Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH PADA Tn.

B
DENGAN POST OPERASI APENDIKTOMY

Disusun Oleh:

Nama : Alpin Septya Nova


Npm : 18200000023

PROGAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2020
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.B
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki - Laki
Alamat : Depok Jawa baarat
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : (-)
Tanggal masuk K : 30 November 2020
Tanggal pengkajian : 01 Desember 2020
DX Medis : Post Operasi Apendiktomy
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Depok Jawa barat
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka post operasi
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pasien datang ke RS pada tanggal 30 November 2020 pukul 11.00 dengan
mengatakan keluhan nyeri perut kanan bawah dan muntah sebanyak 4 kali sejak
kemarin dengan pemeriksaan TTV TD : 100/80 mmHg S/N : 36 C/86x/menit RR :
20x/menit dan dianjurkan oleh dokter untuk pemeriksaan Lab,USG,Radiologi dengan
pemasangan infus RL 14 tpm ditangan kanan, injeksi Ranitidine 2x1 ampul, injeksi
cefriaxone 2x1 gram, lalu pasien dianjurkan untuk operasi dan di pindah ke ruang
perawatan bedah Dahlia no.03 dan dilakukan operasi pada tanggal 01 Desember
2020. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01/12/2020 pukul 12.30 WIB pasien
mengeluh nyeri pada bagian luka operasi terpasang infus RL 14 tpm/24 jam, hasil
observasi P : pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi Q : pasien mengatakan
nyeri seperti terbakar dan tertusuk-tusuk R : pasien mengatakan nyeri pada luka
operasi bagian perut S : skala nyeri 6 T : pasien mengatakan nyeri terus menerus TTV
: TD :120/70mmHg S/N : 36 C/80x/menit RR : 20xmenit pasien terlihat lemas.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit yanhg sampai di rawat.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular dan menurun pada
keluarga pasien
5. Genogram

                                                    

Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien

6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien sakit sedang, kesadaran pasien compos metis, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, berat badan pasien 55 kg (BB ideal: 54-66 kg),
tinggi badan pasien 160 cm (IMT: 21,48/ normal). Tekanan darah pasien 120/80
mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 21 x/menit, suhu 36,5
a. SistimSistem Pernapasan
Keadaan hidup bersih tidak terdapat nyeri, penggunaan cuping hidung
negatif, bentuk dada flat, gerakan dada simetris antara kana dan kiri. Bunyi paru
resonan, bunyi nafas bronkiol, bronkhovesikuler, tidak terdapat ronchi dan
wheezing.

b. Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi : tidak ada nyeri dada, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
palpasi : < 3 detik, akral teraba hangat kerimg merah, irama nadi reguler,
auskultasi : irama jantung reguler, bunyi jantung S1 S2 tunggal.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

c. Sistem Persyarafan

Inspeksi : Glasgow Coma Scale (GCS): E : 4V : 5 M : 6, reflek cahaya (+/


+), pupil isokor, kepala warna rambut hitam,kulit kepala tidak ada lesi, palpasi
dan perkusi : reflek fisiologi pattela (+/+) respon berupa kontraksi otot quadriceps
femoris yaitu ekstensi dari lutut, trisep (+/+) normal karena timbul kontraksi
triceps, briceps (+/+) normal karena timbul kontraksi briceps, achilles (+/+)
respon normal berupa gerakan plantar fleksi kaki, babinski (+/+) respon normal
berupa gerakan plantar semua jari kaki, reflek patologis kaku kuduk (+/+),
brunzinski I (+/+) bil kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan
sendi lutut, brudzinski II (+/+) fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan
lutut, kernig (+/+) respon normal ekstensi lutut pasif akan menyebabkan rasa sakit
terhadap hambatan.

Pada pemeriksaan nervus cranial I pasien mampumembedakan


antara bau makanan dan obat, nervus cranial II pasien mampu melihat disemua
lapang pandang secara normal, nervus cranial III pasien mampu membuka mata
ke atas dan ke bawah, nervus cranial IV pasien mampu menggerakan bola mata,
nervus cranial V pasien mampu mengunyah dengan baik, nervus cranial VI pasien
mampu bergerak ke atash lateral, nervus cranial VII pasien mampu untuk
tersenyum, nervus cranial VIII pasien mampu mendengarkan perintah perawat
dengan baik, nervus cranial IX pasien mampu merasakan rasa manis,nervus
cranila X pasien mampu menelan makanan dengan baik, nervus cranial XI pasien
mampu mengangkat bahu dan menoleh kanan kiri, nervus cranial XII pasien
mampu menggerkkan lidah ke kanan kiri, tidak ada paralisis, tidak ada polip dan
deviasi septum.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

d. Sistem Perkemihan

Sebelum MRS : frekuensi berkemih 3-4x/hari, pola minum cukup (1500-


2000ml), kencing keluar sedikit, inspeksi : alat kelamin bersih, jumlah urine ±
900-1000cc/8jam warna kuning, bau khas menyengat.

Setelah MRS : terpasang cateter (1000cc/24 jam) palpasi tidak ada distensi
kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

e. Sistem Pencernaan

Pada saat pengkajian didapatkan hasil pasien mengatakan tidak pernah


melaksanakan diit khusu dengan makan 3x/hari sebanyak 1 porsi di habiskan,
selama di rumah sakit kebutuhan makan pasien 3x/hari habis ¾ porsi makanan
yang diberikan oleh rumah sakit, nafsu makan cukup, pasien tidak terpasangan
selang NGT, bentuk abdomen : rounded, pasien minum air putih 1500cc/24 jam,
palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan lien, auskultasi : bising usus 12x/menit.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

f. Sistem Muskuloskeletal

Inspeksi : tidak ada edema, kemampuan pergerkan sendi bebas, tidak ada
atrofi atau hiperatrofi, tidak ada paralisis dan hemiparase, tidak deformitas, tidak
ada nyeri sendi, tidak ada nyeri tulang, tidak ada riwayat fraktur, pasien
mengalami keterbatasan mobilitas karena terpasang infus RL 1500cc/24 jam di
tangan kanan, tidak ada dislokasi, kekuatan otot

55

5 5

Palpasi : turgor kulit elastis, tidak ada krepitasi

Keterangan :

0 : otot sama sekali tidak mampu bergerak

1 : tampak sedikit kontraksi dan gerak

2 : mampu menahan tegak dan menahan gaya gravitasi

3 : mampu menggerakkan otot dengan tahanan minimal

4 : dapat bergerak dan melawan hambatan ringan

5 : kekuatan otot penuh

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

g. Sistim Endokrin

Saat dilakukan pengkajian tidak didapatkan adanya pembesaran kelenjar tiroid,


tidak ada hiperglikemi maupun hipoglikemi.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

h. Sistem penglihatan

Letak mata kanan dan kiri simetris, konjungtiva pucat, sklera putih, reaksi pupil
terhadap cahaya baik, fungsi penglihatan baik, tidak terdapat gangguan penglihatan.

i. Sistem pendengaran dan wicara


Fungsi pendengaran pasien normal, daun telinga normal, karakteristik serumen
warna kuning, kosistensi kental, bau khas, kondisi telinga normal. Tidak ada
cairan dari telinga pasien, tidak ada perasaan penuh di telinga, tidak tinitus, tidak
mempunyai gangguan kesimbangan, dan tidak memakai alat bantu dengar. Sistem
wicara pasien normal, dan menanggapi pembicaraan sesuai.

j. Sistim integument

Turgor kulit pasien baik, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat, keadaan kulit
baik, tidak ada kelainan kulit, tidak ada tanda-tanda peradangan pada kondisi
pemasangan infus.

k. System Hematologi

Tidak ada perdarahan, warna kulit pucat, Hb 12.4 g/dl.

7. Pola Fungsional Kesehatan


1) Nutrisi

a) Sebelum dirawat
Sebelum sakit pola kebiasaan makan pasien adalah 3x/hari dengan
menghabiskan 1 porsi makanan dengan komposisi makanan nasi, lauk, dan
sayur. Pasien sebelum sakit nafsu makan baik, tidak ada hambatan dalam
hal mengkonsumsi makanan.
b) Saat dirawat
Pola makan pasien saat dirawat 3x/hari. Nafsu makan pasien 1/2 porsi
karena pasien tidak suka makanan di rumah sakit. Saat ini pasien
mendapatkan diit lunak dengan diit jantung 3 (DD3).

