih sulit digerakkan,
neuromuscular dari fungsinya ketika bangun dari tidur/ duduk
2. Mengontrol lokasi pasien harus mengangkat
dan kakinya dengan dibantu
ketidaknyamanan menggunakan tangan
dari nyeri selama O: Kekuatan otot
beraktivitas/berpinda 5 5
h 2 5
- Pasien tampak mampu berjalan
sendiri, namun dengan
berpegangan dengan benda
benda disekitarnya
- Kaki kanan tampak diseret
ketika berjalan
- Psien tampak menahan nyeri
ketika menekuk kaki dan
berjalan
- TTV: TD: 170/100 mmHg
N : 98x/ Menit
RR : 22x/menit
S : 36,6oc
A: Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan Intervensi
1. Menjelaskan kepada pasien
tujuan dan rencana dari latihan
sendi
2. Melakukan latihan ROM aktif
atau pasif
Sabtu, 18 Resiko Jatuh 3. Menjelaskan S: Pasien mengatakan masih mengalami
Juli 2020 b.d Penurunan kepada pasien kelemahan dan nyeri pada kaki bagian
kekuatan tujuan dan kanan
ekstremitas rencana dari O:
bawah latihan - Klien kooperatif dan mengikuti
keseimbangan instruksi ajaran yang dijelaskan
4. Mengajarkan - pasien tampak memperhatikan apa
tentang upaya yang dijelaskan
pencegahan jatuh - pasien mengetahui tujuan dan
manfaat latihan keseimbangan
- pasien mengatakan bersedia untuk
diajarkan latihan keseimbangan
- pasien tampak masih kesulitan
berjalan
A: Masalah Belum Teratasi
P:Lanjutkan Intervensi
1. Menjelaskan kepada pasien tujuan
dan rencana dari latihan
keseimbangan
2. Mengajarkan latihan terapi:
keseimbangan
3. Memberikan apresiasi setiap apa
yang dilakukan oleh klien
Hambatan 3. Menjelaskan S:pasien mengatakan mampu berjalan
Mobilitas Fisik kepada pasien namun secara perlahan lahan sambil
b.d gangguan tujuan dan berpegangan dengan benda benda
neuromuscular rencana dari disekitarnya
latihan sendi O:
4. Melakukan - Belum terlihat adanya
latihan ROM peningkatan derajat range of
aktif atau pasif motion
- Klien mengikuti terapi ROM
dengan aktif dan antusias
- Klien mengkonsumsi obat tepat
waktu
- Kekuatan otot
5 5
2 5
- TTV: TD: 165/90 mmHg
N: 96x/menit
RR: 23x/menit
S: 36,5oc
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Jadwalkan latihan ROM aktif
atau pasif
2. Berikan semangat ambulasi jika
diperlukan
3. Sediakan pertolongan yang
positif untuk aktivitas latihan
sendi
Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang
Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual Ringan
FORMAT PENGKAJIAN MMSE
NO ITEM PENILAIAN BENAR SALAH
(1) (0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang? √
2. Musim apa sekarang ? √
3. Tanggal berapa sekarang ? √
4. Hari apa sekarang ? √
5. Bulan apa sekarang ? √
6. Dinegara mana anda tinggal ? √
7. Di Provinsi mana anda tinggal ? √
8. Di kabupaten mana anda tinggal ? √
9. Di kecamatan mana anda tinggal ? √
10. Di desa mana anda tinggal ? √
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11. Almari √
12. Gandum √
13. Meja √
3 PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari belakang,
misal” BAPAK “
14. K √
15. A √
16. P √
17. A √
18. B √
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek diatas
19. Almari √
20. Pasien lupa √
21. Pasien Lupa √
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan :
22. Jam tangan √
23. Pensil √
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi tiga kalimat
berikut
24. “Tak ada jika, dan, atau tetapi “ √
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! √
26. Lipat dua ! √
27. Taruh dilantai ! √
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata √
29. Tulis satu kalimat √
30. Salin gambar √
JUMLAH 21 9
Analisis hasil :
Nilai < 21 : Kerusakan kognitif
GERIATRIC DEPRESSION SCALE
( SKALA DEPRESI )
NO PERTANYAAN
1 APAKAH ANDA SEBENARNYA PUAS DENGAN KEHIDUPAN TIDAK √
ANDA?
