Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PRAKTIKUM UMUM

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BOTIA (Chromobotia macracanthus


Bleeker, 1852) DI BALAI RISET BUDIDAYA IKAN HIAS (BRBIH) KOTA
DEPOK, JAWA BARAT

Oleh

Risa Febriyanti
16114111017

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Teknik Pembenihan Ikan Botia (Chromobotia Macracanthus) Di


Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Kota Depok, Jawa
Barat
Nama : Risa Febriyanti
NPM : 1614111017
Jurusan : Perikanan dan Kelautan
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Universitas Lampung

Menyetujui

Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Dosen Pembimbing


Universitas Lampung Praktik Umum

Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. Munti Sarida, S.Pi., M.Sc., Ph.D


NIP. 196402151996032001 NIP.198309232006042001
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor ikan hias di dunia. Nilai
ekspor Indonesia sendiri yang tercatat oleh Stasiun Karantina Bandara Soekarno-
Hatta adalah USD 11,3 juta tahun 2001 dan naik menjadi USD 120 juta pada
tahun 2004, merupakan kenaikan yang amat besar (NAFED, 2004). Dengan total
produksi hampir 120 juta ekor ikan per tahun (NAFED, 2004) dan Indonesia
termasuk negara yang berada didalam garis khatulistiwa atau beriklim tropis
sehingga spesies atau biota perairannya sangat beragam. Salah satu komoditas
yang bisa ditemui di negara ini yaitu Ikan Botia (Chromobotia macracanthus
Bleeker, 1852).

Ikan botia memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai ikan hias pengisi akuarium air
tawar dan menjadi spesies utama dalam perdagangan ikan hias di Indonesia
(Kottelat et al., 1996). Kegiatan budidaya adalah salah satu alternatif solusi untuk
pemenuhan kebutuhan ikan botia dipasar ikan hias baik nasional maupun
internasional. Namun, sejauh ini kegiatan budidaya terkendala dalam hal induk
yang kurang bagus dan daya tetas telur rendah menurut (Satyani et al., 2007)
sehingga perlu dipelajari teknik pembenihan ikan botia untuk memenuhi
permintaan ikaan hias dan menjaga kelestarian ikan botia.

1.2. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan praktikum umum ini adalah :
A. Mempelajari secara langsung tentang teknik pembenihan, pemeliharaan,
permasalahan serta solusinya dalam usaha pembenihan Ikan Botia
B. Mempelajari cara budidaya ikan hias Botia yang baik dan benar serta mampu
mengaplikasikannya.
1.3. Manfaat
Manfaat dari kegiatan praktikum umum ini adalah sebagai berikut :
Untuk menyediakan informasi tentang teknik pembenihan Ikan Botia dan peluang
usaha yang dilakukan di Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH), Kota Depok.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Botia


2.1.1 Klasifikasi Ikan Botia
Ada berbagai pengklasifikasian dari ikan botia menurut para ahli. Klasifikasi ikan
botia menurut (Kottelat, 2004) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordate
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Teleostei
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cobitidae
Genus : Chromobotia
Spesies : Chromobotia macracanthus Bleeker, 1852

2.1.2 Morfologi Ikan Botia


Memiliki bentuk tubuh memanjang agak pipih ke samping dan ditutupi sisik halus
(sikloid), memiliki sungut yang terdiri dari empat pasang. Warna dasar tubuh
merah jingga kekuning-kuningan, yang disertai warna hitam dibagian tiga tempat
tubuhnya. Pertama melingkari kepala melewati mata, yang kedua dibagian depan
sirip punggung dan yang ketiga memotong sirip punggung bagian belakang
sampai ke pangkal ekor. Sirip berwarna merah oranye kecuali sirip punggung
yang terpotong garis hitam (Satyani et al., 2006).
Gambar 1. Ikan Botia (sumber :
www.google.com/search?q=ikan+botia&safe=strict&rlz=1C1GGGE___ID827ID
827&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiKhZfksovjAhUWH48KH
XhiCgsQ_AUIECgB&biw=1366&bih=646#imgrc=TE24B8ZiBKk3gM:)

2.1.3 Kebiasaan Makan


Makanan ikan botia meliputi krustasea, insekta, nematode dan alga (Chumaidi et
al., 2009). Ikan botia kecil berukuran 6 cm mengkonsumsi tumbuhan air dan lebih
menyukai pakan alami seperti udang-udang kecil, cacing rambut (Tubifex sp.). Di
habitat pemeliharaan ikan botia diberikan pakan berupa pelet.

2.1.4 Reproduksi ikan Ikan Botia


Ikan botia biasanya hanya akan memijah pada musim penghujan. Menurut
(Satyani et al., 2008) ciri-ciri ikan botia betina yang sudah siap memiijah
berukuran ± 60 gram sedangkan ikan botia jantan berukuran ± 40 gram.

2.2 Manajemen induk


2.2.1 Seleksi Induk
Seleksi induk bertujuan untuk mengetahui induk ikan yang siap untuk memijah.
Syarat induk botia yang baik untuk dipijahkan yaitu : tidak cacat, berumur 1,5-2
tahun dan panjang total minimal 12- 15cm. Induk yang telah siap memijah baik
jantan maupun betina, pada bagian kelaminnya akan menonjol dan semakin lama
akan semakin membesar hingga proses pemijahan ikan berlangsung. Pada jantan
bentuk tonjolan akan menonjol sedangkan pada betina akan membulat dan
memerah (Putra et al., 2017).

2.2.2 Manajemen Pakan Ikan


Pakan merupakan komponen utama dalam pertumbuhan ikan. Ikan botia
tergolong ikan omnivor yang cenderung karnivor, menyukai hewan-hewan kecil
seperti Tubifex sp., larva serangga, Daphnia sp., jentik nyamuk dan sisa-sisa
makanan. Untuk ikan botia yang masih berumur larva diberikan pakan alami
karena pada pakan alami memiliki gizi yang cukup lengkap untuk pertumbuhan
awal larva ikan. Dan pakan buatan seperti pelet untuk diberikan pada ikan dewasa
(Tarigan, 2014).
2.2.3 Manajemen Kualitas Air
Kualitas air dalam pembesaran ikan botia yaitu : DO 5,96 ppm , suhu 29°C, pH
7,5 dan Ammonia 0,02 (Wantika, 2018). Manajemen kualitas air botia perlu
diperhatikan untuk kelangsungan hidup ikan botia. Dilakukan penyiponan
sebanyak 2x dalam seminggu untuk menjaga kualitas air tersebut.

2.2.4 Manajemen Penyakit Dan Parasit


Jenis penyakit yang biasa menyerang ikan botia antara lain :

Ichthyiophthiriasis/white spot/bintik putih

Ikan botia ikan tidak bersisik sehingga rentan terhadap penyakit ini dikarenakan
tidak ada perlindungan dari luar. Ciri-ciri ikan botia yang terkena penyakit ini
yaitu terdapat bintik butih di tubuh ikan botia. Menurut (Robin, 2007) cara
penularan Ichthyophthirius multifiliis kepada ikan botia lain juga dapat dengan
mudah dilakukan, sebab cara hidup ikan botia yang bergerombol memungkinkan
terjadinya pergesekan antara sesama ikan botia.

Bakteri Aeromonas

Bakteri ini dapat menyerang ikan botia pada bagian insang yang menyebabkan
terganggunya proses petukaran gas sehingga ikan botia sulit bernafas dan akan
terlihat bergerombol. Tindakan pencegahan ini yaitu tetap menjaga kualitas air
sedangkan cara pengobatannya yaitu dengan diberikan larutan garam 0,1-0,3 ppm
dengan cara perendaman selama 10 menit dan di cuci kembali dengan air tawar
yang bersih (Aisah, 2014).

2.5 Analisis Usaha

Berdasarkan literatur Anonim, ikan botia mencapai harga berkisar dalm hitungan
per ekor yaitu mulair dari Rp. 25.000-50.000. harga tersebut tergantung dari corak
warna yang dimiliki oleh ikan botia. Pasar pada usaha budidaya ikan hias air
tawar yaitu dijual reseler yaitu individu atau organisasi yang menjual kembali
barang jual tersebut (Karimah et al., 2012).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu


Kegiatan Praktik Umum (PU) dilaksanakan pada bulan Juli- Agustus 2019,
bertempat di Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Kota Depok, Jawa Barat

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum umum ini yaitu seperti bak fiber, aerator,
termometer, refraktometer, pH meter, saringan, selang, baskom, ember,
timbangan, pompa, kamera dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
ikan botia, pakan alami, pakan buatan dan air tandon.

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang dilakukan saat praktik umum adalah sebagai berikut:
1.Mengikuti semua rangkaian kegiatan pembenihan ikan botia di Balai Riset
Budidaya Ikan Hias Kota Depok, Jawa Barat.
2. Membantu rangkaian kegiatan pembenihan pembenihan ikan botia yang
meliputi : pemeliharaan dan pemilihan induk, pemijahan, pemeliharaan telur dan
larva ikan botia, dan pemanenan benih ikan botia.
a. Pemilihan dan pemeliharaan induk ikan botia
Menyeleksi ikan botia yang sudah siap pijah, kemudian memisahkan pada wadah
yang berbeda. Selanjutnya masa pemeliharaan sampai ikan terlihat siap untuk
memijah.
b. Pemijahan ikan botia
Memisahkan ikan botia yang siap pijah ke wadah yang berbeda lagi. Kemudian,
mengukur panjang ikan botia sebelum melakukan pemijahan. Setelah itu,
memasukan ikan yang sudah diukur kembali ke wadah yang sama
c. Pemeliharaan telur ikan dan larva botia
setelah proses pemijahan selesai, selanjutnya memisahkan telur yang sudah
dibuahi dan meletaknnya pada wadah dengan menghitung jumlah telur yang
menetas dengan rumus Hatching Rate (HR). Setelah telur menetas, memelihara
larva dengan memberi pakan alami seperti Artemia sp.
d. Pemanenn benih ikan botia
setelah larva memasuki ukuran benih, selanjutnya melakukan pemanenan ikan
botia dengan menyerok benih ikan botia dan mengukur dengan alat sortir.
3. Melakukan wawancara dengan pembimbing lapang mengenai teknik
pembenihan ikan hias botia secara baik dan benar.
4. Kemudian mencari informasi yang bersumber dari literatur ilmiah baik dalam
bentukjurnal, hasil penelitian dan literatur ilmiah lainnya yang mencakup tentang
pembenihan ikan botia.
5. Mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada proses budidaya
ikan botia. Indukan yang sudah diseleksi, kemudian dipisakan pada wadah yang
berbeda. Selanjutnya induk dipelihara sampai siap memijah.
3.5 Jadwal Praktik Umum

Berikut jadwal rencana kerja praktik umum dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Rencana Kerja Praktik Umum

No Uraian Kegiatan Juli Agustus

Minggu Ke-

1 2 3 4 1 2

1. Penerimaan oleh Balai Riset Budidaya Ikan


Hias (BRBIH) Kota Depok, Jawa Barat.

2. Pembagiandan penetapan pembimbing lapangan


3. Pemahaman visi dan Balai Riset Budidaya Ikan
Hias (BRBIH) Kota Depok, Jawa Barat.

4. Pemahaman nama serta fungsi alat dan bahan


yang umum digunakan di Balai Riset Budidaya
Ikan Hias (BRBIH) Kota Depok, Jawa Barat.

5. Pelaksanaan praktik umum

1. ManajemenIndukIkan Botia
2. ManajemenPakan
3. Manajemenkualitas air
4. ManajemenPenyakit
5. Panen
6. Analisis Usaha
6. Pembuatan laporan sementara
DAFTAR PUSTAKA

Aisah N. 2014. Teknik Pembenihan Botia (Chromobotia Macracanthus Bleeker)


Di Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidayaikan Hias (Bppbih)
Depok, Jawa Barat. Laporan Magang. Program Studi Budidaya Perairan.
Fakultas Perikanan. Universitas Pekalongan.

Chumaidi, Nurhidayat, Priyadi A. 2009. Pemeliharaan Larva Ikan Botia


(Chromobotia Macracanthus) Menggunakan Pakan Alami Yang
Diperkaya Nutrisinya. Jurnal Akuakultur Indonesia, 8(1): 11-18.

Karimah A, Gumilar I, Hasan Z. 2012. Analisis Prospektif Usaha Budidaya Ikan


Hias Air Tawar di Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) Dan Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 3. No
3.

Kottelat M. 2004. Botia kubotai, a new species of loach (teleostei:


cobitidae) from the Ataran River Basin (Myanmar), with comment on
botiine nomenclature and diagnosis of a new genus. National
University of Singapore, Singapore.

Kottelat M, Whitten A.J. 1996. Freshwater fishes of Western Indonesia and


Sulawesi: Addition and correction. Copyright by the editors. ISBN 962-
593. 148-1.

NAFED (National Agency For Export Development). 2004. Directory Indonesian


Ornamental Fish Exporters. Ministry of Industry and Trade, Republic of
Indonesia. Jakarta. 5 pp.

Putra H.F.E., Rahardjo S.S.P., Permana A. 2017. Pemijahan Ikan Hias Botia
(Chromobotia Macracanthus Bleeker) Secara Buatan Dengan Injeksi
Hormon Hcg (Human Chorionic Gonadothropin) Dan Lhrh-A (Luteinizing
Hormone Releasing Hormone Analog). Journal of Aquaculture and Fish
Health Vol 6 No.3.

Robin. 2007. Inventarisasi Parasit Pada Ikan Hias Botia (Botia Macracanthus)
Di Sungai Kelekar, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 2.
Satyani D, Mundriyanto H, Subandiyah S, Chumaidi, Sudarto P, Taufik,
Slembrouck J, Legendre M, Pouyaud L. 2006. Teknologi Pembenihan Ikan
Hias Botia (Chrombotia macracanthus Bleeker) Skala Laboratorium. IRD
dan Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Satyani D, Slembrouck J, Subandiyah S, Legendre M. 2007. Peningkatan Teknik
Pembenihan Buatan Ikan Hias Botia, Chromobotia Macracanthus
(Bleeker). J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No.2.
Satyani D, Subamia I.W. 2008. Aspek Biologi ikan Hias Botia (Chromobotia
Macracanthus Bleeker). Presiding Seminar Nasional lkan V. Bogor.
Tarigan R.P. 2014. Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Botia (Chromobotia Macracanthus) Dengan Pemberian Pakan Cacing
Sutera (Tubifex Sp.) Yang Dikultur Dengan Beberapa Jenis Pupuk
Kandang. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Wantika N. 2018. Teknik Pembesaran Ikan Botia (Chromobotia macracanthus,
Bleeker 1852) Di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Kota Depok, Jawa
Barat. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai