Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny.

A DENGAN BBLR DI
RUANG NICU RSUD WONGSONEGORO SEMARANG

Resume
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Ajar
Keperawatan Anak

Disusun oleh:
Maria Ledy Tania
G3A017283

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI FAKULTAS ILMU


KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Tanggal pengkajian : 30/07/2018
Nama : By Ny. A
Tanggal lahir : 28/07/2018
Umur : 2 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Demak
Agama : Islam
Pendidikan :--
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 28/07/2018
No. RM : 445812
Diagnosa Medik : BBLR, Asfiksia sedang

Identitas penanggung jawab :


Nama : Tn. Z
Umur : 31 th
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Demak
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Hubungan dengan klien : ayah bayi
2. Keluhan utama
Bayi baru lahir prematur dengan berat badan lahir 1420 gram.
3. Riwayat penyakit sekarang
Bayi baru lahir spontan tgl 28 juli 2018 jam 11.15 dengan riwayat ibu
G2P1A0 dengan usia kehamilan 32 minggu dan riwayat ketuban pecah dini
sejak tanggal 14 Juli 2018 jam 19.30, jenis kelamin laki-laki, BB 1420
gram, PB: 38 cm,LD: 26 cm,LK: 27 cm, Apgar skor 8-9-9, bayi lahir
langsung menangis, tonus otot baik,nafas tidak teratur, ada cuping hidung,
ada retraksi minimal, ekstremitas sianosis. Nadi : 152 x/menit, RR : 46
x/menit, suhu 360C, sat O2 82%, . diberikan oksigen neopuff flow 5 lpm,
bayi dibawa ke NICU jam 12.30 WIB. Monitor TTV didapatkan, Nadi :
138 x/menit, RR : 42 x/menit, Sat O2 80%, bayi mengalami sianosis, tonus
otot lemah, bayi agak pucat. Lapor DPJP mendapat advis :
 Pasang CPAP dengan FiO2 50%, PEEP 7, Flow 6 l/menit
 Infus dextrose 10% + Ca gluconas 12 cc jalan 4 cc/ jam
 Drip Dopamin 5µ/kgBB/menit
 Injeksi ampicillin sulbaktam 75mg/12 jam
 Injeksi dexametason 0,5 mg/12 jam (3 hari)
 Jika BAK +, injeksi gentamicin 6 mg/24 jam
 Cek laborat Darah rutin, gambaran darah tepi, elektrolit, GDS
 Baby gram
 Imunisasi Hb0 tunda dulu
4. Tanda-tanda vital:
- HR: 123 x/ menit
- Suhu: 36,4 °C
- RR: 40 x/menit
- SpO2: 93%
Dengan NIV peep 6 FiO2 21 %,
5. Pemeriksaan fisik
a. BB : 1420 gram
b. PB/LK/LD : 38 cm/27 cm/26 cm
c. Tubuh bayi terlihat ikterik
d. Kebutuhan oksigenasi:
1) Hidung: bentuk simetris, pernapasan cuping hidung tidak ada.
2) Dada: bentuk simetris, retraksi dada minimal, terpasang ventilator
Dengan NIV pup 6 FiO2 25 %, pola napas reguler, terdengar suara
ronkhi.
e. Kebutuhan nutrisi dan cairan:
1) Mulut: membran mukosa lembab, gusi berwarna merah muda,
terpasang OGT.
2) Abdomen: bentuk simetris, umblikal bersih, bising usus hipoaktif,
pembesaran hepar tidak ada, pembesaran limpa tidak ada, perkusi
dinding perut timpani.
3) Diit: ASI + HMF 8 x 5-7,5 cc naik bertahap
4) Terpasang infus sesuai program DPJP via kateter umbilikal.
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Laborat darah 28/7/2018
Hb : 21,2 g/dl
Hematokrit : 60, 90 %
Lekosit : 17,5 /uL
Trombosit : 311/uL
GDS : 40 mg/dl
Natrium : 134 mmol/L
Kalium :5,50 mmol/L
Calsium : 1,22 mmol/L
PPT : 12,9 detik
PPTK :51,3 detik
INR :1,13
b. Laborat darah 30/7/2018
Hb : 24,6 g/dl
Hematokrit : 71,20 %
Lekosit : 27,9 /uL
Trombosit : 236 /uL
GDS : 48 mg/dl
PPT : 12,4 detik
PPTK : 45 detik
INR :1,13
Bilirubin direct : 1,10 mg/dl
Bilirubin total : 9,22 mg/dl
Bilirubin indirect : 8,12 mg/dl
Albumin : 3,2 g/dl
c. X foto Babygram 28/7/2018
Kesan : Letak umbilikal catheter baik
Cor: konfigurasi normal
Pulmo: gambaran neonatal pneumonia
Abdomen: tak tampak kelainan
d. Hasil pembacaan preparat darah tepi
 Netrofilia relatif dan gambaran shift to the left serta gambaran
granulasi toksik dan vakuolisasi pada segmen netrofil. DD/
Infeksi bakteri, SIRS/sepsis
 Peningkatan aktivitas trombosit ( trombosit bentuk besar dan
giant trombosit (+)) DD/ infeksi, perdarahan.
7. Terapi
Gentamycin 6mg/24jam
Vit K 1 mg/24 jam
Ranitidin 5 mg/12 jam
Cefotaxim 75 mg/12 jam
Urdafalk 15 mg/12 jam
Infus: D 10% + 12 cc Ca Gluconas 4 cc/jam
Fe NaCl 0,9% 20 cc
Foto terapi 1x24 jam

