Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PASIEN KELOLAAN

NY.S DENGAN POST MITRAL VALVE REPLACEMENT (MVR )


DI RUANG ICCU RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktek Profesi Elektif Keperawatan Kritis

Oleh :
Maria Ledy Tania
G3A017283

Pembimbing: Ns Sri Widodo. S. Kep. M. Sc

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

1|Ledy
LAPORAN PASIEN KELOLAAN

Nama Pasien : Ny.S Tanggal pengkajian :16/1/2019


Usia : 36 th Diagnosa Medik :
Jenis Kelamin : Perempuan - Post op. MVR + evakuasi LA
No. Register : C 697538 trombus ec MS Severe, TV repair
Tanggal Masuk : 13/1/2019 H+1

A. Riwayat Kesehatan:
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri: P: bertambah saat bergerak, Q: seperti tersayat, R: area
luka operasi, S: skala vas 5, T: hilang timbul.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 13 Januari 2019 dirawat di ruang Elang Putri, untuk program
operasi. Tanggal 15 Januari 2019 pk.12.30, pasien selesai dilakukan operasi
MVR + evakuasi LA trombus ec MS Severe , TV repair dan diantar ke ruang
ICCU. Pasien tampak kesakitan saat bergerak miring kanan atau kiri.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengeluh mudah lelah dan sesak napas saat aktifitas ringan sejak ± 3
tahun SMRS. DOE (+), PND (+), orthopnea (+), biasa tidur dengan 2 bantal
dada sering berdebar-debar, riwayat pingsan 1 kali. Pasien rujukan dari RS
Kudus. Pasien melakukan pemeriksaan di RSUP Dr Kariadi Semarang dan
diketahui pasien menderita penyakit katup jantung.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti yang
dideritanya. Riwayat hipertensi (-), DM (-), dislipdemia (-).

B. Studi kasus
1. Airway
Tidak ditemukan adanya sekret pada jalan napas

2|Ledy
2. Breathing
Pasien tidak mengeluh sesak napas. Tidak ditemukan penggunaan otot bantu
pernapasan. RR: 16 x/menit, teratur, dalam. Batuk: tidak ada. Bunyi napas:
vesikuler. Ronkhi (-), Wheezeng(-).Terpasang O2 3 l/menit
3. Circulation
HR: 97-100 x/ menit, irama: tidak teratur, denyut: kuat. Tekanan Darah:
109/65 mmHg. Suhu: 37 °C. SpO2: 98 %. Konjungtiva tidak anemis. JVP
5+2 cmH2O. Bunyi jantung I-II irreguler, tidak terdengar suara tambahan.
Ektremitas: hangat. Warna kulit: kemerahan. Pengisian kapiler: < 2 detik.
Edema: tidak ada. Terpasang CVC, infus: RL 40 ml/jam. DC, urine output:
919 ml/17 jam. Diuresis: 0,83 ml/kgBB/jam. Balance cairan: -9 ml/17 jam.
4. Disability
Kesadaran: compos mentis. Klien mengatakan nyeri: P: bertambah saat
bergerak, Q: seperti tersayat, R: area luka operasi, S: skala vas 5, T: hilang
timbul. Pasien mengatakan badan terasa capek. Nilai kekuatan otot-otot
eksremitas: 5.
5. Exposure
Terdapat luka post operasi MVR ±20 cm tertutup balutan dari mid sternum
sampai prosesus xypoideus, rembes (-).Terpasang WSD yang mengarah ke
sub sternal: 70 cc/17 jam, Pigtail yang mengarah ke perikardium: 25 cc/jam.
6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

1. Hematologi
15/1/2019
Hemoglobin 10,5 13,5 – 17,5 g/dL
Hematokrit 29,6 40 – 52 % %
Leukosit 13,8 3,6 – 11 103/uL
Trombosit 169 150 – 400 103/ uL
2. Kimia Klinik
GDS 121 < 140 mg/dL
Natrium 141 135 – 145 mEq/L
Kalium 4.1 3,6 – 5,5 mEq/L
Magnesium 0,96 1,70 – 2,55 mg/dL

3|Ledy
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Ureum 21 15 – 50 mg/dL
Kreatinin 0,7 0,7 – 1,2 mg/dL
CIorida 106 98 – 108 mEq/L
Calsium 2,2 4,7 – 5,2 mEq/L
Albumin 3,0 3,5-5,2 g/dL

Koagulasi
Tanggal 15/1/2019
PPT 11,4 9,4 – 11,3 Detik
PPTK 155,5 27,7 – 40,2 Detik
INR 1,10

Analisa Gas Darah


Tanggal 16/1/2019
(pagi)
pH 7,443 7,35 – 7,45
Fio2 40 %
PCO2 37,6 32 – 42 mmHg
PO2 99,9 80 - 108 mmHg
HCO3 26,0 22 – 26 mmol/L
BE 2,5 -2 – (+3) mmol/L
Saturasi O2 96,1 95 – 100 %
AaDO2 130,9

Thorax Foto Kardiomegali (R,


15 Desember RV)
Conus Pulmonalis
Prominen

EKG Irama AF, HR 80


15 Desember 2018 x/mnt

ECHO
18 Desember 2018 LVEF 59,3 %,
severe MS, mild
MR, moderate TR
High Probality for
PH

4|Ledy
7. Terapi
O2 nasal kanul 3 lpm
Infus RL 20 ml/ jam
Injeksi intravena:
Morfin 1cc/jam ( SP )
Dobutamin 3 g/kgbb/menit ( SP )
Milirinone 0,38 g/kgbb/menit ( SP )
Midazolam 1mg/jam ( SP )
Heparin 500 unit/jam
Meropenem 1 gr/ 8 jam
Omeperazole 40 mg/12 jam
Parasetamol 1 g/8 jam
Metoclopramide 10 mg/8 jam
Ca Gluconas 1 gr/8jam
PO:
Simarc 4 mg/24 jam PO
Spironolactone 25 mg/24 jam PO
Digoxin 0,125 mg/24 jam PO

8. Analisa Data
Waktu Data Etiologi Problem
16/1/2019 DS: Agen injuri Nyeri akut
- Klien mengeluh nyeri: P: sekunder
bertambah saat bergerak, terhadap
Q: seperti tersayat, R: area tindakan
luka operasi, S: skala vas 5, MVR
T: hilang timbul.
DO:

5|Ledy
- Pasien post operasi MVR +
evakuasi LA trombus ec
MS Severe H+1
- Pasien tampak kesakitan
saat bergerak miring kanan
atau kiri
- TTV:
 RR: 16 x/menit
 HR: 97-100 x/ menit,
irama: tidak teratur,
denyut: kuat.
 TD: 109/65 mmHg.
 Suhu: 37 °C
- Terdapat luka post operasi
MVR ±20 cm tertutup
balutan dari mid sternum
sampai prosesus
xypoideus, rembes (-).
Terpasang WSD, Pigtail.
- Pasien malas makan
16/1/2019 DS: Perubahan Resiko
- Pasien mengatakan badan irama jantung penurunan curah
terasa capek. sekunder jantung
DO: terhadap
- HR: 97-100 x/ menit, tindakan
irama: tidak teratur, MVR
denyut: kuat.
- Tekanan Darah: 109/65
mmHg.

6|Ledy
- Konjungtiva tidak anemis.
JVP 5+2 cmH2O.
- Bunyi jantung I-II
irreguler, tidak terdengar
suara tambahan.
- Ektremitas: hangat.
- Warna kulit: kemerahan.
- Pengisian kapiler: < 2
detik.
- Edema: tidak ada

9. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri sekunder terhadap tindakan
MVR
2) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung sekunder terhadap tindakan MVR

C. Pembahasan
Diagnosa keperawatan 1
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan ( Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016 ). Karakteristik mayor yang terdapat
dalam kasus Ny.S berdasarkan teori adalah:
DS: Klien mengeluh nyeri: P: bertambah saat bergerak, Q: seperti tersayat, R:
area luka operasi, S: skala vas 5, T: hilang timbul.
DO: Pasien tampak kesakitan saat bergerak miring kanan atau kiri. HR: 97-100
x/ menit.
Sedangkan Karakteristik minor yang terdapat dalam kasus Ny.S berdasarkan
teori yaitu:

7|Ledy
DS:-
DO: Pasien malas makan.
Diagnosa keperawatan utama yang diambil penulis yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen injuri sekunder terhadap tindakan MVR dikarenakan
keluhan utama saat pengkajian adalah nyeri. Sedangkan masalah penurunan
curah jantung saat pengkajian belum terjadi meskipun irama jantung sudah
mengalami perubahan.
Tindakan MVR menyebabkan adanya inkontinuitas jaringan yang
memberikan stimulus nyeri. Stimulus ini akan menstimulasi nosiseptor di perifer
yang akan diteruskan oleh saraf afferent melewati traktus spinothalamus masuk
ke sistem aktivasi retikular diteruskan ke sistem limbik. Di sini nyeri
dipersepsikan. Pada pasien pasca tindakan MVR, terjadi fluktuasi hemodinamik
sebagai kompensasi tubuh terhadap benda asing yang ada di tubuh. Hal ini
menyebabkan perubahan irama jantung yang dapat menyebabkan terjadinya
penurunan curah jantung.

8|Ledy
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan agen injuri Setelah dilakukan 1. Monitor nyeri secara 1. Menentukan intervensi yang
sekunder terhadap tindakan keperawatan komprehensif termasuk sesuai dan keefektifan dari terapi
tindakan MVR selama 1 x 24 jam, lokasi, karakteristik, durasi, yang diberikan.
pasien mengatakan frekuensi, kualitas dan
nyeri berkurang faktor presipitasi
menjadi skala ringan. 2. Observasi reaksi nonverbal 2. Membantu dalam
Kriteria hasil: dari ketidaknyamanan mengidentifikasi derajat
• Pasien melaporkan ketidaknyamnan.
nyeri berkurang 3. Kontrol lingkungan yang 3. Meningkatkan kenyamanan.
dengan menggunakan dapat mempengaruhi nyeri
manajemen nyeri. seperti suhu ruangan,
• Pasien tampak rileks pencahayaan dan kebisingan
• TTV dalam rentang
normal

9|Ledy
TD: 110-120/70-80 4. Ajarkan tentang teknik non 4. Pasien tau dan mampu
mmHg farmakologi: relaksasi napas mengatasi nyeri tanpa obat-
Nadi: 60-100 x/mnt dalam obatan.
RR: 12-20 x/mnt 5. Kolaborasi pemberian 5. Mengurangi nyeri dan
Suhu: 360C-37,50C analgetik untuk mengurangi memungkinkan pasien untuk
nyeri mobilisasi tampa nyeri

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan
TANGGAL/ NO. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF
JAM DX
16/1/2019
09.00 1 1. Memberikan posisi yang nyaman, semi 1. S :Pasien mengatakan nyaman
fowler O : Klien tampak lebih nyaman
Ledy
2. Mengajarkan teknik relaksasi napas 2. S: Pasien mengatakan nafas dalam teratur
09.10 dalam membantu mengurangi rasa nyeri yg
dirasakan saat ini.

10 | L e d y
O: Pasien dapat mengikuti apa yg diajarkan
perawat.
10.00 3. Melakukan kolaborasi pemberian 3. S:-
analgetik untuk mengurangi nyeri O: Pasien mendapat terapi terprogram:
Morfin 1cc/jam ( SP ), Paracetamol 500
11.00 mg/8jam
4. Mengobservasi TTV+skala vas 4. S:-
O :TD : 110/70, Nadi : 98 x/ menit, RR : 16
x/ menit, skala vas: 3

Evaluasi
Tanggal/ Jam
No. Evaluasi Paraf
Dx
S : Klien mengeluh nyeri: P: bertambah saat bergerak, Q: seperti tersayat, R: area luka
operasi, S: skala vas 2, T: hilang timbul.

1 17/1/2019 O : Klien tampak rilek, O :TD : 110/70, Nadi : 96 x/ menit, RR 16 x/ menit, Ledy
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi 1-5

11 | L e d y
D. Mindmap (case pathway)

Etiologi: Intervensi Nyeri Akut


Endokartis rematik, Congenital Tujuan : Setelah diberikan asuhan
Mitral Stenosis, Systemic Lupus keperawatan selama 2 x 24 jam, nyeri yang
dirasakan klien berkurang.
Erythematosus (SLE), Arthritis
Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri
Rheumatoid (RA), Atrial Myxoma, berkurang,
dan Bacterial Endocarditis Mitral Stenosis (MS): Intervensi :
sumbatan katup mitral yang 1) Monitor nyeri
2) Berikan informasi tentang nyeri
menyebabkan penyempitan aliran 3) Ajarkan cara penggunaan terapi non
Manifestasi klinik: darah ke ventrikel farmakologi
a. Sesak saat aktivitas 4) Kolaborasi pemberian analgesik
b.Cepat lelah
c. Lemah
d.Palpitasi, keringat dingin Pengkajian Askep Kritis:
e. Batuk, pada kongesti vena ada Mitral Valve Replacement Diagnosa Keperawatan
(MVR) a. Airway a. Nyeri akut berhubungan dengan agen
orthopnea, hemoptisis, PND
f. Disfagia, tidak napsu makan b. Breathing injury sekunder terhadap tindakan MVR
g. Kadang-kadang chest pain c. Circulation b. Resiko penurunan curah jantung b/d
h.Edema perifer (mulai terjadi gagal d. Diasability perubahan irama jantung sekunder
jantung kanan) terhadap tindakan MVR
i. Cianosis
j. BJ Jantung 1 keras, murmur sistolik
k. Kekuatan nadi melemah, takikardi
l. Gangguan pada EKG
Intervensi Resiko Penurunan Curah Jantung
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari,
penurunan curah jantung dapat diminimalkan.
Penatalaksanaan: Kriteria hasil: Vital sign dalam batas normal, Gambaran ECG
a. Medication normal, bebas gejala gagal jantung, urine output adekuat 0,5-2
Beta-blocker, digoxin dan verapamil, ml/kgBB, klien ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi
digoxin, diuretik beban kerja jantung.
Intervensi:
b. Surgery
1) Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.
- Closed Mitral Commisurotomy. 2) Catat bunyi jantung.
- Open Mitral Valvulotomy. 3) Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.
- Mitral Valve Replacement (MVR) 4) Pantau intake dan output setiap 24 jam.
5) Batasi aktifitas secara adekuat. 12 | L e d y
6) Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.

Anda mungkin juga menyukai