PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disintegrasi dan konflik merupakan masalah serius yang dihadapi oleh Indonesia.
Masalah tersebut merusak keutuhan nasional dan mempengaruhi stabilitas politik, sosial, dan
ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Indonesia yang memiliki banyak perbedaan agama,
budaya, bahasa, dan adat istiadat di setiap wilayahnya, membuatnya rentan terhadap konflik
dan disintegrasi. Berbagai bentuk konflik dan disintegrasi pernah terjadi di Indonesia, seperti
konflik di Aceh, Papua, Ambon, dan Timor Timur. Beberapa di antaranya diselesaikan
melalui dialog dan negosiasi, namun beberapa lainnya berakhir dengan kekerasan dan korban
jiwa. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menganalisis masalah disintegrasi dan
konflik di Indonesia serta mencari solusi dan strategi dalam menangani masalah tersebut.
Konflik antara NU dan Muhammadiyah merupakan salah satu contoh dari disintegrasi
dan konflik di Indonesia. NU dan Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar di
Indonesia. Pada awalnya, NU dan Muhammadiyah mengedepankan perbedaan pandangan
dan fokus pada kepentingan umat Islam, namun seiring berjalannya waktu, organisasi-
organisasi ini sering mengalami konflik dan persaingan yang memperburuk hubungan antara
kedua organisasi dan antara anggotanya.
Pertentangan antara kedua organisasi tersebut berdampak pada polarisasi di kalangan
masyarakat Islam, bahkan dalam beberapa kasus memicu bentrokan fisik dan perpecahan di
antara keluarga hingga cakupan pertemanan Selain itu, konflik NU dan Muhammadiyah juga
mempengaruhi stabilitas politik dan sosial di Indonesia. Pada masa Orde Baru, pemerintah
memanfaatkan perbedaan antara NU dan Muhammadiyah untuk memperkuat kekuasaannya
dan memperlemah oposisi. Dalam konteks ini, konflik antara NU dan Muhammadiyah dapat
dianggap sebagai salah satu faktor yang mendorong disintegrasi dan konflik di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
D. Metode Penulisan
Penulisan paper ini menggunakan metode deskriptif dan analisis data sekunder dari berbagai
sumber terpercaya. Data diperoleh dari jurnal, artikel, dan dokumen resmi pemerintah terkait
dengan masalah disintegrasi dan konflik di Indonesia. Adapun data primer tidak diambil
untuk penelitian ini, karena data tersebut akan memerlukan waktu dan sumber daya yang
lebih banyak.
BAB II
Tinjauan Pustaka
III. Pembahasan
A. Definisi atau apa itu NU, sejarah NU (hiat)
Nahdatul Ulama menganut paham Ahlussunnah wal Jama’ah. Nahdatul Ulama secara dalam
madzhab. NU berpendirian bahwa dengan mengikuti madzab yang jelas metode dan
pendapatnya, maka akan ada jaminan warga NU berada dalam jalan yang lurus dan akan
Sejarah Nahdatul Ulama berawal dari Raja Ibnu Saud yang berniat menerapkan mazhab
Wahabi saja dimekkah serta memusnahkan semua warisan peradaban sejarah pra-islam dan
islam di mekkah. Gagasan ini kemudian disetujui oleh kaum modresnis Indonesia. Namun,
kalangan pesantren menolak pembatasan mazhab dan pemusnahan warisan peradaban ini.
Atas penolakannya, kalangan pesantren kemudian dikeluarkan dari Kongres Al Islam pada
tahun 1925. Karena hal ini kalangan pesantren juga tidak akan dilibatkan dalam Mu’tamar
‘Alam Islami yang mana dalam keputusan Raja Ibnu Saud akan disahkan di kongres ini.
Karena kegigihan para kalangan pesantren atas kebebasan bernazhab dan kepedulian terhadap
kelestarian warisan kebudayaan, maka membentu delegasi mereka sendiri. Delegasi ini
Niat Raja Ibnu Saud ditolak dalam Mu’tamar ‘Alam Islami. Hal ini juga karena penolakan
komite Hejaz, serta menjadi peren kalangan pesantren yang pertama di kancah internasioal.
Berangkat dari hal ini, para kalangan pesantren merasa perlu untuk membuat suatu organisasi
yang simetris, fungsional dan teroranisir untuk mencakup berbagai permasalahan agama dan
Ulama atau kebangkitan ulama pada 31 januari 1926 yang dipimpin oleh KH. Hasyim
Asy’ari. Dasar tindakan dan pola pokir warna Nahdatul Ulama baik dalam politik, sosial
maupun agama telah dituliskan KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab Qanun Asasi (prinsip dasar)
V. Kesimpulan
Sumber referensi: Sudaryono, Budi Handrianto, Yudi Kristiananta. 2016. "Konflik dan Negosiasi".
Pustaka Pelajar.