Oleh:
A. IDA WIDYASARI
H411 12 313
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
dapat
memberikan
manfaat
bagi
kita
semua.Amin-min
A. Ida widyasari
H411 12 313
Ya
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan Pembahasan
I.4 Metode pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Deskripsi ikan nila.
II.2 Penyebab penyakit pada ikan nila
II.3 Ciri-ciri ikan yang terinfeksi penyakit
II.4 Cara penanggulangan
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
besarnya
bahwa
45%
dari
luas
panen
konsumsi
total
buah
konsumsi
dan
produksi
pisang
di
buah-buahan
pisang,
indonesia
nasional
penawaran
dan
permintaan
pisang
di
Indonesia
satu
buah-buahan
yang
sehat
dikonsumsi
manusia
produktivitas
pisang
terjadi
akibat
teknik
itu
teknik
kultur
jarinagan
dapat
dilakukan
untuk
akan
dibandingkan
dengan
penanaman
secara
non
kemudian
secara
berangsur-angsur
kelembapannyaditurunkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pisang
A. Sejarah Penyebaran tanaman Pisang
Pisang yang ada sekarang diduga merupakan hasil persilangan alami
dari
pisang
liar
dan
telah
mengalami
domestikasi.
Beberapa literatur
dan
terus
tumbuh
keluarnya
progresif
cokelat, warna daging buah agak orange. Rasa daging buah enak dan aromanya
harum (Mulyanti, 2005).
Pisang barangan termasuk buah meja yang populer di Indonesia. Pertandan
terdiri dari 6-12 sisir, dengan berat 12-20 kg. Setiap sisir terdiri dari 12-20 buah.
Bentuk buah lurus, pangkal bulat, panjang 11 cm, diameter 2,9 cm. Daging buah
kuning keputihan, tidak berbiji, manis, kering dan beraroma. Berat per buah 60
gram (Anonimus, 2005).
II.2 Perkembangan produksi
Kultur jaringan
B. Hidroponik
Hidroponik, budidaya tanaman tanpa tanah, telah berkembang sejak
pertama kali dilakukan
penelitian - penelitian
yang
berhubungan
dengan
adanya taman
yang
selanjutnya
disebut
sebagai suatu cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, akan tetapi
menggunakan media inert
atau sawdust, yang diberikan larutan hara yang mengandung semua elemen
essensial
Aeroponic system
Mungkin dari beberapa system hydroponic yang paling berteknologi tinggi
dan mungkin juga memberikan hasil terbaik serta tercepat dalam pertumbuhan
dalam berkebun Hydroponic. Hal ini dimungkinkan karena larutan nutrisi di
berikan atau disemprot ( berbentuk kabut ) langsung ke akar dan lebih mudah
menyerap dan juga larutan nutrisi banyak mengandung oksigen
2.
Drip system
Sistem
Tetes
adalah
system
hidroponik
yang
paling
banyak
NFT
Sistem ini adalah system yang paling orang ketahui ketika mendengar nama
hidroponik. Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi tanpa
menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir kedalam gully
melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air
4.
Wick System
Wick system ini salah satu system hidroponik yang paling simpel. Sistem ini
termasuk pasif, karena tidakada part-part yang bergerak.Nutrisi mengalir ke dalam
media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu.
Sistem dari tanaman hidroponik ini adalah sebagai berikut (Roidah,
2014):
(1) Memberikan bahan makanan dalam larutan mineral atau nutrisi yang
diperlukan tanaman dengan cara siram atau diteteskan.
(2) Melalui teknik ini dapat dipelihara lebih banyak tanaman dalam satuan
ruang
yang
lebih
sempit. Bahkan,
tanpa
media
tanah
dapat
7. Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi dibanding dengan penanama
ditanah.
8. Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-hydroponic.
9. Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.
10.Tidak ada resiko kebanjiran,erosi,kekeringan, atau ketergantungan dengan
II.3 Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanaman baik langsung
maupun tidak langsung, untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan
produksi atau memperbaiki kualitasnya,
sebagai
akibat
perbaikan
nutrisi
hara
dan
sehubungan dengan jumlah hara yang tersedia dan, 3) keadaan fisik tanah,
sehubungan dengan aerasi tanah. Keadaan fisik ini berpengaruh terhadap
pemakaian pupuk (Prihatini, 2012).
Bahan organik berfungsi sebagai penyimpan unsur hara yang secara
perlahan dan akan dilepaskan kedalam larutan tanah dan disediakan bagi tanah.
Bahan organik yang berada di dalam atau di atas permukaan tanah juga akan
organik
memberikan
beberapa
pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik,
tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan.
Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat
menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil.
Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori
tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat (Prihatini, 2012).
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab
bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi
struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang
diinginkan. Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman,
tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri
tanah (Prihatini, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis tanam
Hidroponik
Hidroponik
Hidroponik
Hidroponik
Non-Hidroponik
Non-Hidroponik
Non-Hidroponik
Non-Hidroponik
Jenis pupuk
Tanpa Pupuk
Pemberian MO plus
Gandasil daun
Grow msne
Tanpa Pupuk
Pemberian MO plus
Gandasil daun
Grow msne
Pelaksanaan
D. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan teratur dengan menjaga agat tidak
keurangan air dan nutrisi. kemudian diadakan kontrol untuk mengamati
pertumbuhan tanaman.
Tanaman
tanaman hidup, jumlah daun, tinggi tanaman, panjang dan lebar daun, diamter
batang. Pengamatan atau pengukuranm dilakukan 1 minggu sekali sampai
tanaman berumur 8 minggu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
.
V.2 Saran
Sebaiknya alat dan bahan lebih dilengkapi agar proses praktikum dapat
berjaaln dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
2014.
Prinsip
Dasar
Hidroponik.
http://belajar.bebeha.org/2014/05/prinsip-dasar-hidroponik.html.
Rosliani. R. dan Nani sumarni. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem
HidroponikBalai PenelitianTanaman Sayuran, Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian. Bandung.
Rukmana, R. H. 1999. Budidaya Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Resh, H. M. 2004. Hydroponic Food Production: a definitive guidebook of
soilless food-growing methods. Sixth Edition. Newconcept Press, Inc.
New Jersey. 567 p.
Zafact,