Anda di halaman 1dari 9

Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

2 (2016) : 114-122 114

PENGARUH VARIASI SUHU PENGERING TERHADAP MUTU DENDENG IKAN LELE


DUMBO (Clarias gariepinus)

Muhammad Ikhsan1), Muhsin2), Patang 3)


1Alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian
2 dan 3 Dosen PTP FT UNM

ihsanlojo@gmail.com

ABSTRACT

The aims of this research is to know the quality of chemical and hedonik Catfish
jerky. This research used a completely randomized design (CRD) with 3 treatment drying
temperature of 60oC, 65oC and 70oC. The observed parameters is moisture, protein, fat
content and quality hedonik catfish jerky. The results showed a drying temperature of 65oC
is the best treatment with moisture content 25,02%, protein 16,04%, fat content 39,54%,
hedonik color 3.88, hedonik texture 3.77, hedonik aroma 3.75 and hedonik sense of 3.80.
Key Words: Temperature, Catfish jerky, Quality, Cabinet Dryer

PENDAHULUAN tawar, 40% pada budi daya air payau dan


0,01% untuk budi daya laut (Anonima
Ikan merupakan salah satu sumber 2007). Diantara jenis- jenis ikan air tawar
protein hewani yang banyak dikonsumsi yang sekarang sedang dikembangkan dan
masyarakat, mudah didapat, dan dibudidayakan adalah ikan Lele dumbo
harganya murah. Namun ikan cepat (Clarias gariepinus).
mengalami proses pembusukan dan Produksi ikan lele dari tahun ke
penurunan mutu dikarenakan daging ikan tahun mengalami peningkatan. Dari sisi
mempunyai kadar air yang tinggi, pH budidaya, lele relatif tidak memerlukan
netral, teksturnya lunak, dan kandungan banyak perawatan dan memiliki masa
gizinya tinggi sehingga menjadi medium tunggu panen yang singkat (Rahayu,
yang sangat baik untuk pertumbuhan 2013).Namun demikian, apabila
bakteri (Hadiwiyoto, 1993). Saat ini, pembudidayaan ikan lele tersebut tidak
kurang lebih seperempat bagian dari ikan diimbangi dengan industri pengolahannya
yang dikonsumsi oleh penduduk dunia maka upaya tersebu ttidak sinergis,
adalah berasal dari budidaya dan dimana dalam satu waktu panen ikan lele
persentase ini akan terus meningkat, yang berlebih akan menurunkan nilai
sementara produk hasil tangkapan dari jualnya karena tidak terbeli oleh
laut dan danau akan terus menurun masyarakat (Hadiwiyoto, 1993), Untuk itu
disebabkan overfishing dan kerusakan diperlukan suatu upaya diversifikasi
lingkungan (Kurnia 2006). produk olahan ikan lele agar lebih
Potensi perikanan budidaya secara meningkatkan nilai jualnya.
nasional diperkirakan 15,59 juta hektar Pengolahan ikan menjadi dendeng
(ha) yang terdiri potensi air tawar 2,23 juta merupakan salah satu alternatif
ha, air payau 1,22 juta ha dan budidaya penganekaragaman produk yang
laut 12,14 juta ham, sedangkan diharapkan dapat diterima masyarakat
pemanfaatannya hingga saat ini masing untuk memenuhi kebutuhan protein
masing baru 10,1% untuk budi daya air hewani dalam memenuhi kecukupan gizi.
Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 114-122 115

Dendeng merupakan salah satu produk METODE PENELITIAN


awetan dari daging. Pada prinsipnya
proses pembuatan dendeng adalah Rancangan Penelitian
merupakan proses pengawetan daging
dengan cara pengeringan dengan Rancangan penelitian yang
menambah bahan pengawet (garam, gula, digunakan adalah Rancangan Acak
sendawa) dan bahan lain untuk Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan.
memperoleh rasa yang diinginkan. Variabel penelitian yaitu suhu pengering,
Beberapa masalah yang sering timbul yaitu suhu pengeringan 60oC, 65oC, dan
pada produk dendeng ikan, antara lain: 70oC.
kualitas produk umumnya belum
memuaskan. produk mudah hangus Bahan dan Alat
karena penggunaan konsentrasi gula jawa
yang terlalu tinggi. Selain itu, metode Bahan utama yang digunakan
pengeringan belum ada yang tepat untuk dalam penelitian ini adalah ikan lele
menentukan kualitas dendeng yang dumbo (Clarias gariepinus) berukuran
baik(Dewi, 2006). panjang ± 30 cm dan bobot sekitar 500 g.
Proses pengeringan yang maksimal Ikan lele dumbo di peroleh dari tempat
dan sangat mempengaruhi kualitas Budidaya Ikan Air Tawar Makassar. Bahan
dendeng yang dihasilkan. Pengeringan tambahan (bumbu) untuk pembuatan
bertujuan untuk mengurangi kadar air dendeng ikan adalah garam, gula merah,
dalam bahan pangan sehingga dapat ketumbar, bawang putih, , merica dan
menghambat pertumbuhan lengkuas. Bahan tambahan tersebut
mikroorganisme yang dapat diperoleh dari pasar Pa Baeng-baeng,
menyebabkan kerusakan bahan pangan Makassar.
dan memperpanjang daya Alat-alat yang digunakan dalam
simpannya(Nida,dkk. 2014). Penggunaan penelitian ini meliputi: cabinet dryer, mesin
suhu yang tidak memenuhi standar pemisah tulang ikan, pisau, , kaca dengan
pemanasan dapat merusak kadar protein ketebalan 4 mm, baskom, kompor, sudek,
yang ada dalam daging dan dapat sendok, garpu, penggorengan (wajan),
menurunkan nilai gizi daging. Metode desikator, timbangan digital kapasitas 500
pengeringan cabinet dryer pada daging g x 0,019 g, blender, kompor gelas kimia,
ikan lele dumbo diharapkan memenuhi gas elpiji, cawan porselen, cawan
standar mutu dari dendeng ikan lele yang aluminium, labu Kjedhal, selenium, labu
dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk lemak, saringan timbel, kertas saring
mengetahui pengaruh suhu pengeringan bersih, kondensor, gelas Erlenmeyer, labu
(cabinet dryer) yang berbeda pada daging ukur, pemanas listrik, Soxhlet, pipetdan
ikan leledumbo terhadap mutu kimia alat penyuling.
(kadar air, kadar protein, dan kadar
lemak), serta penerimaan panelis Prosedur Penelitian
terhadap dendeng ikan leledumbo yang
dihasilkan. Pemilihan Ikan Segar
Ikan lele dumbo segar harus memenuhi
karakteristik sebagai berikut: (a) Mata ikan
cerah, bola mata menonjol dan kornea
jernih; (b) Insang berwarna merah
Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 114-122 116

cemerlang tanpa lendir (c) Sayatan daging protein, kadar lemak dan uji hedonik
sangat cemerlang; (d) Bau segar; (e) adalah analisis sidik ragam yang diolah
Tekstur padat dan elastis bila ditekan dengan menggunakan programSPSS
dengan jari. IBM(Versi 20). Jika analisis menunjukkan
adanya perbedaan yang nyata dari setiap
Pemisahan Tulang metode pengeringan yang digunakan
Ikan lele segar terlebih dahulu disiangi dan maka dilanjutkan uji Duncan dengan taraf
dibersihkan. Selanjutnya, daging kepercayaan 95%.
dipisahkan dari tulang ikan menggunakan
mesin pemisah tulang ikan. Proses HASIL DAN PEMBAHASAN
pemisahan ikan menggunakan mesin lebih
efektif dan efisien. Kadar Air
Penimbangan dan pembuatan bumbu
Persiapan bumbu Semua bumbu Kadar air merupakan salah satu
dihaluskan, selanjutnya ditimbang sifat kimia dari bahan yang menunjukkan
berdasarkan berat yang ditentukan. banyaknya air yang terkandung di dalam
bahan pangan. Menurut Hadiwiyoto
Tabel 1. Komposisi bumbu (1993), menyatakan bahwa air merupakan
komponen terbanyak yang terdapat di
dalam daging ikan.Kadar air merupakan
parameter bahan pangan yang sangat
mempengaruhi daya simpan. Hasil
pengujian analisis kadar air dendeng ikan
lele dumbo dengan suhu bervariasi
menggunakan cabinet dryer dapat dilihat
Pencetakan pada Gambar 1.
Menuang adonan ke dalam loyang
kemudian meratakan hingga ketebalan 4
mm.
Pengeringan
Memanggang adonan dendeng di dalam
cabinet dryer hingga kering menggunakan
suhu 60oC, 65oC dan 70oCselama 8 jam
dan dilakukan 3 kali ulangan untuk setiap
perlakuan.
Penggorengan
Dendeng yang telah jadi kemudian Gambar 1.
digoreng dengan menggunakan deep Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap
freyer selama 50 detik dengan suhu 150oC Kadar Air Dendeng Ikan Lele Dumbo
sampai dendeng matang, kemudian
diangkat dan siap untuk diuji organoleptik. Kadar air dendeng ikan lele dumbo
tertinggi ditunjukkan pada perlakuan suhu
Analisis Data pengeringan 60oC dan kadar air terendah
sebagai perlakuan terbaik ditunjukkan
Analisis data yang digunakan pada perlakuan pengeringan dengan suhu
untuk mengetahui pengaruh variasi suhu 70oC, yaitu masing-masing 34,88% dan
pengering terhadap kadar air, kadar
Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 114-122 117

10,05%. Perlakuan suhu 70oC telah


memenuhi standar kadar air dendeng ikan
maksimal 12%.
Semakin tinggi suhu pengeringan, maka
semakin rendah kadar air suatu bahan
pangan. Hal ini disebabkan karena
semakin tinggi suhu yang digunakan maka
perbedaan kandungan uap air yang ada
pada bahan dan udara sekitar akan
mengalami perbedaan dengan perbedaan
tersebut maka akan menyebabkan Gambar 2.
adanya penguapan yang cepat. Hal ini Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap
sesuai dengan pernyataan Desrosier, Kadar Protein Dendeng Ikan Lele Dumbo
(1988) menyatakan bahwa semakin tinggi
suhu dan semakin lama waktu Rendahnya kadar protein pada
pengeringan yang digunakan untuk suhu 70oC disebabkan karena
mengeringkan suatu bahan maka air yang pengeringan pada suhu tinggi akan
menguap dari bahan akan semakin mengakibatkan denaturasi dan degradasi
banyak. Hal ini juga diperkuat dengan protein serta menurunkan fungsi dari asam
pernyataan Riansyah, dkk (2013) yang amino esensial (Kabaheda dkk, 2009).
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu Pada perlakuan 65oC terjadi peningkatan
dan lamanya waktu pengeringan yang kadar protein namun pada perlakuan 70oC
diberikan, memberikan pengaruh yang terjadi penurunan.
sangat besar terhadap kecepatan Penurunan ini diduga disebabkan
perpindahan air ikan asin sepat siam. oleh denaturasi protein yang disebabkan
Penyataan serupa juga dikemukankan oleh suhu pemanasan tinggi. Menurut
oleh Fitriani (2008), menyatakan semakin Sethiyarini (2008), penurunan kadar
tinggi suhu dan lama waktu pengeringan protein diakibatkan adanya flokuasi yaitu
maka semakin banyak molekul air yang penggunpalan dari partikel yang tidak
menguap dari belimbing kering yang stabil menjadi partikel yang diendapkan.
dikeringkan sehingga kadar air yang Flokuasi merupakan tahap awal
diperoleh semakin rendah. denaturasi. Denaturasi merupakan suatu
perubahan atau modifikasi terhadap
Kadar Protein struktur sekunder, tersier dan kuartener
pada protein tanpa terjadinya pemecahan
Hasil analisis kadar protein ikatan kovalen.
dendeng ikan lele dumbo dari berbagai Pemanasan menyebabkan protein
perlakuan (Gambar 2.), Protein tertinggi terdenaturasi. Pada saat pemanasan,
terdapat pada perlakuan dengan suhu panas akan menembus daging dan
pengeringan 65oC yaitu sebesar 16,04%, menurunkan sifat fungsional protein.
dan terendah didapatkan pada perlakuan Pemanasan dapat merusak asam amino
suhu pengeringan 70oC yaitu sebesar dimana ketahanan protein oleh panas
13,44%. sangat terkait dengan asam amino
penyusun protein tersebut sehingga hal ini
yang menyebabkan kadar protein
menurun dengan semakin meningkatnya
suhu pemanasan.
Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 114-122 118

Kadar Lemak oleh penurunan kadar air sehingga


persentase kadar lemak meningkat. Hal
Hasil pengujian analisis kadar lemak serupa dikemukakan oleh Yuniarti (2007),
dari berbagai perlakuan dapat dilihat pada yang menyatakan bahwa dengan lamanya
Gambar 3. Hasil pengeringan dendeng waktu dan tinggi suhu yang digunakan
ikan lele dumbo menggunakan cabinet pada proses pengeringan akan
dryerpada berbagai suhu pengering menyebabkan kandungan lemak yang ada
terhadap kadar lemak menunjukkan pada bahan juga semakin meningkat dan
bahwa perlakuan suhu pengeringan 70oC kandungan air yang semakin menurun.
memiliki kadar lemak tertinggi yaitu
48,92%. Sedangkan perlakuan suhu Hedonik Warna
pengeringan 65 C memiliki kadar lemak
o

terendah yaitu 39,54%. Hasil uji hedonik warna dendeng


ikan lele dumbo (Gambar4.) menunjukkan
penilaian panelis yang tertinggi terdapat
pada perlakuan pengeringan dengan suhu
70oC yaitu sebesar 4,00 dengan kriteria
suka dan yang terendah yaitu perlakuan
suhu 60oC sebesar 3,28 dengan kriteria
cukup suka.

Gambar 3.
Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap
Kadar Lemak Dendeng Ikan Lele Dumbo

Menurut pernyataan Soeparno


(2011) menyatakan bahwa, variasi
komposisi kimia antara kadar lemak dan
protein pada daging saling merefleksikan Gambar 4.
antara satu dengan lainnya dimana Hasil Uji Hedonik Warna Dendeng Ikan
apabila kadar protein rendah maka kadar Lele Dumbo
lemak akan tinggi begitu pula sebaliknya.
Hal yang sama dikemukakan oleh Rahayu Perbedaan penggunaan suhu
dkk. (1992), mengenai keterkaitan antara pengeringan pada dendeng ikan lele
kadar air dan kadar lemak, dimana kadar dumbo meberikan pengaruh nyata
lemak ikan berbanding terbalik dengan terhadap warna dendeng yang dihasilkan.
kadar airnya. Ikan dengan kandungan Berdasarkan hasil uji DMRT menunjukkan
lemak yang tinggi biasanya mempunyai bahwa perlakuan 65ᴼC dan 70ᴼC
kandungan air cenderung lebih rendah. merupakan perlakuan terbaik dan lebih
Hal ini sejalan dengan penelitian Zuhra disukai oleh panelis karena diperoleh
dkk. (2012), menyatakan bahwa dendeng yang berwarna coklat. Warna
meningkatnya kadar lemak dengan suhu coklat yang diperoleh disebabkan karena
pengeringan yang tinggi dapat disebabkan terjadinya reaksi millard pada saat
Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 114-122 119

pengeringan dengan suhu tinggi pada 25 panelis dapat diketahui bahwa tingkat
dendeng ikan tersebut. Menurut Kramlich kesukaan panelis terhadap tekstur
dkk., 1973 dalam Dadik (2006) dendeng ikan lele dumbo terbaik yaitu
Pembentukan warna coklat disebabkan perlakuan suhu pengeringan 60oC dan
adanya reaksi antara asam amino bebas 70oC dengan kriteria suka. hal ini
dari protein atau komponen nitrogen disebabkan oleh karena dendeng ikan lele
lainnya dengan grup karbonil yang berasal dumbo yang dikeringkan pada suhu 65ᴼC
dari gula atau karbohidrat lainnya Menurut dan 70ᴼC memiliki kadar air yang rendah
Jamhari dkk, (2005) bahwa warna sehingga tekstur dendeng lebih renyah.
dendeng dapat dipengaruhi oleh suhu Sesuai dengan penelitian Dadik (2006)
yang digunakan dalam proses mengatakan bahwa semakin rendah kadar
pengeringan, sejalan dengan pernyataan air yang terdapat dalam dendeng seiring
Lawrie, (1995) bahwasuhu pengeringan meningkatnya suhu maka produk dendeng
juga mempengaruhi warna dendeng, tersebut semakin renyah. Purnomo, (1995)
dimana perubahan warna daging yang menjelaskan bahwa kadar air dan aktivitas
diolah dipengaruhi oleh lama pengeringan air dalam bahan pangan sangat besar
dan suhu pengeringan yang digunakan. peranannya, terutama dalam menentukan
tekstur suatu bahan pangan.
Hedonik Tekstur

Tekstur Hasil uji hedonik terhadap Hedonik Aroma


tekstur dendeng ikan lele dumbo yang
dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5. Aroma merupakan salah satu faktor
Tekstur merupakan sekelompok sifat fisik penting yang mempengaruhi penerimaan
yang ditimbulkan oleh elemen struktural suatu produk olahan perikanan . Hasil uji
bahan pangan untuk mencapai bentuk hedonik terhadap aroma dendeng ikan lele
rupa, sebagai usaha untuk memberikan dumbo dapat dilihat pada Gambar 6.
tekstur tertentu pada permukaan. Tekstur
menjadi salah satu pilihan konsumen
untuk memilih suatu produk pangan.

Gambar 6.
Hasil Uji Hedonik Aroma Dendeng Ikan
Gambar 5. Lele Dumbo
Hasil Uji Hedonik Tekstur Dedeng Ikan
Lele Dumbo Hasil analisis ragam nilai
organoleptik aroma dendeng ikan lele
Pengamatan tekstur dendeng ikan dumbo menunjukkan bahwa perlakuan
lele dumbo dilakukan secara hedonik oleh tidak berpengaruh nyata. Aroma dendeng
Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 114-122 120

ikan yang dihasilkan hampir sama dari


setiap perlakuannya. Hal ini diduga karena Hasil uji DMRT menunjukkan
aroma dendeng ikan lele yang dihasilkan bahwa pengeringan suhu 65ᴼC dan 70ᴼC
menggunakan bumbu-bumbu yang merupakan perlakuan terbaik. Tingginya
beraroma khas seperti aroma ketumbar tingkat kesukaan panelis pada
dan masing–masing perlakuan pengeringan suhu 65ᴼC dan 70ᴼC
menggunakan bumbu yang sama. proses disebabkan karena menguapnya sebagian
pembentukan aroma terjadi pada saat besar air sehingga rasa dari dendeng
pencampuran bahan (mixing), sampai pada perlakuan tersebut lebih enak. Hal ini
menjadi bumbu dan akan berlangsung dapat dinyatakan bahwa suhu
sampai proses pengeringan sehingga pengeringan dan jumlah kadar air dapat
terbentuklah aroma khas dendeng (Henny mempengaruhi tingkat kesukaan panelis
Krissetiana, 2003). Hadiwiyoto (1994) terhadap dendeng ikan lele dumbo yang
menyatakan bahwa selama pembumbuan dihasilkan, seperti halnya pada uji hedonik
dan pengeringan terjadi pembentukan tekstur . berdasarkan hasil diatas dapat
komponen-komponen citarasa, sehingga dinyatakan bahwa semakin tinggi suhu
menambah rasa dan aroma dendeng akan menurunkan kadar air dari dendeng
menjadi lebih khas. ikan lele dumbo maka nilai kesukaannya
terhadap rasa dari dendeng ikan lele
Hedonik Rasa dumbo tersebut semakin baik. Menurut
Hasil uji hedonik terhadap rasa penelitian yang dilakukan oleh Adel Tuyu
dendeng ikan lele dumbo dapat dilihat dkk.,(2014) yang menyatakan bahwa
pada Gambar7. Berdasarkan hasil analisis menurunnya kadar air mempengaruhi
ragam nilai organoleptik rasa dendeng tingkat kesukaan panelis pada ikan selar
ikan lele dumbo menunjukkan perlakuan asin karena berkurangnya kadar air
berpengaruh nyata dengan nilai sehingga komponen penyusun rasa akan
organoleptik sebesar 3,25 pada keluar .Winarno (2004), menyatakan
pengeringan suhu 60ᴼC artinya cukup bahwa rasa dipengaruhi oleh beberapa
disukai oleh panelis sementara pada faktor yaitu senyawa kimia, suhu,
pengeringan suhu 65ᴼC memiliki nilai konsentrasi dan interaksi dengan
sebesar 3,68 yang artinya disukai oleh komponen rasa yang lain.
panelis dan 3,80 pada pengeringan suhu
70ᴼC masuk dalam kategori disukai oleh KESIMPULAN
panelis.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan pengering cabinet dryer
dengan berbagai variasi suhu
berpengaruh terhadap mutu kimia
dendeng ikan lele dumbo yang
dihasilkan, dimana suhu pengeringan
terbaik adalah suhu 65oC, dengan
Gambar 7. kadar air sebesar 25,02%, kadar
Hasil Uji Hedonik Rasa Dendeng Ikan Lele protein sebesar 16,04% dan kadar
Dumbo lemak sebesar 39,54%.
Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 114-122 121

2. Pada uji hedonik dendeng ikan lele Gariepinus) Selama


dumbo menunjukkan perlakuan suhu Penyimpanan.Skripsi tidak
pengeringan berpengaruh terhadap diterbitkan. Bogor: Departemen Ilmu
warna, tekstur, dan rasa namun tidak dan Teknologi Pangan, Fakultas
berpengaruh tarhadap Teknologi. Pertanian, Institut
aromadendeng yang dihasilkan. Pertanian Bogor
Perlakuan terbaik adalah Desrosier,W.N., 1988. Teknologi
pengeringan suhu 65 C karena
o
Pengawetan Pangan.Diterjemahkan
memiliki nilai yang disukai oleh oleh M. Muljoharjo .UI-Pres,
panelis baik pada warna, tekstur,
Jakarta.
aroma dan rasa serta memiliki
kandungan protein yang tinggi dan Dewi, E, N. . 2008. Pengaruh Jenis Gula
kadar air yang cukup rendah. Pada Proses Pengolahan Dendeng
Ikan Nila Merah Terhadap Mutu.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Sanitek Perikanan, (on line)
jilid 2, nomor 1,
Adel tuyu, Hens Onibala, Daisy M. (http://eprints.undip.ac.id), diakses
Makapedua. 2014. Studi lama 17 Mei 2015)
pengeringan ikan selar(Selaroides Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi
sp) asin dihubungkan dengan kadar Pengolahan Hasil Perikanan.
air dan nilai organoleptik. Jurnal Liberty, Yogyakarta.
media teknologi hasil perikana, (on
line), vol.2, nomor. 2, Hadiwiyoto, S. 1994. Studi pengolahan
(http://martinac1b111003.blogspot.c dendeng dengan oven pengering
o.id, diakses tanggal 13 Maret rumah tangga. Buletin Peternakan.
2016) 18 : 119-126
Angga Riansyah, Agus Supriadi*, Rodiana Jamhari, E. Suryanto, dan Soeparno.
Nopianti., 2013. Pengaruh 2005. Karakteristik organoleptik
Perbedaan Suhu Dan Waktu dendeng dari daging kambing bligon
Pengeringan Terhadap Karakteristik yang diberi pakan daun pepaya (
Ikan Asin Sepat Siam (Ttrichogaster carica papaya) berbagai level.
Pectoralis) Dengan Menggunakan Buletin peternakan 29 (3) 115-121.
Oven. Program Studi Teknologi Kabahenda, MK., Omony P., Husken
Hasil Perikanan Fakultas Pertanian SMC. 2009. Post-harvest handling
Universitas Sriwijaya Indralaya of lowvalue fish products and
Ogan Hilir. threats to nutritional quality: a
Anonima. 2007. Departemen Kelautan dan review of practices in the Lake
Perikanan. FAO Dorong Victoria region
Pembangunan Perikanan Budidaya. www.worldfishcenter.org. Diakses
www.dkp.go.id. Diakses 29 Mei pada 3 November 2015.
2015 Kurnia A. 2006. Saatnya Indonesia
Dadik. 2006. Pengaruh Waktu Curing Menerapkan Budidaya Ikan Ramah
(Perendaman Dalam Larutan Lingkungan.
Bumbu) Terhadap Mutu Dendeng http://www.beritaiptek.com . diakses
Fillet Ikan Lele Dumbo (Clarias tanggal 6 Juni 2015.
Muh. Ikhsan , Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 114-122 122

Lawrie, R. A. 1995. Ilmu Daging. Edisi Fakultas Teknik, Universitas Syiah


Kelima. Penterjemah Aminuddin Kuala.
Parakkasi dan Yuda Amwila.
Nida, Asmawati, Gunawan,S. 2014.
Dendeng Ikan Leubiem
(Canthidermis Maculatus) Dengan
Variasi Metode Pembuatan, Jenis
Gula, Dan Metode Pengeringan.
Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia, (ON line) jilid
6 Nomor 3,
(http://www.jurnal.unsyiah.ac.id,diak
ses 11 Juni 2015)
Purnomo, H dan Adiono. 1987. Ilmu
Pangan. UI. Jakarta.
Rahayu, S. 2013. Budidaya Lele di Lahan
Sempit. Sidoarjo: Infra Pustaka.
Rahayu, W. P., S. Ma’oen, Suliantari dan
S. Fardiaz. 1992. Teknologi
Fermentasi Produk Perikanan. PAU
Pangan Gizi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sethiyarini. 2008. Pengaruh Suhu dan
Lama Pemanasan dengan
Menggunakan Ekstraktor Vakum
Terhadap Kualitas dan Rendemen
Crude Albumin Ikan Gabus
(Ophiocephalus striatus) dari
Perairan Madura. Skripsi. Fakultas
Perikanan. Universitas Brawijaya.
Malang
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi
Daging. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Winarno F G. 2004. Kimia Pangan dan
Gizi.Jakarta: PT Gramedia.
Zuhra, S. dan C. Erlina. 2012. Pengaruh
kondisi operasi alat pengering
semprot terhadap kualitas susu
bubuk jagung. Jurnal Rekayasa
Kimia dan Lingkungan. Vol 9. No. 1
Hal. 36 – 44. Jurusan Teknik Kimia,

Anda mungkin juga menyukai