Anda di halaman 1dari 26

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

PENGELOLAAN TANAH DAN AIR

Disusun Oleh :
Tim Pengelolaan Tanah dan Air

LABORATORIUM FISIKA DAN KONSERVASI TANAH


PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Praktikum Pengelolaan Tanah dan Air merupakan praktikum yang harus


dilakukan oleh setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengelolaan Tanah
dan Air, dengan maksud untuk memperkenalkan dan menambah wawasan
mahasiswa mengenai pengelolaan tanah, Pengelolaan Tanah dan Air, efesiensi
pemberian air pada budididaya tanaman, efesiensi saluran irigasi dan pengujian
kualitas air. Buku Petunjuk Praktikum Pengelolaan Tanah dan Air ini disusun guna
sebagai panduan, supaya memperlancar pelaksanaan praktikum, dan membantu
mahasiswa lebih memahami dan menghayati praktikum yang sedang dilakukan.
Buku petunjuk praktikum ini senantiasa mengalami perubahan pada setiap
alih semester, sembari menyesuaikan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan
yang ada. Dengan demikian kami berharap kiranya buku petunjuk praktikum
Pengelolaan Tanah dan Air dapat berguna bagi mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum Pengelolaan Tanah dan Air dan dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan pada Pengelolaan Tanah dan Air secar umum, serta memberikan
sumbangan positif bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Surakarta, Maret 2023

Tim Pengelolaan Tanah dan Air


ACARA I
KEBUTUHAN AIR TANAMAN

A. Kompetensi
Mahasiswa terampil dalam mengelola tanah atau lahan yang berkaitan
dengan kebutuhan air tanaman..
B. Dasar Teori
Setiap tanah diberbagai daerah mempunyai perbedaan antara satu
dengan yang lain dalam jenisnya. Perbedaan jenis tanah ini dipengaruhi oleh
kandungan dan komposisi penyusun tanah. Ada jenis tanah mineral, ada jenis
tanah organic. Masing-masing tanah tersebut mempunyai sifat fisika kimia dan
biologi tanah yang berbeda satu dengan yang lainnya, hal inilah yang akan
mempengaruhi tingkat kesuburannya. Sifat kimia, sifat fisika, dan sifat biologi
tanah sangat menentukan kualitas tanah sebagai media pertanian. Pengolahan
tanah yang sesuai dengan sifat tanah yang dimiliki tanah tersebut perlu
dilakukan agar tercipta efisiensi penggunaan biaya waktu dan tenaga.
Perlakuan-perlakuan tersebut tidak hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian saja, tetapi juga mempertahankan kesehatan, produktivitas, dan
kesuburan tanahnya.
Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk
menggantikan kehilangan air melalui evapotranspirasi pada tanaman.
Evapotranspirasi adalah jumlah dari evaporasi dan transpirasi bersama-sama.
Evaporasi atau penguapan adalah berubahnya air menjadi uap dan bergeraknya
dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara, sedangkan transpirasi
merupakan penguapan melalui tanaman. Hasil maksimum adalah hasil dari
tanaman yang cukup air, terbebas dari penyakit, tumbuh pada kondisi lahan
yang tidak terganggu dan berproduksi penuh dalam kondisi lingkungan yang
paling sesuai (Doorenbos dan Pruitt, 1977). Pada dasarnya kebutuhan tanaman
akan air itu berbeda-beda berdasarkan perbedaan unsur-unsur yang
mempengaruhi evapotranspirasi tanaman. Besar transpirasi dipengaruhi oleh
keadaan iklim, jenis tanaman, varietas tanaman dan umur tanaman, biasa
disebut faktor tanaman.
Rumus kebutuhan air tanaman :
ETc = Kc . ET0
Rumus kebutuhan air pada pot :
Volume = ETc . Luas petak lahan . %
Di mana :
ETc = kebutuhan air tanaman
Kc = koefisien tanaman
ET0 = Evapotranspirasi potensial

