saling mengenal antara suatu bangsa dengan bangsa lain, oleh sebab itu tidak suatu
kelompok manusia yang berhak hidup dalam suatu wilayah atau daerah tertertu,
manusia berhak tinggal dimana mereka suka, hal ini juga telah diakui oleh Piagam
Hak Asasi Manusia di PBB. Tentu keberadaan manusia dalam suatu bangsa hidup
dalam budaya, agama, ideologi yang bersifat homogen dan bisa bentuk heteroden
(berbeda-beda), Namun perbedaan itu tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk
hidup dalam komunitas apapun. Semua manusia punya hak untuk hidup
berkelompok suatu masyarakat yang besar, suatu kelompok tidak boleh ada
paksaan untuk hidup dengan cara-cara hidup yang kehendaki pihak lain, jika pihak
lain memaksa agar harus sesuai dengannya mereka akan melakukan ancaman jika
tidak menurut kemaun mereka. Salah satu bentuk ancaman itu terhadap suatu
negara adalah Terrorisme. Terrorisme yang mengancam jiwa manusia yang tidak
berdosa, sekaligus melanggar hak asasi manusia serta menggangu ketenraman,
kedamaian dan kerukunan hidup dalam masyarakat. Bentuk ancaman terroris
bersifat laten (tidak nyata), dampak terrorisme telah mengakibatkan kerusakan harta
benda yang disebabkan oleh kelompok-kelompok tertentu memiliki faham yang
fanatik dengan faham tertentu, khususnya menfsirkan ajaran agama yang salah
untuk mencapai kepentingan mereka. Gerakan-gerakan terrorisme di era modern
akan selalu menjadi ancaman bagi negara, disinilah kita harus mengbangunan
keutuhan dan kerukuman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam bingkai “Bhinneka Tunggal Ika”. Pembahasan meteri bab
iniberkaitan dengan ancaman terhadap negara Indonesia
Ancaman dan Tantangan dalam membangun integrasi nasional
1. Potensi internal untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam membangun
integrasi nasional
tuhan telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal antara suatu
bangsa dengan bangsa lain, oleh sebab itu tidak suatu kelompok manusia yang berhak hidup dalam suatu
wilayah atau daerah tertertu, manusia berhak tinggal dimana mereka suka, hal ini juga telah diakui oleh
Piagam Hak Asasi Manusia di PBB. Tentu keberadaan manusia dalam suatu bangsa hidup dalam budaya,
agama, ideologi yang bersifat homogen dan bisa bentuk heteroden (berbeda-beda), Namun perbedaan itu
tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk hidup dalam komunitas apapun. Semua manusia punya hak
untuk hidup berkelompok suatu masyarakat yang besar, suatu kelompok tidak boleh ada paksaan untuk
hidup dengan cara-cara hidup yang kehendaki pihak lain, jika pihak lain memaksa agar harus sesuai
dengannya mereka akan melakukan ancaman jika tidak menurut kemaun mereka. Salah satu bentuk
ancaman itu terhadap suatu negara adalah Terrorisme. Terrorisme yang mengancam jiwa manusia yang
tidak berdosa, sekaligus melanggar hak asasi manusia serta menggangu ketenraman, kedamaian dan
kerukunan hidup dalam masyarakat. Bentuk ancaman terroris bersifat laten (tidak nyata), dampak
terrorisme telah mengakibatkan kerusakan harta benda yang disebabkan oleh kelompok-kelompok tertentu
memiliki faham yang fanatik dengan faham tertentu, khususnya menfsirkan ajaran agama yang salah untuk
mencapai kepentingan mereka. Gerakan-gerakan terrorisme di era modern akan selalu menjadi ancaman
bagi negara, disinilah kita harus mengbangunan keutuhan dan kerukuman dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dalam bingkai “Bhinneka Tunggal Ika”. Pembahasan meteri bab iniberkaitan
dengan ancaman terhadap negara Indonesia
1. Pengertian Ancaman
Ancaman menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti usaha yang dilaksanakan
secara konsepsional melalui tindakan politik atau kejahatan yang diperkirakan dapat
membahayakan tatanan serta kepentingan Negara. Kepentingan Negara dan
bangsa adalah tercipta dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa sebagai
usaha mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkualitas serta damai. Namun
ancaman selalu datang baik dari luar maupun dari dalam negeri. Bentuk-bentuk
ancaman tersebut dapat kita lihat dari uraian berikut di bawah ini.
Kepentingan bangsa dan Negara tidak saja mendapat ancaman tetapi juga
mendapat tantangan. Tantangan adalah ajakan untuk berkelahi, berperang dan lain
sebagainya, maka tantangan bangsa dan Negara dalam membangun integrasi
nasional adalah kelompok, kesatuan dan gerakan yang sengaja mengacau
persatuan dan kesatuan bangsa..
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-
royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun
oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan.
Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern. Keutuhan
wilayah negara amat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan masyarakat
warga negara untuk memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa.
Karena itu, dapat dipahami bahwa ancaman paling serius terhadap integrasi bangsa
adalah kurang hamonis (disharmoni) kehidupan sosial, sedangkan ancaman paling
nyata terhadap eksistensi wilayah negara adalah gerakan separatisme. Kedua
ancaman itu sering kali bercampur baur. Karena, kurang harmoninya kehidupan
sosial yang sudah meluas dapat menjadi konflik dengan bentuk kekerasan akan
serta merta menarik garis-garis pemisahan daerah (territorial).
Konflik itu akan cepat menjadi jelas bila pihak-pihak yang terlibat konflik merupakan
perwakilan dari komunitas-komunitas besar yang mendominasi wilayah-wilayah
tertentu. Bila ini terjadi, maka proses disintegrasi wilayah yang dimulai oleh
disintegrasi sosial akan secara simultan membawa bangsa itu ke jurang disintegrasi
nasional. Integrasi nasional adalan suatu konsep dalam ikatan dengan wawasan
kebangsaan dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berlandaskan pada aliran
pemikiran atau paham integralistik
Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara
menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun Negara.
Masing-masing Individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa
peduli terhadap sesamanya.
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi
nasional yaitu suatu sikap kepedulian terhadap sesama serta memiliki rasa
persatuan yang tinggi, baik terhadap Bangsa Negara, Agama serta Keluarga.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Makna lain dari integrasi nasional, yaitu:
1. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda, sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
Perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang
heterogen ( beraneka macam ) itu diungkapkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika” yang artinya berbeda-beda suku bangsa, agama, budaya daerah, tetapi tetap
satu bangsa.
Istilah Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh seorang Empu terkenal
di Kerajaan Majapahit, yaitu Empu Tantular, dalam kitab Sutasoma.
Pendalaman Materi
1. Jelaskanlah pengertian intergrasi nasional?
2. Jelaskan arti disintergasi dan beri contohnya yang pernah terjadi dalam Negara Indoensia?
3. Jelaskan bentuk ancaman terhadap Negara di era orde lama dan orde baru
4. Jelaskan dua unsur utama masyarakat multikultural
Problematika dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai
berikut :
1. a) Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah
daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara
tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar,
seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
2. b) Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau
penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi
bangsa, selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
3. c) Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah
dan penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil,
pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
4. d) Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya
konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama
yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu
perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah
agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.
5. e) Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam
bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda
faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam
masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang
diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan
yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan
dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar
partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti
dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
6. f) Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian
besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia
yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya
indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7. g) Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan
sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di
daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan
kelompok yang relatif terbelakang.
8. h) Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi
saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari
luar negeri, hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan
komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk
ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya.
Ditinjau secara demografi, jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak
merata, sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya
lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat
kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu pendidikan
yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan mudah
dipengaruhi oleh tokoh elit politik atau intelektual untuk mendukung kepentingan
pribadi atau golongan.
Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap
menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara
keseluruhan dapat digali dan di kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu
didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan
masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan
perekonomian nasional.
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya
yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa,
karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan
apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
hukum.
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila
tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak
selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini
yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang
relatif terbelakang.
3. Kembali Ke Pancasila
Berbagai persoalan yang muncul baik yang menyangkut politik, sosial budaya
maupun hukum yang melanda negara kita yang berpotensi mengancam disintegrasi
bangsa, sudah barang tentu kita sikapi secara arif dan bijaksana. Prinsip persatuan
dibutuhkan karena kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat plural. Keragaman
suku, bangsa, agama, dan budaya yang diwarisi oleh bangsa Indonesia dalam
sejarah mengharuskan bangsa Indonesia bersatu dengan seerat-eratnya dalam
keragaman. Keragaman merupakan kekayaan yang memang harus dipersatukan
(united), tetapi tidak dan bukan untuk diseragamkan (uniformed).
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, serta cita-cita dan tujuan
bangsa Indonesia. Konsep bangsa Indonesia yang kaya dengan keragaman dan
memposisikan sebagai bangsa yang plural, dan dengan kenekaragaman tersebut
lah yang menjadikan sebuah identitas nasional bangsa Indonesia sekaligus menjadi
identitas kebangsaan. Kebanggaan kita akan sebuah identitas nasional itulah yang
dapat mewujudkan integrasi nasional. Revitalisasi ideologi Pancasila sebagai
pemberdayaan identitas nasional perlu dilakukan, karena didasari keyakinan bahwa
Pancasila merupakan simpul nasional yang paling tepat bagi Indonesia yang
majemuk
1. menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan,
agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia. Bila kita telah
merasakan indahnya kebersamaan, tidak ada yang akan mengkehendaki perpecahan.
2. menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada setiap
kebijaksanaan dan kegiatan. Dalam ucapan dan perkataan kita sehari – hari kadang tanpa
sengaja banyak kata – kata yang kita lontarkan sangat bernuansa SARA. Hal ini adalah
bibit – bibit konflik dan perpecahan secara horizontal. Penyelesaian konflik horizontal
yang bernuansa SARA harus diatasi melalui pendekatan hukum dan HAM.
Pancasila yang dimaksudkan sebagai dasar pencapaian tujuan negara, melahirkan
kaidah-kaidah penuntun, antara lain:
1. hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa baik secara teritorial
maupun ideologis. Hukum-hukum di Indonesia tidak boleh memuat isi yang berpotensi
menyebabkan terjadinya disintegrasi wilayah maupun idiologi.
2. hukum harus bersamaan membangun demokrasi dan nomokrasi. Hukum di Indonesia
tidak dapat dibuat berdasar menang-menangan jumlah pendukung semata tetapi juga harus
mengalir dari filosofi Pancasila dan prosedur yang benar.
