KOLOKIUM
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan mas merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis
penting dengan jumlah produksi nasional ikan mas mencapai 638.576 ton pada tahun 2021
(FAO 2022). Menurut Direktorat Jendral Perikanan Budidaya (2022), produksi ikan mas
mengalami peningkatan selama tahun 2018 hingga 2022 sebesar 9,5%, namun peningkatan ini
belum mencapai target produksi dari ikan mas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
memenuhi target produksi ikan mas yaitu dengan intensifikasi melalui pengembangan
teknologi budidaya yaitu aspek nutrisi (pakan) yang berkualitas dan efisien untuk menunjang
pertumbuhan ikan.
Pakan yang diberikan menentukan keberhasilan dalam budidaya, karena nutrien yang
terkandung dalam pakan khususnya protein memiliki peranan penting (Abdel-Tawwab et al.
2010). Protein merupakan nutrien termahal yang terkandung dalam pakan, tingginya
kandungan protein dalam pakan sering dikaitkan dengan masalah biaya pakan yang tinggi, oleh
karena itu dalam pemanfaatannya harus dilakukan seefisien mungkin dengan memaksimalkan
pemanfaatan nutrien non-protein sebagai sumber energi (Setiawati et al. 2008; Li et al.2012;
Hua et al. 2019). Menurut Krogdahl et al. (2005) dibandingkan dengan lemak dan protein,
karbohidrat merupakan sumber energi yang paling murah. Namun, pemanfaatan karbohidrat
oleh organisme akuatik dibatasi oleh kemampuan mencerna pakan. Faktor yang dapat
membatasi pemanfaatan karbohidrat oleh organisme akuatik diantaranya keterbatasan sekresi
enzim pencernaan dan produksi insulin yang berperan dalam pemanfaatan glukosa oleh sel
(Watanabe 1988; Li et al. 2016). Kecernaan karbohidrat dapat ditingkatkan melalui
pemanfaatan sumber karbohidrat yang mudah dicerna dan suplementasi bahan yang dapat
meregulasi karbohidrat.
Penelitian terkait penggunaan Smallanthus sonchifolius yang dikenal dengan istilah
yacon atau daun insulin telah dilakukan Palmi (2022) terhadap ikan patin (Pangasianodon
hypophthalmus). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa suplementasi daun insulin
sebanyak 1.36% pada pakan dapat meningkatkan pemanfaatan energi dari sumber non-protein
yaitu karbohidrat (Palmi 2022). Hasil penelitian Oh et al. (2023) yang dilakukan pada ikan
black rockfish (Sebastes schlegelii) juga menunjukkan bahwa suplementasi S. sonchifolius
menyebabkan pertumbuhan dan pemanfaatan pakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Daun insulin (S. sonchifolius) merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai
agen stimulator untuk meningkatkan kecernaan nutrien. Daun insulin mengandung senyawa
aktif seperti fructooligosacarida (FOS), fenol, flavonoid, fenolik klorogenik, caffeonylquinic,
dan fruktan. Kandungan FOS yang tinggi dalam daun insulin berperan sebagai agen prebiotik
dan dapat meningkatkan efisiensi metabolisme kecernaan nutrien dengan peningkatan
kelimpahan mikroflora dalam usus (Sivieri et al. 2014; Caetano et al. 2016). Penelitian terkait
suplementasi daun insulin pada ikan mas belum dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas suplementasi daun insulin melalui pakan dalam
meningkatkan kecernaan nutrien dan pemanfaatan karbohidrat secara lebih optimal sebagai
sumber energi utama (protein-sparing effect) untuk pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi daun insulin
(Smallanthus sonchifolius) terhadap pemanfaatan karbohidrat pakan dan performa
pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio).
2
METODE
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian berupa rancangan acak lengkap menggunakan lima perlakuan
dan tiga kali pengulangan dengan tingkat suplementasi daun insulin yaitu 0%, 0,5%, 1%,
1,5%, dan 2%pada pakan ikan uji.
Prosedur Penelitian
Persiapan Pakan Uji dengan Suplementasi Daun Insulin
Pakan yang akan digunakan yaitu pakan ikan komersil yang telah disesuaikan dengan
formulasi pakan standar ikan mas SNI 01-4266-2006 (BSN 2006). Daun insulin yang akan
digunakan berasal dari produk komersil dengan komponen yang berasal dari seluruh bagian
daun yang dikeringkan, kemudian dihaluskan hingga berbentuk tepung yang dikemas dalam
ukuran 500 g. Metode yang akan digunakan dalam pembuatan pakan uji yaitu dengan cara
coating. Tepung daun insulin akan ditambahkan sesuai dosis per kg pakan dengan pakan ikan
komersil. Pada proses coating, akan ditambahkan 10g/kg pakan minyak ikan, 2g/kg pakan
kuning telur, 40g/kg pakan putih telur, 100 mL/kg pakan air dan 0,6% polimethylolcarbamide
(PMC). Campuran bahan suplementasi kemudian akan dihomogenkan dan disemprotkan pada
pakan komersial hingga merata. Pakan kemudian akan dikeringkan menggunakan oven selama
4 jam dengan suhu 40oC. Pakan uji yang telah kering akan dikemas dan disimpan. Analisis
proksimat pakan yang akan diukur meliputi kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar serat
kasar, kadar abu, dan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen yang dilakukan berdasarkan AOAC
(2012).
Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 60 hari. Pakan akan diberikan sebanyak tiga kali
sehari pada pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB dan 17.00 WIB. Pemberian pakan dilakukan secara
at satiation atau hingga ikan terlihat kenyang. Penyiponan dan pergantian air sebanyak 30%
akan dilakukan setidaknya seminggu sekali pada sore hari. Kualitas air selama pemeliharaan
akan diukur guna mengontrol kondisi air yang digunakan. Pengecekan kualitas air berupa
suhu, pHdan dissolved oxygen (DO) akan dilakukan setiap hari pada pagi, siang, dan sore hari
serta pengukuran total ammonia nitrogen (TAN) dilakukan setiap dua minggu sekali.
Kegiatan sampling akan dilakukan diawal dan akhir pemeliharaan untuk mengetahui
pertumbuhan padaikan uji.
3
Parameter Penelitian
Parameter yang akan diukur pada penelitian ini yaitu aktivitas enzim pencernaan,
kinerja pemanfaatan karbohidrat, kelimpahan bakteri dan kinerja pertumbuhan. Pengukuran
kinerja pemanfaatan karbohidrat meliputi kadar glukosa plasma post-prandial, glucose
tolerance test, albumin dan protein plasma. Analisis kinerja hati yaitu hepatosomatic index
(HSI), lemak organ hati, dan kadar glikogen organ hati. Pengukuran kinerja pertumbuhan
meliputi tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju pertumbuhan spesifik (LPS), jumlah
konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), retensi protein dan retensi lemak.
Uji kandungan glikogen akan melalui tahap ekstraksi dan hidrolisis organ hati yang
mengikuti metode Watanabe (1988). Kemudian akan dilanjutkan dengan analisis kadar glukosa
dalam bentuk glikogen dalam jaringan hati menggunakan pereaksi ortho-toluidine dan asam
asetat glasial (Wedemeyer dan Yasutake 1977) dan diukur densitas optikalnya pada panjang
gelombang 635 nm. Analisis kandungan lemak organ hati mengikuti metode Folch (Watanabe
1988).
Kelimpahan Bakteri
Penghitungan kelimpahan bakteri pada usus dilakukan dengan mengisolasi usus ikan
mas sebanyak 0,1g kemudian dihaluskan dan diencerkan dengan larutan Phosphater buffered
saline (PBS) dari 10-4 hingga 10-6 CFU/mL. Selanjutnya larutan tersebut dituang ke media
deMan Rogose Sharpe Agar (MRSA) sebanyak 25 μl. Inkubasi akan dilakukan selama 24 jam
pada suhu 37°C, selanjutnya jumlah koloni bakteri yang tumbuh dihitung (Wicaksono et al.
2020; Agustina et al. 2021).
Kinerja Pertumbuhan
Parameter kinerja pertumbuhan meliputi tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju
pertumbuhan spesifik (LPS), jumlah konsumsi pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), retensi
protein dan retensi lemak. Parameter tingkat kelangsungan hidup diukur menggunakan
persamaan berikut (Zonneveld et al. 1991):
Nt
TKH = x 100
No
Keterangan:
TKH = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir perlakuan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal perlakuan (ekor)
Nilai efisiensi pakan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut (NRC 1977):
Keterangan:
EP = Efisiensi pakan (%)
Wt = Bobot total ikan pada waktu t (g)
W0 = Bobot total ikan pada awal percobaan (g)
Wd = Bobot total ikan yang mati selama percobaan (g)
F = Bobot total pakan yang dikonsumsi (g)
Retensi protein dan retensi lemak dihitung menggunakan persamaan berikut (Watanabe
1988):
F−I F−I
RP = x 100 RL = x 100
P P
Keterangan:
RP/RL = Retensi protein/retensi lemak (%)
F = Jumlah protein/lemak ikan pada akhir pemeliharaan (g)
I = Jumlah protein/lemak ikan pada awal pemeliharaan (g)
P = Jumlah protein/lemak yang dikonsumsi ikan (g)
Analisis proksimat dilakukan pada sampel pakan uji dan tubuh ikan mas di awal dan
akhir masa pemeliharaan terhadap masing-masing perlakuan berdasarkan AOAC (2012).
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pengolah data SPSS
24.0 (SPSS, Chicago, IL, USA) dan Microsoft Excel 2016. Data dianalisis dengan menggunakan
analisis kovarien (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95%. Apabila terdapat nilai yang
berbeda nyata pada uji ANOVA, dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).
Uji Polinomial Orthogonal digunakan untuk mengetahui dosis suplementasi terbaik terhadap
laju pertumbuhan ikan mas. Analisa glukosa post-prandial dan tolerance test dihitung
menggunakan uji Repeated measure ANOVA terhadap interval waktu pengambilan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] The Association of Official Analytical of Chemist. 2012. Assocaition of Official
Method of Analysis. Arlington (US): The Association of Official Analytical Chemist, Inc.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2006. Pakan Buatan untuk Ikan Mas (Cyprinus carpio,
L) pada Budidaya Intensif: SNI 01-4266-2006. Jakarta (ID): Dewan Standardisasi
Nasional.
[DJPB-KKP] Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan.
2022. Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Tahun 2022.
Jakarta (ID): DJPB.
[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nation. 2022. Fisheries and
aquaculture information and statistics branc [Internet]. [Diakses 18 September 2023];
www.fao.org/fishery/en/statistics/software/fishstatj.
[NRC] National Research Council. 1977. Nutrient Requirements of Warmwater fishes.
Nasional Academy of Sciences (US). 71 hlm.
Aziz Z, Tamara N, Wahyuni RT, Inawati, Abdillah S. 2019. Effects of anti-hyperglicemic of
yacon leaf (Smallanthus sonchifolius) ethanolic extracts using zebrafish as a model.
African Journal of Pharmacy and Pharmacology. 13(9): 113-117.
Bergmeyer HU dan Grassal M. 1983. Methods of Enzymatic Analysis, Ed-2. Weinheim: Verlag
Chemie.
6
Caetano BFR, Moura NA, Almeida APS, Dias MC, Sivieri K, Barbisan LF. 2016. Yacon
(Smallanthus sonchifolius) as a food supplement: health-promoting benefits of
fructooligosaccharides. Journal Nutrients MDPI. 8(436): 1-13.
Campos D, Pallardel IB, Chirinos R, Galvez AA, Norrato G, Padreschi R. 2012. Prebiotic effect
of yacon (Smallanthus sonchifolius Poepp. & Endl), a source of fructooligosaccharides
and phenolic compounds with antioxidant activity. Food Chemistry. 135:1592-1599.
Furuichi M dan Yone Y. 1982. Effect of insulin on blood sugar levels on fishes. Bull (JPN)
Soc. Sci. Fish. 48:1289-1291.
Halver JE, Hardy RW. 2002. Fish nutrition, 3rd edition. Academic Press (USA).822 hlm.
Htun-han M. 1978. The reproductive biology of the dab Limanda limanda (L) in the
North Sea; gonadosomatic index; hepatosomatic index and condition factor. Journal of
Fish Biology. 13(3):369-367.
Kim YJ. 2013. Effect of dietary supplementation of yacon (Polymnia sonchifolia) by-product
on performance and physico-chemical properties of chicken thigh meat. Korean Journal
Poultry Science. 40(1):1-9.
Krogdahl A, hemre GI, Mommsen TP. 2005. Carbohydrates in fish nutrition: digestion and
absorbtion in postlarval stages. Aquaculture Nutrition 11:103-122.
Li X, Xu F, Zhang D, Jiang G, Liu WB. 2016. Molecular characterization and expression
analysis of glucokinase from herbivorous fish Megalobrama amblycephala subjected to
a glucose load after the adaptation to dietary carbohydrate levels. Aquaculture 459:89-
98.
Liu XY, Wang Y, Ji WX. 2018. Growth, feed utilization and body composition of Asian
Catfish P. hypophthalmus fed at different dietary protein and lipid levels. Aquaculture
Nutrition. 17:578-584.
Lovell T. 1988. Nutrition and Feeding of Fish. An A VI Book, Van Nonstand Reinhold. New
York. ISBN 0-442-25927-1. Hal: 194-197.
Naimah SY, Nazzaruddin, Cicillia S. 2020. Kajian aktivitas antioksidan dan tingkat kesukaan
the daun insulin (Smallanthus sonchifolius) pada berbagai suhu pengeringan. Pro Food
(Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan). 6(2): 742-748.
Oh HY, Lee TH, Lee CH, Lee DY, Sohn MY, Kwon RW, Kim JG, Kim HS. 2023. Effects of
by-products from producing yacon (Smallanthus sonchifolius) juice as feed additive on
growth performance, digestive enzyme activity, antioxidant status, related gene
expression, and disease resistance against Streptococcus iniae in juvenile black rockfish
(Sebastes schlegelii). Aquaculture. 569: 1–11.
Palmi RS. 2022. Suplementasi daun insulin pada pakan untuk meningkatkan pemanfaatan
karbohidrat dan pertumbuhan ikan patin Pangasianodon hypophthalmus [TESIS]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Peres H, Goncalves P, Oliva-Tales A. 1999. Glucose tolerance in gilthead seabream (Sparus
aurata) and european seabass (Dicentratchus labrax). Aquaculture. 179:415-423.
Sivieri K, Morales MV, Saad SMI, Adorno MA, Sakamoto IK, Rossi EA. 2014. Prebiotic effect
of fructooligosaccharides in the simulator human intestinal microbial ecosystem (SHIME
model). Journal of Medicinal Food. 17(8): 894-901.
Tobuku R. 2022. Pengaruh pemberian pakan berbasis ratio karbohidrat dan lemak terhadap
kadar lemak ikan patin (Pangasius hypophthalmus). JVIP. 2(2): 71-77.
Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Tokyo (JP): The General Aquaculture
Course, Dept of Agriculture Bioscience, Tokyo University.
Watanabe T. 1998. Fish Nutrition and Mariculture. Tokyo (JP): Kanagawa Fisheries Training
Center, Japan International Cooperation Agency.
7
Wedemeyer GA, Yasutake WT. 1977. Clinical Methods fro the Assessment of the Effects of
Environmental Stress on Fish Health. Washington DC.
Yanto H, Setiadi AE, Kurniasih D. 2019. Pengaruh tingkat karbohidrat berbeda dalam pakan
terhadap kinerja pertumbuhan ikan tengadak (Barbonymus schawenfeldii). Jurnal Ruaya.
7(2): 39-46.
Zonneveld NZA, Huisman EA, Bonn JH. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 318 hlm.