CO2 adalah gas yang banyak dihasilkan mahluk hidup. Gas ini menjadi berbahaya
karena sekarang konsentrasinya sudah jauh melebihi ambang batas. Pada
dasarnya, CO2 bermanfaat bagi kehidupan di bumi. Dahulu kala, saat bumi terlalu
dingin untuk ditinggali, CO2 berfungsi menahan panas matahari di permukaan
bumi sehingga bumi menjadi hangat. Namun, seiring dengan berjalannya waktu
dan kehidupan di bumi, CO2 menjadi terlalu banyak sehingga terlalu banyak pula
panas matahari yang tertahan di bumi. Fenoma ini disebut efek rumah kaca yang
menjadi penyebab pemanasan global. Tidak seperti daur air yang menunjukkan
perpindahan dan perubahan wujud air, daur CO2 hanya berfokus pada
perpindahan CO2 dari mahluk hidup ke atmosfer dan sebaliknya.
1. CO2 meninggalkan atmosfer (diserap mahluk hidup)
Fotosintesis adalah proses yang membuat CO2 berpindah dari atmosfer ke dalam
tubuh mahluk hidup. Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada
tumbuhan yang bahannya adalah air dan CO2. Bahan-bahan tersebut kemudian
diproses dengan sinar matahari yang ditangkap oleh klorofil sehingga didapatkan
hasil akhir berupa glukosa dan O2.
2. CO2 menuju ke atmosfer (dikeluarkan/dihasilkan)
a. Respirasi/pernafasan
Pernafasan terjadi pada semua mahluk hidup. Semua mahluk hidup bernafas
dengan menghirup O2 dan mengeluarkan CO2. Tidak terkecuali tumbuhan,
ingat bahwa fotosíntesis dan respirasi adalah dua hal yang berbeda. Saat
berfotosintesis, tumbuhan menyerap CO2 dan mengeluarkan O2, namun pada
saat melakukan respirasi tumbuhan menyerap O2 dan mengeluarkan CO2
b. Penguraian sisa-sisa mahluk hidup
Mahluk hidup yang sudah mati akan diuraikan oleh fungi dan microorganism.
Salah satu hasil penguraiannya adalah CO2 yang akan langsung kembali ke
atmosfer.
c. Pembakaran menggunakan bahan bakar fossil
Mahluk hidup yang mati jutaan tahun lalu membentuk bahan bakar fossil yang
banyak digunakan untuk aktivitas manusia. Pembakaran menggunakan bahan
bakar fossil seperti yang digunakan pada kendaraan dan pabrik-pabrik
menghasilkan banyak CO2. CO2 dari hasil pembakaran bahan bakar fossil inilah
yang menjadi penyebab efek rumah kaca akibat konsentrasinya yang terlalu
tinggi.
C. Daur Nitrogen
Nitrogen adalah unsur penyusun tubuh mahluk hidup. Nitrogen terdapat pada
DNA dan merupakan unsur penyusun protein. Nitrogen bebas di atmosfer
berbentuk N2. Nitrogen merupakan penyusun terbesar udara di atmosfer (78%).
Nitrogen diserap tumbuhan dalam dua bentuk, yakni ammonia (NH3) dan nitrat
(NO3-).
Nitrogen bebas tidak bisa digunakan langsung oleh mahluk hidup, oleh karena itu
perlu dilakukan fiksasi atau pengubahan N2 menjadi senyawa bernitrogen yang
dapat diserap oleh tumbuhan. Ada dua cara untuk fiksasi nitrogen, yaitu dengan
petir/kilat yang hasilnya adalah senyawa bernitrogen yang dapat digunakan oleh
tumbuhan dan dengan fiksasi oleh bakteri. Pada akar tumbuhan legume
(kacangkacangan), terdapat bintil akar yang didalamnya hidup bakteri Rhizobium
yang mampu mengubah N2 menjadi ammonia, ammonia ini kemudian sebagian
akan diserap langsung oleh tumbuhan tersebut dan sebagian akan berada di dalam
tanah. Bakteri lain (bakteri bebas) yang berfungsi dalam fiksasi nitrogen adalah
Azotobacter, bakteri ini juga mengubah N2 menjadi ammonia. Selain melalui fiksasi
nitrogen bebas, ammonia juga didapat dari hasil penguraian sisa-sisa mahluk
hidup.
Selain dalam bentuk ammonia, tumbuhan juga menyerap nitrogen dalam bentuk
nitrat melalui proses nitrifikasi. Prose nitrifikasi terdiri dari dua proses yaitu
nitritasi (pengubahan ammonia menjadi nitrit (NO2-)) oleh bakteri Nitrosomonas
dan nitratasi (pengubahan nitrit (NO2-) menjadi nitrat (NO3-)) oleh bakteri
Nitrobacter. Sebagian nitrat akan diserap oleh tumbuhan dan sebagian lainnya
akan berada di dalam tanah.
Untuk menjaga konsentrasi Nitrogen di atmosfer, pada sebagian nitrat yang
berada di dalam tanah terjadi proses denitrifikasi, yaitu pengubahan nitrat
menjadi nitrogen bebas yang nantinya akan kembali ke atmosfer.
Jika semua proses di atas hanya berhubungan dengan tumbuhan, maka
bagaimana manusia dan hewan mendapatkan nitrogen? Pada tumbuhan, nitrogen
pada akhirnya akan digunakan untuk membentuk protein, hewan dan manusia
mendapat nitrogen dengan memakan tumbuhan karena unsur juga berpindah dari
satu individu ke individu lain melalui proses makan dan dimakan.
D. Daur Sulfur
1. Pelapukan batuan mengeluarkan sulfur (S) yang selanjutnya berubah menjadi sulfat
(SO42-) yang banyak tersimpan di tanah. Sulfat sebagian diserap oleh tanaman sebagian
ke udara. Sulfat di udara berubah menjadi sulfur dioksida (SO2) yang akan bereaksi
menjadi asam sulfat (H2SO4) yang menjadi penyebab hujan asam. Sulfur dioksida juga
banyak berasal dari pembakaran bahan bakan fossil.
2. Penguraian sisa-sisa mahluk hidup menghasilkan hidrogen sulfida (H2S). Sebagian H2S
akan tetap di dalam tanah dan sebagian lainnya akan ke atmosfer. Di atmosfer hidrogen
sulfida berubah menjadi sulfur dioksida yang nantinya akan kembali menjadi asam
sulfat.
3. Asam sulfat yang jatuh ke bumi akan diubah menjadi sulfat yang akan kembali diserap
tanaman.
E. Daur Fosfor
1. Pelapukan Batuan – Karena sumber utama fosfor ditemukan dalam batuan, langkah
pertama dari siklus fosfor melibatkan ekstraksi fosfor dari pelapukan oleh bebatuan.
Peristiwa cuaca, seperti hujan dan erosi, mengakibatkan sebagian fosfor berpindah dan
bercampur ke dalam tanah. Batuan ketika bersentuhan dengan air hujan, akan
melepaskan ion fosfat dan mineral lainnya dari waktu ke waktu.
2. Penyerapan oleh Tanaman dan Hewan – Setelah fosfat berada di tanah, kemudian
tahap selanjutnya tanaman, jamur, dan mikroorganisme disekitar mampu menyerap
fosfor kedalam tumbuh. Tanaman ini nantinya juga memungkinkan untuk dikonsumsi
oleh hewan herbivora. Beberapa hewan herbivora kemungkinan mati dimakan oleh
hewan Karnivora.
3. Kembali ke Lingkungan melalui Dekomposisi yang dilakukan oleh Dekomposer – Fosfat
kemudian masuk ke dalam molekul organik seperti DNA, dan ketika tumbuhan atau
hewan mati kemudian membusuk, maka fosfat organik akan dikembalikan ke tanah
melalui dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba.
4. Bakteri di dalam tanah kemudian memecah bahan organik menjadi bentuk-bentuk
fosfat yang dapat diserap oleh tanaman. Ini juga merupakan proses yang disebut
mineralisasi.
5. Fosfor dalam tanah dapat berakhir di saluran air dan lautan, dan dapat masuk ke dalam
sedimen dari waktu ke waktu.