Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AKHIR

PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

DISUSUN OLEH:

HAFIZ FIRDAUS

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR

AKADEMI KOMUITAS NEGERI REJANG LEBONG

REJANG LEBONG

2022
Daftar Isi

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang........................................................

B.Tujuan Penelitian...................................................

C.Manfaat................................................................

TINJAUAN PUSTAKA

A.KLASIFIKASI ILMIAH.............................................

B.Morfologi ikan Nila..............................................

C.Habitat dan kebiasaan ikan Nila..........................

D.Padat Tebar.......................................................

E.Pembesaran ikan nila........................................

F. Pakan...............................................................

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan tempat..........................................

B. Alat dan bahan................................................

C. Prosedur kerja.................................................

1. Persiapan wadah pemeliharaan..................

2. Pengisian Air...............................................

3. Penebaran Benih........................................

4. Pakan.........................................................

5. Pengukuran Kualitas Air...............................

6. Pengambilan Sampel..................................

D. Parameter Pengamatan..................................

1.Pertumbuhan Berat......................................

2. Pertambahan Panjang Mutlak.....................


3. Konversi Pakan...........................................

4. Efesiensi Pakan...........................................

5. Kelangsungan Hidup (Survival Rate)............

6. Kualitas Air.................................................

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
1.PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Budidaya ikan air tawar merupakan salah satu jenis usaha budidaya yang banyak diminati
oleh masyarakat Indonesia salah satunya ikan nila, dikarenakan kebutuhan masyarakat akan
konsumsi ikan nila semakin meningkat. Hal ini membuat budidaya ikan nila menjadi bisnis yang
menjanjikan. Berdasarkan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM)
bahwa konsumsi ikan nasional kita 54,49 kg per orang per tahun, sehingga total kebutuhan konsumsi
ikan Indonesia sekitar 14 juta ton per tahun. Itu didapat dari perikanan tangkap dan perikanan
budidaya[1]. Pertumbuhan rata-rata produksi ikan budidaya di Indonesia dalam Tri Wulan I – III
Tahun 2015 – 2018 bahwa komoditas ikan nila paling kecil yaitu hanya 7,62% dibandingkan udang
30,02%, patin 31,76%, lele 56,32% dan gurami 68,15%[2]. Hal ini disebabkan karena pembudidayaan
ikan nila sedikit lebih sulit dibandingkan ikan lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembudidayaan ikan nila yaitu kualitas air (pH, suhu, kekeruhan air, kadar garam dan oksigen
terlarut (DO)), intensitas pakan, kualitas indukan, kualitas benih dan sebagainya. Permasalahan
diatas melatarbelakangi penulis untuk mengangkat judul “Perencanaan dan Pembuatan Kolam Ikan
Menggunakan Kontrol Penstabil Kualitas Air dan Pemberian Pakan Secara Otomatis Pada
Pembudidayaan Ikan Nila”. Penulis merancang sebuah kolam ikan yang sesuai dengan siklus hidup
ikan nila yaitu suhu air 25-30°C dimana jika tidak sesuai akan mengaktifkan sistem pendingin atau
pemanas, pH air 6,5 – 8,5 dimana jika tidak sesuai maka akan meningkatkan pH asam atau
menurunkan pH basa dan sensor kekeruhan air sebagai parameter pergantian air otomatis serta
pemberian pakan otomatis sebanyak 3 kali dalam sehari menggunakan Real Time Clock (RTC). Sistem
ini diharapkan dapat mengurangi kerugian akibat perawatan yang kurang intensif dan meningkatkan
efisiensi karena tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam tugas akhir ini sebagai berikut : 1. Dapat merancang sebuah kolam
ikan yang dapat mengkontrol kualitas air dan memberi pakan secara otomatis pada
pembudidayaaan ikan nila. 2. Dapat merancang sebuah sistem kontrol penstabil kualitas air
berdasarkan pH, suhu dan kekeruhan air serta pemberian pakan secara otomatis menggunakan
waktu pada pembudidayaan ikan nila.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari kegiatan praktik kerja lapangan ini adalah untuk mengembangkan dan
meningkatkan wawasan dan pikiran yang ilmiah dalam mengantisipasi permasalahan yang akan
ditemui di lapangan. Sebagai sumber informasi yang layak bagi pihak-pihak yang memerlukan
informasi mengenai bagaimana cara pembesaran Nila(Oreochromis niloticus).
TINJAUAN PUSTAKA

A.KLASIFIKASI ILMIAH

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Osteichtyes

Ordo: Perciformes

Famili: Cichlidae

Genus: Oreochromis

Spesies: Oreochromis
niloticus

Nama binomial

Oreochromis niloticus

Linnaeus, 1758

B.Morfologi ikan Nila


Bentuk tubuhnya memanjang dan ramping, sisik ikan nila relatif besar, matanya
menonjol dan besar dengan tepi berwarna putih. Ikan nila mempunyai lima buah sirip yang
berada di punggung, dada, perut, anus, dan ekor.

C.Habitat dan kebiasaan ikan Nila

Ikan Nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran salinitas
yang lebar). Ikan Nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang dangkal, kolam,
sungai dan danau.

D.Padat Tebar

Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi,
ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.

E.Pembesaran ikan nila

Menurut jangkaru (2004), pembesaran ikan merupakan bagian dari usaha budidaya
ikan.Pembesaran adalah suatu usaha pemeliharaan ikan yang dimulai dari ikan lepas dederan
dan berakhir sampai mencapai ukuran konsumsi atau ukuran untuk pasar.Sedangkan Susatnto
dan Amri (2002) mengartikan, pembesaran ikan merupakan kegiatan untuk menghasilkan
ikan yang siap konsumsi.Produk akhirnya berupa ikan konsumsi, meskipun ukuran ikan yang
konsumsi bisa saja berbeda sesuai dengan kebutuhan pasar. Pembesaran ikan dalam kegiatan
budidaya perairan bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan
pembesaran, ikan didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran pasar
(maketable size) melalui penyediaan lingkungan media hidup ikan yang optimal, dan
pemberian pakan yang tepat jumlah, mutu, cara, dan waktu serta pengendalian hama dan
penyakit. Selain pertumbuhan individu, pembesaran penting untuk menekan tingkat kematian
ikan dalam wadah produksi, supaya produksi biomassa ikan dapat dicapai setinggi
mungkin.Ukuran individu dikali dengan jumlah populasi menghasilkan produksi biomassa.
(Susanto dan Amri (2002)

F. Pakan
Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan.Ikan
lele memakan pakan alami maupun pakan buatan, pakan alami seperti binatang renik yaitu
kutu air. (Daphnia), cacing, larva (jentik-jentik serangga), dan siput kecil, selain makanan
alami untuk mempercepatkan pertumbuhan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa
pellet (Suyanto, 2007). Pemberian pakan dilakukan harus dengan waktu dan jumlah yang
tepat. Dosis pemberian pakan ikan lele sebanyak 2-5 % dari biomassa, pemberian pakan
harus dilakukan secara bertahap, frekuensi pemeberian pakan ikan lele sangatlah bervariasi,
namun paling umum dilakukan para pembudidaya adalah 3 kali sehari (Adidaya dan
Prasetya,2015).
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan tempat

Data Tugas Akhir ini akan diperoleh dari kegiatan praktek kerja lapang pada bulan
Februari hingga maret, bertempat di BBI Gandus Kota Palembang

B. Alat dan bahan

1.1 alat yang akan di gunakan dalam pembesaran ikan Nila ini tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Alat

No Alat Fungsi
1 Termometer,PH meter,DO Sebagai alat untuk proses pengamatan
meter
2 Ember Sebagai wadah untuk memindahkan ikan nila
3 Serok Sebagai alat untuk mengambil ikan nila
4 Jaring waring Sebagai alat untuk penangkapan ikan nila
5 Alat tulis Sebagai alat untuk mencatat waktu proses
pengamatan
6 Timbangan Sebagai alat hitung berat
7 Kolam pembesaran Sebagai wadah pembesaran ikan nila
8 Kamera Sebagai alat untuk melakukan dokumentasi

2.1 Bahan yang digunakan dalam pembesarann ikan lele tercantum pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan"

No Bahan Fungsi
1 Bibit Ikan lele Sebagai ikan yang dibesarkan
2 Pelet Sumber pakan
C. Prosedur kerja
1. Persiapan wadah pemeliharaan
Wadah yang akan digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini berupaa
kolam tanah. Kolam dikeringkan selama 2-3 hari untuk membunuh bibit-bibit penyakit.
2. Pengisian Air
Setelah wadah yang akan digunakan siap untuk dipakai selanjutnya diisi air.
3. Penebaran Benih
Setelah air kolam sudah siap untuk digunakan Benih ikan lele ditebar dengan ukuran 8-12
cm dengan berat 10-15 gram sebnayak 250 ekor. Penebaran benih dilakukan dengan cara
benih masih didalam kantong plastik didiamkan mengapung di permukaan air kolam kurang
lebih 10 menit. Setelah itu buka kantong plastik dan masukkan air kolam ke kantong. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk proses adaptasi. Setelah 5 menit baru benih bisa dilepaskan
ke kolam. Waktu pelepesan benih ke kolam sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari
karena saat itu suhu air tidak begitu panas sehingga ikan mudah beradaptasi.

4. Pakan

Pemberian Pakan Pemberian pakan berupa pellet dilakukan dengan frekuwensi 3 kali
sehari. Yakni pagi pukul 08.00 WIB.Siang pada pukul 13.00 WIB, dan Sore pada pukul 06.00
WIB. Dengan dosis 5% dari berat biomassa ikan selama kegiatan.

5. Pengukuran Kualitas Air

Parameter yang diamati dalam pembesaran ini adalah : suhu, PH dan DO.

6. Pengambilan Sampel

Akan dilakukan dengan cara sampling yaitu dengan mengambil 5% dari 250 ekor ikan lele
yang dipelihara, yang dilakukan acak dalam jangka waktu 7 hari sekali

D. Parameter Pengamatan

1.Pertumbuhan Berat

Untuk mengetahui pertambahan berat mutlak pada ikan uji yang dihitung dengan
menggunakan rumus, Yulfiperius(2014)

Keterangan :

G=∆W=Wt-Wo

G : Pertumbuhan berat ikan uji

Wt : Berat akhir (gram)

Wo : Berat awal ikan (gram)


2. Pertambahan Panjang Mutlak

Menurut Efendi (1978), Panjang mutlak yang dihitung dengan menggunakan rumus :
Lm=Lt-Lo
Keterangan :
Lm : Pertumbuhan panjang mutlak ikan uji (cm)
Lt : Panjang akhir ikan uji (cm)
Lo : Panjang awal uji (cm)
3. Konversi Pakan

Untuk mengetahui nilai konversi pakan dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut,
Yulfiperius(2014) :
KP=F
Bt-Bo
Keterangan :
Bt : Biomassa ikan pada akhir percobaan (gram)
Bo : Biomassa ikan pada awal percobaan (gram)
F : Jumlah pakan yang dikonsumsi selama percobaan (gram)
4. Efesiensi Pakan
Untuk mengetahui nilai efesiensi pakan dapat digunakan rumus sebagai berikut, Takueci
dalam Yulfiperius(2014)
FE=(Bt+Bd)-Bo x 100
F
Keterangan :
FE : Efesiensi pakan(%)
Bt : Biomassa pada ikan uji (gram)
Bo : Biomassa awal ikan uji (gram)
F : Jumlah pakan yang diberikan (gram)
Bd : Biomassa ikan yang mato selama penelitian (gram)
5. Kelangsungan Hidup (Survival Rate)
Kelangsungan hidup yaitu presentase jumlah biota yang hidup dalam kurun waktu
tertentu. Untuk menghitung kelangsungan hidup ikan dapat dihitung menggunakan rumus,
Yulfiperius(2014)

SR=Nt x 100

No

Keterangan :

Nt : Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)

No : Jumlah ikan hidup pada awal pemeliharaan (ekor)

SR : Kelangsungan hidup ikan uji

6. Kualitas Air

Kualitas air yang akan diamati dalam pelaksanaan penelitian ini adalah : oksigen, suhu, dan
PH. Suhu akan diamati setiap hari pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB dan 17.00 WIB, Pengukuran
PH dan oksigen terlarut dilakukan pada awal, tengah, dan akhir pemeliharaan.

A. DO (Oksigen Terlarut)

DO (Disolved Oxygen) jumlah mg/L gas oksigen gas yang terlarut dalam air untuk
mengetahui nilai DO digunakan metode Titrasi sebagai berikut (Haryadi : et al,1992)

DO(ppm)= V Na2s2o3 x N Na2s2o3 x 8 1000

V Sampel

B. PH

PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat kebasaan yang
dimiliki oleh suatu larutan. PH adalah ukuran logaritmik dari konsentrasi ion hidrogen dari
larutan. Nilai PH merupakan negatif logaritma dari konsentrasi ion hidrogen (Sorensen 1868-
1939).

C. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan
penyerapan organisme (Nybakken 1992 dalam sembiring,2008).
D. TSS (Padatan Tersuspensi Total)

Padatan dengan cara tersuspensi total adalah bahan tersuspensi dan tidak terlarut dalam air.
Untuk menentukan TSS dapat dilakukan dengan cara Gravimentik dengan perhitungan yaitu :

Rumus (Haryadi : et al,2019) :

Total Suspended Solid

(mg/L = ( A – B ) X 1000

ml Sampel

Keterangan :

A : Bobot setelah saringan

B : Bobot sebelum saringan

E. TDS (Padatan Terlarut Total)

Padatan tersuspensi total adalah bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan
kertas nilipore dengan ukuran pori-pori 0,45 µm. Untuk mengukur nilai TDS dapat
digunakan metode Gravimentik dengan rumus : (Haryati : et al, 1992).

TDS(mg/L= 1000

ml Sampel

Keterangan :

R : Berat (mg) mangkuk dan residu

D : Berat (mg) mangkuk


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan pembesaran ikan nila di Instalasi
Budidaya Air Tawar meliputi persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengelolaan
kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan pemasaran. Permasalahan yang ada
pada pembesaran ikan nila adalah banyaknya hama sepert siput air pada kolam dan cukup sulit untuk
dibasmi. Selain itu, faktor cuaca juga dapat mempengaruhi fluktuasi kualitas air.

Saran

Sebaiknya Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan lebih meningkatkan jumlah produksi ikan
nila karena permintaan konsumen yang semakin meningkat. Selain itu, manajemen kualitas air perlu
ditingkatkan lagi untuk menghindari adanya hama dan penyakit di kolam pembesaran ikan nila
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Adria, P. M. 2012. Pengaruh Stimulan Pakan Ikan (SPI) untuk Pembesaran Nila Merah (Oreochromis
sp.) yang Dipelihara di Waring Ikan. Prosiding Simposium dan Pameran Teknologi Aplikasi Isotop
dan Radiasi. Mukti, A. T., M. Arief, dan W. H. Satyantini. 2015. Dasar-dasar Akuakultur. Universitas
Airlangga. Surabaya. Popma, T. J. and L. L Lovshin. 1994. World Prospect For Commercial
Production of Tilapia. Research and Development Series No. 41. International Center for Aquaculture
and Aquatic Environments. Department of Fisheries and Allied Aquacultures Auburn University.
Alabama. Prihatini , E. S. 2014. Manajemen Kualitas Air Pada Pembesaran Ikan Nila Salin
(Oreochromis aureus X niloticus) di Instalasi Budidaya Air Payau Kabupaten Lamongan. Grouper
Faperik 2014. Riani, H. 2012. Efek Pengurangan Pakan Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname
(Litopenaues vannamei) PL-21 yang Diberi Bioflok. Skripsi. Program Studi Sarjana Perikanan.
Universitas Padjadjaran. SNI 7550. 2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas
Pembesaran di Kolam Air Tenang. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. [USAID] United States
Agency for International Development. 2011. Feed Conversion Ratio (FCR). USAID-Harvest. Phnom
Penh. Yuliati, P., T. Kadarini, Rusmaedi, dan S. Subandiyah. 2003. Pengaruh Padat Penebaran
Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Dederan Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) di Kolam. Jurnal
Iktiologi Indonesia, 3(2), Desember 2003.

Anda mungkin juga menyukai