2 APAKAH ANDA TELAH MENINGGALKAN BANYAK YA
KEGIATAN DAN MINAT/KESENANGAN ANDA √
3 APAKAH ANDA MERASA KEHIDUPAN ANDA KOSONG? √ YA
4 APAKAH ANDA SERING MERASA BOSAN? √ YA
5 APAKAH ANADA MEMPUNYAI SEMANGAT YANG BAIK TIDAK √
SETIAP SAAT?
6 APAKAH ANDA MERASA TAKUT SESUATU YANG BURUK √ YA
AKAN TERJADI PADA ANDA?
7 APAKAH ANDA MERASA BAHAGIA UNTUK SEBAGIAN TIDAK √
BESAR HIDUP ANDA?
8 APAKAH ANDA MERASA SERING TIDAK BERDAYA? √ YA
9 APAKAH ANDA LEBIH SERING DIRUMAH DARIPADA PERGI YA
KELUAR DAN MENGERJAKAN SESUATU HAL YANG BARU? √
10 APAKAH ANDA MERASA MEMPUNYAI BANYAK MASALAH √ YA
DENGAN DAYA INGAT ANDA DIBANDINGKAN
KEBANYAKAN ORANG ?
11 APAKAH ANDA PIKIR BAHWA KEHIDUPAN ANDA TIDAK √
SEKARANG MENYENANGKAN?
12 APAKAH ANDA MERASA TIDAK BERHARGA SEPERTI √ YA
PERASAAN ANDA SAAT INI?
13 APAKAH ANDA MERASA PENUH SEMANGAT? TIDAK √
14 APAKAH ANDA MERASA BAHWA KEADAAN ANDA TIDAK √ YA
ADA HARAPAN?
15 APAKAH ANDA PIKIR BAHWA ORANG LAIN, LEBIH BAIK YA
KEADAANNYA DARIPADA ANDA? √
*) SETIAP JAWABAN YANG SESUAI MEMPUNYAI SKOR “1 “ ( SATU ) :
SKOR 5-9 : KEMUNGKINAN DEPRESI
SKOR 10 ATAU LEBIH : DEPRESI
SCREENING FAAL
FUNGTIONAL REACH (FR) TEST
NO LANGKAH
1 MINTA PASIEN BERDIRI DI SISI TEMBOK DENGAN TANGAN
DIRENTANGKAN KEDEPAN
2 BERI TANDA LETAK TANGAN I
3 MINTA PASIEN CONDONG KEDEPAN TANPA MELANGKAH SELAMA 1-
2 MENIT, DENGAN TANGAN DIRENTANGKAN KE DEPAN
4 BERI TANDA LETAK TANGAN KE II PADA POSISI CONDONG
5 UKUR JARAK ANTARA TANDA TANGAN I & KE II
INTERPRETASI :
USIA LEBIH 70 TAHUN : KURANG 6 INCHI : RESIKO ROBOH
Hasil : 4,5 INCHI
6. Status Mental : 15
Lansia menyadari kondisi dirinya sendiri 0
Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
TOTAL SKALA 80
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah,
kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan
satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
The Mini Nutritional ssessment
No Pertanyaan Keterangan Skor
Nilai
SCREENING
1. Apakah anda mengalami 0: mengalami penurunan asupan makanan yang 2
penurunan asupan makanan parah
selama tiga bulan terakhir 1: mengalami penurunan asupan makanan sedang
dikarenakan hilangnya selera 2: tidak mengalami penurunan asupan makanan
makan, masalah pencernaan,
kesulitan mengunyah atau
menelan?
2. Apakah anda kehilangan berat 0: kehilangan berat badan lebih dari 3 kg 1: Tidak 3
badan selama 3 bulan tahu
terakhir? 2: kehilangan berat badan antara 1
sampai 3 kg
3: tidak kehilangan berat badan
3. Bagaimana 0: hanya di tempat tidur atau kursi roda 1: dapat 4
mobilisasi atau turun dari tempat tidur namum tidak dapat jalan-
pergerakan anda? jalan
2: dapat pergi keluar/jalan-jalan
4. Apakah anda mengalami stres 0: ya 1
psikologis atau penyakit akut 1: tidak
selama
3 bulan terakhir?
