Anda di halaman 1dari 2

Lingkungan Hidup

Hutan Sumsel Tinggal 30 persen

28.11.2009 06:03:14 WIB

Oleh A. LATIF

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menilai
kerusakan hutan di Sumsel telah berada pada situasi yang memprihatinkan. Menurut data yang
dihimpun Walhi Sumsel, luas hutan daerah ini yang semula mencapai 3.777.457 hektare, kini
diperkirakan tinggal 1.129.000 hektare.

Walhi Sumsel, menyebutkan pembangunan Pelabuhan Tanjung Api Api (TAA) yang
menggunakan kawasan lindung Air Telang seluas 600 hektare, juga menjadi catatan penting
dalam skenario perusakan hutan lindung di Sumsel.

Manajer Advokasi Walhi Sumsel Yuliusman mengatakan beberapa waktu lalu, pembangunan
TAA yang dimulai awal 2008 tidak dikaji secara mendalam, terutama tentang dampak yang
ditimbulkan bagi kawasan lindung Taman Nasional Sembilang yang ada di sekitarnya.

Sementara luas lahan investasi HTI di Sumsel mencapai 1.103.870 hektare, dan banyak di
antaranya berada dalam kawasan hutan tropis Sumsel.

“Umumnya perusahaan pengelola HTI mengawali usahanya dengan mencaplok hutan alam yang
masuk atau pun berada di sekitar lokasi izin usahanya,” katanya.

Sisa hutan produksi alam yang masih cukup baik dan bernilai penting yang harus dilindungi serta
penyimpan karbon hutan terbesar di Sumsel yakni sekitar 47 juta ton karbon, seperti di hutan
Gambut Merang-Kepayang, Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, sekitar 204.000
hektare.

Menurut investigasi WalhiSumsel, sejumlah hutan telah dialokasikan sebagai konsesi HTI,
melalui rekomendasi Bupati Muba, Gubernur Sumsel, dan adanya persetujuan dari Menteri
Kehutanan, sehingga areal konsesi di hutan itu menjadi 108.945 hektare.

Foto:potlotadventure.com

Anda mungkin juga menyukai