Anda di halaman 1dari 13

ANALISA JURNAL PENGARUH RESUSITASI CAIRAN TERHADAP STATUS

HEMODINAMIK MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) PADA PASIEN SYOK


HIPOVOLEMIK DI IGD RSUD BALARAJA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Stase Keperawatan Gawat Darurat


Program Pendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh:

KELOMPOK VI A

Agung Mingguantoro 24211620

Darina Wati 24211621

Siti fatimah 24211622

Tiara Claudia Lasoma 24211623

Nur Laila 24211624

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIX


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2023
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
ANGKATAN XXIX

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan “Analisa Jurnal Pengaruh Resusitasi Cairan Terhadap Status Hemodinamik
Mean Arterial Pressure (MAP) Pada Pasien Syok Hipovolemik di IGD RSUD Balaraja”
guna memenuhi tugas kelompok Stase Keperawatan Gawat Darurat program pendidikan
profesi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta tahun 2023.

Yogyakarta, Juni 2023

Penyusun :

KELOMPOK VI A

Agung Mingguantoro 24211620

Darina Wati 24211621

Siti fatimah 24211622

Tiara Claudia Lasoma 24211623

Nur Laila 24211624

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Suib., S.Kep.,Ns., M.Kep.) (Rahmawanto, S.ST.,Ns)


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Konsep Teori
Syok merupakan keadaan ketika sel mengalami hipoksia sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh dan oksigen yang
dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini sering disebabkan karena penurunan perfusi jaringan dan
kegagalan sirkulasi (Simmons and Ventetuolo, 2017).
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan
metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi
yang adekuat ke organ-organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian pada hemostasis
tubuh yang serius seperti perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar yang berat
(syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis
akibat bakteri yang tak terkontrol (syok septik), tonus vasomotor yang tidak adekuat
(syok neurogenik) atau akibat respons imun (syok anafilaktik).
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat berkurangnya volume plasma
di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik), trauma yang
menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan
dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat. Kasus-kasus syok
hipovolemik yang paling sering ditemukan disebabkan oleh perdarahan sehingga syok
hipovolemik dikenal juga dengan syok hemoragik. Perdarahan hebat dapat disebabkan
oleh berbagai trauma hebat pada organ-organ tubuh atau fraktur yang yang disertai
dengan luka ataupun luka langsung pada pembuluh arteri utama (Kolecki and
Menckhoff, 2016). Syok hipovolemik dapat didefinisikan sebagai berkurangnya volume
sirkulasi darah dibandingkan dengan kapasitas pembuluh darah total (Roberts, 2012).
Syok hipovolemik merupakan keadaan berkurangnya perfusi organ dan oksigenasi
jaringan yang disebabkan gangguang kehilangan akut dari darah (syok hemorragic) atau
cairan tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan. Penyebab terjadinya syok
hipovolemik diantaranya adalah diare, luka bakar, muntah, dan trauma maupun
perdarahan karena obsetri. Syok hipovolemik merupakan salah satu syok dengan angka
kejadian yang paling banyak dibandingkan syok lainnya.
Syok hipovolemik pada umumnya terjadi pada negara dengan mobilitas penduduk
yang tinggi karena salah satu penyebabnya adalah kehilangan darah karena kecelakaan
kendaraan. Sebanyak 500.000 pasien syok hipovolemik pada wanita karena khasus
perdarahan obsetri meninggal pertahunnya dan 99% terjadi pada negara berkembang.
Sebagian besar penderita meninggal setelah beberapa jam terjadi perdarahan karena tidak
mendapat perlakuan yang tepat dan adekuat. Penatalaksanaan syok hipovolemik dapat
dilakukan mulai dari saat terjadinya kejadian, apabila pasien mengalami trauma, untuk
menghindari cedera lebih lanjut vertebra servikalis harus diimobilisasi, memastikan jalan
napas yang adekuat, menjamin ventilasi, memaksimalkan sirkulasi dan pasien segera
dipindahkan ke rumah sakit. Keterlambatan saat pemindahan pasien ke rumah sakit
sangat berbahaya. Salah satu terapi yang tepat untuk penatalaksanaan syok hipovolemik
adalah terapi cairan yang akan berdampak pada penurunan angka mortalitas pasien. Akan
tetapi terapi cairan yang tidak tepat akan menyebabkan pasien mengalami edema paru
dan gangguan elektrolit (Groeneveld, 2008).
BAB II

SKENARIO KASUS

B. Kasus atau Skenario Klinis


Klien merupakan pasien rujukan dari RSU Prembun. Keluarga membawa
klien ke RSU Prembun pada tanggal 22 Mei 2023 sore hari, disana klien dirawat
selama 1 hari. Kemudian di rujuk ke RS Tjitrowardojo Purworwjo karena demam dan
diare yang tak kunjung sembuh.Klien datang dengan keluhan syok hipovolemik,
demam, lemas, BAB cair sebanyak 10x, keluarga mengatakan klien belum pernah
mengalami sakit seperti ini, dan ketika sakit hanya diberikan obat-obatan warung
seperti entrostop. Keluarga mengatakan klien tidak mau makan dan minum hanya
sedikit, klien tidak memiliki alergi obat, makanan atau yang lainnya, ibu klien
memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi. Klien masuk ke RS Tjitrowardojo
Purworwjo pada tanggal 24 Mei 2023 jam 13.40 WIB dengan hasil tanda-tanda vital
TD: 82/46 mmHg, N: 140 x/menit, RR: 30 x/menit, S: 39,50C, SPO2: 98%. Klien
terpasang infus RL 30 tpm, nasal kanul 5 lpm, syring pump dopamin, dobutamin dan
adrenalin.
BAB III
RUMUSAN MASALAH

A. Problem (Diskripsi pasien atau masalah utama)


Syok Hipovolemik
B. Intervensi (penatalaksanaan yang dilakukan)
Terapi resusitasi cairan
C. Comparison (Pembanding Intervensi)
Dengan menggunakan evaluasi kegiatan sebelum dan sesudah dilakukan terapi
resusitasi cairan
D. Outcome (Yang diharapkan)
Status hemodinamik (MAP) pada pasien dengan syok hipovolemik dapat
meningkat.
BAB IV

STRATEGI PENELUSURAN BUKTI

1. Mencari pada google cendekia dengan kata kunci Jurnal Syok Hipovolemik.

2. Dari daftar jurnal yang muncul, kami tertarik untuk mengambil jurnal “Pengaruh
Resusitasi Cairan Terhadap Status Hemodinamik Mean Arterial Pressure (MAP) Pada
Pasien Syok Hipovolemik di IGD RSUD Balaraja”.
BAB V
HASIL PENELUSURAN BUKTI
A. Judul Jurnal
Pengaruh Resusitasi Cairan Terhadap Status Hemodinamik Mean Arterial Pressure
(MAP) Pada Pasien Syok Hipovolemik di IGD RSUD Balaraja
B. Penulis
1. Riris Andriati (Dosen Jurusan S1 Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang)
2. Dedi Trisutrisno (Perawat UGD RSUD Balaraja Tangerang)
C. Tahun Terbit
Tahun 2021.
D. Penerbit
Journal of Medical Surgical Concerns, 1(1), 1–13.
BAB VI
TELAAH KRITIS
A. Validity
Critical appraisal yang digunakan untuk mengkritis jurnal menggunakan instrument
VIA yang terdiri dari validity, importance, dan applicability seperti sebagai berikut :
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian quasi-eksperimen dengan
rancangan one group pre-test and post-test design.
Kritisi:
Menurut pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan (Sugiono, 2015). Ini membuktikan bahwa desain dalam jurnal ini
sesuai dengan teori.
2. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami syok
hipovolemik.
Kritisi:
Populasi sudah sesuai, karna sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pembagian
populasi sudah meliputi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2018).
3. Sampel
Jumlah sampel sebanyak 25 responden.Teknik sampling yang digunakan adalah
pada penelitian ini adalah accidental sampling
4. Uji Statistik
Instrumen pada penelitian ini adalah lembar observasi dan tensimeter digital.
Sedangkan analisis yang digunakan adalah uji parametrik Paired Sample T-Test,
hasil perhitungan nilai significancy 0,000 (p<0,05) dengan selisih -15,4 (IK 95% -9,6
sampai -21,1) dan IK tidak melewati 0, maka secara statistik terdapat perbedaan
rerata MAP yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan pemberian resusitasi
cairan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi resusitasi cairan dapat
meningkatkan status hemodinamik (MAP) pada pasien dengan syok hipovolemik
sehingga efektif dalam upaya meningkatkan status hemodinamik.
B. Importance (Dalam result)
1. Menurut kelompok kami, penelitian ini penting untuk diterapkan di RS karena terlihat
dari hasil penelitian pada 25 responden hasil dari penelitian ini signifikan artinya
penelitian ini valid dalam penerapan melakukan implementasi keperawatan yang akan
ditegakkan.
C. Applicability (Dalam discussion)
Penelitian ini sudah dapat diterapkan di rumah sakit karena:
1. Salah satu terapi yang tepat untuk penatalaksanaan syok hipovolemik adalah terapi
cairan yang akan berdampak pada penurunan angka mortalitas pasien.
2. Terapi resusitasi cairan dapat meningkatkan status hemodinamik (MAP) pada
pasien dengan syok hipovolemik sehingga efektif dalam upaya meningkatkan status
hemodinamik.
BAB VII

PERBANDINGAN DAN KESIMPULAN

A. Perbandingan Antara Jurnal Dengan Kondisi Saat Ini


Upaya RSUD Tjitrowardojo untuk menangani syok hipovolemik yaitu dengan
memberikan terapi resusitasi cairan sudah sesuai dengan penangan yang cepat dan
tepat. Kemudian dengan adanya jurnal ini kami berharap dapat menguatkan alasan
pemberian terapi resusitasi cairan yang dapat meningkatkan status hemodinamik
(MAP) pada pasien dengan syok hipovolemik.
B. Kesimpulan
Kesimpulan dari responden yang diberikan terapi resusitasi cairan diperoleh hasil
MAP meningkat sehingga terapi tersebut efektif dalam upaya meningkatkan status
hemodinamik pada pasien dengan syok hipovolemik.
DAFTAR PUSTAKA

Andriati, R., & Trisutrisno, D. (2021b). Pengaruh Resusitasi Cairan Terhadap Status
Hemodinamik Mean Arterial Pressure (MAP) Pada Pasien Syok Hipovolemik di IGD
RSUD Balaraja. Journal Of Medical Surgical Concerns, 1(1), 1–13.

Groeneveld, A. B. J. (2008). Hypovolemic Shock. Critical Care Medicine: Principles of


Diagnosis and Management in the Adult, 2016(1602511171), 485–520.
https://doi.org/10.1016/B978-032304841-5.50029-7

Roberts, P. R. (2012) Comprehensive Critical Care . Society of Critical Care Medicine.


Available at: https://www.google.co.id/books/edition/Comprehensive_Critical_Care/
hxh

Simmons, J. and Ventetuolo, C. E. (2017) ‘Cardiopulmonary monitoring of shock’, Current


Opinion in Critical Care, 23(3), pp. 223–231. doi:10.1097/MCC.0000000000000407

Anda mungkin juga menyukai