5. Apakah anda memilki 0: demensia atau depresi berat 1: demensia 1
masalah neuropsikologi? ringan
2: tidak mengalami masalah
neuropsikologi
6. Bagaimana hasil BMI (Body 0: BMI kurang dari 19 2
Mass Indeks) anda? (berat 1: BMI antara 19-21
badan (kg)/tinggi 2: BMI antara 21-23
badan(m2)) 3: BMI lebih dari 23
TOTAL NILAI 11
KETERANGAN : ≥ 12:normal/tidak berisiko, tidak membutuhkan
pengkajian lebih lanjut
Nilai Skrining ≤ 11: mungkin malnutrisi, membutuhkan pengkajian lebih
(total nilai maksimal 14) lanjut.
PENGKAJIAN
Analisis Hasil
Penjumlahan dari Nilai Screening dan Nilai Pengkajian :
> 24 : Nutrisi Baik
17 – 23 : Dalam Risiko Malnutrisi
< 17 : Malnutrisi
APGAR KELUARGA
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG PERNAH
(2) (1) (0)
1 A : Adaptasi 2
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga ( teman-teman ) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 P : Partnership 2
Saya puas dengan cara keluarga ( teman-
teman ) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah
saya.
3 G : Growth 2
Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman
) saya menerima & mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru.
4 A : Afek 2
Saya puas dengan cara keluarga ( teman-
teman ) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai.
5 R : Resolve 2
Saya puas dengan cara teman-teman saya
dan saya menyediakan waktu bersama-
sama mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH 10
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
SKOR NORTON (untuk menilai potensi dekubitus)
Nama penderita : Ny.P Skor
Kondisi fisik umum:
-Baik 4
-Lumayan 3
-Buruk 2
-Sangat buruk 1
Kesadaran:
-Komposmentis 4
-Apatis 3
-Konfus / soporus 2
-Stupor / koma 1
Aktifitas:
-Ambulan 4
-Ambulan dengan ba ntu an 3
-Hanya bisa duduk 2
-Tiduran 1
Mobilitas:
-Bergerak bebas 4
-Sedikit terbatas 3
-Sangat terbatas 2
-Tak bisa bergerak 1
Inkontines:
-Tid ak 4
-Kadang - kadang 3
-Sering Inkontinesia urin 2
-Inkontinensia alvi & urin 1
Skor Total : 18
Katagori s k or 15 - 20 =Kecil sekali / tak terjadi
12 - 15 =Kemungkinan kecil terjadi
< 12 =Kemungkinan besar terjadi
SATUAN ACARA PENYULUHAN ROM
(Range Of Motion)
Disusun Oleh :
LUFIYA FEBRIANA NURMANINGSIH
(1702109)
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Klien dan keluarganya diharapkan dapat
mengetahui dan memahami tentang Gerakan ROM, tujuan dari Gerakan ROM,
prinsip Gerakan ROM, klasifikasi Gerakan ROM, dan cara Gerakan ROM baik
aktif maupun pasif
2. Tujuan Khusus
- Klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian dari ROM
- Klien mampu menyebutkan tujuan dari Gerakan ROM.
- Klien mampu menyebutkan prinsip dari gerakan ROM.
- Klien dan Keluarga mampu menyebutkan klasifikasi dari ROM
- Klien dan keluarga mampu mempraktekkan/ mendemonstrasikan cara gerakan
ROM pada ektremitas bawah
B. SASARAN
Keluarga dan Ny.S yang mengalami Hambatan mobilitas post stroke
C. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 19 Juli 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah keluarga Ny.S
D. MATERI
Terlampir
E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
1. Pembukaan 5 menit o Salam perkenalan ceramah
o Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan Leaflet
tentang : Dan PPT
Pengertian ROM
Tujuan ROM
Indikasi dan
Kontraindikasi
ROM
Klasifikasi ROM
Prinsip gerakan
ROM
Mendemonstrasikan
Gerakan ROM
Membuka sesion
pertanyaan
Diskusi dengan
keluarga
3. Penutup 5 menit Melakukan evaluasi Ceramah
Menutup dengan dan diskusi
salam
F. METODE
Metode yang digunakan adalah:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
G. MEDIA DAN ALAT
Leaflet
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari sebelum
kegiatan
Kesiapan SAP.
Kesiapan media: Leaflet.
2. Evaluasi Proses
Klien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
Waktu sesuai dengan rencana (15 menit)
3. Evaluasi Hasil
Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali pengertian gerakan
ROM
Keluarga dan pasien mengetahui tentang tujuan dilakukan ROM
Keluarga dan pasien mengetahui prinsip dari gerakan ROM
LAMPIRAN
A. Pengertian ROM
Latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
B. Tujuan
Latihan ini memberikan manfaat yaitu :
- Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot
- Memperbaiki tonus otot
- Meningkatkan pergerakan sendi
- Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
- Meningkatkan massa otot
- Mengurangi kelemahan
- Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian
D. Kontra indikasi
1. Kelainan sendi atau tulang
2. Nyeri hebat
3. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
4. Trauma baru yang kemungkinan ada fraktur yang tersembunyi
F. Klasifikasi ROM
1. Gerakan ROM Pasif
Latihan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat setiap gerakan. Indikasinya
adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien usia lanjut dengan mobilisasi
terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan paralisis.
Gerakan yang dapat dilakukan meliputi
Fleksi Gerakan menekuk persendian
Ekstensi yaitu gerakan meluruskan persendian
Abduksi gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis tubuh
Adduksi gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh
Rotasi gerakan memuatar melingkari aksis tubuh
Pronasi gerakan memutar ke bawah
Supinasi gerakan memutar ke atas
Inversi gerakan ke dalam
Eversi gerakan ke luar
2. Gerakan ROM Aktif
Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat dari setiap
gerakan yang dilakukannya. Indikasinya adalah pasien yang dirawat dan mampu untuk
ROM sendiri dan Kooperatif.
c. R O M a k t i f s i k u d. L a t i h a n p e r g e l a n g a n t a n g a n
e. L a t i h a n j a r i - j a r i t a n g a n
DAFTAR PUSTAKA
Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar ; Alih bahasa,
Didah Rosidah, Monica Ester ; Editor bahasa Indonesia, Monica Ester – Edisi 5.
Jakarta, EGC
Meltzer, Suzanne C &Bare,Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8 Vol. 3. Jakarta : EGC.
Surratun dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta : EGC
Apa Itu ROM…??
Latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau Gerakan ROM babagian
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan babawah
menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot 1. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari kaki
Indikasi
5. Stoke atau penurunan kesadaran
6. Kelemahan otot
7. Fase rehabilitasi fisik
Keterangan 1: pegang kaki pasien seperti gambar,
8. Klien dengan tirah baring lama tekuk jari kaki ke arah depan, kemudian
kembalikan seperti posisi semula.
Kontra indikasi
Disusun oleh : 5. Kelainan sendi atau tulang 2. Inversi dan Eversi Kaki
Lufiya Febriana.N 6. Nyeri hebat
1702109 7. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
8. Trauma baru yang kemungkinan ada fraktur
yang tersembunyi
Keterangan 2: pegang telapak kaki pasien, kemudian
Macam ROM putar telapak kaki ke arah dalam dan kembalikan ke
a) ROM pasif : latihan dilakukan dengan bantuan posisi semula
orang lain. ROM pasif dilakukan karena pasien
belum mampu menggerakkan anggota badan 3. Fleksi dan Ekstensi Panggul
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN secara mandiri
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN b) ROM Aktif: Pasien menggunakan ototnya untuk
TAHUN 2020 melakukan gerakan secara mandiri
Keterangan 4: Pegang kaki pasien seperti gambar dan Keterangan 4: pegang lengan bawah dan atas lalu angkat
tekuk lutut kearah dada lalu kembalikan seperti semula keatas dan kembalikan ke posisi semula
Keterangan 1: Pegang lpergelangan dan telapak tangan
5. Rotasi Pangkal Paha pasien, tekuk kearah depan dan kearah muka dan luruskan 5. Abduksi dan Adduksi bahu:
kembali