3. membangun keadilan sosial. Tidak dibenarkan munculnya hukum-hukum yang
mendorong atau membiarkan terjadinya jurang sosial-ekonomi karena eksploitasi oleh
yang kuat terhadap yang lemah tanpa perlindungan negara. Hukum harus mampu menjaga
agar yang lemah tidak dibiarkan menghadapi sendiri pihak yang kuat yang sudah pasti
akan selalu dimenangkan oleh yang kuat.
4. membangun toleransi beragama dan berkeadaban. Hukum tidak boleh mengistimewakan
atau mendiskrimasi kelompok tertentu berdasar besar atau kecilnya pemelukan agama.
Indonesia bukan negara agama (yang mendasarkan pada satu agama tertentu) dan bukan
negara sekuler (yang tak perduli atau hampa spirit keagamaan). Hukum negara tidak dapat
mewajibkan berlakunya hukum agama, tetapi negara harus memfasilitasi, melindungi, dan
menjamin keamanannya jika warganya akan melaksanakan ajaran agama karena
keyakinan dan kesadarannya sendiri.
Pendalaman Materi
Apakah arti hambatan dan gangguan?
Apakah aspek yang mempengaruhi integrasi nasional?
Jelaskanlah factor yang menghambat integrasi nasional?
Bagaimana peranan Pancasila dalam membina integrasi nasional?
Potensi internal untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam
membangun integrasi nasional
Masalah moral harus diperhatikan setiap manusia, karena baik buruknya moral
setiap pribadi menentukan kualitas suatu bangsa. Nilai moral bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Karena dengan nilai-nilai Pancasila kita dapat bertindak dan bersikap sebagai
makhluk Tuhan serta sebagai bagian dari komunitas sebuah Negara. Dalam
hubungannya dengan bangsa dan negara setiap pribadi juga dituntut untuk
mempunyai rasa kebangsaan atau nasionalisme.
Nasionalisme secara teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa
yang mempunyai sejarah, bahasa dan pengalaman bersama. Nasionalisme bangsa
Indonesia merupakan perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap Negara dan
tanah air berdasarkan Pancasila. Nasionalisme yang dilandasi Pancasila menuntun
kita untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang rasa, dan
merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.
Dampak positif nasionalisme telah tercatat sebagai prestasi gemilang dalam sejarah,
yaitu dengan lahirnya Boedi Oetomo 20 Mei dan peristiwa Sumpah Pemuda 1928,
yang mengandung nilai kesatuan. Selain itu Sumpah pemuda merupakan wujud
pengusungan faham nasionalisme, melalui penyatuan keinginan bersama untuk
membuat negeri ini merdeka.
1. Peran Pemerintah
Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-
beda.
Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban
warga negara.
1. Peran Masyarakat
1) Meminimalkan perbedaan dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki
oleh setiap budaya daerah.
Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakukan oleh para guru di
sekolah dan para da’i serta pemuka di lingkungan masyarakat. Tetapi membuka
kembali sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia banyak terlupakan.
Padahal pengalaman nenek moyang dan para pejuang bangsa merupakan pelajaran
yang tak kalah besar peranannya dalam membentuk moral, watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat.
1. Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang batas – batas territorial dari
Negara sebagai suatu kehidupan politik dimana mereka menjadi warganya.
2. Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan
aturan-aturan dari pada proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah
Negara.
Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh akan berkembang di
atas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat tersebut, yang
harus memiliki :
1. Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan warga dari suatu
bangsa.
2. konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus
diwujudkan atau diselenggarakan.
Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa harus diwujudkan atau
diselenggarakan untuk sebagian harus kita temukan dalam proses pertumbuhan
pancasila sebagai dasar falsafah atau ideology Negara. Secara yuridis-formal,
pancasila sebagai dasar falsafah Negara. Pada tingkat yang sangat umum telah
diterima sebagai kesepakatan nasional serta lahir bersamaan dengan kelahiran
Negara republic Indonesia sebagai Negara yang merdeka, bebas dari penjajahan
bangsa lain. Di dalam kenyataan, pancasila menjadi akar dalam sejarah
pertumbuhan gerakan nasionalisme.
Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain dan
dari negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga
keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrasi seperti sistem pendidikan
nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik harus tetap dilaksanakan
dengan mengingat bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita
yang majemuk.
Birokrasi militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami
kemajuan baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan
jabatan eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen. Dari segi etnik, baik TNI
maupun Polri dan PNS baik Pusat maupun daerah sudah meliputi semua etnik
group yang ada, sehingga melambangkan Bhineka Tunggal Ika.
2. Partai Politik.
Dalam sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat
dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer. Dengan
sistem Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem distrik dan
sistem proposional, sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili. Maka partai
politik mampu menjadi alat integrasi bangsa untuk menekan perlawanan etnik yang
minoritas).
Cara ini akan memudahkan integrasi ke dalam sistem nasional dan sosialisasi yang
sama untuk seluruh warga negara. Sedangkan alat integrasi yang lain adalah
rekrutmen siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar yang bersifat nasional dan multi
etnik, sehingga terjadi proses komunikasi, sosialisasi, asimilasi dan kulturasi dari
berbagai etnik di kalangan siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar..
1. Secara individual, masing-masing kita harus memiliki kesadaran bahwa ada perbedaan
diantara kita. Kesadaran bahwa kita beda, lalu diteruskan melalui dialog lewat interaksi
sosial untuk bias saling memberi dan saling menerima dalam kesetaraan. Lewat kesadaran
individual masing-masing kita mencoba untuk mencari dan merumuskan kesepakatan-
kesepakatan sosial tanpa harus kehilangan jati diri, karakteristik masing-masing. Ego dan
super ego untuk selalu berkuasa dan ingin tampil terbaik akan terakomudasi melalui
kesepakatan sosial yang terbangun. Pencerahan individu ini dapat dilakukan melalui
penyingkiran sumber derita dari keterasingan, adanya keinginan yang berlebihan, tahta,
nafsu atau dorongan, (hal ini memang sangat filosofis dan mengacu pada ajaran dan nilai
agama).
2. Secara besama atau kolektif, konflik sosial yang terjadi merupakan buah dari disparitas
sosial, eknomi dan politik yang berdampak adanya pengebiran terhak-hak sekelompok
orang oleh kelompok orang yang lainnya. Hal ini terjadi biasanya diawali oleh adanya
pengingkaran atas komitment atau kontrak sosial yang telah dibangun, adanya ketidak
adilan, ketidak setaraan dan sikap eklusivitas antar kelompok satu dengan yang lainnya.
Dalam menjaga keutuhan bangsa dan mencegak disintegrasi nasional adalah
sebagai berikut ;
1. Dalam kebijakan Negara harus dapat memberikan keadilan dan pemerataan ekonomi bagi
seluruh warganya. Dalam kasus Indonesia harus ada kebijakan untuk merestrukturisasi
penguasaan asset nasional yang tidak seimbang dengan memberi peluang bagi masyarakat
luas untuk mempunyai akses terhadap modal dari perbankan.
2. Dalam kebijakan Negara harus dapat mengatur suatu system politik yang mengakomodir
adanya perbedaan dengan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan. Dalam kasus
Indonesia system rekruitmen elit nasional baik eksekutif, legislative maupun yudikatif
sedapat mungkin harus dilakukan secara transparan serta susunan dan kedudukan antara
lembaga-lembaga Negara harus dapat mengatur dengan jelas batas-batas kewenangan
masing-masing lembaga tidak ada ketidak jelasan tumpang tindih kewenangan antar
lembaga Negara.
3. Dalam kebijakan Negara harus mengutamakan penegakan hukum dengan keharusan
menempatkan setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sam didepan hukum dan
memperoleh kepastian hukum secara adil.
4. Dalam kebijakan negara harus dapat mengatur dan menjamin pertahanan dan keamanan
Negara dalam segala segi baik dari struktur maupun infrastrukturnya.
5. Dalam kebijakan Negara harus dapat menjamin pemberian revenue bagi aparatur negara
karena hanya apabila terpenuhi kebutuhanya secara cukup aparatur Negara dapat bekerja
secar optimal dalam menjaga kelangsngan hidup Negara.
1. a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
2. b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
3. c) Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan
dari ancaman luar.
4. d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
5. e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
6. f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.
Pendalaman Materi:
1. sebutkan factor yang mendorong integrasi nasional?
2. Bagaimana cara menanamkan nasionalisme?
3. Jelaskan peran pemrintah dalam meweujudkan integrasi nasional?
4. Sebutkan lembaga-lembaga pemersatu bangsa dan apa peranannya?
5. Sebutkan factor yang memperkokoh persatuan bangsa?
6. Apakah yang harus kita lakukan untuk menanggulangi ancaman terhhadap Negara
Indonesia?
Manusia hanya akan mempunyai arti apabila bersama sama dengan manusia
lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan jika manusia hidup sendiri
tanpa orang lain. Secara kodrati manusia disamping mempunyai kekuatan juga
dilengkapi dengan kelemahan manusia juga memiliki sifat yang baik dan kurang
baik. Demi kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya manusia perlu mendapat
bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Oleh sebab itu manusia perlu hidup
bermasyarakat.
1. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin; tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar
membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang
emiliki pendapat berbeda. sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang
dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.
Konflik-konflik agama yang terjadi di Indonesia,semua itu tentu saja tidak dapat kita
biarkan begitu saja,karena itu semua akan mengancam keutuhan dan persatuan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu upaya dalam mencegah
dan mengatasi masalah kerukunan antar agama masing-masing. Adapun langkah-
langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi semua masalah tersebut, antara
lain :
Agama adalah tuntunan hidup yang kita terima sebagai sebuah kepastian hidup,
dengan beragama, maka kehidupan menjadi lebih nyaman dan terarah serta teratur.
Tidak ada lagi tindakan-tindakan anarkis yang mengatasnamakan kemanusiaan.
Agama menjadikan kita mengetahui segala hal yang baik, begitu juga segala hal
yang buruk bagi kehidupan kita dan masyarakat kita. Kehidupan kita menjadi lebih
baik sebab banyak tuntunan yang kita dapatkan dan banyak larangan yang
menjadikan kita mengetahui apa yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh
dikerjakan.
Termasuk dalam hal ini adalah penciptaan kondisi hidup penuh kerukunan antar
umat beragama, kita harus dapat menciptakan hidup dan kehidupan yang penuh
kerukunan agar nyaman dan tidak terjebak dalam sifat ego terkait dengan
kepercayaan, kita harus menciptakan kerukunan umat beragama dalam kehidupan
kita sehingga masyarakat kita menjadi masyarakat yang tenang dan aman.