2) Eliminasi

a. Sebelum dirawat
Sebelum sakit pasien biasa buang air kecil 6x/hari dengan volume
tidak terukur, warna kuning jernih. Buang air besar pasien 1x/hari
dengan warna kuning, konsistensinya lembek.
b. Saat dirawat
Saat dirawat pasien buang air kecil 800ml/hari, warna kuning jernih,
dan pasien terpasang kateter hari ketiga dengan kondisi kateter bersih.
Buang air besar pasien 1x/hari, warna kuning jernih, dan
konsistensinya lembek.
3) Aktivitas dan Istirahat

a. Sebelum dirawat
Pasien tidur selama 6 jam/hari di malam hari, dan tidur 3 jam/hari di
siang hari. Dan tidak mempunyai kebiasaan sebelum tidur dan sesudah
tidur.
b. Saat dirawat
Pasien tidur selama 6 jam/hari dengan sering terbangun di malam hari,
dan tidur 2 jam/hari di siang hari. Karena sudah bosan dengan suasana
rumah sakit, dan terkadang banyaknya pengunjung. Dan tidak
mempunyai kebiasaan sebelum tidur dan sesudah tidur.
4) Pola Personal Hygiene

a. Sebelum dirawat
Pasien biasa mandi 2x/hari menggunakan sabun, dan menggosok gigi
2x/hari menggunakan odol dan sikat gigi, setiap mandi pagi dan sore.
Pasien 2x/minggu membersihkan rambutnya dengan menggunakan
shampo.
b. Saat dirawat
Selama dirawat pasien mandi dibantu sebagian oleh keluarga 2x/hari,
menggosok gigi 2x/hari, setiap pagi dan sore. Pasien mandi hanya
dilap dengan air hangat karena pasien hanya beraktivitas di tempat
tidur saja.
5) Pola Aktivitas Dan Latihan

a) Sebelum dirawat
Aktivitas sehari-hari pasien yaitu hanya membersihkan rumahnya dan
jika sering melakukan aktivitas terlalu lama pasien mudah lelah. Pasien
tidak pernah melakukan olahraga karena faktor usia.
b) Saat dirawat
Selama dirawat aktivitas pasien terganggu karena kurang terbiasa dengan
suasana rumah sakit dan pasien ingin segera pulang. Aktivitas pasien
hanya di tempat tidur, dan duduk untuk mengobrol dengan keluarga atau
orang yang membesuk.

8. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Hasil Normal Interpretasi

HGB 13,7 g/dL 12.0-18.0 Normal

WBC 7,10x10^3/Ul 4.00-10.00 Normal

HCT 42,2 % 37.0-54.0 Normal

PLT 198x10^3/Ul 150-400 Normal

KEP 68

Ureum 20,5 15-45mg/dL Normal

Kreatinin 0,55 0.6-1.1 mg/dL Normal

SGOT 51 37o 30o 25o Normal


<37 <25 <18

SGPT 37 37o 30o 25o Normal


<40 <29 <22

9. Pemeriksan Diagnostik
Rontgent
Jenis pemeriksaan : thoraks AP/PA dewasa (film besar) dan abdomen dewasa (film besar)
a. Thorax :
- COR : besar dan bentuk baik
- Pulmo : Hillus baik, tidak tampak infiltrat sinus, diafragma baik.
- Kesan : COR dan Pulmo dalam batas normal.
b. Abdomen (BNO)
 Preperitoneal flat line tampak udara, usus baik, tidak tampak bayangan opak
dikedua paravertebra – tulang lunak
 Kesan : tidak tampak batu opak sepanjang trantus urinarius.

10. Program Terapi


Jenis Dosis Frekuensi Cara pemberian

RL 500 ml/8jam 20 tetes/menit IV

Cefotaxime 1 gr + 5 cc aquabides 2x1 gr IV

Metronidazole 500 ml 2x1 IV

Ranitidine 2 cc/50 mg 3x1 IV

Ketorolac 30 mg 3x1 Perdrip


D. Analisa Data
Data Fokus Etiologi Problem

DS :
1.  Pasien mengatakan nyeri pada
bagian perut kanan bawah Prosedur operasi
 Pasien mengatakan nyeri pada
luka post operasi
 Pasien mengatakan nyeri seperti Nyeri akut
terbakar
 Pasien mebtatakan nyeri di
bagian perut bawah Luka insisi
 Skala nyeri 6 dari 0-10
 Pasien mentakan nyeri terus
menerus

DO :
 Klien tampak lemas dan Kerusakan integritas
terbaring di tempat tidur jaringan
 TD : 120/70 MMHG, RR 20
X/m, S/N : 36 C / 80x/m
 Pasien tampak meringis
menahan nyeri saat bergerak
 Muka tegang dan merah saat
nyeri Nyeri akut
 Pasien tampak melindungi area
nyeri
Data Fokus Etiologi Problem

DS :
2.  Pasien mengatakan sudah
dilakukan tindakan operasi Prosedur operasi

DO :
 Terdapat luka post operasi Resiko infeksi
apendiktomy kurang lebih 8 cm
 Luka memerah
Luka insisi

Pintu masuk
mikroorganisme

Resiko infeksi
Data Fokus Etiologi Problem

DS :
3. Tindakan pembedahan
1. Pasien mengatakan sulit
beraktifitas karena terasa sakit
pada luka post operasi
DO : Intolerasi aktivitas
1. Pasien tampak lemas dan
kurang bersemangat Luka insisi
2. Klien terloihat bedrest di tempat
tidur

Keterbatasan gerak

Intolerasi aktivitas

E. Diagnosa Keperawatan Dan Prioritas Masaalah


1) Nyeri akut B/D Agen cedera biologis
2) Intoleransi aktivitas B/D pembatasan gerak sekunder terhadap nyeri
3) Resiko infeksi B/D prosedur invasif
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX : Nyeri akut B/D Agen cedera biologis
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
No Keperawata
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
n
NIC :
NOC : Paint manajement  Observasi
 Observasi tanda-tanda vital klien.
1. Setelah dilakukan asuhan selama3 x 24 jam nyeri klien  Kaji nyeri, lokasi , karaktereristik
Nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil: dan skla nyeri
 Terapeutik
B/D Agen N Indikator Awal Target  Atur dan berikan posisi yang nyaman
o  Anjurkan dan ajarkan melakukan
cedera 1 TTV Dalam Rentang Normal 2 4 teknik relaksasi
biologis 2 Mampu melaporkan 2 4  Edukasi
ketidaknyamanan  Jelaskan pada pasien tujuan dari
3 Ekspresi wajah rileks 3 5 pemberian terapi nonfarmakologi
4 Klien dapat beristirahat 2 4  Anjurkan untuk melakukan ambulasi
5 Mampu mengatasi nyeri dengan 3 5  Kolaborasi
teknik nonfarmakologi  Kolaborasikan dengan dokter dalam
pemberian obat analgetik
Keterangan :  Ajarkan teknik melakuakn distraksi
1) Kuat  Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
2) Berat
3) sedang
4) Ringan
5) Tidak ada
G. Implementasi Keperawatan
Hari/ No.Diagnosa Implementasi Respon / Rasional TTD
Tgl/Ja Keperawatan
m

NIC :
 Observasi  Observasi
Nyeri akut  Observasi tanda-tanda vital klien.  Untuk mengetahui ada tidaknya
01/12/  Kaji nyeri, lokasi , karaktereristik peningkatan suhu, peningkatan nafas, dll
2020 B/D Agen dan skla nyeri  Berguna dalam pengawasan dan
 Terapeutik keefisienan obat, kemajuan
cedera  Atur dan berikan posisi yang nyaman penyembuhan. ALPIN
 Anjurkan dan ajarkan melakukan
biologis teknik relaksasi  Terapeutik
 Edukasi  Agar klien merasa nyaman, dengan rasa
 Jelaskan pada pasien tujuan dari nyaman nyeri klien berkurang.
pemberian terapi nonfarmakologi  Oksigen yang masuk dengan konsentrasi
 Anjurkan untuk melakukan ambulasi tinggi dapat beredar ke pembuluh darah,
 Kolaborasi sehingga merelaksasikan daerah yang
 Kolaborasikan dengan dokter dalam nyeri
pemberian obat analgetik
 Ajarkan teknik melakuakn distraksi  Edukasi
 Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
 Untuk sumber informasi pasien dan
keluarga
 Sebagai terapi nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
 Kolaborasi

 Pemberian aobat selalu dalam


pengawasan dokter
 Sebagai terapi tambahan untuk
mengurangi masalah
 Sebagi metode nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD

DS :
 Pasien mengatakan masih nyeri pada bagian perut kanan bawah
 Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi
 Pasien mengatakan nyeri seperti terbakar
01/12/2020 Nyeri akut B/D Agen  Pasien mebtatakan nyeri di bagian perut bawah
 Skala nyeri 4 dari 0-10
cedera biologis  Pasien mentakan nyeri ketika bergerak
ALPIN
DO :
 Klien tampak lemas dan terbaring di tempat tidur
 Pasien tampak meringis menahan nyeri saat bergerak
 Muka tegang dan merah saat nyeri

Assement : Masalah belum teratasi

N Indikator Awal Target Hasil


o
1 TTV Dalam Rentang Normal 2 4 3
2 Mampu melaporkan 2 4 3
ketidaknyamanan
3 Ekspresi wajah rileks 3 5 4
4 Klien dapat beristirahat 2 4 3
5 Mampu mengatasi nyeri dengan 3 5 4
teknik nonfarmakologi

Keterangan :
1) Kuat
2) Berat
3) sedang
4) Ringan
5) Tidak ada

P : Lanjutlkan Intervensi

H. EVALUASI KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai