Anda di halaman 1dari 5

Makalah disintegrasi bangsa

BAB I
PENDAHULUAN1.1

LatarBelakang
Bangsa Indonesia yang kaya dengan keragaman yang dimilikimasyarakatnya menempatkan dirinya sebagai
masyarakat yangplural.Masyarakat yang plural juga berpotensi dan sangat rentan kekerasanetnik, baik yang
dikonstruksi secara kultural maupun politik. Bila etnisitas,agama, atau elemen premordial lain muncul di
pentas politik sebagai prinsippaling dominan dalam pengaturan negara dan bangsa, apalagi
berkeinginanmerubah sistem yang selama ini berlaku, bukan tidak mungkin ancamandisintegrasi bangsa
dalam arti yang sebenarnya akan terjadi di Indonesia.
Makalah ini berjudul Disintegrasi Bangsa ini berisikan tentang
pengertian, bahaya, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah disintegrasi. Dalam
makalah ini penulis bertujuan untuk memberikan informas itentang disintegrasi. saya
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna .Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telahberperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

BAB II
ANALISIS 2.1

Pengertian Disintegrasi Bangsa
Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsamenjadi bagian-bagian
yang saling terpisah (Websters New Encyclopedic Dictionary 1994). Pengertian ini mengacu
pada kata kerja disintegrate, to lose unity or intergrity by or as if by breaking
into parts.Disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatukeadaan tidak
bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhanatau persatuan; perpecahan.

2.2 Bahaya Disintegrasi Bangsa
Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memilikikeanekaragaman baik
dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa danadat istiadat, serta kondisi faktual ini
disatu sisi merupakan kekayaan bangsaIndonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa
lain yang tetap harusdipelihara. Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik
yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dankesatuan
bangsa, seperti gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dariNegara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan danperbedaan kepentingan yang dapat
mengakibatkan terjadinya disintegrasibangsa.Potensi disintegrasi bangsa di Indonesia sangatlah
besar hal ini dapatdilihat dari banyaknya permasalahan yang kompleks yang terjadi dan
apabilatidak dicari solusi pemecahannya akan berdampak pada meningkatnya konflik,
bagaimanapun juga kita tetap mesti berupaya agar tuntutan terhadappemisahan dari kesatuan
RI dapat diurungkan.Dalam hal ini diperlukan kejernihan pikiran, kelapangan dada
dankerendahan hati untuk merenungkan kembali makna kesatuan dan persatuan,sekaligus
menyikapi secara arif dan bijak terhadap berbagai kasus darituntutan berbagai daerah, Aceh
khususnya.Permasalahan konflik yang terjadi saat ini antar partai, daerah, suku,agama dan lain-
lainnya ditenggarai sebagai akibat dari ketidak puasan ataskebijaksanaan pemerintah pusat,
dimana segala sumber dan tatanan hukumdinegara ini berpusat. Dari segala bentuk
permasalahan baik politik, agama,sosial, ekonomi maupun kemanusiaan, sebenarnya memiliki
kesamaan yaknidimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat Indonesia
padaumumnya sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat,terutama
bila kita meninjau kembali kekeliruan pemerintah masa lalu dalammenerapkan
dan mempraktekkan kebijaksanaannya.Konflik yang berkepanjangan dibeberapa daerah saat
inisesungguhnya berawal dari kekeliruan dalam bidang politik, agama, ekonomi,sosial budaya,
hukum dan hankam. Kondisi tersebut lalu diramu dan dibumbuikekecewaan dan sakit hati
beberapa tokoh daerah, tokoh masyarakat, tokohpartai dan tokoh agama yang merasa
disepelekan dan tidak didengar aspirasipolitiknya. Akumulasi dari kekecewaan tersebut
menimbulkan gerakan radikaldan gerakan separatisme yang sulit dipadamkan.Dalam
kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dankesiapsiagaan nasional dalam menghadapi
ancaman disintegrasi bangsa harusditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan
kepentingan nasionalbangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk mencegah ancaman
disintegrasibangsa harus diciptakan keadaan stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis
dalam rangka mendukung integrasi bangsa serta menegakkanperaturan hukum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.Indonesia akan disintegrasi atau tidak pasti akan menimbulkan prodan
kontra yang disebabkan dari sudut pandang mana yang digunakan.Reformasi sudah berjalan
kurang lebih 10 tahun, apa yan telah didapat, bahkanrakyat kecil sudah mulai menilai bahwa
kehidupan di masa Orde Baru lebihbaik bila dibandingkan dengan saat ini.Pandapat rakyat
tersebut terjadi karena hanya dilihat dari sudutpandang harga kebutuhan pokok sehari-hari dan
itu tidak salah karena hanyasatu hal tersebut yang ada dibenak mereka. Kemudian ada
kelompokmasyarakat yang selalu menuntut kebebasan, dan oleh kelompok yang laindikatakan
sudah keblabasan.





2.3 Upaya Mencegah Disintegrasi Bangsa
Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudahberkembang sedemikian kuat.
Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagianmasyarakat, segelintir elite politik lokal maupun
elite politik nasional denganmenggunakan beberapa issue global Issue tersebut meliputi
issudemokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum sertasistem
keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkunganglobal dan regional mampu
menggeser dan merubah tata nilai dan tata lakusosial budaya masyarakat Indonesia yang pada
akhirnya dapat membawapengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk
pertahanankeamanan.Dalam kaitan dengan politik pembangunan hukum maka Pancasila yang
dimaksudkan sebagai dasar pencapaian tujuan negara tersebut, melahirkankaidah-kaidah penuntun, antara
lain:Pertama, hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasibangsa baik secara
teritorial maupun ideologis. Hukum-hukum di Indonesiatidak boleh memuat isi yang berpotensi
menyebabkan terjadinya disintegrasiwilayah maupun idiologi.Kedua, hukum harus bersamaan membangun
demokrasi dan nomokrasi.Hukum di Indonesia tidak dapat dibuat berdasar menang-menangan
jumlahpendukung semata tetapi juga harus mengalir dari filosofi Pancasila danprosedur yang benar.Ketiga,
membangun keadilan sosial. Tidak dibenarkan munculnyahukum-hukum yang mendorong atau membiarkan
terjadinya jurang sosial-ekonomi karena eksploitasi oleh yang kuat terhadap yang lemah tanpaperlindungan
negara. Hukum harus mampu menjaga agar yang lemah tidakdibiarkan menghadapi sendiri pihak yang
kuat yang sudah pasti akan selaludimenangkan oleh yang kuat. Keempat, membangun toleransi
beragama danberkeadaban.Hukum tidak boleh mengistimewakan atau mendiskrimasikelompok tertentu
berdasar besar atau kecilnya pemelukan agama.Indonesiabukan negara agama (yang mendasarkan pada satu
agama tertentu) dan bukannegara sekuler (yang tak perduli atau hampa spirit keagamaan). Hukum negaratidak
dapat mewajibkan berlakunya hukum agama, tetapi negara harusmemfasilitasi, melindungi, dan menjamin
keamanannya jika warganya akanmelaksanakan ajaran agama karena keyakinan dan kesadarannya sendiri

Kemudian timbul kembali pertanyaan apa itu reformasi? Yang jelasbangsa Indonesia semua
menginginkan kehidupan yang lebih baik melalui
reformasi setelah hidup di era Orde Baru. Dengan demikian bangsa ini sudahmendekati
disintegrasi kalau tidak memiliki pegangan. Ada beberapa hal yangperlu dilakukan oleh bangsa
dan negara ini dalam upaya untuk bangkitkembali, yaitu :
1. Pancasila dan UUD1945 harus digemakan lagi sampai ke rakyat yangpaling bawah, dalam
rangka pemahaman dan penghayatan.
2. GBHN yang pernah ada yang dapat digunakan sebagai pedomandalam membangun bangsa
dan negara perlu dihidupkan kembali.
3. Para tokoh dan elit bangsa harus dapat memberi contoh dan menjadicintoh rakyat, jangan
selalu berkelahi dan saling caci maki hanya untukkepentingan kelompok atau partai politiknya.
4. Budaya bangsa yang adi luhung hendaknya diangkat untuk diingat dandilaksanakan oleh
bangsa ini yaitu budaya saling hormat menghormati.
5. TNI dan POLRI harus segera dibangun dengan tahapan yang jelas yangditentukan oleh DPR.
Jangan ada lagi curiga atau mencurigai antar unsurbangsa ini karena keselamatan bangsa dan
negara sudah terancam.
BAB III
PENUTUP3.1
Kesimpulan
Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warganegara biladitinjau dari kondisi
geografi, demografi, dan kondisi sosial yang ada akanterlihat bahwa pluralitas, suku, agama, ras
dan antar golongan dijadikanpangkal penyebab konflik atau kekerasan massal, tidak bisa
diterima begitusaja. Pendapat ini bisa benar untuk sebuah kasus tapi belum tentu benar
untukkasus yang lain. Namun ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentudalam
masyarakat yang beraneka ragam yang terkadang terjadi akibat darisuatu proses sejarah atau
peninggalan penjajah masa lalu, sehinggamemerlukan penanganan khusus dengan pendekatan
yang arif namun tegaswalaupun aspek hukum, keadilan dan sosial budaya merupakan
faktorberpengaruh dan perlu pemikiran sendiri.Kepemimpinan (leadership) dari tingkat elit
politik nasional hinggakepemimpinan daerah, sangat menentukan dalam rangka meredam
konflikyang terjadi saat ini. Sedangkan peredaman konflik memerlukan tingkatprofesionalisme
dari seluruh aparat hukum dan instansi terkait secara terpadudan tidak berpihak pada sebelah
pihak.Sekilas permasalahan tersebuat nampak biasa saja, namun apabila hal initerus terjadi dan
tidak ada usaha dari pemerintah untuk menyelesaikanpersoalan tersebut, bukan tidak mungkin
disintegrasi yang selama ini dikhawatirkan akan terwujud. Pemerintah harus dapat merumuskan kebijakanyang
tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yangmencerminkan keadilan
bagi semua pihak, semua wilayah.

3.2 Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategipertahanan serta
upaya-upaya apa yang akan ditempuh, maka disarankanbeberapa langkah sebagai berikut

a) Pemerintah perlu mengadakan kajian secara akademik danterus menerus agar didapatkan
suatu rumusan bahwa nasionalismeyang berbasis multi kultural dapat dijadikan ajaran untuk
mengelolasetiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa paksaandari
setiap warga negara atas kemejemukan dengan segalaperbedaannya.
b) Setiap pemimpin dari tingkat desa sampai dengan tingkattertinggi, dalam membuat aturan
atau kebijakan haruslah dapatmemenuhi keterwakilan semua elemen masyarakat sebagai
warganegara.
c) Setiap warga negara agar memiliki kepatuhan terhadap semuaaturan dan tatanan yang
berlaku, kalau perlu diambil sumpah sepertihalnya setiap prajurit yang akan menjadi anggota
TNI dan tata carapenyumpahan diatur dengan Undang-undang.
d) Sebaiknya diadakan suatu konsensus nasional yang berisipernyataan bahwa setiap warga
negara Indonesia cinta damai,persatuan dan kesatuan dan rela berkorban untuk
mementingkankepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan.
e) Menghimbau para musisi agar mau menciptakan suatu karyamusik atau lagu-lagu yang
mengobarkan rasa cinta tanah air danbangga menjadi Bangsa Indonesia. Berdasarkan
pengalaman sejarah
telah membuktikan betapa dahsyatnya sebuah lagu mempunyaipengaruh terhadap para
pejuang kemerdekaan dimasa lalu.
f) Pendidikan jangka panjang harus memperkenalkan tentangperbedaan umat manusia dan
kemajemukan budaya bangsa Indonesiadari tingkat sekolah yang terendah sampai yang
tertinggi secarabertahap, bertingkat dan berlanjut.
g) Perlu dihimbau semua insan jurnalistik/pers denganmemperkenalkan rasa nasionalisme
diatas segalanya bagi keutuhanNKRI, sehingga dapat memposisikan diri dalam
keikutsertaanmeredam konflik dan bukannya memperbesar melalui berita-beritayang
berdampak kebencian dan prasangka buruk bagi setiap warganegara.
h) Menumbuhkan rasa nasionalisme yang mulai luntur, jika perlumungkin dibuat semacam
deklarasi Nasional oleh pemerintah dengantekad memelihara keutuhan persatuan dan
kesatuan NKRI. Suatudeklarasi yang tepat akan dapat menjadi pemicu tumbuhnya
rasanasionalisme.
i) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa nasionalisme sebangsadan setanah air dalam NKRI,
harus dicari lagi terobosan lain yangdimana tugas dan fungsinya minimal sama dengan BP-7
yang telahdibubarkan namun tidak bersifat doktriner karena berdasarkan hasilpenelitian
didaerah, masyarakat masih menghendaki adanya semacampenataran atau yang
sejenis tentang Pedoman Penghayatan danPengamalan Pancasila.







DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2097591-contoh-makalah-upaya-mencegah-
disintegrasi/#ixzz1lfuwthMz http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=22&mnoruti
si=5 http://sosbud.kompasiana.com/2010/08/05/indonesia-dan-ancaman-disintegrasi/

Anda mungkin juga menyukai