Pendalam Materi
Jelaskanlah pengertian dari toleransi?
Bagaimana wujud toleransi dalam pluralism agama, suku dan budaya?
Apakah penyebab timbulnya konflik umat beragama?
Bagaiamana cara mengatasi konflik umat beragama?
RANGKUMAN
1. Ancaman menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti usaha yang dilaksanakan secara
konsepsional melalui tindakan politik atau kejahatan yang diperkirakan dapat
membahayakan tatanan serta kepentingan Negara.
2. Prinsip negara ber-Bhenika Tunggal Ika, yang mencerminkan bahwa Indonesia adalah
masyarakat multikultural tetapi masih terintregrasi ke-ikaan dan persatuan.
3. Hambatan mempunyai arti menahan atau merintangi, sedangkan gangguan mempunyai
arti rintangan atau godaan yang menyebabkan ketidak normalan. Usaha pemerintah untuk
membangun integrasi nasional akan menemukan rintangan dan tertahan oleh beberapa
aspek penghalangnya.
4. Faktor penghambat integrasi nasional, antaralain kurangnya penghargaan terhadap
kemajemukan yang bersifat heterogen, kurangnya toleransi antar golongan, kurangnya
kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman, gangguan dari luar dan adanya
ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
5. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan sebagainya.
6. Kerukunan hidup beragama adalah keharmonisan hubungan dalam dinamika pergaulan
dan kehidupan bermasyarakat yang saling menguatkan dan diikat oleh sikap pengendali
diri.
1. .Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2.Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia 3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah 4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.”.
2. 3. 1.6. Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap
negara dan upaya penyelesainnya di bidang Ipoleksosbudhankam dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika. 2.6. Mengembangkan nilai-nilai ketahanan terkait ancaman
terhadap negara dan upaya penyelesaiannya dibidang Ipoleksosbudhankam dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika 3.6. Menganalisis indikator ancaman terhadap negara dan
upaya penyelesaiannya di bidang ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika. 4.6. Menyaji hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesaiannya di bidang ipoleksosbudhankam.
3. 4. Materi pelajaran PPKn Kelas X Bab 6 adalah Ancaman terhadap Negara dalam
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, dengan Sub-Bab sebagai berikut. A.Ancaman terhadap
Integritas Nasional B.Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM C.Peran serta
Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Integritas Nasional
( materi-materi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP berdasarkan fakta,
konsep, prinsip dan prosedur ).
4. 5. A.Indikator Pencapaian Kompetensi 1). Membangun nilai-nilai Kerjasama dan Gotong
Royong yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesainnya di bidang Ipoleksosbudhankam dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika 2).
Menganalisis ancaman terhadap integrasi nasional 3). Menyaji dan Mengkomunikasikan
hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang
Ipoleksosbudhankam.
5. 6. 1. Ancaman terhadap Integrasi Nasional Ancaman bagi integrasi nasional tersebut
datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi
kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa ancaman militer dan non-militer. Nah,
untuk menjawab rasa penasaran kalian, berikut ini diuaraikan secara singkat ancaman
yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang berupa ancaman militer maupun non-milter.
6. 7. a .Ancaman Militer Ancaman militer berkaitan ancaman di bidang pertahanan dan
keamanan. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat
berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase,
spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara.
7. 8. bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi adalah tindakan
pelanggaran wilayah ( wilayah laut, ruang udara dan daratan ) Indonesia oleh negara
lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka
berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Ancaman militer dapat pula terjadi dalam
bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut pada dasarnya merupakan
ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam negeri, tetapi
pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh kekuatan asing, baik secara
terbuka maupun secara tertutup.
8. 9. b. Ancaman Non-Militer Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang
menggunakan faktor- faktor non-militer dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh
negatif dari globalisasi.
9. 10. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara
disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif yang kemudian menjadi
ancaman bagi keutuhan sebuah negara, termasuk Indonesia. Ancaman non-militer
diantaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. Ancaman
adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
10. 11. 1. Ancaman di Bidang Ideologi Secara umum Indonesia menolak dengan tegas
paham komunis dan zionis. Akibat dari penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari
negara- negara komunis dapat dikatakan tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia,
kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil ukurannya. Akan tetapi, meskipun
demikian bukan berarti bangsa Indonesia terbebas dari pengaruh paham lainnya,
misalnya pengaruh liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung
mengarah pada kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual.
11. 12. Globalisasi ternyata mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang
hal ini mempengaruhi pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut.
Akan tetapi, pada umumnya pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif, misalnya
dalam gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas yang cenderung mengaruh
pada dilakukannya perilaku seks bebas dan sebagainya. Hal tesebut tentu saja apabila
tidak diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang
sesungguhnya.
12. 13. 2. Ancaman di Bidang Politik Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar
negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh
suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik
yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.
13. 14. Kedepan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih
berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-
militer untuk menghadapinya. Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari
dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik
untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan
bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di dalam negeri.
14. 15. 3. Ancaman di Bidang Ekonomi Pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat
menjadi ancaman kedaulatan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi diantaranya :
Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara. Hal ini
mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional,
karena kalah bersaing dengan barang- barang dari luar negeri.
15. 16. MADE IN INDONESIA KALAH TENAR DENGAN HP LUAR NEGERI
16. 17. Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing,
seiring dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia,
yang pada akhirnya mereka dapat mendikte atau menekan pemerintah atau bangsa kita.
Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.
17. 18. Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan
bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang
kalah dan yang menang. Pihak yang menang akan dengan leluasa memonopoli pasar,
sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas.
18. 19. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya
semakin ditinggalkan, sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah
dikendalikan.
19. 20. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang
seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan
kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran
tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi
menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu
negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial ekonomi
masyarakat semakin bertambah buruk
20. 21. 4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik
pangkal timbulnya permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan
bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
21. 22. Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi,
diantaranya adalah : 1). Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi
barang- barang dari luar negeri. 2). Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi
dianggap sebagai suatu nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka
memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut,
meskipun harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-
mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya.
22. 23. PUNK LUAR NEGERI PUNK INDONESIA
23. 24. 3).Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat
menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu menghardik
pengemis, pengamen dan sebagainya. 4).Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya
hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu,
seperti meniru model pakain yang biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya
bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku misalnya memakai rok mini,
lelaki memakai anting-anting dan sebagainya.
24. 25. 5). Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial. 6). Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan
25. 26. 1. Pada hakikatnya kebhinekaan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah
potensi sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena … a) mudah
tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit b) membuat penduduk Indonesia
berbeda pendapat yang lepas kendali, c) dapat menjadi ledakan yang akan mengancam
integrasi nasional d) dapat menjadi ledakan yang akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa. e) memiliki kekayaan melimpah baik kekayaan alam maupun
kekayaan budaya
26. 27. 2. Kebhinekaan bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan
ancaman, karena dengan adanya kebhinekaan … a) mudah tumbuhnya perasaan
kedaerah yang amat sempit b) membuat penduduk Indonesia berbeda pendapat yang
lepas kendali, c) dapat menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional d)
dapat menjadi ledakan yang akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. e)
membuat bangsa Indonesia bangsa yang besar karena memiliki kekayaan yang
melimpah
27. 28. 3. Posisi negara Indonesia yang berada di tengah-tengah dunia dimana dilewati garis
khatulistiwa, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada diantara dua
samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik, jika ditinjau dari aspek penduduk berada
diantara … a) idiologi komunisme di utara dan liberalisme di selatan b) kebuadayaan
timur di utara dan kebudayaan barat di selatan c) sistem ekonomi sosialis di utara dan
sistem ekonomi kapitalis di selatan d) daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan. e) demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan
28. 29. 4. Posisi negara Indonesia dimana dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua
dan dua samudera, jika ditinjau dari aspek kebudayaan dunia adalah … a) terletak
antara idiologi komunisme di utara dan liberalisme di selatan b) berada diantara
kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan c) berada diantara daerah
berpenduduk padat di utara dan daerah berpenduduk jarang di selatan. d) berada
diantara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi kapitalis di selatan e)
berada diantara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara) dan demokrasi
liberal di selatan
29. 30. 5. Posisi negara Indonesia dimana dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua
dan dua samudera , jika ditinjau dari aspek Ideologi, dimana Ideologi Pancasila berada
diantara … a) idiologi komunisme di utara dan liberalisme di selatan b) kebuadayaan
timur di utara dan kebudayaan barat di selatan c) daerah berpenduduk padat di utara
dan daerah berpenduduk jarang di selatan. d) sistem ekonomi sosialis di utara dan
sistem ekonomi kapitalis di selatan e) demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian
utara) dan demokrasi liberal di selatan
30. 31. 6. Posisi negara Indonesia dimana dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua
dan dua samudera , jika ditinjau dari aspek Sistem pertahanan dan keamanan, dimana
Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada diantara … a) kebuadayaan timur di
utara dan kebudayaan barat di selatan b) sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem
ekonomi kapitalis di selatan c) daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan. d) demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan e) sistem pertahanan continental di utara dan sistem
pertahanan maritim di barat, selatan dan timur
31. 32. 7. Posisi negara Indonesia dimana dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua
dan dua samudera, jika ditinjau dari aspek demokrasi, dimana demokrasi Pancasila
berada diantara … a) kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan b)
sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi kapitalis di selatan c) daerah
berpenduduk padat di utara dan daerah berpenduduk jarang di selatan. d) demokrasi
rakyat di utara ( Asia daratan bagian utara ) e) demokrasi liberal di selatan sistem
pertahanan continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan
timur
32. 33. 8. Usaha pertahanan dan keamanan negara dalam rangka mengatasi ancaman yang
datang dari luar dilaksanakan melalui … a) sistem pertahanan sipil b) sistem keamanan
oleh Polri c) sistem pertahanan negara oleh TNI d) mobilisasi segenap angkatan perang
yang ada e) sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
33. 34. 9.Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan
ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsal. Untuk mewujudkan
hal tersebut dapat dilakukan dengan, kecuali … a) Mempererat kerjasama dengan
sesama negara berkembang b) Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat
produksi domestik c) Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan
rakyat. d) Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia
dan WTO. e) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.
34. 35. 10. Pancasila dapat dijadikan sarana dalam menghadapi pengaruh dari luar yang
dapat membahayakan kelangsungan hidup sosial budaya, bangsa Indonesia, dalam
bentuk … a) Wahana pengintegrasian seluruh unsur kebudayaan nasional dan
kebudayaan yang berasal dari luar b) Filter terhadap budaya negatif yang akan masuk
dan menyesuaikannya dengan sendi- sendi budaya nasional c) Sarana untuk
memadukan dan menyatukan seluruh unsur budaya luar yang masuk yang
menguntungkan Negara d) Penyaring tehadap budaya-budaya yang menguntungkan
secara ekonomi dan berdampak pada ekonomi rakyat e) Pemersatu budaya luar yang
masuk dengan budaya nasional yang bersifat dinamis dan memperkaya kebudayaan
nasional
35. 36. 1. E 6. E 2. E 7. D 3. D 8. E 4. B 9. E 5. A 10. B
36. 37. 1. Pada dasarnya konsep Integrasi nasional secara politis mengandung arti .... a.
Proses menyelaraskan unsur-unsur negara sehingga mencapai satu kesatuan b. Proses
penyatuan berbagai budaya daerah menuju kesatuan kebudayaan nasional c. Proses
menyerasikan unsur-unsur sosial politik dalam kesatuan wilayah nasional d. Penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang
membentuk suatu identitas nasional e. Proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan.
37. 38. 2. Dibawah ini yang bukan merupakan faktor pendorong tercapainya integrasi
nasional adalah...... a. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa
Indonesia b. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor
sejarah c. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas dan toleransi
keagamaan yang kuat d. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya
semangat nasionalisme dikalangan bangsa Indonesia e. Adanya ideologi nasional yang
tercermin dalam simbol negara yaitu garuda pancasila dan semboyan bhinneka Tunggal
ika
38. 39. 3. Dibawah ini yang merupakan faktor pendukung tercapainya integrasi nasional
adalah...... a. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonesia
b. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah c.
Adanya semangat persatuan dan kesatuan bangsa, bahasa dan tanah air Indonesia d.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme
dikalangan bangsa Indonesia e. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol
negara yaitu garuda pancasila dan semboyan bhinneka Tunggal ika
39. 40. 4. Keberagaman harus membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi
dan sikap saling menghargai. Oleh karena itu diperlukan adanya..... a. Komitmen
persatuan bangsa dalam keberagaman b. Komitmen untuk membangun daerahnya
masing-masing c. Komitmen untuk mensejahterakan rakyat di daerah tertinggal d.
Komitmen untuk memajukan daerahnya dalam bingkai persatuan e. Komitmen persatuan
antara sesama umat seagama dengan semangat ukhuwah
40. 41. 5. Persatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat
agar dapat mewujudkan hal-hal berikut ini, kecuali.... a. Pembangunan berjalan lancar b.
Pergaulan antar sesama yang lebih akrab c. Kehidupan yang serasi, selaras dan
seimbang d. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah e. Terbentuknya satu
masyarakat yang sama ras, agama, suku dan bahasa
41. 42. 6. Persatuan dan kesatuan bangsa sangat penting bagi bangsa Indonesia, hal itu
karena.... a. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang toleransi b. Bangsa Indonesia
adalah bangsa yang beragam c. Bangsa Indonesia memiliki semboyan bhinneka tunggal
ika d. Pengalaman sejarah Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa barat selama
350 tahun. e. Dengan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk akan
menjadi kokoh dan kuat
42. 43. 7. Momentum yang merupakan konsensus nasional yang merupakan konsep
integrasi bangsa Indonesia menjadi suatu bangsa yang resmi dan berdaulat adalah… a.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. b. Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 c. Penetapan Pancasila pada tanggal 17 Agustus 1945 d. Penetapan UUD
NRI Tahun 1945 pada tanggal 17 Agustus 1945 e. Dimasukannya Burung Garuda
sebagai Lambang Negara Republik Indonesia
43. 44. 8. Pada dasarnya integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa
yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan
budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horizonntal. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh … a. John Locke b. Myron Weiner c. Howard Wriggins d. Nazaruddin
Sjamsuddin e. J. Soedjati Djiwandono
44. 45. 9. Dibawah ini adalah merupakan salah satu syarat keberhasilan suatu integrasi
pada suatu Negara, kecuali … a. Nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial. b. Norma-norma dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial. c. Adanya konsensus nasional dalam rangka
kepemimpinan nasional yang otoritarian d. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa
mereka berhasil saling mengisi kebutuhan- kebutuhan satu dengan lainnya. e.
Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
45. 46. 10. Dibawah ini merupakan pernyataan yang menunjukan hubungan antara integrasi
nasional dengan pelanggaran hak dan kewajiban … a. Pelanggaran haknya orang akan
menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang haknnya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan haknya b. Pelanggaran hak orang akan
menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang haknya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan haknya c. Pelanggaran hak orang akan
menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang haknya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan kewajibannya. d. Pelanggaran kewajiban orang
akan menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang kwajibannya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan haknya e. Pelanggaran kewajiban orang akan
menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang kwajibannya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan kewajibannya
Contoh upaya bela negara yang dilakukan oleh kita semua di berbagai lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan juga negara. Dan berikut ini
beberapa contoh upaya bela negara di berbagai lingkungan :
A. Kesimpulan
Dalam suatu negara pastinya memiliki berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan baik yang berasal dari daam negeri mauun luar negeri. Ancaman tersebut bisa
berupa ancaman militer maupun non militer. Sehingga peran serta masyarakat untuk
mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional sangat diperlukan untuk
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
. Ancaman terhadap Integrasi Nasional
Posisi silang yang diberikan Tuhan kepada negara Indonesia tidak hanya meliputi aspek
kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial, antara lain:
1. Penduduk Indonesia berada di antara daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan.
2. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
3. Demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan.
4. Ekonomi Indonesia berada di antara sistem ekonomi sosialis di utara dansistem ekonomi
kapitalis di selatan.
5. Masyarakat Indonesia berada di antara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
6. Kebudayaan Indonesia berada di antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di
selatan
7. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan continental
di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.
Dengan demikian, maka posisi silang Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman
bagi integrasi nasional bangsa Indonesia. Apa sebenarnya yang menjadi ancaman bagi integrasi
nasional negara Indonesia? Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar
maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman
tersebut biasanya berupa ancaman militer dan non-militer. Mengapa ancaman perlu diketahui?
Nah, untuk menjawab rasa penasaran dan menambah pengetahun kalian, berikut ini
uraian secara singkat ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang berupa ancaman
militer maupun non-milter.
Selain itu, bentuk ancaman militer yang sering terjadinya cukup tinggi adalah tindakan
pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan). Buktinya wilayah negara kita
pernah ada yang dicaplok dan diakui oleh negara lain. Hal ini menjadi konsekuensi bagi
Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka sehingga berpotensi terjadinya
pelanggaran wilayah.Pemberontakan bersenjata juga menjadi ancaman militer yang harus serius
ditangani oleh bangsa Indonesia. Pada dasarnya pemberontakan bersenjata yang terjadi di
Indonesia merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam
negeri. Namun, tidak menutup kemungkinan pemberontakan bersenjata tersebut disokong oleh
kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup.
Sasaran aksi teror bersenjata dapat menimpa siapa saja, sehingga sulit diprediksi dan ditangani
dengan cara-cara biasa. Perkembangan aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris pada
dekade terakhir meningkat cukup pesat dengan mengikuti perkembangan politik, lingkungan
strategis, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, segala bentuk teror harus
dicegah dan dibasmi agar kententraman masyarakat tidak terganggu Selanjutnya, gangguan
keamanan di laut dan udara juga perlu mendapatkan perhatian. Gangguan di laut dan udara
merupakan bentuk ancaman militer yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah nasional
Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang memiliki wilayah perairan dan wilayah udara
terbentang luas menjadikan pelintasan transportasi dunia yang padat, baik transportasi maritim
maupun dirgantara. Hal ini berimplikasi terhadap tingginya potensi gangguan ancaman
keamanan laut dan udara.
Adapun bentuk-bentuk gangguan keamanan di laut dan udara yang harus mendapat perhatian
dalam penyelenggaraan pertahanan negara, yaitu pembajakan atau perompakan,
penyelundupan narkoba, penyelundupan senjata, amunisi, bahan peledak atau bahan lain yang
dapat membahayakan keselamatan bangsa, penangkapan ikan secara illegal, pencurian
kekayaan di laut dan pencemaran lingkungan.
2. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakanfaktor-faktor non-militer
dinilai mempunyai kemampuan yangmembahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa,
keutuhan wilayahnegara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya
disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau
batas pergaulan antar bangsa secara disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif
yang kemudian menjadi ancaman bagi
keutuhan sebuah negara, termasuk
Indonesia.
Ancaman non-militer di antaranya dapat
berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan
sosial budaya.
Contoh ancaman non-militer seperti
pengaruh gaya hidup (lifestyle) kebarat-
baratan, sudah tidak mencintai budaya
sendiri, tidak menggunakan produk
dalam negeri, dan sebagainya.
Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak
bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman non-militer ini
berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, serta keselamatan
umum.
Globalisasi ternyata mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini mempengaruhi
pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut. Akan tetapi, pada umumnya
pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif, misalnya dalam gaya hidup yang diliputi
kemewahan, pergaulan bebas yang cenderung mengarah pada dilakukannya perilaku seks
bebas dan perbuatan dekadensi moral lainnya. Hal tesebut apabila tidak segera diatasi akan
menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi , di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan bebas
yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini mengakibatkan semakin terdesaknya
barang-barang lokal terutamayang tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang dari
luar negeri.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin mudahnya
orang asing menanamkan modalnya di Indonesia.Pada akhirnya mereka dapat menekan
pemerintah atau bangsa kita Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh
negara investor.
c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang. Pihak
yang menang secara leluasa memonopolipasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton
yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat
dari adanya persaingan bebas tersebut.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin
sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin ditinggalkan
sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.
e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan
mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerjaakan
semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah
semakin memburuk.
Adapun ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi, di antaranya
adalah sebagai berikut.
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan
dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma yang berlaku di
masyarakat.Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya 181
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
c. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta memandang
orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat menimbulkan ketidakpedulian
terhadap orang lain, misalnya sikap selalu menghardik pengemis, pengamen, dan sebagainya.
d. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya
barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang biasa dipakai orang-
orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku,
misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dan sebagainya.
e. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan
sosial.
f. Semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi
nasional di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah
dan sebagainya
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya
3. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
4. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
5. Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik
6. Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan
masyarakat
7. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik
8. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
9. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
10. Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
11. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun
dari dalam negeri.
12. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan
dengan aman dan nyaman
13. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat dan
pemerintah
14. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
15. Bersedia untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia