Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

PEMBERIAN CAIRAN INFUS DEKSTROSA PADA PASIEN HIPOGLIKEMI

AULIA ISNAENI
NIM. P27220020292
NERS B

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
FORMAT LAPORAN ANALISIS SINTESIS
TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Aulia Isnaeni Kode Kasus : Hipoglikemia

Semester :I Mata Kuliah : Kep. Anak

Kelas : Ners B Tanggal : 2/11/2020

Jenis Tindakan : Pemberian cairan infus dekstrosa

A. Keluhan Utama
Hasil pemeriksaan GDS neonatus 37 mg/dL
B. Diagnosa medis
Hipoglikemia Neonatus
C. Diagnosa keperawatan
Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hipoglikemia
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
Data Subyektif Data Obyektif
 Tidak dapat dikaji  Keadaan umum pasien sedang
 Pernafasan spontan
 GDS : 37 mg/dL
 TTV N : 132 x/menit
RR : 46 x/menit
S : 36.60C
SPO2 : 100 %
 BB : 2300 gr
PB : 47 cm
 Tidak terdapat tanda-tanda sianosis
 Akral hangat
 Pasien menangis kuat
 Pasien bergerak aktif
 Tonus otot maksimal
 Pasien minum PASI kuat
 BAB dan BAK spontan
 Pasien tidak kejang

E. Dasar Pemikiran Tindakan


Glukosa (kadar gula darah), merupakan sumber kalori utama selama
kehidupan janin ada di rahim. Glukosa janin sekitar dua pertiga dari kadar
gula darah ibu. Namun, pada saat persalinan, karena terputusnya
hubungan plasenta dan janin, maka terhenti pula pemberian glukosa ibu ke
bayinya. Bayi normal (tepat lahir/aterm) dapat mempertahankan kadar gula
darah sekitar 50-60 mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat
lahir rendah (BBLR) dalam kadar 45 mg/dl (Kliegman et al, 2016).  Bila
kurang dari 45 mg/dl, maka bayi berada dalam kategori hipoglikemia
neonatal atau hipoglikemia pada bayi baru lahir karena kondisi kadar gula
darahnya di bawah normal. Hipoglikemia terjadi pada neonatus berumur 1
– 3 hari setelah kelahiran. Hal itu disebabkan oleh karena bayi tidak dapat
mendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi
dengan kadar glukosa darah masih menurun. Terdapat 4 kelompok besar
bayi neonatal yang secara patofiologis mempunyai resiko tinggi mengalami
hipoglikemia yaitu bayi yang dilahirkan oleh ibu yang memiliki penyakit
diabetes militus, BBLR, prematur, dan pada bayi yang menderita kelainan
genetik atau gangguan metabolisme primer (Hay et al, 2017). Pada bayi
baru lahir, bila mengalami hipoglikemia, akibatnya bisa fatal. Penurunan
kadar gula darah yang serius dapat menyebabkan kejang, kerusakan otak,
bahkan kematian. Karena hal tersebut, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan GDS pada setiap bayi lahir untuk mengetahui kadar gula
(glukosa) dalam darah. Jika ditemukan tanda-tanda bahaya hipoglikemia
maka bisa dilakukan penanganan selanjutnya.
F. Prinsip tindakan keperawatan
Pemberian cairan infus pada neonatus membutuhkan ketepatan dosis yang
benar. Untuk memberikan dosis cairan infus yang tepat dibutuhkan
penggunaan infus pump.
SOP PEMASANGAN INFUS PUMP

Pengertian Infus pump merupakan alat penunjang kesehatan yang


digunakan untuk membantu mengatur tetesan infus dan
jumlah cairan yang dibutuhkan secara akurat dalam jangka
waktu tertentu
Tujuan 1. Memberikan jumlah cairan yang dibutuhkan oleh pasien
secara tepat.
2. Tercapai kinerja efektif, efisien dan cepat dalam
pemakaian infusion pump
Indikasi
Dilakukan pada pasien yang memerlukan pemantauan
cairan dan pengukuran secara khusus cairan yang masuk
melalui intravena/parenteral.
Prosedur Persiapan alat
1. Infuse pump dan tiang penyangga
2. Cairan infus
3. Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse pump

Persiapan pasien
1. Mengidentifikasi pasien (lihat gelang pasien)
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
sebelum melakukan tindakan
4. Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien

Prosedur
1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Siapkan cairan infus dan infuse set dan gantungkan di
tiang pengangga infuse pump.
3. Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse
pump, pastikan tidak ada udara pada selang.
4. Pasang drip sensor pada tempat tetesan infus set.
5. Nyalakan infuse pump.
6. Atur infus set pada infuse pump (15 dr/cc, 19 dr/cc, 20
dr/cc, 60 dr/cc) sesuai infuse set yang digunakan.
7. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada klien tiap
jam.
8. Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
9. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan
peringatan dengan suara dan lampu yang menyala
merah pada tulisan air, occlusion, flow err, empty,
door, completion.
Tahap Terminasi
1. Cuci tangan
2. Dokumentasi tindakan

G. Analisis tindakan
Cairan dekstrosa bermanfaat untuk meningkatkan kadar gula darah pada
kondisi hipoglikemia. Pasien dengan hipoglikemi memerluan penanganan
segera karena dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak serta kerja
anggota-anggta tubuh yang lain. Dekstrosa yang masuk ke dalam tubuh
akan menjadi bahan bakar bagi sel tubuh untuk menciptakan energi,
sehingga berguna bagi sel tubuh untuk menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya (Hay et al, 2017). Pemberian infus dektrosa dapat diberikan pada
neonatus dengan kadar gula darah antara >25 - <47 mg/dL tanpa gejala
(Kaban, 2017).
H. Bahaya dilakukannya tindakan
Pemberian cairan dekstrosa berlebih akan menyebabkan hiperglikemi,
meningkatkan termogenesis, peningkatan produksi CO 2 (Medikasari, 2016).
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hipoglikemia
Managemen Hipoglikemia
Observasi
 Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
 Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Terapeutik
 Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
 Berikan glukagon, jika perlu
 Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet
 Pertahankan kepatenan jalan nafas

 Pertahankan akses IV, jika perlu


Edukasi
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dektrose, jika perlu
 Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : Tidak dapat terkaji
O:
 Keadaan umum pasien sedang
 Pernafasan spontan
 GDS : 39 mg/dL
 TTV N : 138 x/menit
RR : 42 x/menit
S : 36.70C
SPO2 : 100 %
 Tidak terdapat tanda-tanda sianosis
 Akral hangat
 Pasien menangis kuat
 Pasien bergerak aktif
 Tonus otot maksimal
 Pasien minum PASI kuat
 BAB dan BAK spontan
 Pasien tidak kejang
A : Masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah bd hipoglikemi belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
 Monitor status gula darah
 Kolaborasi dengan dokter pemberian dekstrose
K. Evaluasi diri
Dalam pelaksanaan pemasangan dan pemberian cairan infus dekstrosa
sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku. Perlu adanya
kolaborasi yang baik antara perawat, klien maupun dokter agar masalah
pada klien dapat teratasi.
L. Daftar pustaka / referensi
Hay, W. 2017. The Newborn Infant. Lange Current Diagnosis and
Treatment of Pediatrics. McGraw-Hill : Denver-Colorado.
Kaban, Risma Kerina. 2017. Skrining Dan Tata Laksana Awal Hipoglikemia
Pada Neonatus Untuk Mencegah Komplikasi. Fakultas Kedokteran
Universitas Indnesia.
Kliegman Sperling, Mark. A, 20016. Hypoglycemia. Nelson Pediatrics 19 th
edition. Elsevier Saunders : Philadelphia
Medikasari Yudith, Uripno Budiono. 2016. Perubahan kadar glukosa darah
perioperatif pada pasien pediatri terhadap pemberian infus
dekstrosa 2,5% NaCl 0,45%. Jurnal Universitas Diponegoro
Semarang.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia (SDKI). Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Edisi 1. Jakarta. Persatuan Perawat Indonesia

Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Klinik/CI Pembimbing Akademik/CT

Aulia Isnaeni Fila Diana Nurhayati, Ros Endah Happy P,


S.Kep., Ns S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIM : P27220020292 NIK. 231 NIP. 19730518 199803 2
002
Tanggal : Tanggal : Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai