Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan Dosen Pengampu Dra. Hj. Tin Rustini, M.Pd
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempermudah pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca agar mengetahui apa saja materi yang ada dalam makalah ini dan dapat mengambil
hikmah atau pelajaran.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
BIDANG ...................................................................................................11
A. KESIMPULAN..............................................................................................15
B. SARAN .........................................................................................................15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki keberagaman budaya, etnis, agama, dan bahasa, yang
tercermin dalam prinsip "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda-beda tapi tetap
satu." Keberagaman ini adalah kekayaan yang memperkuat karakter negara, tetapi juga
dapat memberikan tantangan dalam hal pengelolaan dan keamanan nasionalKetahanan
nasional menjadi pondasi yang sangat penting dalam menjaga eksistensi suatu negara
di tengah pergeseran zaman, terutama dalam menghadapi dinamika global yang
semakin kompleks. Ketahanan nasional harus tangguh dan mampu mengatasi berbagai
ancaman, baik di dalam maupun di luar negeri. Keamanan negara Indonesia adalah
suatu hal yang sangat penting dan kompleks, melibatkan berbagai aspek seperti
pertahanan militer, keamanan dalam negeri, hukum, intelijen, serta
diplomasi.Keamanan dan ketahanan ini diperlukan untuk dapat menghadapi berbagai
ancaman diluar sana. Ancaman dapat merujuk pada berbagai situasi atau kondisi yang
dapat menimbulkan bahaya atau kerugian terhadap suatu individu, kelompok, atau
lingkungan. Ancaman bisa berasal dari berbagai sumber dan dapat bersifat fisik,
ekonomi, sosial, atau bahkan siber. Ancaman terhadap bangsa Indonesia dapat berasal
dari berbagai sektor, dan pemerintah serta masyarakat memiliki peran penting dalam
mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi berbagai potensi ancaman. Pemerintah
Indonesia terus berupaya menghadapi dan mengelola ancaman-ancaman ini melalui
kebijakan keamanan nasional, perencanaan bencana, pembangunan ekonomi, dan
upaya-upaya lainnya. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk masyarakat sipil,
sektor swasta, dan pihak internasional, juga menjadi kunci dalam mengatasi berbagai
ancaman ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ancaman yang di hadapi bangsa Indonesia dalam ketahanan negara?
2. Bagaimana upaya Indonesia menghadapi ancaman saat ini?
C. Tujuan
1. Mengetahui ancaman ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia
2. Mengetahui dan dapat berperan aktif dalam menghadapi ancaman
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
faktor pendorong bagi seseorang atau kelompok untuk mengambil tindakan yang
di luar batas norma masyarakat.
3. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi:
Kesenjangan Sosial dan Ekonomi: Perbedaan yang signifikan dalam pendapatan,
pendidikan, dan akses ke layanan sosial, yang dapat menciptakan ketidakpuasan
dan ketegangan. Jika kesenjangan ekonomi terlalu besar, dapat menciptakan
tingkat kemiskinan yang tinggi di kalangan kelompok yang kurang beruntung.
Tingginya tingkat kemiskinan dapat menciptakan tekanan sosial, kesehatan, dan
pendidikan yang dapat merugikan stabilitas masyarakat. Orang yang merasa
tertinggal atau tidak memiliki akses yang sama dengan kelompok lain mungkin
merasa tidak puas dan cenderung mengalami kecemburuan sosial. Hal ini dapat
menciptakan ketegangan dan konflik di masyarakat.
4. Ketidaksetaraan Pembangunan Regional:
Pengembangan Daerah Tertentu: Fokus pembangunan yang tidak merata antar
wilayah, sehingga beberapa daerah merasa terpinggirkan. Jika pengembangan
terfokus hanya pada beberapa daerah tertentu, sementara daerah lain
ditinggalkan, dapat terjadi ketidaksetaraan pembangunan. Hal ini dapat
menciptakan ketidakpuasan dan ketegangan antar-daerah, yang dapat merugikan
stabilitas nasional.
5. Korupsi dan Keadilan Sosial:
Korupsi dan Ketidakadilan: Korupsi yang merajalela dan menyebabkan
ketidakpuasan terhadap sistem hukum dan keadilan sosial. Korupsi dianggap
sebagai ancaman serius bagi negara Indonesia, merugikan pembangunan
ekonomi, sosial, dan politik. Korupsi dapat memperkuat ketidaksetaraan dalam
distribusi kekayaan dan peluang. Dana publik yang seharusnya digunakan untuk
pembangunan masyarakat dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi,
meningkatkan kesenjangan sosial, dan kontribusi terhadap kemiskinan. Korupsi
juga dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan kriminal
transnasional seperti pencucian uang, perdagangan manusia, dan perdagangan
narkoba. Ini dapat mengancam keamanan nasional dan regional.
3
pemikiran yang membentuk dasar untuk tindakan dan kebijakan seseorang, kelompok,
atau masyarakat. Ideologi mencakup konsep-konsep abstrak tentang bagaimana
masyarakat seharusnya diorganisir, nilai-nilai apa yang dianggap penting, dan
bagaimana kekuasaan dan sumber daya harus didistribusikan. Tentu saja dalam bidang
ideologi ini bangsa Indonesia juga menghadapi berbagai ancaman
Ancaman di bidang ideologi dapat mencakup upaya untuk mengubah, menggantikan,
atau merusak keyakinan dan nilai-nilai yang mendasari suatu sistem atau masyarakat.
Ancaman ini dapat berasal dari berbagai sumber dan mempengaruhi stabilitas sosial dan
politik. Beberapa contoh ancaman di bidang ideologi termasuk:
1. Ekstremisme Ideologis:
Ekstremisme Politik: Upaya kelompok atau individu untuk memaksakan
pandangan politik tertentu, seringkali dengan cara yang radikal atau kekerasan.
Ekstremisme ideologis seringkali terkait dengan penggunaan kekerasan atau
terorisme untuk mencapai tujuan ideologis tertentu. Ini dapat merugikan
keamanan dan stabilitas nasional serta membahayakan kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.
Ekstremisme Agama: Pemaksaan atau penyebaran ajaran agama yang ekstrem
dan intoleran. Ekstremisme ini seringkali tidak menghormati hak asasi manusia
dan kebebasan individu. Ini dapat menciptakan lingkungan di mana kebebasan
berekspresi dan hak-hak individu ditekan atau diabaikan.
2. Propaganda
Penyebaran Propaganda: Penggunaan media dan informasi untuk menyebarkan
ideologi tertentu dengan tujuan mempengaruhi opini publik. Penggunaan media
sosial dan internet untuk merekrut dan meradikalisasi individu adalah salah satu
ciri ekstremisme modern. Propaganda online dapat mencapai audiens yang luas
dan mempercepat penyebaran ideologi ekstrem.
3. Radikalisasi Online:
Pengaruh Internet: Pemanfaatan internet untuk menyebarkan ideologi radikal
dan merekrut pendukung. Internet menyediakan akses mudah ke berbagai bentuk
konten ekstrem dan radikal. Materi ini dapat mencakup propaganda, rekaman
video, dan tulisan-tulisan yang mendukung ideologi radikal.
Media Sosial: Penyebaran pesan ekstrem melalui platform media sosial untuk
memperluas jangkauan dan pengaruh. Media sosial memungkinkan ide-ide
4
radikal untuk disebarkan dengan cepat dan luas. Platform-platform ini
memberikan ruang bagi kelompok-kelompok radikal untuk merancang
kampanye rekrutmen dan propaganda.
4. Penindasan Ideologi dan Kebebasan Berpendapat:
Pembatasan Kebebasan Berpendapat: Upaya pemerintah atau kelompok tertentu
untuk membatasi kebebasan berpendapat dan menyensor ideologi yang dianggap
mengancam.
5
sementara atau permanen. Krisis diplomatik dapat menciptakan ancaman
terhadap perdamaian dan kestabilan internasional.Ketegangan antar negara yang
dapat memicu konflik atau krisis diplomatik. Terkadang adanya juga Campur
tangan negara asing dalam urusan politik domestik yang dapat merusak
stabilitas.
4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia:
Pelanggaran Terhadap Hak Asasi Manusia: Pelanggaran terhadap hak asasi
manusia (HAM) adalah ancaman serius terhadap stabilitas dan kesejahteraan
suatu bangsa. Dampaknya tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga dapat memiliki
konsekuensi di tingkat regional dan global. Tindakan pemerintah atau kelompok
politik yang melanggar hak asasi manusia, seperti penindasan politik,
penyiksaan, atau pembatasan kebebasan sipil. Pelanggaran HAM, seperti
penindasan terhadap kelompok etnis atau agama tertentu, dapat menciptakan
ketidakstabilan sosial dan politik. Masyarakat yang merasa tidak diakui atau
dianiaya dapat memberontak, menciptakan konflik internal yang dapat
merugikan keamanan dan stabilitas. Pelanggaran HAM dapat menjadi hambatan
bagi perkembangan demokrasi. Ketidakadilan, pembatasan kebebasan
berpendapat, dan penindasan politik dapat merusak prinsip-prinsip demokratis
dan menciptakan ketidaksetaraan dalam partisipasi politik.
7
kesehatan dapat menjadi kunci dalam menangani ancaman ekonomi yang timbul selama
pandemi dan situasi kesehatan global yang serius.
6. Tingginya Tingkat Pengangguran: Tingkat pengangguran yang tinggi dapat
menciptakan beban sosial dan ekonomi, dengan mengurangi daya beli masyarakat dan
menciptakan ketidakstabilan sosial. Orang yang menganggur kehilangan sumber
penghasilan, yang menciptakan penurunan daya beli masyarakat. Ini dapat
menyebabkan penurunan permintaan konsumen, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Tingginya tingkat pengangguran dapat menciptakan ketidakstabilan sosial, dengan
potensi untuk menciptakan ketegangan dan konflik di masyarakat. Kesenjangan sosial
dan meningkatnya tingkat kemiskinan dapat menjadi konsekuensi. Tingginya tingkat
pengangguran memerlukan pendekatan holistik dan kolaborasi antara pemerintah, sektor
swasta, dan institusi pendidikan untuk menciptakan solusi yang efektif dan
berkelanjutan.
7. Ketidaksetaraan Ekonomi: Ketidaksetaraan dalam distribusi kekayaan dan peluang
ekonomi dapat menciptakan ketidakpuasan sosial dan merugikan pertumbuhan ekonomi
jangka panjang. Perbedaan besar antara tingkat pendapatan yang diterima oleh
kelompok masyarakat tertentu dapat menciptakan ketidaksetaraan ekonomi. Faktor-
faktor seperti perbedaan dalam gaji, bonus, dan sumber pendapatan lainnya dapat
menyumbang pada kesenjangan ini.
1. Ancaman Militer: Potensi serangan militer dari negara asing dapat menciptakan
ancaman serius terhadap keamanan nasional. Ancaman militer mencakup potensi
serangan bersenjata atau agresi militer dari negara atau kelompok yang dapat
mengancam keamanan dan kedaulatan suatu negara. Berbagai faktor dapat menciptakan
ancaman militer, dan dampaknya bisa mencakup konflik bersenjata, kerugian nyawa,
9
dan destruksi infrastruktur . Konflik perbatasan, ancaman invasi, atau rivalitas militer
dapat memicu ketegangan dan konflik bersenjata.
2. Terorisme: Serangan terorisme, baik yang dilakukan oleh kelompok bersenjata non-
negara maupun individu, dapat menciptakan ketidakamanan dan kekacauan. Terorisme
internasional atau domestik dapat memiliki dampak signifikan pada stabilitas keamanan.
Penting untuk dicatat bahwa terorisme bukan hanya ancaman terhadap keamanan fisik,
tetapi juga melibatkan dimensi psikologis dengan tujuan menciptakan ketakutan dan
kepanikan di masyarakat. Bekal informasi dan kerjasama internasional diperlukan untuk
mengatasi ancaman terorisme secara efektif. Organisasi dan pemerintah di seluruh dunia
berusaha untuk mengembangkan strategi keamanan yang dapat mencegah, mendeteksi,
dan menanggapi serangan terorisme.
3. Perang Cyber: Ancaman perang cyber, seperti serangan peretasan, sabotase, dan
pencurian data, dapat merusak infrastruktur kritis, sistem komunikasi, dan keamanan
nasional. Serangan siber dapat dilakukan oleh negara atau kelompok non-negara.
Ancaman siber adalah ancaman terhadap keamanan dan integritas sistem komputer,
jaringan, dan data. Ini melibatkan serangan atau tindakan yang dilakukan secara online
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk merusak, mencuri
informasi, atau mengganggu operasi normal suatu entitas atau individu. Ancaman siber
dapat memiliki berbagai bentuk, termasuk serangan Malware, serangan Phishing,
pencuriqan identitas dan sebagainya.
4. Ancaman Senjata Massal: Ancaman senjata massa (senjata pemusnah massal)
mencakup penggunaan senjata yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan
besar, kerugian nyawa massal, dan dampak jangka panjang pada lingkungan. Jenis
senjata massa meliputi senjata nuklir, kimia, dan biologis. Ancaman ini dapat berasal
dari negara-negara yang memiliki senjata massa, kelompok teroris, atau bahkan
kecelakaan atau penyebaran senjata secara tidak Penyebaran teknologi senjata massal
dapat menciptakan risiko konflik dan kehancuran massal.
5. Ketegangan Regional: Persaingan atau ketegangan antarnegara di suatu wilayah dapat
menciptakan ancaman terhadap keamanan regional. Sengketa perbatasan, Perselisihan
atau ketidaksepakatan terkait perbatasan antarnegara dapat menciptakan ketegangan.
Sengketa perbatasan seringkali melibatkan klaim wilayah yang tumpang tindih dan
dapat menjadi sumber konflik rivalitas sejarah, atau persaingan geopolitik dapat memicu
konflik.
10
6. Konflik Suku dan Etnis: Konflik suku dan etnis adalah bentuk ketegangan atau
pertikaian yang melibatkan kelompok-kelompok berbasis suku atau etnis dalam suatu
masyarakat. Penyebab konflik ini bisa bervariasi dan melibatkan sejumlah faktor
ekonomi, politik, sosial, dan budaya Ketegangan antar kelompok suku atau etnis dalam
suatu negara dapat menciptakan ancaman internal terhadap keamanan. Konflik ini dapat
dipicu oleh ketidaksetaraan, diskriminasi, atau persaingan atas sumber daya.
7. Kejahatan Transnasional: Kejahatan lintas batas, seperti perdagangan narkoba,
Perdagangan narkoba internasional melibatkan produksi, penyelundupan, dan distribusi
narkotika di seluruh dunia. Grup kejahatan terorganisir sering terlibat dalam kegiatan
ini, menciptakan ancaman bagi keamanan dan stabilitas negara-negara terlibat.
Lalu,perdagangan manusia melibatkan eksploitasi individu melalui perdagangan orang,
termasuk perdagangan seks dan kerja paksa. Kejahatan ini melibatkan lintas batas dan
seringkali terorganisir oleh jaringan kriminal, dan pencucian uang melibatkan upaya
untuk menyembunyikan asal usul dana yang diperoleh secara ilegal. Transaksi
pencucian uang sering melibatkan keuangan internasional, menciptakan tantangan
dalam melacak dan menangani kejahatan tersebut. Semu aitu dapat menciptakan
ketidakstabilan di tingkat regional dan global. Kejahatan transnasional seringkali
melibatkan jaringan yang kompleks dan sulit diatasi.
Bidang Ideologi
- Pendidikan dan Kesadaran:Meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang
nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan hak asasi manusia. Program pendidikan yang
inklusif dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan pemahaman
antar-kelompok.
- Promosi Dialog Interkultural:Mendorong dialog dan pertukaran antarbudaya untuk
11
memahami dan menghargai perbedaan ideologis. Dialog ini dapat dilakukan melalui
forum publik, kegiatan pendidikan, dan pertukaran budaya.
- Media yang Bertanggung Jawab: Mendorong media yang beretika dan bertanggung
jawab. Memberikan perhatian kepada isu-isu yang sensitif dan mendukung pemberitaan
yang berimbang dan akurat.
- Kebebasan Berpendapat:Menegakkan dan mempertahankan kebebasan berpendapat
sebagai nilai dasar demokrasi. Mendorong pluralisme ideologis dan memberikan ruang
bagi berbagai pandangan dalam masyarakat.
- Bimbingan Spiritual dan Keagamaan:Mendorong bimbingan spiritual dan keagamaan
yang mendukung toleransi dan kerukunan. Pemimpin agama dapat memainkan peran
penting dalam membimbing komunitas mereka menuju pemahaman dan harmoni.
- Program Deradikalisasi:Mengembangkan program deradikalisasi yang efektif untuk
individu yang terlibat dalam ideologi ekstremis. Program ini harus mencakup
rehabilitasi, reintegrasi, dan pendekatan psikososial.
Bidang Politik
- Membangun Konsensus Politik:Mendorong dialog dan konsensus politik antarpartai
untuk meredakan ketegangan ideologis. Membangun kesepakatan tentang isu-isu kunci
dapat menciptakan stabilitas politik.
- Transparansi dan Akuntabilitas:Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pemerintahan. Praktik-praktik korupsi atau ketidaktransparanan dapat menciptakan
ketidakpuasan politik dan mendorong radikalisasi.
- Penguatan Sistem Hukum:Menguatkan sistem hukum untuk memastikan keadilan dan
penegakan hukum yang adil. Ini mencakup penanganan tindak pidana politik dan
korupsi.
- Pendidikan Politik:Meningkatkan pendidikan politik untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang sistem politik, hak-hak mereka, dan pentingnya partisipasi aktif
dalam proses demokrasi.
- Pemberdayaan Masyarakat:Mendorong pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan dan mempengaruhi kebijakan. Ini menciptakan rasa
memiliki dan tanggung jawab terhadap arah negara.
- Mediasi dan Diplomasi:Menggunakan mediasi dan diplomasi untuk menyelesaikan
konflik politik. Upaya-upaya mediasi dapat membantu mengurangi ketegangan dan
12
mencapai kesepakatan damai.
- Pembangunan Ekonomi:Meningkatkan pembangunan ekonomi untuk mengurangi
ketidaksetaraan dan ketidakpuasan sosial yang bisa menjadi akar dari konflik politik.
- Mengatasi Sumber Ketidakpuasan:Mendengarkan dan mengatasi sumber ketidakpuasan
masyarakat, termasuk melalui mekanisme partisipatif yang memungkinkan warga
negara untuk menyuarakan kekhawatiran mereka.
- Dukungan Internasional:Mencari dukungan dan bantuan internasional untuk
membangun kapasitas dan mendukung proses rekonsiliasi nasional. Kolaborasi dengan
negara-negara lain dapat memperkuat upaya penyelesaian konflik.
13
hubungan antar-kelompok. Inisiatif rekonsiliasi dan dialog dapat membantu dalam
pemulihan hubungan yang terganggu.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan mempelajari materi Pendidikan Kewarganegaraan ini terutama
mengenai ANCAMAN YANG DIHADAPI NEGARA INDONESIA dalam materi
kami kali ini, diharapkan dapat membantu pembaca dan memahami nya dengan baik
dan bermanfaat untuk kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Apabila
terdapat kesalahan kata atau penulisan kami mohon maaf, dengan senang hatikami
menerima saran jika ad
15
16