Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


JL. Harsono RM No.1, Ragunan, Jakarta Selatan 12550, Telp: 27870882
Website: www.unas.ac.id, Email: fikes@civitas.unas.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Mata Kuliah : Keperawatan Kesehatan Ibu & Anak (KIA)


Dosen : Ns. Andi Mayasari Usman, S.Kep., M.Kep
Hari/Tanggal/Jam :
Program Studi : Keperawatan

Petunjuk:
Jawablah pertanyaan berikut pada lembar jawaban yang telah disediakan!

1. Berapa kali ibu hamil melakukan kunjungan ANC saat masa kehamilan?

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. Jika ada keluhan

2. Seorang perempuan, umur 20 tahun, datang ke BPM konsultasi KB sederhana.


Hasil an-amnesis: baru menikah dan belum melaku-kan hubungan seksual. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 90/70mmHg, N 80x/menit, P 20 x/menit, S 36 0C.
Konjungtiva merah muda, payudara tidak ada pembesaran, abdomen tidak ada
pembesaran uterus. Alat kontrasepsi apakah yang paling tepat pada kasus
tersebut?

a. Pil

b. Kondom

c. Mini Pil

d. Suntik 3 bulan

e. Suntik 1 bulan

3. Seorang perawat melakukan pengkajian pada desa binaannya. Data yang


diperoleh banyak perempuan yang menjadi PSK sekitar 40% dari usia
reproduktif, sehingga banyak terjadi infeksi menular seksual (IMS), bahkan
kasus blenore. Masyarakat berfikir kondisi yang terjadi adalah hal biasa dan
pelaku merupa-kan pahlawan keluarga

Tindakan awal apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?

a. Penyuluhan

b. Pendekatan tokoh masyarakat

c. Pemberdayaan ekonomi keluarga

d. Mengembangkan kegiatan rohani

e. Kerjasama dengan pihak kepolisian

4. Seorang Perempuan usia 35 tahun G3 P0 A2 hamil 12 minggu dating ke poli KIA.


Hasil pengkajian: Pasien mengeluh keluar flek-flek darah segar, riwayat
dilakukan kuretase dua kali. Pasien terus menangis dan terlihat sangat cemas
dan sedih dengan keadaan ini. Apakah tindakan yang dapat dilakukan pada
kasus tersebut?

a. Memberikan dukungan psikologis

b. Melakukan pemeriksaan ANC

c. Menjelaskan tentang peredaran darah janin

d. Menjelaskan tentang risiko abortus Kembali

e. Melakukan pemeriksaan kesejahteraan janin

5. Seorang perempuan, umur 35 tahun, G1P0A0 hamil 34 minggu, datang ke BPM


dengan keluhan pusing sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis: keluhan tidak
disertai pan-dangan kabur atau nyeri ulu hati, tidak ada riwayat tekanan darah
tinggi. Hasil pemerik-saan: TD 140/100 mmHg, P 20x/menit, N 84 x/menit, TFU
32 cm, DJJ 148 x/menit, pro-tein urin +.

Diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut?

a. Hipertensi Kehamilan

b. Preeklamsia

c. Diabetes Gestasional

d. Hipertensi Kronis

e. Eklamsia
ESSAY
6. Seorang bayi lahir dua hari yang lalu dengan kondisi prematur, BBL 1,7 kg. dan usia
gestasi 30 mg. Saat perawat melakukan pengkajian didapat frekuensi nafas 80 x/mnt,
retraksi ringan, sianosis hilang dengan pemberian O2, udara masuk pada paru paru
bilateral.
a. Tuliskan Diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
b. Buatkan 3 intervensi keperawatan berdasarkan diagnosis tersebut?
7. Seorang perempuan usia 24 tahun dirawat di RS. Hasil pengkajian mengeluh adanya
rasa nyeri pada daerah genetalia, adanya luka episiotomy derajat II, luka tampak
kemerahan, edema dan segresi negatif. TD 100/70mm/Hg, frekuensi nafas 22x/menit,
suhu 38C dan frekuensi nadi 80x/menit. Jelaskan intervensi keperawatan yang dapat
diberikan pada kasus tersebut?
8. Tuliskan nilai pada APGAR Score?
LEMBAR JAWABAN

Nama : MISJAYA

NPM : 194201426166

Mata Kuliah : ASKEP KIA

Kelas :C

TTD :

Pilihan ganda

1. a b c d e
2. a b c d e
3. a b c d e
4. a b c d e
5. a b c d e

Essay:

6. A. DIAGNOSA UTAMA

Risiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan stressor prenatal,


dan prematuritas usia gestasi

6. B. 3 intervensi keperawatan berdasarkan diagnosis tersebut

a. Posisikanbayi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung


menghadap keatas dalam posisi mengendus

Rasionalisasi : untuk mencegah penyempitan jalan nafas

b. Selama penggantian popok, angkat bayi sedikit dibawah panggul dan jangan
menaikan kaki dan tungkai

Rasionalisai : karena perut akan menekan bagian dada.

c. Laksanakan program yang ditetapkan untuk terapi suplemen oksigen

Rasionalisasi : untuk meningkatkan oksigenisasi


d. Observasi adanyatanda gawat nafas, pernafasan cuping hidung, retraksi,
tachipneu, apneu, syanosis.

7. Intervensi keperawatan

a. Dx; nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik pada luka episiotomy

Intervensi :

- Tentukan lokasi dan sifat nyeri

Rasional : mengidentifikasikan kebutuhan – kebutuhan khusus dan


intervensi yang tepat

- Inspeksi perbaikan perineum dan luka episiotomy

Rasional : dapat menunjukan trauma berlebihan pada jaringan perineal


dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi atau intervensi
lebih lanjut

- Anjurkan klien untuaak duduk dengan mengkontraksikan otot gluteal

Rasional : penggunangan pengencangan gkuteal saat duduk menurunkan


stress dan tekanan langsung pada perineum

- Berikan informasia tentang berbagai strategi untuka menurunkan nyeri ,


misalnya tekhnik relaksasi dan distraksi

Rasional : membantu memberikan rasa nyaman

- Kolaborasi pemberian analgetik

Dx : risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan atau kerusakan


kulit

Intervensi :

- Kaji adanya perubahan suhu

Rasional : peningkatan suhu sampai > 38,5 0C menandakan infeksi

- Observasi kondisi luka episiotomy seperti adanya kemrahan nyeri tekan


berlebih, eksudat berlebih

Rasional : dapat menunjukan trauma berlebihan pada jaringan perineal


dan atau terjadi komplikasi yang memerlukan intervensi lebih lanjut
- Anjurkan pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh
daerah genital

Rasional : membantu mencegah penyebaran infeksi

- Catat jumlah dan bau lokhea atau perubahan yang abnormal

Rasional : lokhea normal berbau amis, lokhea purulent dan berbau busuk
menunjukan adanya infeksi

- Anjurkan pasien untuk mencuci perineum dengan menggunakan sabun


dari arah depan kebelakang dan untuk mengganti pembalut sedikitnya
setiap 4 jam atau jika pembalut basah.

Rasional : membantu mencegah kontaminasi rektal memasuki vagian atau


uretra

- Ajarkan pada klien tentang cara perawatan luka perineum

Rasional : meningkatkan pengetahuan klien tentang perawatan vulva dan


perineum

- Kolaborai pemberian antibiotic.

8. Nilai apgar score

Cara Penilaian Skor APGAR

Penilaian skor APGAR dilakukan dengan cara memeriksa warna kulit, denyut
jantung, refleks terhadap stimulus taktil, tonus otot, dan pernapasan. Masing-
masing aspek akan diberikan poin yang bervariasi antara 0-2 poin tergantung
kondisi bayi.

A - Appearance atau Warna Kulit

Dokter mengamati warna kulit pada tubuh dan ekstremitas bayi dan
memberikan poin sesuai hasil pemeriksaan. Poin yang diberikan adalah:

2 poin = Warna kulit pink pada tubuh dan ekstremitas

1 poin = Warna kulit biru pada ekstremitas, warna kulit pink pada tubuh

0 poin = Warna kulit seluruh tubuh dan ekstremitas biru


P - Pulse atau Denyut Jantung

Denyut jantung dihitung dengan menggunakan stetoskop atau dengan


menggunakan dua jari. Denyut jantung dihitung selama 15 detik, kemudian
dikalikan 4 sehingga didapatkan denyut jantung selama 60 detik (1 menit).

2 poin = >100 kali/menit

1 poin = <100 kali/menit

0 poin = Tidak ada denyut jantung

G - Grimace atau Refleks Terhadap Stimulus Taktil

Dokter mengamati respons bayi terhadap stimulus taktil dan memberikan poin
sesuai hasil pemeriksaan. Poin yang diberikan adalah:

2 poin = Bayi menangis, batuk atau bersin

1 poin = Bayi meringis atau menangis lemah saat distimulasi

0 poin = Bayi tidak merespons stimulasi

A - Activity atau Tonus Otot

Dokter mengamati tonus otot bayi dan memberikan poin sesuai hasil
pemeriksaan. Poin yang diberikan adalah:

2 poin = Bergerak aktif

1 poin = Sedikit gerakan

0 poin = Lemah atau tidak ada gerakan

R - Respiration atau Pernapasan

Dokter mengamati pernapasan bayi dan memberikan poin sesuai hasil


pemeriksaan. Poin yang diberikan adalah:

2 poin = Pernapasan baik dan teratur, menangis kuat

1 poin = Pernapasan lemah, tidak teratur

0 poin = Tidak ada napas

Anda mungkin juga menyukai