Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup


membutuhkan air. Bagi manusia, kebutuhan akan air adalah mutlak karena 70% zat
pembentuk tubuh manusia terdiri dari air. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-
hari berbeda untuk setiap tempat dan setiap tingkatan kehidupan. Biasanya semakin
tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air (Apriliana
E., M.R. Ramadhian, M. Gapila, 2014).Graha Pratama Fish merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang pembenihan ikan (hatchery), pembesaran ikan
(aquaculture), pembuatan pakan ikan (artificial feed), pengolahan ikan patin, pusat
pelatihan perikanan dan agrowisata. perusahaan ini harus memiliki standar mutu
yang tinggi agar diterima di pasar internasional. Dengan demikian, mengetahui
tentang budidaya ikan patin secara langsung diperusahaan ini akan menambah
wawasan tentang budidaya ikan patin.(irawansyah,2).

Ikan patin (Pangasius hypophthalmus) adalah salah satu spesies catfish yang
sangat terkenal dan disukai konsumen di daerah Riau. Ikan patin tidak hanya
dipasarkan dalam bentuk segar tapi juga diolah menjadi ikan asap. Sejak
diperkenalkan tahun 1980an, budidaya ikan ini terus berkembang, pada tahun 2005
produksi mencapai 9.284,5 ton dan pada tahun 2011 produksi meningkat menjadi
25.033,96 ton (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, 2012).

Ikan patin (Pangasius sp) adalah salah satu ikan asli perairan indonesia yang
telah berhasil di somestika. Dengan banyak keunggulan tersebut ikan ini menjadi
salah satu komoditas perikanan yang mempunyai ekonomis nilai tinggi, baik dalam
segmen usaha pembenihan maupun usaha pembesarannya (Susanto, 2009). Ikan
patin (pangasius sp) merupakan ikan penting dalam budidaya perairan atau
akuakultur. Ikan patin merupakan ikan yang berukuran besar dan dagingnya
berwarna putih sehingga menjadi menarik bagi konsumen.ikan patin mengandung
protein 68,69%, lemak 5,8%, abu 3,5%, dan air 59,3%.
2

1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum

Tujuan kami melakukan prakktikum lapangan ini atau mewawancarai


pengusaha ikan patin agar kami dapat mengetahui bagaimana perkembangan
pembenihan, penebaran pakan pemanenan, cara penebaran pakan serta pemasaran.
Dengan manfaat dilaksanakannya praktikum lapangan ini kami dapat mengetahui
komoditas yang dibudidayakan,bentuk dan ukuran wadah, pengolahan tanah,
kualitas air, penebaran benih, jenis dan hama yang ada, panen dan pemasaran.
3

II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum lapangan ini dilakukan pada tanggal 15 November 2022, pada jam
13 :00 sampai dengan selesai yang bertepatan di CV.Graha Pratama Fish yang di
Kampung Patin atau desa Koto Mesjid, koto kampar Kabupaten Kampar.

2.2 Alat dan Bahan


Alat
1. Kolam pendederan
2. Kolam induk
3. Kolam pemberokan
4. Bak corong
5. Hiblower
6. Pipa
7. Waring
8. Tangguk
9. Wadah/ember
10. Bulu ayam
11. Heater

Bahan

1. NaCl
2. Ovaprim
3. Air lumpur
4. Air bersih

2.3 Prosedur Praktikum

Sebelum melakukan pembenihan ikan patin. Ada beberapa tahap untuk


memlakukan pemijahan ikan patin yaiutu sebagai berikut :
1. Siapkan semua bahan dan alat yang digunakan supaya memudahkan saat
melakukan pratikum.
4

2. Proses pemillihan induk ikan patin yang matang gonad betinah dan jantan.
Selanjutnya masukan induk ikan patin yang telah dipilih kedalam kolam
pemberokan, ini berguna untuk membuang kotoran di dalam perut induk ikan
patin. Supaya saat di striping tidak mengeluarkan kotoran, karan dapat membuat
telur ikan tidak sterl lagi dan telur tidak bisa menetas bahkan telur juga bisa
membusuk.
3. Penyuntikan induk ikan patin baik ikan patin jantan maupun betina. Dosis ikan
patin betin 0,5ml/kg sedangkan dosis untuk induk ikan patin jantan
0,3ml/kg.ovaprim dan Nacl 1:1.
4. Setelah induk ikan patin di sunting, letakkan induk ikan patin kedalam
bak.Tunggu selama 12 jam induk ikan patin siap untuk di striping.
5. Striping induk ikan patin betina berguna untuk mengeluarkan telur yang ada
didalam perut ikan, setelah induk betina di striping, induk jantang juga di
striping untuk menelurkan sperma yang ada di induk jatan . perbandingan induk
ikan patin betina dan jantan yauitu 1:4. Akan tetapi ini tergantung banyak telur
ikan betina.
5

III. HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

3.1.Deskripsi Lokasi Budidaya


Kunjungan yang kami lakukan terletak dikabupaten kampar, tepatnya di koto
mesjid atau disebut juga kampung patin. Kampung tersebut adalah tempat budidaya
ikan patin. Yang memeiliki kolam sebanyak 654 kolam budidaya dengan luas total
sekitar 32 Ha. Dikampung pating tersebut bukan hanya tempat pembudidaya saja.
Tetapi, ada juga tempat pembenihan, pengolahan hingga sampai dengan pemasaran.
Hingga saat ini kolam yang ada dikampung tersebut memproduksi hasil
pengolahaan ikan patin yang berupa ikan salai sebanyak 12 ton per minggu,
dipasarkan di daerah pekanbaru, dumai dan sekitarnya.

3.2. Komoditas yang dibudidayakan


Komoditas yang dibudidayakan di CV.Graha Pratama Fish yaitu ikan Patin
(Pangasianodon hypophthalmus).

3.3. Bentuk dan Ukuran Wadah Budidaya


Ada beberapa ukuran dan bentuk kolam yang dapat kami amati pada waktu
praktikum lapanagan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan dalam bentuk data
dibawah ini :

Kolam berbentuk persegi panjang dengan tiga jenis ukuran yaitu :


1. 20 meter x 30 meter.
2. 30 meter x 25 meter.
3. 30 meter x 50 meter.

3.4. Pengelolaan Tanah Dasar ( pengunaaan pupuk, kapur, jumlah)


Untuk pengolaan tanahnya dilakukan dengan cara manual tampa bantuan
mesin. Contohnya dengan cara pembentukan kolam seperti persegi bulat dan
sebagainya, lalu dilakukan pengalian terhadap lahan yang ditentukan. Maka dari itu
ada sebagian lahan yang kurang subur, yang memerlukan pupuk, kapur dan
sebagainya untuk penyuburan tanah atau penetralisir tanah.
6

Dalam praktikum lapangan ini kami dapat mewawancarai pengusaha ikan tersebut,
sehingga dapat disimpulkan data berupa :
a.) Bentuk kolam : Persegi panjang.
b.) Dengan Pengunaan pupuk : kapur
c.) Dengan jumlah Penggunaan pupuk : 250 kg per kolam.
d.) Dengan metode Pengunaan : Penebaran Langsung dikolam.

3.5. Kualitas Air (Suhu, pH , Kecerahan dan Oksigen terlarut)


Setelah dilakukannya praktikum lapangan ini sehingga kami dapat mengetahui
berapa tingkat suhu, pH , kecerahan dan Oksigen Terlarut. sehingga dapat
menyimpulkan bahwa dikolam tersebut dapat dilihat pada data dibawa ini:
a. Suhu : 30 – 40 ºC
b. pH : 5 (Asam).
c. Kecerahan : Sekitar 55 cm.
d. Oksigen Terlarut (DO) : Sekitar 3,9814 mg/L.

3.6. Penebaran Benih (Jenis ikan, Padat Tebar, Cara Penebaran, Waktu
Penebaran Ikan Budidaya Tersebut).
Penebaran benih pada kolam yang bertepatan di koto mesjid, kampar. Dapat
dilihat pada data dibawah ini Sehingga Kami mengetahui setelah diadakannya
praktikum lapangan ini, tata cara penebaran benih, berapa padat tebarnya, sehingga
dapat disimpulkan beberapa hasil berupa :
a. Jenis Ikan : ikan patin
b. Padat Tebar : ± 100.000
c. Cara Penebarannya : lansung tebar
d. Waktu Penebaran : dilakukan dengan 2x sehari yaitu pagi dan sore.

3.7. Jenis hama yang ada, Penyakit, Cara Menangulanginya, Obat-obatan


Dsd.
Dalam pelaksanaan praktikum ini, kami hanya mengetahui bahwasannya di
kolam ikan patin yang tempatnya dikoto mesjid, kampar. Hingga saat ini belum
ditemukan beberapa gejala penyakit pada ikan budidaya tersebut, Tetapi kala
7

waktunya ada sebagian kolam tersebut ada yang terserang hama tetapi serangan
hama itu dapat ditanggulagi. Untuk lebih lengkapnya ada beberapa data dibawah
ini yang kami dapatkan pada saat praktikum ini :
a. Jenis hama : Capung
b. Penyakit : Tidak ada
c. Cara penangulanginnya : Dapat mengunakan alat yang seperti jaring.
d. Obat- obatan : Tidak ada

3.8. Pemanenan (Pemilahan, Cara Panen)


a. Masa pemeliharaaannya
Pada masa ini adalah masa pemanenan yang dapat dilakukan dengan
menghitung dari awal penebaran benih sampai pemanenan. Dalam praktikum ini
kami mewawancarai pengusaha kolam tersebut bahwasannya kalau untuk waktu
pemanenean ikan budidaya patin itu hanya sekita 4 sampai 5 bulan. Untuk
pemberiaan pakan yang ditebar secara rutin pada waktu pagi dan sore selama waktu
Yang ditentukan , maka akan didapatkannya ukuran ikan budidaya yang sama berat
dan ukurannya.

b. Cara Pemanenan
Setelah tepat pada waktunya panen, yang dilakukan para pekerja kolam itu
membuka kolam. Dengan cara mengeringkan airnya sebagian juga ada yang
menanguk ikannya. Sudah hampir semua ikan dipanenkan,maka ada ikan yang
telah sesuai dengan ukuran dan beratnya maka itu bagian ikan yang siap dipasarkan
. mungkin ada sebagian ikan yang belum mencapai ukuran yang diinginkan maka
ikan itu di olah lagi menjadi ikan salai atau pengasapan yang bertujuan agar ikan
tersebut lebih awet dan tahan lama.

3.9. Pemasaran Hasil Budidaya (Penjualan, Harga, Keuntungan)


Untuk pemasaran hasil dari budidaya ikan patin ini mulai dari benih, hingga
siap panen dipasarkan di hingga seluruh provinsi Riau terutama sekitar
kampar.untuk pemasaran ikan patin segar di tempat budidaya ini terdiri dari dua
macam yaitu saluran secara langsung dan tidak langsung. pemasaran langsung yaitu
8

dengan memasarka secara langsung ikan tersebut dalam kondisi segar untuk diolah
menjadi kan asap. Sedangkan pemasaran secara tidak langsung adalah pemasaran
ikan patin segar untuk konsumsi, yang mana lembaga pemasaran yang terlibat
adalah petani ikan, agen, pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan konsumen.
Dalam jangka waktu 20 minggu patin konsumsi sudah bisa di panen dan
menghasilkkan kisaran 1.5 ton per kolam. Harga jual ikan patin ini kisaran antara
Rp.11.000 – Rp.13.000 /kg. Total panen dalam 20 minggu bisa mencapai
keuntungan di angka 15 juta lebih.
9

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari praktikum lapangan yang telah di lakukan, dapat di simpulkan bahwa


Komoditas ikan patin yang dibudidayakan di CV.Graha Pratama Fish cukup baik.
Dengan bentuk kolam persegi panjang mulai dari cara pengelolaan, pembenihan,
pembasaran, pemberian pakan hingga panen dan juga pemasaran dilakukan
dengan sangat baik. Praktikan juga dapat memahami bahwa harga dan keuntungan
berdasarkan pemberian pakan dan bergantung pada musim, namun hal itu bisa
atasi dengan berbagai solusi seperti pengaturan pakan yang baik, penanganan
penyakit setra kesiapsiagaan dalam menghadapi musiman.

4.2. Saran

Demi kelancaran proses kegiatan praktikum, praktikan harus lebih aktif


bertanya untuk memahami terlebih metode dan tata cara budidaya ikan patin
sehingga tidak ada waktu yang terbuang. Serta dalam proses survei harus
disediakan waku yang lebih lama agar praktikum lebih tenang dalam proses
wawancara.
10

DAFTAR PUSTAKA

Irwansya,Rahmat 2012. “Struktur Komunitas tumbuhan Dibagian Hulu Sungai


Cisadane, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa
Barat” Jurnol Biologi Indonesia 13(2) : 289-296. Institut Teknologi
Bandung. Bandung.

Maryono,Ahmad 2012. “Studi Pendahuluan Kelimpahan riparian di Perairan Darat


Surabaya dan Malang” Journal Trunjoyo 13(1) : 61-66. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Solikin, Sandi 2013. Kedalaman Sangat Mempengarui Tingkat Kecerahan Dalam


Suatu Perairan Laut Tumbak Minahasa Tenggara 3 : 14-15.
LAMPIRAN
Dokumentasi selama melaksanakan praktikum lapangan.

Anda mungkin juga menyukai