Disusun Oleh :
Tim Pengelolaan Tanah dan Air
A. Kompetensi
Mahasiswa terampil dalam mengelola tanah atau lahan yang berkaitan
dengan kebutuhan air tanaman..
B. Dasar Teori
Setiap tanah diberbagai daerah mempunyai perbedaan antara satu
dengan yang lain dalam jenisnya. Perbedaan jenis tanah ini dipengaruhi oleh
kandungan dan komposisi penyusun tanah. Ada jenis tanah mineral, ada jenis
tanah organic. Masing-masing tanah tersebut mempunyai sifat fisika kimia dan
biologi tanah yang berbeda satu dengan yang lainnya, hal inilah yang akan
mempengaruhi tingkat kesuburannya. Sifat kimia, sifat fisika, dan sifat biologi
tanah sangat menentukan kualitas tanah sebagai media pertanian. Pengolahan
tanah yang sesuai dengan sifat tanah yang dimiliki tanah tersebut perlu
dilakukan agar tercipta efisiensi penggunaan biaya waktu dan tenaga.
Perlakuan-perlakuan tersebut tidak hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian saja, tetapi juga mempertahankan kesehatan, produktivitas, dan
kesuburan tanahnya.
Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk
menggantikan kehilangan air melalui evapotranspirasi pada tanaman.
Evapotranspirasi adalah jumlah dari evaporasi dan transpirasi bersama-sama.
Evaporasi atau penguapan adalah berubahnya air menjadi uap dan bergeraknya
dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara, sedangkan transpirasi
merupakan penguapan melalui tanaman. Hasil maksimum adalah hasil dari
tanaman yang cukup air, terbebas dari penyakit, tumbuh pada kondisi lahan
yang tidak terganggu dan berproduksi penuh dalam kondisi lingkungan yang
paling sesuai (Doorenbos dan Pruitt, 1977). Pada dasarnya kebutuhan tanaman
akan air itu berbeda-beda berdasarkan perbedaan unsur-unsur yang
mempengaruhi evapotranspirasi tanaman. Besar transpirasi dipengaruhi oleh
keadaan iklim, jenis tanaman, varietas tanaman dan umur tanaman, biasa
disebut faktor tanaman.
Rumus kebutuhan air tanaman :
ETc = Kc . ET0
Rumus kebutuhan air pada pot :
Volume = ETc . Luas petak lahan . %
Di mana :
ETc = kebutuhan air tanaman
Kc = koefisien tanaman
ET0 = Evapotranspirasi potensial
PERLAKUAN
Setiap kelompok menanam 1 ulangan pada masing masing kombinasi
perlakukan :
a. Pupuk
T0 : Tanpa pupuk
T1 : Pupuk Organik
b. Mulsa
M0 : Tanpa Mulsa
M1 : Mulsa Plastik
c. Penyiraman
A1 : 50%
A2 : 100%
A3 : 150%
Perlakuan Kelompok
A. Kompetensi
Setelah mengikuti acara praktikum efisiensi pemberian air irigasi ini,
diharapkan mahasiswa terampil menghitung efisiensi penyaluran air irigasi.
B. Dasar Teori
Kebutuhan air tanaman yang tidak didapat hujan dapat dicukupi melalui
pemberian air irigasi. Penyaluran irigasi pada lahan sawah dilakukan melalui
beberapa tahapan dan saluran. Menurut Laycock (2011), air dari waduk atau
sumber air lainnya disalurkan melalui saluran primer terlebih dahulu,
kemudain dibagi-bagi ke beberapa saluran sekunder. Air dari saluran sekunder
kemudian akhirnya terbagi lagi ke beberapa saluran tersier sebelum akhirnya
ke petakan sawah. Selama proses penyaluran air di saluran primer, sekunder
maupun tersier, terjadi kehilangan air akibat penguapan ataupun rembasan di
dasar dan di samping saluran (Pasandaran, 1991). Oleh karena itu perlu
diidentifikasi berapa besarnya tingkat kehilangan air di saluran, atau efisiensi
dari saluran irigasi.
Pada pengukuran efisiensi air di tingkat saluran, diperlukan peralatan dan
cara pengukuran debit air yang sederhana tetapi cukup teliti dan mudah
dilaksanakan. Ada 2 cara yang diterapkan di sini, kesemuanya berdasarkan
prinsip: luas penampang aliran dan kecepatan aliran. Cara-cara tersebut yaitu:
(ii) menggunakan current meter, (ii) menggunakan pelampung.
𝐴(𝑚2) = 𝑑𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝑤
Dimana:
𝑑1 + 𝑑2 + 𝑑3
𝑑𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
Gambar 1.1 Penampang melintang saluran irigasi dan
cara pengukuran
D. Isi Laporan
1. Bandingkan debit yang diukur dari Qin dan Qout masing-masing
saluran sekunder dan tersier. Debit (Q) dihitung menggunakan rumus
berikut: Debit (Q) = V . A (dalam m3/det).
2. Hitung efisiensi masing-masing saluran irigasi dengan rumus:Efisiensi
(E) = ((Qin – Qout) / Qin) x 100%.
3. Berikanlah ulasan mengenai tinggi atau rendahkah
4. Efisiensi dimasing-masing saluran irigasi tersebut, beserta alasannya.
Tabel Hasil Perhitungan Efesiensi Saluran Irigasi
Lebar D v Q Efisiensi
Kedalaman V
Saluran Posisi Saluran rata-rata rata-rata rata-rata
(m) (m/s) (%)
(m) (m) (m/s) (m3/s²)
d1 = V1 =
In d2 = V2 =
d3 = V3 =
Sekunder
d1 = V1 =
Out d2 = V2 =
d3 = V3 =
d1 = V1 =
In d2 = V2 =
d3 = V3 =
Tersier
d1 = V1 =
Out d2 = V2 =
d3 = V3 =
E. Gambar
A. Kompetensi
Setelah mengikuti acara praktikum Kualitas Air Irigasi ini, diharapkan
mahasiswa dapat menghitung dan mengetahui suatu kualitas air irigasi.
B. Dasar Teori
Penurunan kualitas air sungai tidak hanya terjadi di daerah hilir, tetapi
juga di daerah hulu. Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian dan
pemukiman merupakan faktor utama penyebab terjadinya penurunan kualitas
air sungai di daerah hulu melalui sedimentasi, penumpukan hara dan
pencemaran bahan-bahan kimia pestisida. Oleh karena itu perlu dilakukan uji
kualitas air.
Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu
(Effendi, 2003). Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda
tergantung tujuan penggunaan, sebagai contoh, air yang digunakan untuk
irigasi memiliki standar mutu yang berbeda dengan air untuk dikonsumsi.
Kualitas air dapat diketahui nilainya dengan mengukur peubah fisika, kimia
dan biologi.
Secara sederhana, kualitas air dapat diduga dengan melihat
kejernihannya dan mencium baunya. Namun ada bahan-bahan pencemar yang
tidak dapat diketahui hanya dari bau dan warna, melainkan harus dilakukan
serangkaian pengujian. Hingga saat ini, dikenal ada dua jenis pendugaan
kualitas air yaitu fisik-kimia dan biologi.
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum acara 3 Kualitas Air Irigasi berada di Dekat Desa
Palur, Mojolaban. Lokasi praktikum berupa saluran irigasi primer,
sekunder dan saluran tersier. Lokasi praktikum laboratorium dilaksanakan
di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) pH meter
2) Thermometer
3) Ember kapasitas 10 liter
4) Botol 1,5 liter yang dilapisi lakban hitam per kelompok
5) Pengaduk
6) Oven
7) Cawan alumunium
8) Timbangan analitik
9) Kertas Saring
10) Beaker Glass
11) Corong kaca
12) Flakon
13) Aquadest
b. Bahan
1) Sampel air saluran irigasi sekunder 1,5 liter (12 kelompok)
2) Sampel air saluran irigasi tersier 1,5 liter (12 kelompok)
3. Pelaksanaan
a. Pengambilan sampel air pada saluran irigasi sekunder dan saluran
irigasi tersier di satu titik.
b. Ambil contoh air di masing masing titik dengan menggunakan botol
dengan mulut botol berlawanan arus pada kedalaman ½ ketinggian
saluran irigasi. Catat ketinggian air di saluran sampai ½ ketinggian
air.
c. Saat pengambilan sampel air dilakukan pengukuran suhu. Cara
membaca suhu yaitu:
1) Catat suhu udara sebelum mengukur suhu di dalam air.
2) Masukkan termometer ke dalam air selama 1-2 menit.
3) Baca suhu saat termometer masih di dalam air, atau secepatnya
setelah dikeluarkan dari dalam air.
d. Bawa sampel air yang telah diambil ke laboratorium untuk dianalisis
pH dan kandungan sedimennya.
e. Analisis pH air dilakukan dengan pH meter
1) Ambil sampel air sebanyak 25 ml, masukkan ke dalam flakon
dan digojok hingga homogen.
2) pH meter dikalibrasi dengan larutan penyangga pH 7,00 dan
pH 4,01.
3) Bilas elektrode dengan aquadest dan keringkan dengan tisu
sebelum pengukuran setiap sampel.
4) Elektrode dimasukkan ke dalam sampel lalu baca pH meter.
f. Analisis Sedimen layang (suspended load)
1) Air diaduk (digojok) selama ± 1 menit.
2) Timbang berat cawan alumunium sebelum digunakan (a).
3) Air yang telah homogen kemudian diambil 100 ml dimasukkan
kedalam cawan alumunium kemudian dioven pada suhu 105°C
sampai mengering (sekitar 48 jam).
4) Timbang berat keseluruhan setelah dioven (b).
5) Hitung berat sedimen (b-a) (gram).
6) Hitung konsentrasi dengan persamaan:
Konsentrasi sedimen (gram/l) = berat sedimen (gram)
volume air (l)
g. Analisis Sedimen Dasar (susoended load)
1) Air diaduk (dikocok) selama ± 1 menit.
2) Timbang kertas saring sebelum digunakan (a).
3) Air yang telah homogen kemudian diambil 100 ml disaring
menggunakan kertas saring kemudian dioven pada suhu 105°C
sampai mengering (sekitar 48 jam).
4) Timbang berat keseluruhan setelah dioven (b).
5) Hitung berat sedimen (b-a) (gram).
6) Hitung konsentrasi dengan persamaan:
Konsentrasi sedimen (gram/l) = berat sedimen (gram)
Volume air (l)
Titik1 Titik 2 Titik 3
Titik 1
Gambar 2.2 Penampang melintang saluran drainase dan cara pengambilan sampel
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Laycock, Adrian. 2011. Irrigation Systems: Design, Planning and Construction.
United Kingdom. CABI, Cromwell Press
Pasandaran, Effendi. 1991. Irigasi di Indonesia: Strategi dan Pengembangan.
Jakarta. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan penerangan ekonomi
danSosial (LP3S).
Rahayu S, Widodo R, Verbist B, et al. 2009. Monitoring Air di daerah Aliran
Sungai. ICRAF Asia Tenggara. World Agroforestry Centre.
Steele, Alfred H. 2015. Drip Irrigation: Technology, Management and Efficiency.
Nova Science Publishers Incorporated.
Van Heerden, P. 2004. Estimating Water Requirements And Water Storage
Requirements for Farms. International Water Management Institute
(IWMI). CGIA
LAMPIRAN
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Jika sudah muncul lembarnya maka pilih lembar pada bulan Mei
2. Mengisi Data Country, Station, Year, Altitude, Latitude, Longitude Stasiun
Jumantono sama seperti data dibawah ini
4. Setelah semua terisi sampai “SUN” maka akan muncul hasil Rad dan Et0 hari
1 Untuk hari selanjutnya diisi seperti langkah-langkah sebelumnya.
5. Menghitung banyaknya air yang harus disiramkan ke tanaman
a. 𝐸𝑇𝑐 = 𝐾𝑐 × 𝐸𝑇𝑜
Kc Kacang tanah: 1,15
𝐸𝑇𝑐 = 1,15 × 3,79
= 4,36 𝑚𝑚⁄𝑑𝑎𝑦
= 0,436 𝑐𝑚⁄𝑑𝑎𝑦
b. 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑖𝑟 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 petak lahan × 𝐸𝑇𝑐 × 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 (misal 80%)
= 200 cm x 200 cm × 0,436 × 80%
= 13.952 cm3
= 13,9 L
DAFTAR KELOMPOK PENGELOLAAN TANAH DAN AIR 2023
Hafsani 1 16 24
Nesia 2 15 23
Ningrum 3 14 22 30
Sutheta 4 13 21 29
Azizah 5 12 20 28
Monica 6 11 19 27
Silvia 7 10 18 26
Ghulam 8 9 17 25