B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru.
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan
metabolik bawaan.
3. Ikterik neonatus berhubungan dengan kesulitan transisi ke kehidupan ekstra
uterin.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer sekunder terhadap ketuban pecah sebelum waktunya.
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna nutrisi.
6. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi.

C. Rencana Keperawatan untuk diagnosa keperawatan utama


Diagnosa keperawatan: pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
imaturitas paru ditandai dengan RR pasien 40x/ menit, SpO2 93%, terpasang
O2 CPAP dengan FiO2 21%, PEEP 6 flow 6 L/menit.
Tujuan dari tindakan keperawatan ini yaitu setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pola nafas menjadi efektif dengan
kriteria hasil : pasien menunjukkan jalan nafas paten, kecepatan dan irama
pernafasan dalam batas normal, pasien dapat dilakukan weaning CPAP.
Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu memposisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi, rasional dengan posisi yang tepat memudahkan
dada untuk mengembang secara maksimal. Suction jika ada produksi sekret
rasional dari tindakan ini yaitu membersihkan jalan nafas sehingga jalan nafas
terjaga kepatenannya. Monitor respirasi dan status O2 rasional untuk
mengetahui kecukupan kebutuhan oksigen yang diperlukan serta mencegah
intoksikasi dari pemberian oksigen yang berlebihan. Kolaborasi pemasangan
alat bantu nafas (O2 CPAP) rasionalnya untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi
secara adekuat serta mencegah terjadinya oedema paru.

D. Tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan utama


Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pasien diposisikan kepala lebih
tinggi dari badan, respon klien setelah dilakukan tindakan klien bisa bernafas
lebih baik, retraksi dada minimal, dada lebih mengembang.
Klien dilakukan suction apabila ada sekret di jalan nafas karena adanya
sekret menghambat masuknya oksigen ke paru- paru sehingga menyebabkan
saturasi O2 menurun.
Klien dilakukan monitoring kadar O2 melalui bed side monitor. Klien
dilakukan pemasangan alat bantu nafas O2 CPAP, respon klien nampak lebih
stabil, tenang.

E. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, evaluasi yang
diperoleh data obyektif RR 40 x/menit, saturasi O2 98% dengan bantuan CPAP
FiO2 21% PEEP 5 flow 5l/menit, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
retraksi dada. Analisa masalah dari diagnosa keperawatan ketidakefektifan pola
nafas teratasi sebagian. Perencanaan untuk diagnosa keperawatan pola nafas
yaitu memonitor respirasi, suction jalan nafas , monitor status oksigenasi dan
penggunaan CPAP.

Anda mungkin juga menyukai