Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SESI 2: STIMULASI PERSEPSI: MENGONTROL HALUSINASI


DENGAN MENGHARDIK
DI RUANG SRIKANDI RSJD DR. AMINO GONDHOHUTOMO
SEMARANG

Oleh:
1. Karsi G 3A017281
2. Maria Ledy Tania G 3A017283
3. Irfan Kurniawan G 3A017311
4. Pudji Lestari G 3A017306
5. Asrul Zulmi G 3A017301

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

A. Topik
Mengontrol halusinasi dengan menghardik

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat menjelaskan cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi
halusinasinya
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi yang telah diajarkan
c. Klien dapat mempraktikkan cara menghardik halusinasi

C. Pengertian/ Landasan Teori


Halusinasi merupakan respon neurobiologis maladaptif dari hasil
persepsi sensorik palsu tidak terkait dengan rangsangan eksternal yang nyata,
yang kemungkinan melibatkan salah satu panca indra (Towsend, 2014 ; Stuart
& Sundeen, 2012). Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis
halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya:
1. Halusinasi pendengaran yaitu karakteristik ditandai dengan mendengar
suara, teruatama suara-suara orang, biasanya klien mendengar suara orang
yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan yaitu hal visual dapat terdiri dari gambar terbentuk,
seperti orang, atau gambar berbentuk, seperti kilatan cahaya.
3. Halusinasi penciuman yaitu karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk,
amis dan bau yang menjijikkan seperti darah, urine atau feses.
4. Halusinasi peraba yaitu persepsi yang salah dari rasa sentuhan, sering
sesuatu pada atau di bawah kulit.
5. Halusinasi pengecap/gustatory yaitu persepsi yang salah dari rasa.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman
dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesain
masalah (Keliat, 2015). Tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya. Sementara tujuan khususnya adalah klien dapat
mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya secara tepat dan klien
dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.
D. Klien
Semua klien di ruang Akut Srikandi diikutsertakan dalam kegiatan TAK ini.
Namun lebih difokuskan kepada klien yang memiliki masalah halusinasi.
Pemilihan klien dengan masalah halusinasi berdasarkan karakteristik yang ada
pada klien.
1. Karakteristik/Kriteria:
a. Klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK dalam keadaan tenang dan dapat diajak
kerjasama.
2. Proses seleksi anggota kelompok
a. Hasil dari pengkajian melalui interaksi secara langsung
b. Hasil observasi klien
c. Informasi dan keterangan perawat atau rekam medis
d. Mengadakan kontrak dengan klien, yaitu kesediaan klien untuk
mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan,
tempat, dan waktu.
3. Jumlah peserta TAK ......... pasien
4. Inisial pasien
a. Tn. N
b. Tn. L
c. Tn. A
d. Tn. R
e. Tn. Y

E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari / Tanggal : Rabu, 7 November 2018
b. Waktu : 09.00 s/d 09.30 WIB (30 menit)
c. Tempat : Ruang Srikandi
2. Tim Terapis
a. Leader : Pudji Lestari
Tugas :
1) Menyusun rencana, membuka, dan menutup TAK.
2) Memperkenalkan diri, fasilitator, observer dalam TAK.
3) Menjelaskan tujuan dan peraturan dalam TAK.
4) Memfasilitasi peserta TAK untuk memperkenalkan diri.
5) Mengarahkan proses TAK dalam mencapai tujuan dengan cara
memberikan motivasi kepada peserta yang terlibat dalam
kegiatan.
6) Memfasilitasi setiap peserta TAK untuk menceritakan
halusinasinya dan memperagakan cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik.
7) Sebagai role model.
8) Mengkondisikan TAK berjalan lancar dan kondusif.
b. Co-Leader : Karsi
Tugas :
1) Membantu leader dalam mengorganisasi peserta TAK.
2) Membantu mengobservasi kemampuan peserta dalam TAK.
3) Mengingatkan leader jika kegiatan tidak sesuai.
4) Membantu menggerakkan peserta untuk aktif dalam TAK.
c. Fasilitator : Irfan Kurniawan, Asrul Zulmi
Tugas :
1) Memfasilitasi peserta TAK untuk berperan aktif menceritakan
halusinasinya dan memperagakan cara menghardik halusinasi
2) Membantu peserta TAK memperagakan cara menghardik
halusinasi yang benar
3) Mempertahankan kehadiran peserta TAK
d. Observer : Maria Ledy Tania
Tugas :
1) Mencatat dan mengidentifikasi jumlah peserta TAK dan seluruh
proses jalannya TAK
2) Mengobservasi dan mencatat setiap respon klien dalam kegiatan
TAK
3) Memberi umpan balik kepada kelompok.
4) Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader.
3. Metode, Media serta Setting Tempat
a. Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Simulasi
b. Alat
1) Laptop dan sound
2) Lagu: Meraih Bintang
3) Bola kecil
4) Buku catatan dan pulpen
5) Jadwal kegiatan harian
c. Setting Tempat
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang

d. Sketsa
L
O
CL

K K

F F

K K

Keterangan :
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
K : Klien
O : Observer

F. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan klien untuk berkumpul dan duduk melingkar
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
dengan latihan cara mengontrol halusinasi
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
4) Lama kegiatan 30 menit.
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien yang mengalami halusinasi untuk menunjuk
tangan dan menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi dan bagaimana hasilnya.
b. Memberikan pujian pada klien yang selesai bercerita
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu
memfokuskan diri dan mengatakan “pergi jangan ganggu saya, saya
tidak mau mendengar suara palsu”
e. Musik dihidupkan dan minta klien mengedarkan bola searah jarum jam
f. Pada saat musik dihentikan, klien yang memegang bola mendapatkan
kesempatan untuk memperagakan cara menghardik halusinasi, sampai
semua klien mendapatkan giliran.
g. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk pandu
positif setiap klien memperagakan menghardik halusinasi.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis dan klien membuat kesepakatan tentang TAK selanjutnya,
yaitu mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Terapis dan klien membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
berikutnya
G. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Tempat dan waktu pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dan
kesepakatan
2) Semua media dan alat-alat telah tersedia dengan lengkap
3) Pasien sudah berkumpul ditempat yang ditentukan untuk TAK
4) Terapis (perawat dan mahasiswa) sudah siap untuk melakukan TAK
5) Klien dan mahasiswa hadir tepat waktu.
b. Evaluasi proses
1) Sebanyak 90% klien yang ada di ruangan Srikandi hadir dalam
kegiatan TAK
2) Semua peserta TAK mengikuti acara hingga selesai
3) Terapis mengetahui alur jalannya kegiatan dan menguasai materi
yang disampaikan kepada klien serta mendampingi klien yang
kesulitan mengikuti kegiatan.
c. Evaluasi hasil
1) Sebanyak 75 % Klien dapat menjelaskan cara yang biasa dilakukan
untuk mengatasi halusinasinya
2) Sebanyak 75 % Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
yang telah diajarkan
3) Sebanyak 75 % Klien dapat mempraktikkan cara menghardik
halusinasi.
Formulir evaluasi:

Sesi 2: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi
No Nama klien Menyebut cara yang Menyebutkan Memperagakan
selama ini digunakan efektivitas menghardik
mengatasi halusinasi cara halusinasi

1. Tn. N √ √ √

2. Tn. L √ √ √

3. Tn. A √ √ √

4. Tn. R √

5. Tn. Y √ √ √

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien dengan halusinasi yang ikut TAK pada kolom
nama klien.
b. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu situasi, dan perasaan. Beri tanda ( √ ) jika klien mampu dan tanda
(-) jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi. Klien mampu memperagakan cara menghardik
halusinasi.

H. Antisipasi Masalah
Berikut adalah masalah yang mungkin terjadi pada kegiatan TAK beserta
antisipasinya:
1. Terdapat klien yang pergi meninggalkan TAK sebelum kegiatannya
berakhir. Hal ini diantisipasi dengan cara mengingatkan kembali peraturan
dan kontrak yang sudah disepakati diawal sesi dan meningkatkan peran
aktif fasilitator.
2. Terdapat klien kurang aktif selama kegiatan TAK dan kurang kooperatif
dalam berpartisipasi mengungkapkan masalah atau pendapatnya dari topik
yang sudah ditentukan. Hal ini diantisipasi dengan cara memaksimalkan
peran fasilitator untuk memotivasi dan menjelaskan isi dari TAK itu sendiri
klien.

I. Daftar Pustaka
Townsend. M.C. (2014). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri rencana
Asuhan Keperawatan dan Medikasi Psikotropik. Ed 5. Jakarta :
EGC

Keliat, B.A. (2015). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:


EGC

Anda mungkin juga menyukai