Anda di halaman 1dari 24

Restrictive vs Liberal Fluid Resuscitation 

in Children with  Dengue Shock Syndrome : 
the differences in Clinical Outcomes and 
Hemodynamic Parameters

Oleh :
dr. Imada Khoironi
     dr. Rila Ruis Mastura 

Pembimbing : 
dr. Retno Nurhayati Sp.A. M.Biomed 
RS AISYIYAH
BOJONEGORO
2
IDENTITAS JURNAL
3
LATAR BELAKANG
4 LATAR
BELAKANG
5
TUJUAN PENELITIAN

Menentukan perbedaan outcome klinis dan 
parameter hemodinamik dari pasien 
anak­anak DSS post resusitasi restriktif dan 
liberal
6
METODE PENELITIAN

Sampel :
Pasien anak dengan kriteria  Kelompok resusitasi 
klinis DBD grade III dan IV  cairan restriktif  : 
infus bolus ≤ 40 ml / 
berdasarkan klasifikasi WHO   kg BB
Studi  2011, dirawat di unit perawatan 
observasional 
retrospektif  intensif anak (PICU), bangsal 
Kelompok 
anak, dan IGD Rumah Sakit  resusitasi cairan 
Umum Saiful Anwar, Malang,  liberal > 40 ml / 
kg BB
Indonesia dari Januari 2016 
hingga Desember 2016
7
SAMPEL PENELITIAN

Kriteria Eksklusi : 
Kriteria Inklusi :
Anak­anak dengan :
Anak­anak DSS usia 1 bulan 
•  Penyakit jantung bawaan, 
hingga 18 tahun dirawat di 
•  Gangguan imunodefisiensi,
PICU, bangsal anak, dan IGD 
• Penyakit autoimun , 
Rumah Sakit Umum Saiful Anwar 
• Penyakit paru­paru, 
dari Januari 2016 hingga 
• Penyakit hematologi, 
Desember 2016
•  Penyakit ginjal
HASIL
HASIL
REVIEW
HASIL

Stroke volume variation


(SVV);

Smith-Madigan Inotropy
Index (SMII),

Systemic vascular
resistance index (SVRI),

Cardiac index (CI),


DISKUSI

Penelitian ini menunjukkan mortalitas grup restriktif 53% lebih rendah


dari grup liberal. Restriksi resusitasi maksimal 40 ml/kg menurunkan
mortalitas 12%.

•Resusitasi yang berlebih akan meningkatkan

extravascular lung water (EVLW) (jumlah

cairan di ruang alveolar dan interstitial) –>

menurunkan komplian paru & pertukaran gas


DISKUSI
Preload
Stroke volume variation (SVV) adalah prediktor yg baik dalam
SVV pada kedua kelompok memiliki hasil yang serupa (P =
memantau kebutuhan resusitasi cairan dan mengoptimalkan
0,89), meskipun terdapat perbedaan volume resusitasi cairan.
preload pada anak kritis
SVV kurang dari 30% ditemukan pada kedua kelompok
yang menunjukkan pasien dengan DSS memiliki kondisi syok
refrakter.

Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya >> sebagian


besar kondisi cairan refrakter pada anak-anak tercapai
setelah pemberian cairan ≤ 40 ml/kg BB
DISKUSI

Inotropi

• Penelitian ini mengukur SmithMadigan Inotropy Index (SMII) sebagai


pendekatan baru dalam mengukur inotropi secara cepat dan akurat

Hasil penelitian : SMII pada kedua grup lebih rendah dibanding dengan
anak normal >> adanya depresi miokardial pada anak dengan DSS
walaupun mekanismenya belum diketahui
DISKUSI

inotropi

• Resusitasi cairan berlebihan dapat

menyebabkan edema miokard pada

pasien DSS yg mengalami peningkatan

permeabilitas pembuluh darah >>

disfungsi jantung

•Suatu studi menyatakan : hampir 58%

anak-anak dengan syok adalah syok

refrakter yang membutuhkan obat

vasoaktif yang mengindikasikan

gangguan fungsi miokard


DISKUSI

Cardiac Output

– Cardiac Index (CI) adalah salah satu parameter hemodinamik pada pemeriksaan

USCOM yang mewakili komponen cardiac output.

Meskipun menerima jumlah resusitasi cairan yang berbeda, nilai CI sama


pada kedua grup (P = 0,66), dan masih dalam batas normal pada kedua
kelompok .
DISKUSI
outcome klinis

Peneliti mengevaluasi outcome klinis setelah resusitasi


cairan pada kedua kelompok : lama perawatan di PICU dan
penggunaan ventilasi mekanik pada kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan yang signifikan
(P = 0,09, P = 0,68).

– Hasil ini kemungkinan dipengaruhi oleh manajemen perawatan kritis pada


anak DSS yang didasarkan pada protokol rumah sakit peneliti.
DISKUSI

Ketidakstabilan hemodinamik
Tx infeksi dengue tidak memiliki
persisten setelah ekspansi volume yg
pengobatan khusus kecuali
tepat membutuhkan evaluasi dan
pemantauan yang hati-hati dan terapi
pengobatan disfungsi ventrikel .
penggantian cairan yang tepat .

Penggunaan teknik pemantauan


Pedoman pengobatan DBD oleh WHO
lanjutan akan sangat berguna, seperti
tidak menyebutkan pengobatan
USCOM, untuk deteksi dini kebocoran
setelah resusitasi cairan dan
cairan dan membantu menyesuaikan
pemantauan hemodinamik invasif/
pemberian cairan anak dengan syok
noninvasif atau dukungan inotropik
KETERBATASAN PENELITIAN

– Pertama, penelitian ini dilakukan di center tunggal dengan sampel yang


berbeda dan tidak dilakukan matching.

– Kedua, peneliti tidak memeriksa pack cell count (PCV) sebelum atau setelah
resusitasi cairan sesuai pedoman WHO untuk mendeteksi kebocoran plasma,
jadi peneliti tidak dapat membandingkan hasil parameter hemodinamik pada
USCOM dengan PCV.
KESIMPULAN

Studi ini mengungkapkan bahwa :


– Mortalitas berkurang 12% selama resusitasi cairan ≤ 40 ml / kg BB pada
pasien sindrom syok dengue.
– Kelompok restriktif memiliki mortalitas 53% lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok liberal.
– Tidak ada perbedaan lama penggunaan ventilasi mekanik dan lama
perawatan di PICU pada kedua kelompok.
– Selain itu, parameter hemodinamik (preload, inotropi, afterload, dan indeks
jantung) serupa antara dua kelompok.
USCOM (Ultrasonic Cardiac 
Output Monitors)
22

CRITICAL 
APPRAISAL
INTERNAL VALIDITY

– Patients – anak-anak DSS dengan usia dari 1 bulan hingga 18


tahun
– Intervention – Kelompok esusitasi cairan restriktif didefinisikan
sebagai pasien yang menerima infus bolus ≤ 40 ml / kg BB,
sedangkan
– Comparison – Kelompok resusitasi liberal menerima bolus infus
> 40 ml / kg BB
– Outcome(s) - Mortalitas berkurang 12% selama resusitasi cairan
≤ 40 ml / kg BB pada pasien sindrom syok dengue

Anda mungkin juga menyukai