Disusun Oleh :
Kelompok A5
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah tutorial Keperawatan Gawat Darurat. Dalam penyusunan laporan
ini,kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi. Untuk kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi penyempurnaan tugas ini selanjutnya. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
.................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Umum .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Khusus.......................................................................................... 1
BAB 2 KAJIAN TEORI ........................................................................................ 2
2.1 Pengertian ................................................................................................. 2
2.2 Etiologi ..................................................................................................... 2
2.3 Patofisiologi ............................................................................................. 3
2.4 Tanda dan Gejala ...................................................................................... 4
2.5 Pemeriksaan Diagnostic ........................................................................... 4
2.6 Komplikasi ............................................................................................... 5
2.7 Penatalaksanaan Medis ............................................................................ 5
2.8 Penatalaksanaan Keperawatan ................................................................. 6
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................... 7
3.1 Analisa data dan diagnosa keperawatan ................................................... 7
3.2 Diagnosa keperawatan yang muncul ........................................................ 8
3.3 Rencana asuhan keperawatan ................................................................... 8
3.4 Implementasi dan evaluasi keperawatan ................................................ 11
LAMPIRAN TUTORIAL ..................................................................................... 15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
2
2.3 Patofisiologi
3
2.4 Tanda dan Gejala
4
karena cedera dan inflamasi, kenaikan kadar ureum dan kreatinin
akibat penurunan perfusi renal, peningkatan serum laktat yang
terjadi sekunder karena metabolism anaerob, kenaikan kadar
glukosa serum pada stadium dini syok karena hati melepas
cadangan glikogem sebagai respon terhadap stimulasi saraf
simpatik.
d. Analisis gas darah arteri dapat mengungkapkan alkalosis
respiratorik pada syok dalam stadium dini yang berkaitan dengan
takipnea, asidosis respiratorik pada stadium selanjutnya yang
berkaitan dengan depresi pernafasan, dan asidosis metabolic pada
stadium selanjutnya yang terjadi sekunder karena metabolism
anaerob.
2.6 Komplikasi
5
hemodinamiknya. Jika perbaikan hemodinamik ditemukan, maka
pemberian kristaloid dapat terus dilanjutkan. Pemberian cairan kristaloid
sekitar 5 kali lipat perkiraan dari volume darah yang hilang dalam waktu 1
jam, karena distribusi cairan kristaloid lebih cepat berpindah dari
intravaskuler ke ruang intersisial. Apabila tidak terjadi perbaikan
hemodinamik maka pilihannya adalah dengan cara memberikan koloid,
dan dipersiapkan untuk pemberian darah segera.
6
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
7
3. Ds : - Hyperthermia Takikardia (00007)
Do :
- Hasil pemeriksaan
ekg pasien
mengalami sinus
takikardia
- Tingkat kesadaran
voice
- Suhu tubuh pasien
38°c
8
1. Hambatan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan
pertukaran gas b.d keperawatan selama 2x24 nafas (3140)
ketidakseimbangan jam diharapkan pasien - Posisikan pasien
ventilasi - perfisi menunjukkan status untuk
pernafasan : ventilasi memaksimalkan
dengan kriteria hasil : ventilasi
- Motivasi pasien
Status pernafasan : untuk bernafas
ventilasi (0403) pelan, dalam,
Indikator A T berputar dan
Frekuensi 2 4 batuk
pernafasan - Instruksikan
Irama 3 4 bagaimana agar
pernafasan bisa melakukan
Kedalaman 3 4 batuk efektif
inspirasi - Monitor status
Hasil rontgen 3 4 pernafasan dan
dada oksigenasi
Gangguan 3 4 sebagaimana
ekspirasi mestinya
Keterangan :
1. Deviasi berat dari
kisaran normal /
sangat berat
2. Deviasi yang cukup
berat dari kisaran
normal / berat
3. Deviasi sedang dari
kisaran normal /
cukup
4. Deviasi ringan dari
kisaran normal /
ringan
5. Tidak ada deviasi
dari kisaran normal
/ tidak ada
2. Defisien volume Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan
cairan b.d keperawatan selama 2x24 (4120)
kehilangan cairan jam diharapkan pasien - Monitor status
hebat muntah darah menunjukkan pasien
keseimbangan cairan - Jaga intake yang
dengan kriteria hasil : akurat dan catat
output (pasien)
Keseimbangan cairan - Monitor status
(0601) hidrasi (membran
9
Indikator A T mukosa lembab,
Tekanan darah 2 4 denyut nadi
Denyut nadi 3 4 adekuat)
Jumlah frekuensi 2 4 - Monitor hasil
pernafasan laboratorium
Keseimbangan 1 3 yang relevan
intake dan output dengan retensi
dalam 24 jam cairan
Turgor kulit 2 4 - Monitor TTV
Kelembaban 3 4 - Berikan terapi IV,
membran seperti yang
mukosa ditentukan
- Berikan cairan,
Keterangan : yang tepat
1. Sangat terganggu - Berikan cairan IV
2. Banyak terganggu sesuai dengan
3. Cukup terganggu suhu kamar
4. Sedikit terganggu - Distribusi asupan
5. Tidak terganggu cairan selama 24
jam
- Monitor reaksi
pasien terhadap
terapi elektrolit
yang diresepkan
- Atur ketersediaan
produk darah
untuk transfuse
- Persiapkan
pemberian
produk-produk
darah (cek darah
dan
mempersiapkan
pemasangan
infus)
- Berikan produk-
produk darah
(trombosit dan
plasma yang
baru)
10
3. Hyperthermia b.d Setelah dilakukan tindakan Monitor tanda-
takikardia keperawatan selama 2x24 tanda vital (6680)
jam diharapkan pasien - Monitor tekanan
menunjukan termoregulasi darah, nadi, suhu,
dengan kriteria hasil : dan status
pernafasan
Termoregulasi (0800) dengan tepat
Indikator A T - Inisiasi dan
Denyut nadi 3 4 pertahankan
radial peringkat
Tingkat 2 4 pemantauan suhu
pernafasan tubuh secara terus
Tingkat 3 4 menerus dengan
pernafasan tepat
Peningkatan 2 4 - Monitor dan
suhu kulit laporkan tanda
Hipertermia 2 4 dan gejala
Dehidrasi 3 4 hipertemia
- Monitor warna
Keterangan : kulit, suhu dan
1. Sangat terganggu / kelembaban
berat - Identifikasi
2. Banyak terganggu / kemungkinan
cukup berat penyebab
3. Cukup terganggu / perubahan tanda-
sedang tanda vital
4. Sedikit terganggu / - Periksa secara
ringan berkala
5. Tidak terganggu / keakuratan
tidak ada instrument yang
digunakan untuk
peroleh data
pasien
11
berputar dan batuk
-Menginstruksikan
bagaimana agar
09.15 bisa melakukan
batuk efektif
- Memonitor status
pernafasan dan
oksigenasi
sebagaimana
mestinya
12
- Mempersiapkan
pemberian produk-
14.40 produk darah (cek
darah dan
mempersiapkan
pemasangan infus)
- Memberikan
produk-produk
darah (trombosit
dan plasma yang
baru)
3. Hyperthermia b.d 11.20 - Memonitor tekanan
takikardia darah, nadi, suhu,
dan status
pernafasan dengan
11.28 tepat
- Menginisiasi dan
pertahankan
peringkat
pemantauan suhu
12.00 tubuh secara terus
menerus dengan
tepat
13.00 - Memonitor dan
laporkan tanda dan
13.35 gejala hipertemia
- Memonitor warna
kulit, suhu dan
kelembaban
14.20 - Mengidentifikasi
kemungkinan
penyebab
perubahan tanda-
tanda vital
- Memeriksa secara
berkala keakuratan
instrument yang
digunakan untuk
peroleh data pasien
13
KASUS
Seorang pasien laki-laki berusia 39 tahun dibawa oleh ambulan 119 ke IGD
dengan hematemesis. Pasien terlihat jaundice dan memiliki riwayat hepatitis
alkoholik. Petugas ambulance melaporkan pasien muntah darah sebanyak 1-2
liter. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital : frekuensi nadi 130x/menit, tekanan
darah 59/22 mmHg, frekuensi pernafasan 30x/menit, suhu 38°c. Pupil isokor,
bulat, reaktif terhadap cahaya. Tingkat kesadaran “Voice”.
14
LAMPIRAN TUTORIAL
15
STEP 2 : Mendefinisikan Masalah
1. Apa tujuan pemberian terapi IV 2 jalur dengan normal saline 3 L ?
(Dianitasari, 1910201069)
2. Apa yang menyebabkan pasien tersebut muntah darah ? (Alif,
1910201068)
3. Bagaimana patofisiologi masalah atau penyakit yang mendasari kasus
tersebut ? (Novita, 1910201071)
4. Apa saja diagnose, do dan ds pada kasus tersebut ? (Salshabilla
1910201072 dan Rosalia 1910201049)
5. Prioritas tindakan apa yang dapat dan tepat dilakukan pada pasien tersebut
? (Friska, 1910201063)
16
No Data Masalah Etiologi
1 Ds : - Gangguan pertukaran
Do : gas
- Pasien terlihat
jaundience
- Frekuensi
pernafasan
30x/menit
- Kulit pasien
teraba dingin
- Dasar kuku
pasien pucat
- Tingkat
kesadaran
“voice”
2 Ds : Defisiensi volume
- Petugas cairan
ambulance
melaporkan
pasien muntah
darah
sebanyak 1-2
L
Do :
- Hasil
pemeriksaan
bibir pasien
tampak kering
- Turgor kulit
pasien tampak
17
jelek
3 Ds : - Hyperthermia
Do :
- Suhu : 38°c
18
paling sering ditemukan disebabkan oleh perdarahan sehingga syok
hipovolemik dikenal juga dengan syok hemoragik. Perdarahan
hebat dapat disebabkan oleh berbagai trauma hebat pada organ-
organ tubuh atau fraktur yang yang disertai dengan luka ataupun
luka langsung pada pembuluh arteri utama.
Nama yang jawab : Alif Solikhan (1910201068)
Sumber :
d) Tanda dan gejala
Menurut (Hardisman, 2013), tanda dan gejala syok hypovolemia
ditentukan berdasar stadium yaitu:
a. Stadium-I adalah syok hipovolemik yang terjadi pada kehilangan
darah hingga maksimal 15% dari total volume darah. Pada stadium
ini tubuh mengkompensai dengan dengan vasokontriksi perifer
sehingga terjadi penurunan refiling kapiler. Pada saat ini pasien
juga menjadi sedkit cemas atau gelisah, namun tekanan darah dan
tekanan nadi rata-rata, frekuensi nadi dan nafas masih dalam
kedaan normal.
b. Stadium-II adalah jika terjadi perdarahan sekitar 15-30%. Pada
stadium ini vasokontriksi arteri tidak lagi mampu menkompensasi
fungsi kardiosirkulasi, sehingga terjadi takikardi, penurunan
tekanan darah terutama sistolik dan tekanan nadi, refiling kapiler
yang melambat, peningkatan frekuensi nafas dan pasien menjadi
lebih cemas.
c. Stadium-III bila terjadi perdarahan sebanyak 30-40%. Gejala-
gejala yang muncul pada stadium-II menjadi semakin berat.
Frekuensi nadi terus meningkat hingga diatas 120 kali permenit,
peningkatan frekuensi nafas hingga diatas 30 kali permenit,
tekanan nadi dan tekanan darah sistolik sangat menurun, refiling
kapiler yang sangat lambat.
d. Stadium-IV adalah syok hipovolemik pada kehilangan darah
lebih dari 40%. Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali permenit
dengan pengisian lemah sampai tidak teraba, dengan gejala-gejala
klinis pada stadium-III terus memburuk. Kehilangan volume
sirkulasi lebih dari 40% menyebabkan terjadinya hipotensi berat,
tekanan nadi semakin kecil dan disertai dengan penurunan
kesadaran atau letargik.
Nama yang menjawab : Rosalia AdenanThera (1910201049)
Referensi / Citasi : Hardisman, 2013 dituliskan oleh Antara 2021 di
dalam penelitian berjudul BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Syok Hipovolemik
19
e) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosis syok
(Kowalak, 2011) yaitu:
a. Nilai hematokrit dapat menurun pada perdarahan atau meninggi
pada jenis syok lain yang disebabkan hypovolemia.
b. Pemeriksaan koagulasi dapat mendeteksi koagulopati akibat DIC
(Diseminata Intravascular Coagulation).
c. Pemeriksaan laboratorium dapat mengungkapkan kenaikan
jumlah sel darah putih dan laju endap darah yang disebabkan
cedera dan inflamasi, kenaikan kadar ureum dan kreatinin akibat
penurunan perfusi renal, peningkatan serum laktat yang terjadi
sekunder karena metabolism anaerob, kenaikan kadar glukosa
serum pada stadium dini syok karena hati melepas cadangan
glikogen sebagai respon terhadap stimulasi saraf simpatik.
d. Analisis gas darah arteri dapat mengungkapkan alkalosis
respiratorik pada syok dalam stadium dini yang berkaitan dengan
takipnea, asidosis respiratorik pada stadium selanjutnya yang
berkaitan dengan depresi pernapasan, dan asidosis metabolik pada
stadium selanjutnya yang terjadi sekunder karena metabolism
anaerob.
Nama yang menjawab : Rosalia AdenanThera (1910201049)
Sumber / Citasi : Kowalak, 2011 di tuliskan oleh Antara 2021
dalam penelitian berjudul BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Syok Hipovolemik
f) Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pada syok meliputi (Kowalak,
2011):
a. Sindrom distress pernapasan akut
b. Nekrosis tubuler akut
c. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)
d. Hipoksia serebral
e. Kematian
Nama yang menjawab : Amalia Nur (1910201073)
Sumber / Citasi : Kowalak, 2011 di tuliskan oleh Antara 2021
dalam penelitian berjudul BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Syok Hipovolemik
g) Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan syok hipovolemik meliputi mengembalikan tanda-
tanda vital dan hemodinamik kepada kondisi dalam batas normal.
Selanjutnya kondisi tersebut dipertahankan dan dijaga agar tetap
20
pada kondisi stabil. Penatalaksanaan syok hipovolemik tersebut
yang utama terapi cairan sebagai pengganti cairan tubuh atau darah
yang hilang (Kolecki and Menckhoff, 2016).
Standl et al. (2018) menyatakan bahwa penanganan syok
hipovolemik terdiri dari resusitasi cairan menggunakan cairan
kristaloid dengan akses vena perifer, dan pada pasien karena
perdarahan, segera kontrol perdarahan (tranfusi). Dalam mencegah
terjadinya hipoksia, disarankan untuk dilakukan intubasi dengan
normal ventilasi.
Nama yang menjawab : Amalia Nur (1910201073)
Sumber / Citasi : Kolecki and Menckhoff, 2016 dan Standl et al.
2018 di tuliskan oleh Antara 2021 dalam penelitian berjudul BAB
II TINJAUAN PUSTAKA A.Konsep Dasar Syok Hipovolemik
h) Penatalaksanaan Keperawatan
Monitoring pada pasien syok yang dapat dilakukan yaitu (Simmons
and Ventetuolo, 2017):
a. Monitor tekanan darah
Pada pasien dengan syok hemoragik, tekanan darah sistol
dipertahankan >70 mmHg dengan MAP >65 mmHg.
b. Mengukur CVP (Central Venous Pressure)
Nilai CVP normal yaitu 5-7 mmHg pada orang dewasa dengan
bernapas secara spontan. Nilai CVP <5 mmHg menandakan
pasien mengalami syok hipovolemik.
c. Passive Leg Raising (PLR)
PLR merupakan pengaturan posisi dengan meninggikan kaki 45
derajat dengan kepala dan badan sejajar. PLR berfungsi untuk
meningkatkan aliran balik vena dari ekstremitas kembali ke
jantung.
Nama yang menjawab : Amalia Nur (1910201073)
Sumber / Citasi : Simmons and Ventetuolo, 2017 di tuliskan oleh
Antara 2021 dalam penelitian berjudul BAB II TINJAUAN
PUSTAKA A.Konsep Dasar Syok Hipovolemik
21
kehilangan sel darah merah secara massif sehingga meningkatkan hipoksia
pada jaringan.
Syok hemoragik traumatic berbeda dengan syok hemoragik dikarenakan
adanya tambahan cedera pada jaringan lunak yang memperparah
terjadinya syok. Syok ini biasanya terjadi karena ada cedera seperti
kecelakaan dan jatuh dari ketinggian. Perdarahan difus, 8 hipotermia (<
340C) dan asidosis merupakan tanda yang mengancam jiwa (Gänsslen et
al., 2016.). Cedera pada jaringan lunak menyebabkan peradangan post
akut, sehingga semakin menguatkan proses dari terjadinya syok. Pada
tingkat sirkulasi mikro, interaksi leukosit-endotel dan penghancuran
proteoglikan dan glikosaminoglycan yang terikat dengan membrane
endotel menyebabkan adanya disfungsi mikro vascular dan terjadi sindrom
kebocoran kapiler (Standl et al., 2018). Di intraseluler tingkat
ketidakseimbangan metabolise terjadi karena kerusakan mitokondria dan
pengaruh negatif pada sistem vasomotor (Standl et al., 2018).
Syok hypovolemia maupun syok hypovolemia traumatic menunjukan
tanda terjadinya kehilangan cairan tanpa adanya perdarahan. Syok
hypovolemia dalam arti yang lebih sempit muncul karena adanya
kehilangan cairan baik dari internal maupun eksternal dengan
ketidakadekuatan intake cairan ke tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh
hipertermi, muntah atau diare persisten, masalah pada ginjal. Penyerapan
sejumlah besar cairan ke dalam abdomen dapat menjadi penyebab utama
berkurangnya sirkulasi volume plasma. Secara patologis peningkatan
hematokrit, leukosit dan trombosit dapat merusak sifat reologi darah dan
dapat merusak organ secara persisten walaupun pasien telah mendapatkan
terapi untuk syok (Standl et al., 2018).
Syok hypovolemia traumatic terjadi karena luka bakar yang luas, luka
bakar kimiawi, dan luka pada kulit bagian dalam. Trauma yang terjadi
juga mengaktivasi koagulasi dan sistem imun, dan memungkinkan 9
perburukan pada makro-mikro sirkulasi. Reaksi peradangan menyebabkan
kerusakan pada endothelium, meningkatkan sindrom kebocoran kapiler,
dan beberapa karena koagulopati (Standl et al., 2018).
Nama yang menjawab : Muhammad Cesar (1910201065)
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&
cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjptcPUz5f3AhXBS2wGHZ4uCn4QFno
ECDsQAQ&url=http%3A%2F%2Frepository.poltekkes-
denpasar.ac.id%2F7693%2F3%2FBAB%2520II%2520Tinjauan%2520pus
taka.pdf&usg=AOvVaw2vsweAPryKhPgXIpIvozkr
22
Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata
dan menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang
menimbulkan penurunan curah jantung. Curah jantung yang rendah di
bawah normal akan menimbulkan beberapa kejadian pada beberapa organ
Nama yang menjawab : Alif Solikhan (1910201068)
Sumber / Citasi :
23
Dx : hambatan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi - perfisi
(00030)
Do :
- hasil pemeriksaan ttv : frekuensi nadi 130x/ menit
- frekuensi pernapasan 30x/ menit
- pupil isokor, bulat, reaktif terhadap cahaya
- hasil pemeriksaan ekg pasien mengalami takikardia
Ds :
Nic : Manajemen jalan nafas (3140)
- posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
- instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
- monitor status pernafasan dan oksigenasi sebagaimana mestinya
24