B
DENGAN POST OPERASI APENDIKTOMY
Disusun Oleh:
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien sakit sedang, kesadaran pasien compos metis, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, berat badan pasien 55 kg (BB ideal: 54-66 kg),
tinggi badan pasien 160 cm (IMT: 21,48/ normal). Tekanan darah pasien 120/80
mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 21 x/menit, suhu 36,5
a. SistimSistem Pernapasan
Keadaan hidup bersih tidak terdapat nyeri, penggunaan cuping hidung
negatif, bentuk dada flat, gerakan dada simetris antara kana dan kiri. Bunyi paru
resonan, bunyi nafas bronkiol, bronkhovesikuler, tidak terdapat ronchi dan
wheezing.
b. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : tidak ada nyeri dada, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
palpasi : < 3 detik, akral teraba hangat kerimg merah, irama nadi reguler,
auskultasi : irama jantung reguler, bunyi jantung S1 S2 tunggal.
c. Sistem Persyarafan
d. Sistem Perkemihan
Setelah MRS : terpasang cateter (1000cc/24 jam) palpasi tidak ada distensi
kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih.
e. Sistem Pencernaan
f. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi : tidak ada edema, kemampuan pergerkan sendi bebas, tidak ada
atrofi atau hiperatrofi, tidak ada paralisis dan hemiparase, tidak deformitas, tidak
ada nyeri sendi, tidak ada nyeri tulang, tidak ada riwayat fraktur, pasien
mengalami keterbatasan mobilitas karena terpasang infus RL 1500cc/24 jam di
tangan kanan, tidak ada dislokasi, kekuatan otot
55
5 5
Keterangan :
g. Sistim Endokrin
h. Sistem penglihatan
Letak mata kanan dan kiri simetris, konjungtiva pucat, sklera putih, reaksi pupil
terhadap cahaya baik, fungsi penglihatan baik, tidak terdapat gangguan penglihatan.
j. Sistim integument
Turgor kulit pasien baik, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat, keadaan kulit
baik, tidak ada kelainan kulit, tidak ada tanda-tanda peradangan pada kondisi
pemasangan infus.
k. System Hematologi
a) Sebelum dirawat
Sebelum sakit pola kebiasaan makan pasien adalah 3x/hari dengan
menghabiskan 1 porsi makanan dengan komposisi makanan nasi, lauk, dan
sayur. Pasien sebelum sakit nafsu makan baik, tidak ada hambatan dalam
hal mengkonsumsi makanan.
b) Saat dirawat
Pola makan pasien saat dirawat 3x/hari. Nafsu makan pasien 1/2 porsi
karena pasien tidak suka makanan di rumah sakit. Saat ini pasien
mendapatkan diit lunak dengan diit jantung 3 (DD3).
2) Eliminasi
a. Sebelum dirawat
Sebelum sakit pasien biasa buang air kecil 6x/hari dengan volume
tidak terukur, warna kuning jernih. Buang air besar pasien 1x/hari
dengan warna kuning, konsistensinya lembek.
b. Saat dirawat
Saat dirawat pasien buang air kecil 800ml/hari, warna kuning jernih,
dan pasien terpasang kateter hari ketiga dengan kondisi kateter bersih.
Buang air besar pasien 1x/hari, warna kuning jernih, dan
konsistensinya lembek.
3) Aktivitas dan Istirahat
a. Sebelum dirawat
Pasien tidur selama 6 jam/hari di malam hari, dan tidur 3 jam/hari di
siang hari. Dan tidak mempunyai kebiasaan sebelum tidur dan sesudah
tidur.
b. Saat dirawat
Pasien tidur selama 6 jam/hari dengan sering terbangun di malam hari,
dan tidur 2 jam/hari di siang hari. Karena sudah bosan dengan suasana
rumah sakit, dan terkadang banyaknya pengunjung. Dan tidak
mempunyai kebiasaan sebelum tidur dan sesudah tidur.
4) Pola Personal Hygiene
a. Sebelum dirawat
Pasien biasa mandi 2x/hari menggunakan sabun, dan menggosok gigi
2x/hari menggunakan odol dan sikat gigi, setiap mandi pagi dan sore.
Pasien 2x/minggu membersihkan rambutnya dengan menggunakan
shampo.
b. Saat dirawat
Selama dirawat pasien mandi dibantu sebagian oleh keluarga 2x/hari,
menggosok gigi 2x/hari, setiap pagi dan sore. Pasien mandi hanya
dilap dengan air hangat karena pasien hanya beraktivitas di tempat
tidur saja.
5) Pola Aktivitas Dan Latihan
a) Sebelum dirawat
Aktivitas sehari-hari pasien yaitu hanya membersihkan rumahnya dan
jika sering melakukan aktivitas terlalu lama pasien mudah lelah. Pasien
tidak pernah melakukan olahraga karena faktor usia.
b) Saat dirawat
Selama dirawat aktivitas pasien terganggu karena kurang terbiasa dengan
suasana rumah sakit dan pasien ingin segera pulang. Aktivitas pasien
hanya di tempat tidur, dan duduk untuk mengobrol dengan keluarga atau
orang yang membesuk.
8. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Hasil Normal Interpretasi
KEP 68
9. Pemeriksan Diagnostik
Rontgent
Jenis pemeriksaan : thoraks AP/PA dewasa (film besar) dan abdomen dewasa (film besar)
a. Thorax :
- COR : besar dan bentuk baik
- Pulmo : Hillus baik, tidak tampak infiltrat sinus, diafragma baik.
- Kesan : COR dan Pulmo dalam batas normal.
b. Abdomen (BNO)
Preperitoneal flat line tampak udara, usus baik, tidak tampak bayangan opak
dikedua paravertebra – tulang lunak
Kesan : tidak tampak batu opak sepanjang trantus urinarius.
DS :
1. Pasien mengatakan nyeri pada
bagian perut kanan bawah Prosedur operasi
Pasien mengatakan nyeri pada
luka post operasi
Pasien mengatakan nyeri seperti Nyeri akut
terbakar
Pasien mebtatakan nyeri di
bagian perut bawah Luka insisi
Skala nyeri 6 dari 0-10
Pasien mentakan nyeri terus
menerus
DO :
Klien tampak lemas dan Kerusakan integritas
terbaring di tempat tidur jaringan
TD : 120/70 MMHG, RR 20
X/m, S/N : 36 C / 80x/m
Pasien tampak meringis
menahan nyeri saat bergerak
Muka tegang dan merah saat
nyeri Nyeri akut
Pasien tampak melindungi area
nyeri
Data Fokus Etiologi Problem
DS :
2. Pasien mengatakan sudah
dilakukan tindakan operasi Prosedur operasi
DO :
Terdapat luka post operasi Resiko infeksi
apendiktomy kurang lebih 8 cm
Luka memerah
Luka insisi
Pintu masuk
mikroorganisme
Resiko infeksi
Data Fokus Etiologi Problem
DS :
3. Tindakan pembedahan
1. Pasien mengatakan sulit
beraktifitas karena terasa sakit
pada luka post operasi
DO : Intolerasi aktivitas
1. Pasien tampak lemas dan
kurang bersemangat Luka insisi
2. Klien terloihat bedrest di tempat
tidur
Keterbatasan gerak
Intolerasi aktivitas
NIC :
Observasi Observasi
Nyeri akut Observasi tanda-tanda vital klien. Untuk mengetahui ada tidaknya
01/12/ Kaji nyeri, lokasi , karaktereristik peningkatan suhu, peningkatan nafas, dll
2020 B/D Agen dan skla nyeri Berguna dalam pengawasan dan
Terapeutik keefisienan obat, kemajuan
cedera Atur dan berikan posisi yang nyaman penyembuhan. ALPIN
Anjurkan dan ajarkan melakukan
biologis teknik relaksasi Terapeutik
Edukasi Agar klien merasa nyaman, dengan rasa
Jelaskan pada pasien tujuan dari nyaman nyeri klien berkurang.
pemberian terapi nonfarmakologi Oksigen yang masuk dengan konsentrasi
Anjurkan untuk melakukan ambulasi tinggi dapat beredar ke pembuluh darah,
Kolaborasi sehingga merelaksasikan daerah yang
Kolaborasikan dengan dokter dalam nyeri
pemberian obat analgetik
Ajarkan teknik melakuakn distraksi Edukasi
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Untuk sumber informasi pasien dan
keluarga
Sebagai terapi nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
DS :
Pasien mengatakan masih nyeri pada bagian perut kanan bawah
Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi
Pasien mengatakan nyeri seperti terbakar
01/12/2020 Nyeri akut B/D Agen Pasien mebtatakan nyeri di bagian perut bawah
Skala nyeri 4 dari 0-10
cedera biologis Pasien mentakan nyeri ketika bergerak
ALPIN
DO :
Klien tampak lemas dan terbaring di tempat tidur
Pasien tampak meringis menahan nyeri saat bergerak
Muka tegang dan merah saat nyeri
Keterangan :
1) Kuat
2) Berat
3) sedang
4) Ringan
5) Tidak ada
P : Lanjutlkan Intervensi
H. EVALUASI KEPERAWATAN