Koefisien tanaman (Kc), sering disebut koefisien evapotranspirasi


tanaman, merupakan angka pengali untuk menjadikan evapotranspirasi
potensial (ET0) menjadi Evapotranspirasi tanaman yang sebenarnya (ETc).
Besarnya koefisien tanaman (Kc) erat berhubungan dengan jenis tanaman,
varietas tanaman dan umur tanaman. Efisiensi penggunaan air (EPA, dalam
bahasa Inggris WUE/Water Use Efficiency) dihitung menggunakan rumus
yang diperkenalkan oleh Gilley dan Jansen (1983) dalam Rahardjo, dkk (1992)
:

𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 (𝑘𝑔)


𝐸𝑃𝐴 (𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑚3 )
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Lokasi Praktikum
Praktikum acara 1 dilaksanakan di KHDTK Alas Bromo Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Bahan
1) Petak lahan 2 x 2 meter
2) Mulsa Plastik
3) Air
4) Pupuk Organik
5) Kacang Tanah
b. Alat
1) Alat penyiraman/gelas ukur
2) Alat tulis
3) Penggaris
4) Cetok
5) Cangkul
3. Pelaksanaan Penanaman Kacang Tanah
Kacang Tanah dengan nama latin Arachis hypogaea L. merupakan
sejenis spesies kacang-kacangan yang berasal dari famili leguminoceae.
Kacang tanah merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan di Indonesia
untuk berbagai produk olahan. Kacang tanah mengandung protein,
karbohidrat, dan mengandung 50% minyak. Umur kacang tanah lokal siap
panen mayoritas sekitar 90-95 HST. Kacang tanah dapat tumbuh optimal
pada tanah gembut dengan pH netral yaitu 6-6,5, memiliki tanah agak
lembab dengan drainase yang baik. Tanah dengan drainase buruk akan akan
menyebabkan akan dan polong menjadi busuk, sebaliknya jika terlalu kering
pertumbuhan akan terhambat.
Langkah kerja :
a. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Rendam kacang tanah selama 1 hari sebelum ditanam.
c. Gemburkan tanah pada petakan lahan menggunakan cangkul atau cetok.
d. Pasang mulsa pada perlakuan M1.
e. Tanam kacang tanah pada petakan lahan yang telah disiapkan.
f. Hitung volume penyiraman sesuai ET0 dan Kc menggunakan Cropwat
8.0 (Lampiran).
g. Siram dengan air 2x seminggu (Rabu dan Sabtu) sesuai dengan volume
air yang telah dihitungdan beri pupuk sesuai dengan perlakuan masing-
masing.
h. Amati pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman)
setiap minggu dan masukkan ke dalam logbook yang telah disediakan.
i. Amati pertumbuhan tanaman selama 8 minggu atau 56 HST dan
lakukan pengukuran bobot segar dan bobot kering.

PERLAKUAN
Setiap kelompok menanam 1 ulangan pada masing masing kombinasi
perlakukan :
a. Pupuk
T0 : Tanpa pupuk
T1 : Pupuk Organik
b. Mulsa
M0 : Tanpa Mulsa
M1 : Mulsa Plastik
c. Penyiraman
A1 : 50%
A2 : 100%
A3 : 150%

Perlakuan Kelompok

T0M1A1 dan T1M0A1 1, 2, 3, 4, 5


T0M1A2 dan T1M0A2 6, 7, 8, 9, 10
T0M1A3 dan T1M0A3 11, 12, 13, 14, 15
T0M0A3 dan T1M1A1 , 16, 17, 18, 19, 20
T0M0A2 dan T1M1A2 21, 22, 23, 24, 25
T0M0A3 dan T1M1A3 25, 26, 27, 28, 29, 30
ACARA II
EFESIENSI SALURAN IRIGASI

A. Kompetensi
Setelah mengikuti acara praktikum efisiensi pemberian air irigasi ini,
diharapkan mahasiswa terampil menghitung efisiensi penyaluran air irigasi.

B. Dasar Teori
Kebutuhan air tanaman yang tidak didapat hujan dapat dicukupi melalui
pemberian air irigasi. Penyaluran irigasi pada lahan sawah dilakukan melalui
beberapa tahapan dan saluran. Menurut Laycock (2011), air dari waduk atau
sumber air lainnya disalurkan melalui saluran primer terlebih dahulu,
kemudain dibagi-bagi ke beberapa saluran sekunder. Air dari saluran sekunder
kemudian akhirnya terbagi lagi ke beberapa saluran tersier sebelum akhirnya
ke petakan sawah. Selama proses penyaluran air di saluran primer, sekunder
maupun tersier, terjadi kehilangan air akibat penguapan ataupun rembasan di
dasar dan di samping saluran (Pasandaran, 1991). Oleh karena itu perlu
diidentifikasi berapa besarnya tingkat kehilangan air di saluran, atau efisiensi
dari saluran irigasi.
Pada pengukuran efisiensi air di tingkat saluran, diperlukan peralatan dan
cara pengukuran debit air yang sederhana tetapi cukup teliti dan mudah
dilaksanakan. Ada 2 cara yang diterapkan di sini, kesemuanya berdasarkan
prinsip: luas penampang aliran dan kecepatan aliran. Cara-cara tersebut yaitu:
(ii) menggunakan current meter, (ii) menggunakan pelampung.

1. Pengukuran dengan Current Meter


Alat ini terdiri dari flow detecting unit dan counter unit. Aliran yang
diterima detecting unit akan terbaca pada counter unit, yang terbaca pada
counter unit dapat merupakan jumlah putaran dari propeler maupun
langsung menunjukkan kecepatan aliran. Jenis yang tidak lamgsung
menunjukkan kecepatan aliran, aliran di hitung terlebih dahulu dengan
memasukkan dalam rumus yang sudah di buat oleh pembuat alat untuk tiap-
tiap propeler. Jenis yang menunjukkan langsung, kecepatan aliran yang
sebenarnya diperoleh dengan mengalihkan faktor koreksi yang
dilengkapkan pada masing-masing alat bersangkutan. Propeler pada
detecting unit dapat berupa: (i) mangkok, (ii) bilah, dan (iii) sekrup. Bentuk
dan ukuran propeler ini berkaitan dengan besar kecilnya aliran yang akan
diukur.
Debit aliran dihitung dari rumus: Q = V. A, dengan V = kecepatan
aliran, dan A = luas penampang. Dengan demikian dalam pengukuran
tersebut di samping harus mengukur kecepatan aliran, diukur pula luas
penampangnya. Distribusi kecepatan untuk tiap bagian pada saluran tidak
sama, distribusi kecepatan tergantung pada: (i) bentuk saluran, (ii)
kekasaran saluran, dan (iii) kondisi kelurusan saluran. Dalam penggunaan
current meter pengetahuan mengenai distribusi kecepatan ini amat penting.
Hal ini bertalian dengan penentuan kecepatan aliran yang dapat dianggap
mewakili rata-rata kecepatan pada bidang tersebut.
2. Pengukuran dengan Pelampung
Terdapat dua tipe pelampung yang digunakan yaitu: (i) pelampung
permukaan, dan (ii) pelampung tangkai. Tipe pelampung tangkai lebihteliti
dibanding dengan tipe pelampung permukaan. Pada pengukuran debit
dengan pelampung dipilih bagian sungai yang lurus dan seragam, kondisi
aliran seragam dengan pergolakannya seminim mungkin. Pengukuran
dilakukan pada saat tidak ada angin.
Pada bentang terpilih (jarak tergantung pada kecepatan aliran, waktu
yang ditempuh pelampung untuk jarak tersebut tidak boleh lebih dari 20
detik) paling sedikit lebih panjang dibanding lebar aliran. Kecepatan aliran
permukaan ditentukan berdasarkan rata-rata yang diperlukan pelampung
menempuh jarak tersebut. Sedang kecepatan rata-rata didekati dengan
pengukuran kecepatan permukaan dengan suatu koefisien yang besarnya
tergantung dari perbandingan antara lebar dan kedalaman air.
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum acara 2 (Efisiensi Saluran Irigasi) berada di Dekat
Desa Palur, Mojolaban. Lokasi praktikum berupa saluran irigasi yang
terbagi menjadi 3 irigasi, yaitu primer, sekunder dan tersier.
2. Alat dan Bahan
a. Sepatu boots
b. Tali
c. Meteran
d. Stopwatch
e. Pelampung/bola pingpong
f. Saluran irigasi sekunder dan tersier
3. Pelaksanaan
a. Dipilih 2 saluran terbuka, masing-masing pada saluran sekunder dan
tersier.
b. Ukur kecepatan aliran air (V dalam m/det) menggunakan pelampung
di titik awal (Qin) dan debit di titik berikutnya yang diasumsikan
sebagai titik akhir (Qout) saluran. Ukur dan catat jaraknya.
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘
𝑉=
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
c. Ukur kecepatan aliran pada tiga titik (tengah dan 2 pada pinggir
saluran), lakukan sebanyak 3 kali ulangan, hitung rata-ratanya.
d. Catat ketinggian penampang melintangnya (drata-rata) pada 3 titik
(tengah, kanan, dan kiri) dan lebar saluran (w) pada 2 titik (atas dan
bawah). Luas penampang basah saluran (A) dihitung dengan rumus :

𝐴(𝑚2) = 𝑑𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝑤
Dimana:
𝑑1 + 𝑑2 + 𝑑3
𝑑𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
Gambar 1.1 Penampang melintang saluran irigasi dan
cara pengukuran

D. Isi Laporan
1. Bandingkan debit yang diukur dari Qin dan Qout masing-masing
saluran sekunder dan tersier. Debit (Q) dihitung menggunakan rumus
berikut: Debit (Q) = V . A (dalam m3/det).
2. Hitung efisiensi masing-masing saluran irigasi dengan rumus:Efisiensi
(E) = ((Qin – Qout) / Qin) x 100%.
3. Berikanlah ulasan mengenai tinggi atau rendahkah
4. Efisiensi dimasing-masing saluran irigasi tersebut, beserta alasannya.
Tabel Hasil Perhitungan Efesiensi Saluran Irigasi

Lebar D v Q Efisiensi
Kedalaman V
Saluran Posisi Saluran rata-rata rata-rata rata-rata
(m) (m/s) (%)
(m) (m) (m/s) (m3/s²)

d1 = V1 =
In d2 = V2 =
d3 = V3 =

Sekunder

d1 = V1 =
Out d2 = V2 =
d3 = V3 =

d1 = V1 =
In d2 = V2 =
d3 = V3 =

Tersier

d1 = V1 =
Out d2 = V2 =
d3 = V3 =

E. Gambar

Gambar 1.2 Current Meter Merk MJP Student


Gambar 1.3 Pengukuran menggunakan Current
Meter

Gambar 1.4 Saluran Sekunder Gambar 1.5 Saluran Tersier


ACARA III
KUALITAS AIR IRIGASI

A. Kompetensi
Setelah mengikuti acara praktikum Kualitas Air Irigasi ini, diharapkan
mahasiswa dapat menghitung dan mengetahui suatu kualitas air irigasi.
B. Dasar Teori
Penurunan kualitas air sungai tidak hanya terjadi di daerah hilir, tetapi
juga di daerah hulu. Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian dan
pemukiman merupakan faktor utama penyebab terjadinya penurunan kualitas
air sungai di daerah hulu melalui sedimentasi, penumpukan hara dan
pencemaran bahan-bahan kimia pestisida. Oleh karena itu perlu dilakukan uji
kualitas air.
Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu
(Effendi, 2003). Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda
tergantung tujuan penggunaan, sebagai contoh, air yang digunakan untuk
irigasi memiliki standar mutu yang berbeda dengan air untuk dikonsumsi.
Kualitas air dapat diketahui nilainya dengan mengukur peubah fisika, kimia
dan biologi.
Secara sederhana, kualitas air dapat diduga dengan melihat
kejernihannya dan mencium baunya. Namun ada bahan-bahan pencemar yang
tidak dapat diketahui hanya dari bau dan warna, melainkan harus dilakukan
serangkaian pengujian. Hingga saat ini, dikenal ada dua jenis pendugaan
kualitas air yaitu fisik-kimia dan biologi.
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum acara 3 Kualitas Air Irigasi berada di Dekat Desa
Palur, Mojolaban. Lokasi praktikum berupa saluran irigasi primer,
sekunder dan saluran tersier. Lokasi praktikum laboratorium dilaksanakan
di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) pH meter
2) Thermometer
3) Ember kapasitas 10 liter
4) Botol 1,5 liter yang dilapisi lakban hitam per kelompok
5) Pengaduk
6) Oven
7) Cawan alumunium
8) Timbangan analitik
9) Kertas Saring
10) Beaker Glass
11) Corong kaca
12) Flakon
13) Aquadest
b. Bahan
1) Sampel air saluran irigasi sekunder 1,5 liter (12 kelompok)
2) Sampel air saluran irigasi tersier 1,5 liter (12 kelompok)
3. Pelaksanaan
a. Pengambilan sampel air pada saluran irigasi sekunder dan saluran
irigasi tersier di satu titik.
b. Ambil contoh air di masing masing titik dengan menggunakan botol
dengan mulut botol berlawanan arus pada kedalaman ½ ketinggian
saluran irigasi. Catat ketinggian air di saluran sampai ½ ketinggian
air.
c. Saat pengambilan sampel air dilakukan pengukuran suhu. Cara
membaca suhu yaitu:
1) Catat suhu udara sebelum mengukur suhu di dalam air.
2) Masukkan termometer ke dalam air selama 1-2 menit.
3) Baca suhu saat termometer masih di dalam air, atau secepatnya
setelah dikeluarkan dari dalam air.
d. Bawa sampel air yang telah diambil ke laboratorium untuk dianalisis
pH dan kandungan sedimennya.
e. Analisis pH air dilakukan dengan pH meter
1) Ambil sampel air sebanyak 25 ml, masukkan ke dalam flakon
dan digojok hingga homogen.
2) pH meter dikalibrasi dengan larutan penyangga pH 7,00 dan
pH 4,01.
3) Bilas elektrode dengan aquadest dan keringkan dengan tisu
sebelum pengukuran setiap sampel.
4) Elektrode dimasukkan ke dalam sampel lalu baca pH meter.
f. Analisis Sedimen layang (suspended load)
1) Air diaduk (digojok) selama ± 1 menit.
2) Timbang berat cawan alumunium sebelum digunakan (a).
3) Air yang telah homogen kemudian diambil 100 ml dimasukkan
kedalam cawan alumunium kemudian dioven pada suhu 105°C
sampai mengering (sekitar 48 jam).
4) Timbang berat keseluruhan setelah dioven (b).
5) Hitung berat sedimen (b-a) (gram).
6) Hitung konsentrasi dengan persamaan:
Konsentrasi sedimen (gram/l) = berat sedimen (gram)
volume air (l)
g. Analisis Sedimen Dasar (susoended load)
1) Air diaduk (dikocok) selama ± 1 menit.
2) Timbang kertas saring sebelum digunakan (a).
3) Air yang telah homogen kemudian diambil 100 ml disaring
menggunakan kertas saring kemudian dioven pada suhu 105°C
sampai mengering (sekitar 48 jam).
4) Timbang berat keseluruhan setelah dioven (b).
5) Hitung berat sedimen (b-a) (gram).
6) Hitung konsentrasi dengan persamaan:
Konsentrasi sedimen (gram/l) = berat sedimen (gram)
Volume air (l)
Titik1 Titik 2 Titik 3

Gambar 2.1 Penampang melintang saluran irigasi primer dan carapengambilan


sampel

Titik 1

Gambar 2.2 Penampang melintang saluran drainase dan cara pengambilan sampel

Gambar 2.3 Saluran primer


D. Isi Laporan

1. Menghitung konsentrasi sedimen, baik itu dari saluran sekunder dan


saluran tersier.
2. Melakukan ulasan terhadap data yang telah diperoleh baik itu dalam
pengukuran pH, suhu dan konsentrasi sedimen.
Tabel hasil perhitungan Kualitas Air Irigasi
Macam
(b-a) Konsentrasi
No. Saluran pH Suhu (a) (b)
(gram) (g/l)
Irigasi
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Laycock, Adrian. 2011. Irrigation Systems: Design, Planning and Construction.
United Kingdom. CABI, Cromwell Press
Pasandaran, Effendi. 1991. Irigasi di Indonesia: Strategi dan Pengembangan.
Jakarta. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan penerangan ekonomi
danSosial (LP3S).
Rahayu S, Widodo R, Verbist B, et al. 2009. Monitoring Air di daerah Aliran
Sungai. ICRAF Asia Tenggara. World Agroforestry Centre.
Steele, Alfred H. 2015. Drip Irrigation: Technology, Management and Efficiency.
Nova Science Publishers Incorporated.
Van Heerden, P. 2004. Estimating Water Requirements And Water Storage
Requirements for Farms. International Water Management Institute
(IWMI). CGIA
LAMPIRAN
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan wajib memenuhi tata tertib praktikum.


2. Praktikan diwajibkan mengikuti asistensi praktikum.
3. Praktikan diwajibkan mengikuti pre-test yang diadakan setiap awal praktikum.
4. Praktikan harus mengikuti keseluruhan praktikum dengan tertib.
5. Praktikan bertanggung jawab terhadap segala kerusakan dan
hilangnyaperalatan yang disebabkan oleh kelalaian praktikan.
6. Praktikan Pengelolaan Tanah dan Air tidak mengadakan praktikum susulan.
7. Bagi yang melanggar tata tertib praktikum di atas tidak diperkenankan
mengikuti praktikum dan mendapat nilai TL.
CARA MENCARI ETO MENGGUNAKAN CROPWAT 8.0

1. Klik file – New file – Climate/Et0 – Daily Et0 Penman Monteith

Jika sudah muncul lembarnya maka pilih lembar pada bulan Mei
2. Mengisi Data Country, Station, Year, Altitude, Latitude, Longitude Stasiun
Jumantono sama seperti data dibawah ini

3. Mengisi data iklim


Data Suhu = Suhu udara
Data Sun menggunakan jam 06-18
Karena sun masih dalam satuan “hours” maka harus diganti % terlebih
dahulu dengan cara klik Settings – Options
Pada units – Sunshine (diganti satuan menjadi % of daylength)

4. Setelah semua terisi sampai “SUN” maka akan muncul hasil Rad dan Et0 hari
1 Untuk hari selanjutnya diisi seperti langkah-langkah sebelumnya.
5. Menghitung banyaknya air yang harus disiramkan ke tanaman
a. 𝐸𝑇𝑐 = 𝐾𝑐 × 𝐸𝑇𝑜
Kc Kacang tanah: 1,15
𝐸𝑇𝑐 = 1,15 × 3,79
= 4,36 𝑚𝑚⁄𝑑𝑎𝑦

= 0,436 𝑐𝑚⁄𝑑𝑎𝑦

b. 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑖𝑟 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 petak lahan × 𝐸𝑇𝑐 × 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 (misal 80%)
= 200 cm x 200 cm × 0,436 × 80%
= 13.952 cm3
= 13,9 L
DAFTAR KELOMPOK PENGELOLAAN TANAH DAN AIR 2023

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3


Agung Pri Pambudi Ajeng Jagad Belantara Andrean Octa Lutfi Hasan
Denisa Oktavia Panjaitan Galih Putri Christyaningsih Eka Fuji Lestari
Kristyanto Rizki Irawan Husein Ridhlo Nur Hakim Katri Sekar Rindani
Nur Hidayat Oktaviana Dewi Puspitasari M. Iqbal Dani Saputra
Salmaa Shofiya Sani Rifatghani Panatahusna A Thea Putri Carrissa
Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Astri Sintyawati Azkya Sabrina Fahma Calvin Herlianda Saputra
Dony Andre Kurniawan Dea Pradesta Dyaz Wanda Perkasa
Intan Mutia Afkareza Santosa farras Haykal Yusuf Ersad Paundra Sugiarta
Langgeng Pangestu Indra Wahyu Ramadhan Eviani
Muhammad Arif Nurrahman Khairunnisa Widya Mahery Lintang Wahyu Wijati
Velinda Puspitawati Prasetyaning Pramesti Nugroho Shafa Zahra Al Batul
Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9
Cristian Adhi wicaksono Adam Arinto Respati Aisyah Hisbia A A
Eka Yuniar W Dina Novitaningrum Dwi Muhammad Andika
Faisya Alya Khaerunisa Dita Maritza S Elisa Nurrahmawati
Hanaya Shahnaz Suherman Laila Juliah Mirzani Luthfia Nafisha Rahma
Khulaimi Siti Nur Maqrifatulloh Syabania Okty Anugraeni
Yuni Tuwenti
Kelompok 10 Kelompok 11 Kelompok 12
Ananda Tri Purnaningrum Aulia Angger Pawestri Aulia Seilalita
Farel Arkan Wiradanu Citra Ayu Salsabila Imelda Rusadi
Hanan Nafi'ah Handayu Nabila Laela Nisa Putri
Riza Oktaviyani M. Hanida Syahrial Hidayat M. Fikri Halim Madjid
Syifa Rustriawanti Rofi Nur Hanifah Sarah Ammara Aulia Y
Tafive Nur M Tiara Dwi Yulianti
Kelompok 13 Kelompok 14 Kelompok 15
Bara Amelia Dwipa Aji Cholis Laila Aryani Abel Haqi Prakosa
Kristianti Kusnul K Mawar Indirasanti
Raihan Nur Aziz Rayhan Wiguna Alfarghani Muhammad Daffa Arrafi
Sevia Eka Fadila Shafiyya Mentari Ramadhanti Najwa Salsabila K
Shima Priyanka Anti Tirani Yasinta Mutiara Samuel Gunnar Adjie N
Vania Nur'aini Hapsari Yuda Aris
Kelompok 16 Kelompok 17 Kelompok 18
Advis Qonita Magda Ahmad Fajar Kholilurrahman Anis Fitrianing Astuti
Firza Putra Pradasa Findha Annisa A Helmi Dwi Kusuma
Muhammad Fattan A Muthia Salma Kamila Muhammad Imam Muttaqin
Nafiah Azizah Husna Naufal Dany Rahman Naufal Labiba Ismail
Septiana Nurul Marfuah Salsabila Tiara Putri Shinta Ayu Kumala Dewi
Kelompok 19 Kelompok 20 Kelompok 21
Annisa Widhya Mahmudah Arsyan Chesaro Aruf Rozin Nugroho
Muhammad Huzayfa R Monica Febriani Muftikhatun Nihayah
Neilil Muna Muthfidana Naufal Bima Kurniawan Nelvina Nadine Anastasia
Rafi Syuja Satria Rizka Setiapuja Rizqy Nurul Aziz
Sadina Faza Aristawati Salma Hanindita Viska Istamara Kistyowati
Kelompok 22 Kelompok 23 Kelompok 24
Dillah Madina Mirtasiwi Abelia Rizqi Noor Fatihah Aghan Valery Azlany H
Muhammad Aji Pamungkas Berliana Nur Rizkyah Aulia Handayani
Nona Chayanie Putri Dzaky Pramudya Nur Zaman Aziza Nadja Valencia
Reovanka Harjuna P Nabilah Putri Endarta Nevy Aprillia Damayanti
Zainal Abidin Pratama Wahyu Safiriandi Putri Nanda Prayoga
Kelompok 25 Kelompok 26 Kelompok 27
Almira Prasiwi Amalia Hakim Rahmawati Andini Dwi Pangesti
Devi Ratna Sari Devina Putri Yolanda Endah Sulistyaningati
Gladi Aji Kalimasada Harris Abdul Hafidz Muhamad Wisnu Satrio N
Nicholas Raditya Aryasatya Niken Retno Pambayun Sherli Putri Maharani
Sicilia Niken Dwi Saputri Silvy Aqzha Zienitha Yusron Mustami'in
Kelompok 28 Kelompok 29 Kelompok 30
Anindiya Aisyah Putri Anisa Istiqomah Annisa Zahra K
Feodora Happy Shalom Ikrima Isna Sofiana Leon Praja Bagaskara
Muhammad Arif Rahman Muhammad Fajrianor Lawi Murtiningsih
Rindam Cinde Hapsari Raden Rara Bilqis Nurul F Qyla Thahira Widayadi
Wahyu Nur Fadihillah Rayhan Riliansyah Zelda Alika Yusman

DAFTAR PEMBAGIAN COASS PRAKTIKUM PENGELOLAAN TANAH


DAN AIR 2023

Hafsani 1 16 24
Nesia 2 15 23
Ningrum 3 14 22 30
Sutheta 4 13 21 29
Azizah 5 12 20 28
Monica 6 11 19 27
Silvia 7 10 18 26
Ghulam 8 9 17 25

Anda mungkin juga menyukai