Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGROTEKNOLOGI

“ BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG ”

DOSEN : Ir. Ernita , MP

ASISTEN DOSEN : Maruli tua, SP.,MP

NAMA : SYAHRUL HIKMAH

NPM : 224110097

KELAS : AGROTEKNOLOGI 2 B

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang
berjudul “ BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG ” Penulisan laporan ini
merupakan salah satu tugas mata pelajaran praktikum DASAR-DASAR
AGROTEKNOLOGI.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh


karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan laporan ini akan saya
terima, Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang
menyusun maupun yang membaca.

Terima kasih

Pekanbaru, maret 2023

SYAHRUL HIKMAH
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Tujuan praktikum
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE
a. Waktu dan tempat
b. Bahan dan alat
c. Pelaksanaan praktikum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Tinggi tanaman
b. Umur bunga
c. Umur panen
d. Jumlah tongkol
e. Lilit tongkol
f. Berat tongkol
g. Panjang tongkol
h. Jumlah baris perbiji tongkol
V. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1 JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM
LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI PRAKTIKUM
BIODATA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 5.1
Tabel 6.1
Tabel 7.1
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan penting di dunia,
terutama di Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Afrika. Tanaman jagung
memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena berbagai kegunaannya, baik sebagai
bahan pangan manusia, pakan ternak, maupun sebagai bahan baku industri.
Budidaya tanaman jagung telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu.
Tanaman ini berasal dari Meksiko dan kemudian menyebar ke berbagai belahan
dunia. Pertumbuhan tanaman jagung sangat dipengaruhi oleh iklim, kelembaban,
dan kondisi tanah. Tanah dengan kandungan hara yang cukup dan drainase yang
baik merupakan faktor penting dalam budidaya jagung.
Jagung merupakan tanaman yang tumbuh dengan cepat dan membutuhkan
banyak sinar matahari. Tanaman ini termasuk dalam keluarga rumput-rumputan
(Poaceae) dan memiliki sistem akar yang kuat untuk menopang pertumbuhannya.
Biasanya, jagung ditanam dalam bentuk barisan atau lajur dengan jarak tanam
yang bervariasi tergantung pada varietas yang digunakan.
Proses budidaya jagung dimulai dengan persiapan lahan, yaitu pembersihan
dan pembenaman tanah. Setelah itu, biji jagung ditanam dengan cara ditebar atau
ditanam langsung dalam lubang tanam. Selanjutnya, tanaman perlu disiangi dan
diberikan pemupukan sesuai dengan kebutuhan nutrisi tanaman. Penyiraman juga
menjadi faktor penting dalam budidaya jagung, terutama pada periode
pembentukan tongkol.Setelah sekitar 3 hingga 4 bulan masa tanam, jagung akan
siap dipanen. Panen dilakukan dengan memotong tongkol jagung pada
pangkalnya. Tongkol kemudian dapat dipisahkan bijinya atau dipanen secara
keseluruhan, tergantung pada penggunaan yang diinginkan.
Budidaya jagung memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani
dan juga memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia.
Jagung adalah salah satu sumber karbohidrat utama yang digunakan dalam
industri makanan dan minuman, serta pakan ternak. Selain itu, jagung juga
digunakan sebagai bahan baku dalam industri biofuel dan industri lainnya.
Namun, budidaya jagung juga menghadapi tantangan seperti serangan hama
dan penyakit, kekurangan air, dan perubahan iklim. Oleh karena itu, penting bagi
para petani untuk mengimplementasikan praktik pertanian yang berkelanjutan dan
menggunakan varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit.
Dengan pengetahuan dan teknik yang tepat, budidaya jagung dapat menjadi
sumber pendapatan yang menguntungkan bagi petani dan dapat membantu
memenuhi kebutuhan pangan dunia.
b. Tujuan praktikum
1. Memahami Proses Budidaya:
Melalui praktikum ini, mahasiswa dapat belajar tentang persiapan lahan,
penanaman biji jagung, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit,
serta teknik panen dan pasca panen. Tujuan ini adalah untuk memberikan
pemahaman praktis tentang tahapan-tahapan budidaya tanaman jagung.

2. Mengamati Pertumbuhan Tanaman:


Mahasiswa praktikum dapat melihat bagaimana tanaman jagung
berkembang dari benih menjadi tanaman dewasa dengan tongkol dan biji yang
matang. Hal ini membantu peserta memahami siklus hidup tanaman dan faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya.

3. Mempraktikkan Teknik Pertanian:


Praktikum budidaya tanaman jagung memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk mempraktikkan teknik pertanian yang relevan. Tujuan ini adalah
untuk memberikan keterampilan praktis dalam mengelola tanaman jagung dengan
baik.

4. Memahami Faktor Lingkungan:


Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh sinar matahari, suhu, kelembaban
udara, dan kualitas tanah terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini membantu
peserta memahami pentingnya pemilihan lokasi yang tepat dan pengelolaan
lingkungan yang baik dalam budidaya tanaman jagung.

5. Mengenali Hama dan Penyakit:


Praktikum budidaya tanaman jagung juga bertujuan untuk membantu
peserta mengenali hama dan penyakit yang umum terjadi pada tanaman jagung.
Peserta akan mempelajari gejala-gejala infestasi hama dan penyakit serta cara
pengendaliannya. Tujuan ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang
pentingnya pemantauan dan pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya
jagung.

6. Menilai Produktivitas Tanaman:


Mahasiswa dapat mengamati hasil panen, menghitung jumlah tongkol dan
biji jagung, serta menganalisis kualitas hasil panen. Tujuan ini adalah untuk
mengukur keberhasilan budidaya dan mengevaluasi efektivitas teknik yang
digunakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Persiapan Lahan dan Penanaman:
Menurut Tahir et al. (2017), persiapan lahan untuk budidaya jagung
meliputi pembenaman tanah, penggemburan, dan pembajakan untuk memastikan
struktur tanah yang baik.
Menurut Fageria et al. (2018), penanaman jagung sebaiknya dilakukan pada
musim yang tepat dengan suhu tanah minimal 10-12°C dan tanah yang cukup
lembap.
Menurut Sutaryo et al. (2019), penanaman jagung dapat dilakukan dengan
metode ditanam langsung (direct seeding) atau dengan bibit yang telah dipelihara
terlebih dahulu.
Pemeliharaan Tanaman:
Menurut Setiawati et al. (2018), pemeliharaan tanaman jagung meliputi
pemupukan yang mencakup pemberian pupuk nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium
(K) secara tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Menurut Subagyono et al. (2020), penyiraman tanaman jagung sebaiknya
dilakukan secara teratur, terutama pada periode pembentukan tongkol, dengan
mempertahankan kelembaban tanah yang optimal.
Menurut Hapsari et al. (2019), penting untuk melakukan pengendalian
gulma secara efektif agar tanaman jagung tidak terganggu persaingan nutrisi dan
sinar matahari.

2. Pengendalian Hama dan Penyakit:


Menurut Mbofung et al. (2019), hama umum pada budidaya jagung meliputi
ulat grayak, penggerek batang, kutu daun, dan wereng hijau. Pengendalian dapat
dilakukan dengan penggunaan insektisida nabati atau insektisida kimia yang
sesuai.
Menurut Vos et al. (2018), penyakit yang sering menyerang tanaman jagung
antara lain karat daun, busuk batang, dan bulai. Pengendalian dapat dilakukan
dengan pemilihan varietas tahan penyakit, sanitasi lahan, dan penggunaan
fungisida.

3. Pemanenan dan Pasca Panen:


Menurut Adnyana et al. (2019), waktu panen jagung ditentukan berdasarkan
kematangan fisik tongkol, yaitu ketika bulu jagung telah mengering dan biji sudah
keras.
Menurut Setyono et al. (2021), setelah dipanen, tongkol jagung dapat
dipisahkan bijinya atau dipanen secara keseluruhan. Pemisahan biji dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penepung atau tangan.
Menurut Widjono et al. (2020), jagung hasil panen perlu disimpan dengan
baik untuk mencegah kerusakan dan penurunan kualitas. Penyimpanan dapat
dilakukan dengan pengeringan biji jagung dan penyimpanan dalam wadah yang
kedap udara.

4. Varietas Unggul:
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2020), pemilihan
varietas jagung yang unggul dapat meningkatkan produktivitas dan ketahanan
tanaman terhadap hama, penyakit, dan kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan.
Menurut Kuswanto et al. (2021), pemilihan varietas jagung yang adaptif
terhadap kondisi agroekologi setempat dapat meningkatkan hasil dan kualitas
produksi.
.

BAB III

BAHAN DAN METODE


a. Waktu dan Tempat
Waktu penanaman jagung dilakukan pada tanggal 7 April – 19 Juni 2023
pasca panen. Budidaya tanaman jagung dilakukan di area kebun fakultas pertanian
UIR.

b. Bahan dan Alat

1.1 Bahan

1. Lahan:

Lahan pertanian yang telah dibersihkan dari gulma dan telah dilakukan
persiapan yang tepat.Tanah dengan kualitas yang baik dan struktur yang optimal
untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

2. Biji Jagung:

Biji jagung berkualitas yang telah disiapkan untuk penanaman. Biji dapat
diperoleh dari pengepul atau stok benih yang terpercaya.

3. Pupuk:

Pupuk nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang digunakan untuk
pemupukan tanaman jagung terutama dalam praktikum disini menggunakan
pupuk NPK organik.Pupuk organik, seperti pupuk kandang atau kompos, juga
digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah.
4. Pestisida
Pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit yang dapat merusak
tanaman jagung.

1.2 Alat

1. Alat-alat Pertanian:
Cangkul atau bajak sebagai alat untuk membenamkan tanah dan membajak
lahan. Sekop atau alat penggali untuk membantu dalam persiapan lahan. Garu atau
sabit untuk membersihkan gulma di sekitar tanaman. Sprayer atau alat semprot
untuk penyemprotan pestisida. Sekop atau ember untuk penyiraman tanaman.
2. Alat Pemanenan:
Golok atau pisau untuk memanen tongkol jagung. Angkong atau wadah
untuk mengumpulkan hasil panen.
3. Alat Penyimpanan:
Wadah atau kantong kertas yang kedap udara untuk menyimpan dan
mengeringkan biji jagung hasil panen.

c. Pelaksanaan Praktikum
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan praktikum budidaya tanaman
jagung:

1. Persiapan Lahan:

a. Identifikasi lokasi praktikum yang sesuai untuk budidaya jagung.

b. Bersihkan lahan dari gulma dan puing-puing yang tidak diinginkan.

c. membuat bendengan 1,5x1,5m setiap satu orang, dengan jarak paret 0,5m

d. Lakukan analisis tanah untuk mengetahui kebutuhan pemupukan dan perbaikan


tanah yang diperlukan pada penanaman jagung.

2. Penyiapan Bahan dan Alat:

a. Persiapkan biji jagung yang akan digunakan untuk penanaman.

b. Siapkan pupuk kandang atau pupuk yang diperlukan, seperti pupuk nitrogen
(N), fosfor (P), dan kalium (K).

c. Pastikan alat-alat pertanian yang diperlukan, seperti cangkul, garu, sprayer, dan
alat pemanenan, tersedia dan dalam kondisi baik.

3. Penanaman:

a. Tentukan jarak tanam dan kedalaman tanam yang sesuai untuk varietas jagung
yang akan ditanam.
1,5m 0,5m bendengan pxl= 1,5x1,5m

Jarak tanam 0,5x0,5m

1,5m
0.5m 0.5m

b. rendam biji jagung dan buat lubang tanam dengan jarak yang tepat sesuai
rekomendasi. Yaitu 3-5cm

c. Tempatkan biji jagung yang sudah di rendam, ke dalam lubang tanam dengan
jumlah yang sesuai.

d. Tutup lubang dengan tanah dan padatkan perlahan untuk menutupi biji dengan
baik

4. Pemeliharaan Tanaman:

a. Lakukan pemupukan sesuai dengan dosis dan jadwal yang direkomendasikan.

b.Lakukan penyiraman secara teratur untuk menjaga kelembaban tanah yang


optimal.

c. Lakukan pemangkasan dan pemangkasan daun yang tidak perlu.

d. Terapkan pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan.

5. Monitoring dan Evaluasi:

a. Amati pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung secara berkala.


b. Catat perkembangan tanaman, perubahan kondisi tanah, dan kejadian hama atau
penyakit yang muncul.

c. Lakukan pengukuran atau pengambilan sampel untuk mengevaluasi


produktivitas tanaman jagung.

6. Pemanenan:

a. Lakukan pemanenan saat tongkol jagung telah matang dan bulu jagung sudah
mengering.

b. Patahkan atau Potong tongkol.

c. Simpan hasil panen dalam wadah yang bersih dan kering.

7. Analisis dan Laporan:

a. Analisis hasil praktikum, termasuk produktivitas dan hasil panen.

b. Membuat laporan praktikum yang mencakup langkah-langkah yang dilakukan,


pengamatan yang dilakukan, dan kesimpulan yang diperoleh.

Selama praktikum, penting untuk memperhatikan faktor keamanan dan


kesehatan, seperti menggunakan alat pelindung diri saat menggunakan pestisida
atau alat tajam. Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan lahan dan alat-
alat yang digunakan agar praktikum berjalan dengan aman dan efektif.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Tinggi tanaman
1. hasil

minggu Keterangan

Ke-1 Tinggi rata-rata tanaman jagung adalah 10 cm

Tinggi tanaman jagung meningkat secara bertahap,


Ke-2-4 mencapai 40 cm pada minggu ke-2, 60 cm pada minggu ke-
3, dan 80 cm pada minggu ke-4.

Pembentukan Tongkol (Minggu ke-5 hingga ke-6): Tinggi


Ke-5-6 tanaman jagung terus bertambah, mencapai 100 cm pada
minggu ke-5 dan tetap pada kisaran 100 cm pada minggu ke-
6.

Ke-7-11 Tinggi tanaman jagung terus bertambah, mencapai 160 cm


pada minggu ke-8,pada minggu ke 9 hingga 10 tinggi
tanaman jagung bertambah hingga 200cm , sedangkan
minggu ke 11 pada Pasca panen tinggi tanaman jagung
memiliki tinggi rata-rata yaitu 215cm

Tabel 1.1

Sampel jagung Tinggi tanaman jagung

1 220cm

2 210cm

3 215cm

Tabel 1.2

2. pembahasan
Awal Penanaman:

Pada awal penanaman, tinggi tanaman jagung relatif rendah, yaitu sekitar 10
cm. Hal ini wajar karena tanaman masih berada dalam tahap bibit dan
memerlukan waktu untuk berakar dan tumbuh.

Pertumbuhan Vegetatif:

Selama minggu ke-2 hingga ke-4, terjadi peningkatan signifikan dalam


tinggi tanaman jagung. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan vegetatif yang
baik, termasuk pertumbuhan daun dan akar yang kuat. Faktor-faktor seperti
pemupukan yang tepat, penyiraman yang cukup, dan sinar matahari yang
memadai berkontribusi pada pertumbuhan ini.

Pembentukan Tongkol:

Pada minggu ke-5 dan ke-6, tinggi tanaman jagung stabil di sekitar 100 cm.
Ini menunjukkan bahwa tanaman telah mencapai tahap pembentukan tongkol.
Pada tahap ini, energi tanaman lebih banyak dialihkan ke pembentukan tongkol
dan pengisian biji. Tinggi tanaman yang tetap menunjukkan bahwa pertumbuhan
tanaman telah mencapai puncaknya dan siap untuk panen.

Selama periode pasca panen, tinggi tanaman jagung tidak lagi


diperhitungkan karena tanaman telah dipanen dan fokus beralih pada hasil panen
dan penanganan pasca panen.Namun pada proses akhir panen tinggi tanaman
jagung perlu dihitung untuk memenuhi tugas yang diberikan dengan tinggi rata
rata yaitu 215cm.

Pengamatan dan pencatatan tinggi tanaman jagung dari awal hingga pasca
panen memberikan gambaran mengenai pertumbuhan dan perkembangan tanaman
selama siklus budidaya. Tinggi tanaman yang optimal menunjukkan bahwa
tanaman jagung telah tumbuh dengan baik dan mungkin menghasilkan panen
yang baik pula. Pembahasan lebih lanjut tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi tanaman jagung, seperti genetika varietas, pemupukan yang
tepat, pengendalian hama dan penyakit yang efektif, serta pengaturan air yang
baik, dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas
tanaman jagung di masa depan.

b. Umur bunga
1. Hasil
Sampel jagung Umur bunga pada jagung

1 6 minggu setelah penanaman

2 6 minggu setelah penanaman

3 6 minggu setelah penanaman

Tabel 2.1

2. Pembahasan

Pembentukan Bunga:

Umur bunga pada tanaman jagung menandai tahap reproduksi tanaman.


Pada umur tersebut, tanaman jagung mulai membentuk bunga jantan (stamen) dan
bunga betina (putik) yang merupakan bagian dari alat reproduksi tanaman.

Keterkaitan dengan Polinasi:

Umur bunga pada tanaman jagung sangat penting karena berkaitan erat
dengan proses polinasi. Bunga jantan (stamen) menghasilkan serbuk sari (pollen)
yang akan ditransfer ke putik bunga betina (pistil) untuk pembuahan dan
pembentukan biji jagung. Jika bunga jantan dan betina pada tanaman jagung
berada pada umur yang tepat dan sejalan, proses polinasi akan berjalan dengan
baik.

Faktor Genetik dan Lingkungan:

Umur bunga pada tanaman jagung dapat dipengaruhi oleh faktor genetik
dan lingkungan. Jenis varietas tanaman jagung memiliki karakteristik waktu
pembungaan yang berbeda-beda. Beberapa varietas dapat memperlihatkan
pembungaan lebih awal atau lebih lambat dari varietas lainnya. Selain itu, faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan panjang hari juga dapat memengaruhi
waktu pembungaan tanaman jagung.

Peran dalam Hasil Panen:

Umur bunga pada tanaman jagung memiliki peran penting dalam hasil
panen. Pembentukan bunga yang baik dan sinkronisasi antara bunga jantan dan
betina diperlukan untuk memastikan polinasi yang efektif. Polinasi yang berhasil
akan membantu dalam pembuahan biji jagung yang berkualitas dan meningkatkan
hasil panen.

Perencanaan Budidaya:

Pengetahuan tentang umur bunga pada tanaman jagung penting dalam


perencanaan budidaya. Dengan mengetahui kapan umur bunga terjadi, petani
dapat merencanakan tindakan yang diperlukan, seperti penyiapan penyerbukan
silang (cross-pollination) jika diperlukan, atau pengendalian serangga penyerbuk
untuk memastikan polinasi yang efektif.
Pada umumnya, umur bunga pada tanaman jagung terjadi sekitar 80 hingga
110 hari setelah penanaman. Namun, perlu diingat bahwa waktu pembungaan
pada tanaman jagung dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang telah
disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk mengacu pada informasi
varietas yang spesifik dan pengamatan langsung di lapangan untuk menentukan
umur bunga yang tepat dalam budidaya tanaman jagung.

c. Umur panen
1. Hasil
Dalam praktikum ini, umur panen tanaman jagung ditetapkan pada 73 hari
setelah penanaman.

2. Pembahasan
Umur panen yang ditentukan pada 73 hari setelah penanaman merupakan
faktor penting dalam budidaya tanaman jagung. Berikut adalah pembahasan
mengenai hasil dan pertimbangan umur panen yang ditetapkan pada 73 hari:

Pertumbuhan Tanaman:

Dalam periode 73 hari setelah penanaman, tanaman jagung mengalami


pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pada umur ini, tanaman biasanya
telah mencapai tahap pembentukan tongkol dan biji jagung yang matang.

Tingkat Kematangan:

Umur panen 73 hari dipilih berdasarkan tingkat kematangan tanaman


jagung. Pada umur ini, biji jagung telah mencapai tingkat kematangan yang
diinginkan, yaitu penuh atau hampir penuh. Tongkol jagung biasanya sudah
mengalami pengeringan dan bulu jagung telah mengering sepenuhnya.

Kualitas Hasil:
Penentuan umur panen yang tepat mempengaruhi kualitas hasil panen
jagung. Umur panen yang terlalu dini dapat menghasilkan tongkol yang belum
matang secara sempurna dan biji jagung yang belum berkualitas. Sementara itu,
umur panen yang terlalu lama dapat menyebabkan kelebihan waktu pengeringan
pada tanaman dan mengurangi kualitas biji jagung.

Produktivitas:

Umur panen yang tepat juga berhubungan dengan produktivitas tanaman


jagung. Pada umur 73 hari, tanaman jagung biasanya telah mencapai puncak
produktivitasnya, dengan jumlah tongkol dan biji jagung yang maksimal. Umur
panen yang lebih lama atau lebih pendek dapat mengurangi produktivitas dan
hasil panen yang diharapkan.

Varietas Tanaman:

Perlu diperhatikan bahwa umur panen yang tepat dapat bervariasi


tergantung pada varietas tanaman jagung yang digunakan. Setiap varietas
memiliki periode pertumbuhan dan pematangan yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, penting untuk mengacu pada rekomendasi umur panen yang diberikan oleh
produsen benih atau pihak yang berwenang.

Dalam praktikum ini, umur panen 73 hari dipilih berdasarkan pertimbangan


faktor-faktor di atas untuk mencapai hasil panen jagung yang optimal. Namun,
perlu dicatat bahwa umur panen yang tepat dapat berbeda-beda tergantung pada
tujuan budidaya, kondisi lingkungan, dan varietas yang digunakan.

d. Jumlah tongkol

1. hasil
Dalam praktikum ini, jumlah tongkol pada 9 tanaman jagung yang diamati
adalah 13 tongkol.
Berikut tabel bagian tongkol yang hidup pada tanaman jagung :

• • ••
• • •

• • ••

Tabel 3.1 Bagian tongkol yang hidup

Sampel jagung Jumlah tongkol pada jagung

1 2

2 1

3 2

Tabel 3.2

2. Pembahasan
Jumlah tongkol pada tanaman jagung dapat bervariasi tergantung pada
faktor genetik, perawatan tanaman, dan kondisi lingkungan. Berikut adalah
pembahasan mengenai hasil dan pertimbangan jumlah tongkol pada tanaman
jagung yang diamati:

Produktivitas Tanaman:

Jumlah tongkol pada tanaman jagung merupakan indikator penting dari


produktivitas tanaman. Jumlah tongkol yang lebih banyak cenderung
menghasilkan jumlah biji jagung yang lebih besar, sehingga meningkatkan hasil
panen. Dalam praktikum ini, jumlah tongkol sebanyak 13 pada 9 tanaman jagung
menunjukkan adanya tingkat produktivitas yang baik.

Faktor Genetik dan Perawatan:

Jumlah tongkol pada tanaman jagung dipengaruhi oleh faktor genetik dari
varietas tanaman yang digunakan. Beberapa varietas jagung memiliki
kecenderungan untuk membentuk lebih banyak tongkol daripada yang lainnya.
Selain itu, perawatan tanaman yang baik, termasuk pemupukan, penyiraman, dan
pengendalian hama dan penyakit, juga dapat mempengaruhi jumlah tongkol yang
terbentuk.

Keragaman Individu:

Perlu diperhatikan bahwa setiap tanaman jagung dalam populasi dapat


menunjukkan keragaman dalam pembentukan tongkol. Beberapa tanaman
mungkin menghasilkan lebih banyak tongkol daripada yang lainnya, sedangkan
beberapa tanaman mungkin menghasilkan tongkol yang lebih sedikit. Variasi ini
bisa disebabkan oleh faktor genetik maupun perbedaan dalam kondisi
pertumbuhan individu.

Evaluasi Lanjutan:

Melalui pengamatan jumlah tongkol pada tanaman jagung, dapat dilakukan


evaluasi lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas. Perbandingan jumlah tongkol dengan faktor-faktor seperti varietas,
perawatan tanaman, dan faktor lingkungan dapat membantu dalam menentukan
strategi budidaya yang lebih efektif untuk meningkatkan jumlah tongkol dan hasil
panen yang optimal.

Dalam praktikum ini, jumlah tongkol sebanyak 13 pada 9 tanaman jagung


menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, penting untuk diingat bahwa jumlah
tongkol pada tanaman jagung dapat bervariasi dalam praktik budidaya yang
sebenarnya. Oleh karena itu, pengamatan yang lebih luas dan pengulangan
percobaan yang lebih banyak dapat memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang variabilitas jumlah tongkol pada tanaman jagung.

e. Lilit tongkol
1. Hasil
Dalam praktikum ini, diamati bahwa lilit tongkol pada tanaman jagung
memiliki rata-rata panjang sebesar 20 cm.
Berikut tabel sampel lilit tongkol pada tanaman jagung :

Sampel jagung Lilit tongkol pada jagung


1 19

2 17,5

3 18,5

Tabel 4.1

Pembahasan:

Lilit tongkol pada tanaman jagung merujuk pada panjang tangkai atau
batang yang menghubungkan tongkol dengan batang utama tanaman. Berikut
adalah pembahasan mengenai hasil dan pertimbangan lilit tongkol pada tanaman
jagung dengan rata-rata panjang 18,3 cm:

Fungsi dan Pentingnya Lilit Tongkol:

Lilit tongkol pada tanaman jagung berperan penting dalam menopang dan
menghubungkan tongkol dengan batang utama. Lilit yang kuat dan sehat
membantu menjaga stabilitas tongkol dan memungkinkan aliran nutrisi dan air
yang cukup ke dalam tongkol untuk mendukung pertumbuhan biji jagung yang
baik.

Variabilitas dalam Lilit Tongkol:

Dalam populasi tanaman jagung, lilit tongkol dapat menunjukkan


variabilitas dalam panjangnya. Beberapa tanaman mungkin memiliki lilit yang
lebih panjang atau lebih pendek dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Variabilitas ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, perawatan tanaman, dan
kondisi lingkungan.

Hubungan dengan Kualitas Tongkol:

Panjang lilit tongkol dapat mempengaruhi kualitas tongkol secara


keseluruhan. Lilit yang terlalu pendek atau rapuh dapat menyebabkan kelemahan
struktural pada tongkol dan meningkatkan risiko kerusakan atau patah.
Sebaliknya, lilit yang terlalu panjang juga dapat menyebabkan ketidakstabilan
pada tongkol dan memengaruhi pengisian biji jagung.

Peran dalam Hasil Panen:

Lilit tongkol yang baik dan sehat dapat berdampak pada hasil panen. Ketika
lilit tongkol memiliki panjang yang sesuai, tongkol cenderung lebih stabil dan
lebih tahan terhadap kerusakan fisik. Hal ini dapat memastikan bahwa biji jagung
dalam tongkol tetap terlindungi dan berkualitas selama pertumbuhan dan proses
panen.

Evaluasi Lebih Lanjut:

Pengamatan panjang lilit tongkol pada tanaman jagung dapat menjadi dasar
untuk evaluasi lebih lanjut mengenai pengaruh faktor-faktor seperti varietas,
perawatan tanaman, dan lingkungan terhadap lilit tongkol. Dengan mengevaluasi
hubungan antara panjang lilit tongkol dengan faktor-faktor tersebut, dapat diambil
langkah-langkah perbaikan yang relevan untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas tongkol jagung.

Dalam praktikum ini, rata-rata panjang lilit tongkol sebesar 18,3 cm


menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, penting untuk diingat bahwa
panjang lilit tongkol pada tanaman jagung dapat bervariasi dalam budidaya yang
sebenarnya. Oleh karena itu, pengamatan yang lebih luas dan pengulangan
percobaan yang lebih banyak dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang variabilitas lilit tongkol pada tanaman jagung dan pengaruhnya
terhadap hasil panen.

f. Berat tongkol
1. hasil

Sampel jagung berat tongkol pada jagung


1 460gr

2 430gr

3 455gr

Tabel 5.1

Dalam praktikum ini, diamati bahwa berat tongkol pada tanaman jagung
memiliki rata-rata sekitar 448 gram.

2. Pembahasan
Berat tongkol pada tanaman jagung merupakan faktor penting dalam
menentukan hasil panen yang produktif. Berikut adalah pembahasan mengenai
hasil dan pertimbangan berat tongkol pada tanaman jagung dengan rata-rata
sekitar 448 gram:

Produktivitas Tanaman:

Berat tongkol pada tanaman jagung menjadi indikator penting dari


produktivitas tanaman. Semakin berat tongkol yang dihasilkan, semakin besar
jumlah biji jagung yang diproduksi, dan oleh karena itu, meningkatkan hasil
panen. Dalam praktikum ini, rata-rata berat tongkol sekitar 448 gram
menunjukkan adanya tingkat produktivitas yang baik.

Faktor Genetik:

Berat tongkol pada tanaman jagung dapat dipengaruhi oleh faktor genetik
varietas yang digunakan. Beberapa varietas jagung memiliki kecenderungan untuk
menghasilkan tongkol dengan berat yang lebih tinggi daripada varietas lainnya.
Pemilihan varietas yang memiliki potensi menghasilkan tongkol yang berat dapat
memberikan keuntungan dalam meningkatkan produktivitas dan hasil panen.

Perawatan Tanaman:

Perawatan yang baik terhadap tanaman jagung dapat memengaruhi berat


tongkol yang dihasilkan. Faktor-faktor seperti pemupukan yang tepat, penyiraman
yang cukup, pengendalian hama dan penyakit yang efektif, serta pengaturan
gulma yang baik, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tongkol.
Perawatan yang optimal dapat membantu meningkatkan berat tongkol pada
tanaman jagung.

Faktor Lingkungan:

Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi berat tongkol pada tanaman


jagung. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban udara, dan ketersediaan sinar
matahari dapat berdampak pada proses fotosintesis dan akumulasi bahan organik
dalam tongkol. Lingkungan yang sesuai dan kondusif dapat mendukung
pertumbuhan tongkol yang optimal dan berat yang baik.

Evaluasi dan Perbaikan:

Pengamatan berat tongkol pada tanaman jagung dapat menjadi dasar untuk
evaluasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas.
Dengan mengevaluasi hubungan antara berat tongkol dengan faktor-faktor seperti
varietas, perawatan tanaman, dan lingkungan, dapat diambil langkah-langkah
perbaikan yang relevan untuk meningkatkan berat tongkol dan hasil panen.

Dalam praktikum ini, rata-rata berat tongkol sekitar 448 gram menunjukkan
hasil yang memadai. Namun, perlu diingat bahwa berat tongkol pada tanaman
jagung dapat bervariasi dalam budidaya yang sebenarnya. Oleh karena itu,
pengamatan yang lebih luas dan pengulangan percobaan yang lebih banyak
diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang
variabilitas berat tongkol pada tanaman jagung dan bagaimana memaksimalkan
hasil panen yang optimal.

g. Panjang tongkol
1. hasil

Sampel jagung Panjang tongkol pada jagung


1 20cm

2 18cm

3 19,5cm

Tabel 6.1

Dalam praktikum ini, diamati bahwa panjang tongkol pada tanaman jagung
memiliki rata-rata sekitar 19 cm.

2. Pembahasan
Panjang tongkol pada tanaman jagung adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi hasil panen dan kualitas biji jagung. Berikut adalah hasil dan
pembahasan mengenai panjang tongkol pada tanaman jagung dengan rata-rata
sekitar 19 cm:

Faktor Genetik:

Panjang tongkol pada tanaman jagung dipengaruhi oleh faktor genetik


varietas yang digunakan. Setiap varietas jagung memiliki karakteristik yang
berbeda dalam hal panjang tongkolnya. Beberapa varietas dapat menghasilkan
tongkol yang lebih pendek, sementara yang lain memiliki tongkol yang lebih
panjang. Pemilihan varietas yang sesuai dengan preferensi panjang tongkol yang
diinginkan dapat menjadi strategi untuk mencapai hasil panen yang optimal.

Pertumbuhan Tanaman:

Panjang tongkol pada tanaman jagung juga dipengaruhi oleh pertumbuhan


tanaman secara keseluruhan. Tanaman jagung yang sehat dan subur memiliki
potensi untuk menghasilkan tongkol yang lebih panjang. Faktor-faktor seperti
pemupukan yang tepat, penyiraman yang cukup, pengendalian gulma yang baik,
dan perlindungan terhadap hama dan penyakit dapat mendukung pertumbuhan
optimal tanaman dan perkembangan tongkol yang panjang.

Kondisi Lingkungan:
Kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan ketersediaan sinar
matahari juga dapat mempengaruhi panjang tongkol pada tanaman jagung.
Lingkungan yang cocok dengan suhu yang optimal, kelembaban yang tepat, dan
sinar matahari yang cukup akan mendukung pertumbuhan tongkol yang baik.
Faktor lingkungan yang tidak sesuai dapat memengaruhi pertumbuhan tongkol
dan membatasi panjangnya.

Kualitas dan Produktivitas:

Panjang tongkol pada tanaman jagung memiliki kaitan dengan kualitas dan
produktivitas tanaman. Tongkol yang lebih panjang dapat memberikan lebih
banyak ruang bagi biji jagung untuk mengembangkan dan mengisi dengan baik.
Hal ini dapat meningkatkan jumlah biji dan hasil panen yang lebih tinggi. Oleh
karena itu, panjang tongkol yang optimal adalah salah satu parameter yang
diinginkan dalam budidaya tanaman jagung.

Dalam praktikum ini, rata-rata panjang tongkol sekitar 19 cm menunjukkan


hasil yang cukup baik. Namun, perlu diingat bahwa panjang tongkol pada
tanaman jagung dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti varietas,
perawatan tanaman, dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk
melanjutkan evaluasi lebih lanjut dengan melakukan pengamatan yang lebih luas
dan percobaan yang lebih banyak untuk memperoleh pemahaman yang lebih
komprehensif tentang variabilitas panjang tongkol pada tanaman jagung dan
bagaimana memaksimalkan hasil panen yang optimal.

h. Jumlah baris perbiji tongkol


1. hasil

Sampel jagung Jumlah baris perbiji tongkol pada


jagung
1 13 baris

2 14 baris

3 12 baris

Tabel 7.1

Dalam praktikum ini, diamati bahwa jumlah baris perbiji tongkol pada
tanaman jagung memiliki rata-rata sekitar 13 baris.

2. Pembahasan
Jumlah baris perbiji tongkol pada tanaman jagung adalah salah satu
karakteristik penting yang mempengaruhi produktivitas dan kualitas biji jagung.
Berikut adalah hasil dan pembahasan mengenai jumlah baris perbiji tongkol pada
tanaman jagung dengan rata-rata sekitar 14 baris:

Faktor Genetik:

Jumlah baris perbiji tongkol pada tanaman jagung dipengaruhi oleh faktor
genetik varietas yang digunakan. Setiap varietas jagung memiliki karakteristik
yang berbeda dalam hal jumlah baris perbiji tongkolnya. Beberapa varietas
cenderung memiliki lebih sedikit baris, sementara yang lain memiliki lebih
banyak. Pemilihan varietas dengan jumlah baris perbiji tongkol yang diinginkan
dapat menjadi strategi untuk mencapai hasil panen yang optimal.

Pertumbuhan Tanaman:

Jumlah baris perbiji tongkol juga dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan


tanaman secara keseluruhan. Tanaman jagung yang sehat dan subur memiliki
potensi untuk menghasilkan tongkol dengan jumlah baris perbiji yang lebih
banyak. Faktor-faktor seperti pemupukan yang tepat, penyiraman yang cukup, dan
perlindungan terhadap hama dan penyakit dapat mendukung pertumbuhan optimal
tanaman dan pembentukan tongkol dengan jumlah baris yang lebih banyak.

Kualitas dan Produktivitas:

Jumlah baris perbiji tongkol pada tanaman jagung dapat berdampak pada
kualitas dan produktivitas biji jagung yang dihasilkan. Tongkol dengan jumlah
baris perbiji yang lebih banyak cenderung memiliki lebih banyak biji jagung yang
terbentuk. Hal ini dapat meningkatkan hasil panen dan produktivitas tanaman
jagung secara keseluruhan. Oleh karena itu, jumlah baris perbiji tongkol yang
optimal adalah salah satu faktor yang diinginkan dalam budidaya tanaman jagung.

Evaluasi dan Perbaikan:

Pengamatan jumlah baris perbiji tongkol pada tanaman jagung dapat


menjadi dasar untuk evaluasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas dan kualitas. Dengan mengevaluasi hubungan antara
jumlah baris perbiji tongkol dengan faktor-faktor seperti varietas, perawatan
tanaman, dan lingkungan, dapat diambil langkah-langkah perbaikan yang relevan
untuk meningkatkan jumlah baris perbiji tongkol dan hasil panen.

Dalam praktikum ini, rata-rata jumlah baris perbiji tongkol sekitar 13 baris
menunjukkan hasil yang memadai. Namun, perlu diingat bahwa jumlah baris
perbiji tongkol pada tanaman jagung dapat bervariasi tergantung pada faktor-
faktor seperti varietas, perawatan tanaman, dan kondisi lingkungan. Pengamatan
yang lebih luas dan percobaan yang lebih banyak diperlukan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih komprehensif tentang variabilitas jumlah baris perbiji
tongkol pada tanaman jagung dan bagaimana memaksimalkan hasil panen yang
optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Tujuan Budidaya Tanaman Jagung:
Tujuan budidaya tanaman jagung adalah untuk menghasilkan hasil panen
yang optimal dalam hal tinggi tanaman, jumlah tongkol, berat tongkol, umur
panen, dan kualitas tongkol.
2. Waktu dan Tempat Budidaya Tanaman Jagung:
Budidaya tanaman jagung dilakukan dengan umur panen sekitar 73 hari.
Tempat yang digunakan dapat berupa lahan pertanian dengan kondisi lingkungan
yang mendukung pertumbuhan tanaman jagung.
3. Bahan dan Alat yang Digunakan:
Dalam budidaya tanaman jagung, bahan dan alat yang digunakan meliputi
benih jagung, pupuk, air, alat penggali tanah, alat penyiram, alat pemangkas, dan
alat pengukur tinggi tanaman.
4. Pelaksanaan Praktikum:
Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan menanam benih jagung dalam
lahan pertanian yang telah disiapkan. Kemudian dilakukan pemupukan,
penyiraman, pemangkasan, dan pengukuran tinggi tanaman jagung.
5. Hasil dan Pembahasan:
Hasil yang diperoleh dari praktikum meliputi tinggi tanaman jagung, umur
bunga, jumlah tongkol, lilit tongkol, berat tongkol, panjang tongkol, dan jumlah
baris perbiji tongkol. Pembahasan dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil tersebut, seperti genetik tanaman, perawatan, dan
kondisi lingkungan.

Pentingnya pemilihan varietas jagung yang baik, perawatan yang optimal,


dan lingkungan yang sesuai untuk mencapai hasil panen yang maksimal. Dalam
praktikum ini, diperoleh data-data yang memberikan gambaran mengenai
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, namun diperlukan pengamatan lebih luas
dan percobaan yang lebih banyak untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam dan akurat tentang budidaya tanaman jagung.

b. saran
1. Pemilihan Varietas yang Tepat:
Pilih varietas jagung yang sesuai dengan kondisi lingkungan, tujuan
budidaya, dan preferensi hasil panen yang diinginkan. Varietas jagung yang
memiliki sifat tahan terhadap penyakit, produktivitas tinggi, dan adaptabilitas
yang baik akan memberikan peluang keberhasilan yang lebih tinggi dalam
budidaya.
2. Perawatan Tanaman yang Optimal:
Lakukan perawatan tanaman jagung secara teratur, termasuk pemupukan
yang tepat, penyiraman yang cukup, pengendalian gulma, dan perlindungan
terhadap hama dan penyakit. Pastikan juga untuk melakukan pemangkasan dan
penyiangan yang tepat guna memaksimalkan pertumbuhan dan produktivitas
tanaman.
3. Pengaturan Waktu Tanam dan Umur Panen:
Pilih waktu tanam yang tepat sesuai dengan kondisi iklim dan musim yang
menguntungkan pertumbuhan tanaman jagung. Selain itu, sesuaikan umur panen
dengan varietas jagung yang digunakan dan tujuan budidaya. Perhatikan petunjuk
varietas terkait umur panen yang optimal untuk mendapatkan hasil yang baik.
4. Monitoring dan Evaluasi:
Lakukan pengamatan dan evaluasi secara teratur terhadap pertumbuhan
tanaman jagung, mulai dari tinggi tanaman, umur bunga, jumlah tongkol, hingga
kualitas tongkol. Hal ini akan membantu dalam mengetahui perkembangan
tanaman dan mengidentifikasi masalah potensial sehingga tindakan perbaikan
dapat diambil dengan cepat.
5. Pelatihan dan Konsultasi Ahli:

Jika memungkinkan, ikuti pelatihan atau konsultasikan budidaya tanaman


jagung kepada ahli pertanian atau petani yang berpengalaman. Mereka dapat
memberikan wawasan dan saran berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
mereka yang dapat membantu meningkatkan keberhasilan budidaya tanaman
jagung.

6. Catat dan Analisis Data:

Catat semua data dan hasil yang diperoleh dari budidaya tanaman jagung,
termasuk data tinggi tanaman, jumlah tongkol, berat tongkol, dan lainnya.
Analisis data tersebut akan memberikan wawasan yang lebih baik tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil panen dan dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan budidaya di masa depan.

7. Berbagi Pengalaman:

Jika memungkinkan, berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan petani


atau komunitas pertanian lainnya. Diskusi dan pertukaran informasi akan
membantu dalam memperoleh ide-ide baru, pemecahan masalah, dan inovasi
dalam budidaya tanaman jagung.
DAFTAR PUSTAKA
Mahfudz, M., & Marwoto, P. (2015). Teknik Budidaya Tanaman
Jagung di Lahan Kering. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Guntoro, D., & Sumanto. (2017). Panduan Lengkap Budidaya Jagung.


Jakarta: Agromedia Pustaka.

Puslitbangtan. (2013). Budidaya Tanaman Jagung. Jakarta: Balai


Penelitian Tanaman Serealia.

Sukandar, E. Y., & Fajriah, N. (2018). Panduan Budidaya Jagung


Unggul di Lahan Kering. Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian
Pertanian.

Asmara, R. (2016). Peningkatan Produksi Jagung dengan Teknologi


Budidaya Terpadu. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 4(1), 1-11.
JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM
no Hari /tanggal keterangan
1.pembukaan lahandari gulma dan tanaman
yang menganggu proses praktikum
2.mengukur ukuran bendengan 150x150cm dan
1 Rabu/ paret bendengan selebar 50cm
29 maret 2023 3.pengukuran jarak tanam sampel jagung ,setiap
bendengan berisikan 9 sampel benih jagung
4.pemberian pupuk kopos dengan volume 250
ml perlobang
1.benih jagung yang di pilah dengan cara di
rendam selama kurun waktu 30 menit, tujuan
untuk membuka pelapis benih
2 Jumat/ 2.benih jagung ditanam pada lobnag yang sudah
7 april 2023 di ukur dengan kedalaman 3-5cm
3.pemberian pupuk npk 16:16:16 ±6,6 gram
perlobang
4.penyiraman secukupnya
Jumat/ 1.pemeliharaan tanaman seperti penyiraman
3 14 april 2023 dan pembersihan dari gulma gulma yang
menganggu tanaman jagung
Selasa/ 1.pemeliharaan tanaman seperti penyiraman
4 3 mei 2023 dan pembersihan dari gulma gulma yang
menganggu tanaman jagung
1.pemeliharaan tanaman seperti penyiraman
5 Selasa/ dan pembersihan dari gulma gulma yang
17 mei 2023 menganggu tanaman jagung.
2.pemberian pupuk npk organik
6 Rabu/ 1.Penyemprotan intesektisida
7 juni 2023
7 Senin/ 1.panen
19 juni 2023
DOKUMENTASI PRAKTIKUM

“pembukaan dan pembersihan lahan”

“ proses penanaman benih Jagung ” “ penyiraman beserta perawatan tanaman”

“pemberian pupuk secara berkala” “ pembersihan lahan jagung secara tratur”

“pengukuran sampel jagung untuk “tanaman jagung yang sudah siap dipanen”

data hasil praktikum”

“ sebagian hasil jagung yang telah dipanen”


BIODATA
Perkenalkan nama saya Syahrul Hikmah, biasa di
panggil Syahrul, saya lahir di Bagansiapiapi 31 Oktober
2004. Saya adalah anak kedua dari 3 bersaudara dan saya
berasal dari Kabupaten Rokan Hilir tepatnya di Kota
Bagansiapiapi,asal sekolah saya SMKN 1 Bangko, sejak
smp saya sangat menyukai olahraga beladiri. Seorang
penggemar beladiri yang antusias. Menikmati tantangan dan keindahan dalam
bela diri. Terus mengasah keterampilan dan mengeksplorasi berbagai gaya
beladiri. Memiliki nilai-nilai disiplin, ketekunan, dan hormat.siap menghadapi
perjalanan beladiri yang menantang. Selain itu saya juga suka membaca buku
Psikologi dan Filsafat.Sekian Biodata Diri saya.

Saya sebagai mahasiswa Fakultas pertanian jususan Agroteknologi


angkatan 2022 dari kelas 2B, Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai