Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI KTG................................................... 5
TUJUAN PENGGUNAAN KTG......................................................... 6
INDIKASI PEMERIKSAAN KTG..................................................... 6
KOMPONEN PADA KTG................................................................... 7
PRINSIP KERJA PADA KTG............................................................ 8
CARA PENGGUNAAN KTG.............................................................. 10
HASIL PEMERIKSAAN KTG............................................................ 12
BAB III
PENUTUP.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
Menjelaskan pengertian, fungsi, dan tujuan penggunaan Kardiotokografi
3
Menjelaskan indikasi pemeriksaan Kardiotokografi
Menjelaskan tentang komponen Kardiotokografi
Menjelaskan cara penggunaan pada Kardiotokografi
1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapakan dari penyusunan makalah ini adalah :
Dapat memberikan penjelasan tentang manfaat Kardiotokografi dalam bidang
kesehatan.
Bagi mahasiswa makalah ini dapat menjadi sumber informasi atau bahan belajar
tentang aplikasi cara kerja dan manfaat Kardiotokografi dalam bidang kesehatan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya
dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat
peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik,
pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi
dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress
Test). Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih
lanjut mungkin diperlukan.
Fungsi Kardiotokografi
a. NST
_ Secara teori pergerakan janin seharusnya diikuti dengan akselerasi djj
5
_ Secara tidak langsung mengkaji fungsi dari respirasi plasenta dengan mengamati DJJ
serta pergerakan janin.
b. Contraction Stress Test (CST)/ Oxytocin Challenge
Test (OCT) _mengukur respon janin terhadap kontraksi uterus & mengevaluasi perfusi
plasenta
6
j) Induksi atau akselerasi persalinan
k) Persalinan preterm.
l) Hipotensi.
m) Perdarahan antepartum.
n) Ibu perokok.
o) Ibu berusia lanjut.
p) Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit paru,
penyakit jantung, dan penyakit tiroid.
2. JANIN
a) Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
b) Gerakan janin berkurang
c) Suspek lilitan tali pusat
d) Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
e) Hidrops fetalis
f) Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
g) Mekoneum dalam cairan ketuban
h) Riwayat lahir mati
i) Kehamilan ganda
j) Dan lain-lain
7
Peralatan KTG terdiri dari mesin KTG, peralatan tokometer, peralatankardiometer,
kertas KTG, jeli, kertas tissue, formulir laporan, dan troley tempatperalatan KTG.
Peralatan KTG perlu dikalibrasi, minimal setahun sekali karenaakurasi interpretasi hasil
KTG sangat dipengaruhi oleh kualitas tampilan rekamanKTG tersebut. Koneksitas data
antara pasien, alat KTG dan kertas KTG harusterjaga dengan baik. Kerusakan pada
salah satu komponen akan membuatsebagian atau bahkan seluruh data KTG hilang. Uji
ulang apakah bel yang adaberfungsi dengan baik. Bel tersebut dipergunakan oleh pasien
untuk menghitungberapa gerakan yang dirasakan selama proses pemeriksaan KTG
tersebut. Bilamemungkinkan, institusi pelayanan kesehatan menyediakan bel
vibroakustikuntuk merangsang aktivitas janin.
8
Variabilitas djj akan meningkat sesuai aktivitas otak dan gerakan janin. Pada keadaan
janin tidur, aktivitas otak menurun maka variabilitas djj juga akan menurun.
Rangsangan pada hipotalamus akan menyebabkan takhikardia.
Sistem Hormonal juga berperan dalam pengaturan denyut jantung janin.
Pada keadaan stres, misalnya asfiksia, maka medula adrenal akan mengeluarkan
epinefrin dan noepinefrin dengan akibat takhikardi, peningkatan kekuatan kontraksi
jantung dan tekanan darah.
9
Base Line denyut jantung janin
Base line adalah rata-rata denyut jantung janin selama pemantauan minimal 10
menit.
Tingkat base line dapat diklasifikasikan:
> 180 bpm takhikardia berat
160 - 180 bpm takhikardia sedang, tidak selalu patologis
110 - 160 bpm normal
100 - 110 bpm bradikardia ringan
< 100 bpm bradikardia berat
Pelaksanaan NST dilakukan dengan memakaikan dua sabuk pada perut ibu yang
terhubung dengan dua monitor. Anda bisa duduk di kursi atau berbaring pada meja
periksa. Satu sabuk untuk mengukur detak jantung janin dan sabuk lainnya untuk
mengukur kontraksi. Anda akan memegang alat yang mengeluarkan bunyi “klik”
dan tiap kali Anda merasakan gerakan bayi, Anda mengkliknya.
Gerakan bayi dan detak jantungnya diukur selama 20 hingga 30 menit. Bayi
yang banyak bergerak dan memiliki detak jantung normal dianggap reaktif. Bayi
yang tidak melakukan gerakan apapun tidak berarti mengindikasikan adanya
masalah tertentu, mungkin saja janin saat itu sedang tertidur. Namun, perawat bisa
menggunakan sebuah alat untuk membangunkan bayi agar bisa menjalani tes ini.
Bayi yang tidak reaktif memang tidak berarti berada dalam bahaya, tapi Bunda
10
memerlukan tes lain untuk mendeteksi tekanan pada janin dan persalinan dini juga
bisa menjadi pertimbangan Anda.
Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa perlu melakukan pemeriksaan ulang identitas pasien,
indikasipemeriksaan, kesiapan peralatan, dan formulir laporan KTG.
Pemeriksamenjelaskan prosedur pemeriksaan, mengukur tekanan darah pasien
sebelumpemeriksaan dan 15 menit kemudian, menilai kontraksi atau his secara
berkala,menanyakan kepada pasien apakah ada hal yang membuatnya tidak
nyaman,menanyakan gerak janin kepada pasien serta mencocokannya dengan
gerakanyang dicatat oleh peralatan KTG. Pasien menghitung gerakan janin
demnganmemakai bel yang disediakan (setiap janin bergerak, maka bel harus ditekan).
11
G. HASIL PEMERIKSAAN KARDIOTOKOGRAFI
Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus adalah jumlah kontraksi dalam 10 menit, rata-rata dipantaudalam 30
menit. Pada saat yang sama juga dilakukan penilaian terhadap lamakontraksi, intensitas
(amplitudo), bentuk, dan relaksasi diantara dua kontraksi.Beberapa batasan berikut ini
berkaitan dengan kontraksi uterus (Freeman dkk,2012), yaitu :1. Kontraksi Uterus
Normal : terdapat lima kontraksi atau kurang dalam 10menit, rata-rata dipantau selama
30 menit pemeriksaan.2. Takhisistol : terdapat lebih dari 5 kontraksi dalam 10 menit,
rata-ratadipantau selama 30 menit pemeriksaan.
Frekuensi Dasar
Freeman dkk (2012) memberi batasan frekuensi dasar normal DJJ adalah 110 –160 dpm
teratur. Definisi frekuensi dasar DJJ menurut NICHD adalah nilai rata-rata DJJ yang
dipantau selama 10 menit, dengan peningkatan 5 dpm. Bilaperubahan tersebut < 5
menit, keadaan ini disebut perubahan periodik atauberkala (
periodic changes).
12
Pembacaan hasil :
1. Reaktif, bila :
a) Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
b) Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
c) Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20
menit
d) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega” pada NST yang reaktif berarti
janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian
e) Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang
lain diulang setiap minggu
2. Tidak reaktif, bila :
a) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit
b) Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit
c) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit
d) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar
Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang
reaktif. Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena pemakaian obat
seperti : barbiturat, demerol, penotiasid dan metildopa.
Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan
dianjurkan CTG diulang keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan
pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT).
3. Sinusoidal, bila :
a) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal
b) Tidak ada gerakan janin
c) Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin
dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi
dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress
Test). Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih
lanjut mungkin diperlukan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
http://bidanshop.blogspot.co.id/2010/01/nst-dalam-kehamilan.html
http://bidanfitrohmuhafidhoh.blogspot.co.id/2014/10/makalah-cardiotocographi-
dalam.html
http://www.ibupedia.com/artikel/featured/mengenal-nonstress-test-nst-untuk-ibu-hamil
https://www.academia.edu/9925842/KARDIOTOKOGRAFI_KTG_
15