UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
PROGRAM STUDI AKUAKULTUR
Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp. (0451) 429738-422611
Palu – Sulawesi Tengah 94118
Bahan : Sinopsis 2
I. PENDAHULUAN
Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai
potensi dalam usaha budidaya untuk meningkatkan nilai jual di pasar. Harga ikan lele
pada pasar lokal sebesar Rp.25.000.00.-. Selain itu ikan lele juga memiliki potensi
pengembangan, serta pemuliaan ikan untuk memperoleh strain ikan lele yang unggul
Diketahui bahwa telah banyak minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan lele
sebagai sumber protein hewani, harga yang cukup terjangkau, pengelolaannya mudah
serta bergizi tinggi (Wardhani dkk., 2017). Budidaya ikan lele memang cukup
adalah bahan baku pakan. Sihombing dkk., (2021) menyimpulkan bahwa biaya
produksi untuk pakan pada kegiatan budidaya ikan lele berkisar 50-80%. Pakan
Salah satu bahan baku lokal non ekonomis yang potensial dimanfaatkan sebagai
bahan baku pakan adalah limbah ikan patin, sehingga diharapkan dapat menekan
biaya produksi pada kegiatan budidaya. Penggunaan limbah jeroan ikan patin sebagai
bahan baku pakan dapat diolah dalam bentuk silase. Pembuatan silase jeroan ikan
memecah protein menjadi peptida sehingga mudah untuk dicerna ikan (Kompiang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis silase jeroan ikan
patin yang tepat dalam menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang
tinggi pada ikan lele (Clarias sp.). Kegunaannya adalah menambah wawasan dan
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2022.
Organisme uji yang akan digunakan adalah benih ikan lele (Clarias sp.)
2-2.
lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 20 unit
satuan percobaan. Perlakuan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Herizon
Perlakuan A : Pakan (0% tepung ikan + 100% silase jeroan ikan patin)
Perlakuan B : Pakan (25% tepung ikan + 75% silase jeroan ikan patin)
Perlakuan C : Pakan (50% tepung ikan + 50% silase jeroan ikan patin)
Perlakuan D : Pakan (75% tepung ikan + 25% silase jeroan ikan patin)
Proses pembuatan silase dari jeroan ikan patin mengacu pada metode Herizon
(2004) yang dimulai dari pengumpulan jeroan dan pembersihan. Kemudian dilakukan
jeroan ikan akan dimasukkan kedalam ember dan ditambahkan Butylate hydroxy
toluene (BHT) sebagai anti oksigen sebanyak 250 ppm, dan diaduk secara merata.
Kemudian ditambahkan asam formiat (HCOOH) sebanyak 3% dari bobot jeroan dan
diaduk sampai tercampur merata (5-10 mnt), kemudian wadah ditutup. Pengadukan
berikutnya dilakukan setelah 24 jam sebanyak 3 kali dalam sehari hingga akhir
dengan menambahkan soda api (Na2CO3) sebanyak 1,6%. Setelah silase ikan jadi
Wadah pemeliharaan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
baskom sebagai bak pemeliharaan ikan lele. Persiapan wadah pemeliharaan dimulai
dengan mencuci baskom sebanyak 20 unit menggunakan air bersih, kemudian di isi
dengan air sebanyak 30 L dan dipasang aerator pada setiap wadah pemeliharaan.
untuk menekan stress pada ikan diwaktu pemindahan. Aklimatisasi dilakukan dengan
meletakan kantongan berisi benih ikan pada permukaan air wadah pemeliharaan dan
dibiarkan selama 15 menit. Kemudian ikan ditebar pada wadah pemeliharaan secara
perlahan.
2.4.4 Pemeliharaan ikan
tubuhnya untuk mendapatkan data bobot dan panjang awal pemeliharaan. Selama
pemeliharaan ikan nila diberi pakan hasil formulasi sesuai perlakuan yang diujikan
dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pada pukul 08:00;
13:00 dan 17:00 WITA. Jumlah pakan yang diberikan sebesar 5% dari bobot
tubuh ikan uji. Setiap minggu dilakukan penimbangan bobot biomassa ikan uji.
persamaan yang digunakan oleh Mulqan dkk., (2017) yakni sebagai berikut:
Ln wt – Ln (w0)
LPSH (%) = x 100
t
Dimana:
LPSH = Laju pertumbuhan spesifik bobot (%) /hari
LnWt = Logaritma natural bobot individu benih pada akhir pemeliharaan (g)
LnWo = Logaritma natural bobot individu benih pada awal pemeliharaan (g)
t = Waktu atau lama pemeliharan (hari)
Nt
KH (%) = × 100
N0
Dimana:
KH= tingkat kelangsungan hidup (%);
Nt = populasi pada akhir penelitian (ekor);
N0= populasi pada awal penelitian (ekor).
F
RKP =
( Wt+ D )−WO
Dimana:
mengacu pada penelitian Iskandar dan Elrifadah (2015) yakni sebagai berikut:
( Wt+ D )−Wo
EP(%) = × 100
F
Dimana:
Parameter kualitas air yang akan diukur selama penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3-4.
Yij=μ+ τi+εij
Keterangan Yij : Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
μ : Nilai tengah populasi
τi : Pengaruh aditif perlakuan ke-i
εij : Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
i : Perlakuan (A, B, C, D)
j : Ulangan (1, 2, 3, 4)
Apabila terdapat pengaruh nyata padaa pertumbuhan ikan lele maka pengujian
Herizon, 2004. Pengaruh Kadar Silase Jeroan Ikan Patin Yang Berbeda dalam Pakan
Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Cyprinus carpio. Skripsi. Program Studi Budidaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Iswanto B., Rommy S., Huria M. dan Imron. (2015). Karakteristik Morfologis dan Genetis
Ikan Lele Afrika (Clarias gariepinus Burchell, 1922) Strain Mutiara. Jurnal riset
akuakultur. Vol. 10. No. 3.
Mulqan M., Sayyid A.E.R. dan Irma D., 2017. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) Pada Sistem Akuaponik Dengan
Jenis Tanaman Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Unsyiah. Vol.2(1): 183-193.
Ratnasari, I., Maryani, M. dan Nursiah, N., 2020. Penambahan Silase Jeroan Ikan Patin
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Lele (Clarias sp.). Jurnal
Akuakultur Sungai dan Danau. Vol.5(2): 44-49.
Sihombing, D. J. C., Mulyanti, S., Magdalena, R., Indriati, K., Pandjaitan, M. L. W., &
Natalia, C. (2021). Program Kemitraan Masyarakat Budidaya Lele Desa
Sampora. Jurnal Abdimas, 25(1), 83-88.
Wardhani, A. K., Sudarno, & Kusdarwati, R. (2017). Gambaran Histopatologi Kulit dan
Insang Benih Ikan Lele (Clarias sp.) yang Terinfeksi Saprolegnia Sp. dan yang
Telah Diobati dengan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Histopatologic. Journal of
Aquaculture and Fish Health. Vol.7 No.1
Wardoyo S.E.. 2007. Ternyata Ikan Nila Oreochromis niloticus Mempunyai Potensi yang
Besar Untuk Dikembangkan. Media Akuakultur. Vol.2(1): 147-150.