Anda di halaman 1dari 15

KEGAWATDARURATAN SYOK

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Yuyun Marsela (NH0119084)

Nurdalilah (NH0119052)

Sri Wahida Handini (NH0119074)

Rambolina Beay (NH0119064)

PROGRAM STUDY S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI HASANIDDIN

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam, Tuhan yang membolak balikkan hati dan
menunjuki siapa yang dikehendakinya kejalan yang benar, atas segala rahmat dan hidayahnya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terjurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umat Islam yang mengikuti sunnahnya.
Alhamdulillahi rabbil alamin, syukur kehadirat ilahi akhirnya kami dapat menyelesaikan sebuah
tugas mata kuliah Gawat Darurat yang berjudul “Kegawatdaruratan Syok”.

Makalah ini membahas seputar konsep medis dan konsep keperawatan dari kegawatdaruratan
syok.

Kelompok kami menyadari dalam penulisan buku ini mungkin masih jauh dari harapan teman-
teman serta masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapakan kritik, saran, dan
masukkan dari teman-teman demi kesempurnaan makalah ini.

PENULIS

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................2
Pendahuluan...................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................3
KONSEP MEDIS...........................................................................................................................3
A. Definisi.................................................................................................................................3
B. Etiologi.................................................................................................................................3
C. Patofisiologi.........................................................................................................................3
D. Manifestasi Klinis...............................................................................................................3
E. Klasifikasi............................................................................................................................3
F. Penatalaksanaan.................................................................................................................3
G. Diagnosa...............................................................................................................................3
H. Intervensi.............................................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................................................3
KONSEP KEPERAWATAN........................................................................................................3
A. Pengkajian...........................................................................................................................3
B. Diagnosa keperawatan.......................................................................................................3
C. Intervensi Keperawatan.....................................................................................................3
D. Implementasi Keperawatan...............................................................................................3
E. Evaluasi Keperwatan..........................................................................................................3
BAB IV............................................................................................................................................3
PENUTUP......................................................................................................................................3
A. Kesimpulan..........................................................................................................................3
B. Saran....................................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Syok adalah kegagalan sirkulasi untuk membawa oksigen dan nutrien ke jaringan.
Pemahaman tentang penyebab dan patofisiologinya bisa mengarahkan para klinisi
membuat keputusan yang rasional dalam terapi dan bisa memperbaiki prognosis.
Sebagai sindrom klinis yang kompleks, syok ditandai oleh disfungsi sirkulasi akut
dimana hubungan antara kebutuhan oksigen dan pasokan terganggu. Akibatnya, sistem
kardiovaskuler gagal menjalankan fungsi utamanya, yakni membawa substrat dan
membuang metabolit, sehingga terjadi metabolisme anaerob dan asidosis jaringan.
Umumnya semua keadaan syok berakhir dengan berkurangnya hantaran atau gangguan
utilisasi substrat sel yang esensial, sehingga fungsi sel normal berhenti.
Syok paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok
hemoragik/hipovolemik). Perdarahan eksternal akut akibat trauma tembus dan
perdarahan hebat. Salah satu kondisi yang memerlukan tindakan segera di IGD adalah
syok hipovolemik. Pasien syok sangat memerlukan pemantauan ketat terhadap tanda-
tanda klinis serta status hemodinamik dan status intravaskular. Karena bantuan sirkulasi
dan medikasi pada pasien gawat darurat diberikan berdasarkan ketepatan menilai status
volume intravaskular pasien (Hutabarat, 2014).
Syok hipovolemik yang disebabkan oleh terjadinya kehilangan darah secara akut
(syok hemoragik) sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian di negara-
negara dengan mobilitas penduduk yang tinggi. Salah satu penyebab terjadinya syok
hemoragik tersebut diantaranya adalah cedera akibat kecelakaan. Menurut WHO cedera
akibat kecelakaan setiap tahunnya menyebabkan terjadinya 5 juta kematian diseluruh
dunia. Angka kematian pada pasien trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah
sakit dengan tingkat pelayanan yang lengkap mencapai 6%. Sedangkan angka kematian
akibat trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit dengan peralatan yang
kurang memadai mencapai 36% (Diantoro, 2014).
Syok hipovolemik juga terjadi pada wanita dengan perdarahan karena kasus
obstetri, angka kematian akibat syok hipovolemik mencapai 500.000 per tahun dan 99%
kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagian besar penderita syok
hipovolemik akibat perdarahan meninggal setelah beberapa jam terjadinya perdarahan
karena tidak mendapat penatalaksanaan yang tepat dan adekuat. Diare pada balita juga
meruapakan salah satu penyebab terjadinya syok hipovolemik. Menurut WHO, angka
kematian akibat diare yang disertai syok hipovolemik pada balita di Brazil mencapai
800.000 jiwa. Sebagian besar penderita meninggal karena tidak mendapat penanganan
pada waktu yang tepat (Diantoro, 2014).
Syok hipovolemik sendiri bergantung pada efisiensi mekanisme kompensasi
seseorang dan kecepatan kehilangan darah. Tanda dan gejala syok hipovolemik harus
dimonitor oleh perawat secara berkala. Sebagai perawat, harus mengenal dan mempunyai
kemampuan atau kecakapan untuk menangani kondisi ini, disetiap tempat/ruangan.
Perawat harus memberikan intervensi yang tepat atau manajemen kegawatdaruratan
untuk mengobati syok hipovolemik (Dewi dan Rahayu, 2010).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi syok?
2. Apa etiologi,patofisiologi manifestasi klinis,klasifikasi,diagnosa
keperawatan,intervensi keperawatan,implementasi keperawatan,dan evaluasi
keperawatan terkait kegawatdaruratan syok.?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui definisi,etiologi,patofisiologi,manifestasi
klinis,klasifikasi,diagnosa keperawatan,intervensi keperawatan,implementasi
keperawatan,dan evaluasi keperawatan terkait kegawatdaruratan syok.
BAB II

KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Seseorang penderita dikatakan syok, bila karena alasan apapun, terdapat
ketidakcukupan perfusi oksigen dan zat gizi ke sel-sel tubuh. Kegagalan memperbaiki
perfusi menyebabkan kematian sel yang progresif, gangguan fungsi organ dan akhirnya
kematian penderita.
Hipovolmi syok adalah keadaan tidak cukup cairan dalam pembuluh darah atau
keluaran jantung tidak cukup tinggi untuk mempertahankan peredaran darah, sehingga
pasokan oksigen dan bahan bakar keorgan vital, terutama otak, jantung dan ginjal tidak
cukup sehingga untuk mempertahankan organ ini tubuh akan mengimbangi dengan
menutup nadi pada organ yang kurang vital seperti kulit, usus.
Syok adalah sebuah sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik
dan metabolic yang ditandai dengan kegagalan system sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang adekuat keorgan-organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian pada
hemostatis tubuh yang serius seperti pendarahan yang massif, trauma atau luka bakar
yang berat (syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik),
sepsis akibat bakteri yang tidak terkontrol (syok septik), dan reaksi vasavagai yang tidak
adekuat (syok neurogenic), atau akibat respon imun (syok anafilatik).
Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat
gangguan mekanisme homeostasis. Berdasarkan penelitian Moyer dan Mc Clelland
tentang fisiologi keadaan syok dan homeostasis, syok adalah keadaan tidak cukupnya
pengiriman oksigen ke jaringan. Sirkulasi darah berguna untuk mengantarkan oksigen
dan zat-zat lain ke seluruh tubuh serta membuang zat-zat sisa yang sudah tidak
diperlukan.
Syok merupakan keadaan gawat yang membutuhkan terapi yang agresif dan
pemantauan yang kontinue atau terus-menerus di unit terapi intensif.
Syok secara klinis didiagnosa dengan adanya gejala-gejala sebagai berikut :
1. Hipotensi : tekanan sistole kurang dari 80 mmHg atau MAP (mean
arterial pressure atau tekanan arterial rata-rata) kurang dari 60 mmHg,
atau menurun 30% lebih.
2. Oliguria: produksi urin kurang dari 30 ml/jam.
3. Perfusi perifer yang buruk, misalnya kulit dingin dan berkerut serta
pengisian kapiler yang jelek.

B. ETIOLOGI
Syok dapat terjadi karena kehilangan cairan dalam waktu singkat dan ruang
intravascular (syok hipovolemik), kegagalan pompa jantung (syok kardiogenik), infeksi
sistemik berta (syok septic), reaksi imun yang berlebihan (syok anafilaksis), dan reaksi
vasavagai (syok neurologi) (Win de Jong etal.2005).
Etiologi Hipovolemik syok diantaranya :
- Kehilangan darah akibat pendarahan
- Kehilangan plasma, misalnya pada luka bakar
- Kehilangan cairan akibat muntah dan diare yang berkepanjangan
Jenis dan penyebab syok

Jenis Penyebab
 Hipovolemik  Kekurangan cairan intravascular
 Kardiogenik  Kegagalan fungsi pompa jantung
 Septic  Infeksi sistemik berta
 Anafilaksis  Reaksi imun berlebih
 Neurogenik  Reaksi Vasovagal berlebih
Sumber Ilmu Bedah Dr.Jong hal: 119

C. PATOFISIOLOGI
Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih
dapat diatasi oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan
irreversibel (tidak dapat pulih).

1. Tahap kompensasi adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga
fungsi normalnya. Tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal
seperti kulit pucat, peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal,
gelisah, dan pengisian pembuluh darah yang lama. Gejala-gejala pada tahap ini
sulit untuk dikenali karena biasanya individu yang mengalami syok terlihat
normal.
2. Tahap dekompensasi dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-
fungsinya. Yang terjadi adalah tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital
yaitu dengan mengurangi aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut dan
mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru. Tanda dan gejala yang dapat
ditemukan diantaranya adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai
terganggu.
3. Tahap ireversibel dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak
dapat diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera
mungkin, maka aliran darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan
penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Mekanisme pertahanan tubuh akan
mengutamakan aliran darah ke otak dan jantung sehingga aliran ke organ-organ
seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab rusaknya hati
maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan
organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki.

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang timbul tergantung pada penyebab dan jenis syok, antara lain :
- Kulit memucat dan dingin karena pembuluh darah kulit tertutup
- Denyut nadi cepat karena jantung berusaha mempertahankan peredaran darah
- Denyut nadi lemah karna jantung tidak dapat memompa dengan kuat
- Pusing dan lemah karena darah-darah keotak dan otot berkurang
- Oliguria- anuria
- Kesadaran menurun karena otak kurang mendapatkan oksigen
- Sesak napas
- Rasa haus karena kandungan dari darah berkurang

E. KLASIFIKASI
Klasifikasi Syok antara lain adalah sebagai berikut :
JENIS SINDROM KLINIS
Hipovolemik Hemoragik
Nonhemoragik :
 Muntah
 Diare
 Luka bakar
 Sekuestrasi internal (misalnya ileus obstruksi)
 KAD (ketoasidosis diabetik)
 Sindrom nefrotik
 Bentuk dehidrasi lain
Kardiogenik  Infark miokard
 Gagal jantung bendungan
 Bedah jnatung
 Penyakit katup/koarktasiDisritmia
 Pintas kardiopulmoner
 Syok septik
 Intoksikasi obat
Obstruktif  Tamponade jantung
 Penyakit katup/koarktasi
 Pneumotoraks
 Emboli paru
Distributif  Syok septik
 Syok toksik
 Syok neurogenik
 Gagal adrenal akut
 Intoksikasi obat
Disosiatif  Keracunan (misalnya sianida, methemoglobin,
karbon monoksida)
 Anemia berat
F. PENATALAKSANAAN
Berikut penatalaksanaan medis dari kegawatdaruratan syok :

1. Pemberian oksigen dan perbaikan jalan napas


2. Pemberian terapi cairan/obat-obatan intra vena
- Cairan fisiologis atau runger laktat
- Pemberian tambah darah
3. Hentikan pendarahan kalau ada
4. Volume sirkulasi di monitor melalui :
- Keadaan kesadaran
- Tekanan darah, suhu, pernapasan denyut nadi
- Keadaan ektresnitaas
- Jumlah urin yang keluar
- Pemeriksaan elektrolit dan hematokrit

G. DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin muncul diantaranya :

1. Perubahan perfusi jaringan perifer


2. Penurunan curah jantung
3. Gangguan pertukaran gaas
4. Cemas

H. INTERVENSI
Berikut intervensi keperawatan berdasarkan diagnose yang mungkin muncul :

1. Kaji tanda-tanda yang menunjukkan gangguan perfusi jaringan


2. Pertahankan tirah baring untuk memudahkan sirkulasi
3. Pertahankan terapi parenteral
4. Ukur intake dsn output
5. Kolaborasi dalam pemberian obat : Penghentian pendarahan
6. Pantau CPV
7. Lakukan penekanan untuk mengontrol pendarahan
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Observasi tingkat kesadaran
2. Hemodinamik: Penurunan curah jantung, tachikardi makin mengecil, pernafasan
lemah dan dangkal
3. Cirkulasi: cyanosis
4. Integumen: pucat, dingin, lembab
5. Cairan/nutrisi kehausan, mual, muntah
6. Status ginjal: pengeluaran < 30 ml/jam, kreatinan meningkat, natrium rendah, 20
mEq/L, nitrogen meningkat

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada risiko masalah
kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital
dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai
kesehatan yang optimal. Mengingat pentingnya diagnosis keperawatan dalam pemberian
asuhan keperawatan, maka dibutuhkan standar diagnosis keperawatan yang dapat
diterapkan secara nasional di Indonesia dengan mengacu pada standar diagnosis
internasional yang telah dibakukan sebelumnya.

Penegakan diagnosis keperawatan sebagai salah satu komponen Standar Asuhan


Keperawatan perlu dijalankan dengan baik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan pada Pasal 30 bahwa dalam
menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat berwenang menetapkan
diagnosis keperawatan. Hal ini menegaskan wewenang perawat sebagai 'Penegak
Diagnosis' yang harus memiliki kemampuan diagnostik yang baik sebagai mbangkan
rencana intervensi keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan dan
penyembuhan serta pemulihan kesehatan klien.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Standar Intervensi Keperawatan merupakan salah satu standar profesi yang
dibutuhkan dalam menjalankan praktik keperawatan di Indonesia. Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi yang berfungsi sebagai pemersatu,
pembina, pengembang dan pengawas keperawatan di Indonesia sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 42 Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
berkewajiban menjawab kebutuhan tersebut dengan menyusun Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pasal 36 Undang-Undang No. 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, bahwa standar profesi dan standar pelayanan
profesi untuk masing-masing jenis tenaga kesehatan ditetapkan oleh Organisasi profesi
bidang kesehatan.

Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh


perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu, keluarga, dan
komunitas. Beberapa diantaranya diuraikan dalam Pasal 30 Undang-Undang No.38
Tahun 2014 tentang Keperawatan bahwa dalam menjalankan tugas sebagai pemberi
asuhan keperawatan, perawat berwenang merencanakan dan melaksanakan tindakan
keperawatan, melakukan rujukan, memberikan tindakan gawat darurat, memberikan
konsultasi, berkolaborasi, melakukan penyuluhan dan konseling, pemberian obat sesuai
resep dokter atau obat bebas dan bebas terbatas, mengelola kasus dan melakukan
penatalaksanaan intervensi komplementer dan alternatif.

Standar intervensi keperawatan ini mencakup intervensi keperawatan secara


komprehensif yang meliputi intervensi pada berbagai level praktik (generalis dan
spesialis), berbagal kategori (fisiologis dan psikososial), berbagai upaya kesehatan
(kuratif, preventif dan promotif), berbagai jenis klien (individu,keluarga, komunitas),
jenis intervensi (mandiri dan kolaborasi) serta intervensi komplementer dan alternatif.

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia bertujuan untuk:

1. Menjadi panduan atau acuan bagi perawat dalam menyusun intervensi


keperawatan
2. Meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan
3. Memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofesional dengan
penggunaan istilah intervensi keperawatan yang seragam dan terstandarisasi
4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994,
dalam Potter & Perry, 1997).

Implementasi juga merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Untuk kesuksesan pelaksanaan
implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus
mempunyai kemampuan kognitif intelektual), kemampuan dalam hubungan
interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi.

Implementasi merupakan tahap pelaksanaan dalam asuhan keperawatan). Dalam


melakukan implemntasi juga memiliki pedoman. Dengan mengetahui pedoman pada
tahapan implementasi diharapkan dapat membantu para perawat dalam melakukan tahap
implementasi dengan baik dan benar dengan data data yang aktual sesuai dengan aturan
implementasi yang berlaku.

E. EVALUASI KEPERWATAN
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan mungukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan klien.

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif
pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya. Evaluasi dalam keperawatan
merupakan kegiatan dalam menilai tindaka keperawatan yang telah ditentukan, untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.

Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan


yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.

Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
(Meirisa, 2013).

Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa


keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai. Meskipun tahap evaluasi
diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada
setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan
kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi.
Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga
diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut
dapat dicapai secara efektif. (Nursalam, 2008).

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Syok adalah sebuah sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik
dan metabolic yang ditandai dengan kegagalan system sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang adekuat keorgan-organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian pada
hemostatis tubuh yang serius seperti pendarahan yang massif, trauma atau luka bakar
yang berat (syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik),
sepsis akibat bakteri yang tidak terkontrol (syok septik), dan reaksi vasavagai yang tidak
adekuat (syok neurogenic), atau akibat respon imun (syok anafilatik).
Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat
gangguan mekanisme homeostasis. Berdasarkan penelitian Moyer dan Mc Clelland
tentang fisiologi keadaan syok dan homeostasis, syok adalah keadaan tidak cukupnya
pengiriman oksigen ke jaringan. Sirkulasi darah berguna untuk mengantarkan oksigen
dan zat-zat lain ke seluruh tubuh serta membuang zat-zat sisa yang sudah tidak
diperlukan.
Syok merupakan keadaan gawat yang membutuhkan terapi yang agresif dan
pemantauan yang kontinue atau terus-menerus di unit terapi intensif.
Syok secara klinis didiagnosa dengan adanya gejala-gejala sebagai berikut :
1. Hipotensi : tekanan sistole kurang dari 80 mmHg atau MAP (mean
arterial pressure atau tekanan arterial rata-rata) kurang dari 60 mmHg,
atau menurun 30% lebih.
2. Oliguria: produksi urin kurang dari 30 ml/jam.
3. Perfusi perifer yang buruk, misalnya kulit dingin dan berkerut serta
pengisian kapiler yang jelek.
B. SARAN
Saran dan harapan kelompok semoga pembaca dapat memahami materi yang
dibahas dalam makalah ini terkait kegawatdaruratan syok.

DAFTAR PUSTAKA

MUSLIHA, S. N. (2010). Keperawatan Gawat Darurat. Yokyakarta: Nusha Medika.

Ns. Paula Krisanty.S.kEP, M. S. (2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Denpasar: CV.
Trans Info Media.

PPNI, T. P. (Ed.). (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Sari/181101071, K. J. (2020). PEDOMAN DALAM MELAKSANAKAN IMPLEMENTASI


KEPERAWATAN.

Sitanggang/181101137, R. (2020). TUJUAN EVALUASI DALAM KEPERAWATAN.

Anda mungkin juga menyukai