Anda di halaman 1dari 38

Tuhan telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk

saling mengenal antara suatu bangsa dengan bangsa lain, oleh sebab itu tidak suatu
kelompok manusia yang berhak hidup dalam suatu wilayah atau daerah tertertu,
manusia berhak tinggal dimana mereka suka, hal ini juga telah diakui oleh Piagam
Hak Asasi Manusia di PBB. Tentu keberadaan manusia dalam suatu bangsa hidup
dalam budaya, agama, ideologi yang bersifat homogen dan bisa bentuk heteroden
(berbeda-beda), Namun perbedaan itu tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk
hidup dalam komunitas apapun. Semua manusia punya hak untuk hidup
berkelompok suatu masyarakat yang besar, suatu kelompok tidak boleh ada
paksaan untuk hidup dengan cara-cara hidup yang kehendaki pihak lain, jika pihak
lain memaksa agar harus sesuai dengannya mereka akan melakukan ancaman jika
tidak menurut kemaun mereka. Salah satu bentuk ancaman itu terhadap suatu
negara adalah Terrorisme. Terrorisme yang mengancam jiwa manusia yang tidak
berdosa, sekaligus melanggar hak asasi manusia serta menggangu ketenraman,
kedamaian dan kerukunan hidup dalam masyarakat. Bentuk ancaman terroris
bersifat laten (tidak nyata), dampak terrorisme telah mengakibatkan kerusakan harta
benda yang disebabkan oleh kelompok-kelompok tertentu memiliki faham yang
fanatik dengan faham tertentu, khususnya menfsirkan ajaran agama yang salah
untuk mencapai kepentingan mereka. Gerakan-gerakan terrorisme di era modern
akan selalu menjadi ancaman bagi negara, disinilah kita harus mengbangunan
keutuhan dan kerukuman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam bingkai “Bhinneka Tunggal Ika”. Pembahasan meteri bab
iniberkaitan dengan ancaman terhadap negara Indonesia
Ancaman dan Tantangan dalam membangun integrasi nasional

1. Potensi internal untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam membangun
integrasi nasional
tuhan telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal antara suatu
bangsa dengan bangsa lain, oleh sebab itu tidak suatu kelompok manusia yang berhak hidup dalam suatu
wilayah atau daerah tertertu, manusia berhak tinggal dimana mereka suka, hal ini juga telah diakui oleh
Piagam Hak Asasi Manusia di PBB. Tentu keberadaan manusia dalam suatu bangsa hidup dalam budaya,
agama, ideologi yang bersifat homogen dan bisa bentuk heteroden (berbeda-beda), Namun perbedaan itu
tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk hidup dalam komunitas apapun. Semua manusia punya hak
untuk hidup berkelompok suatu masyarakat yang besar, suatu kelompok tidak boleh ada paksaan untuk
hidup dengan cara-cara hidup yang kehendaki pihak lain, jika pihak lain memaksa agar harus sesuai
dengannya mereka akan melakukan ancaman jika tidak menurut kemaun mereka. Salah satu bentuk
ancaman itu terhadap suatu negara adalah Terrorisme. Terrorisme yang mengancam jiwa manusia yang
tidak berdosa, sekaligus melanggar hak asasi manusia serta menggangu ketenraman, kedamaian dan
kerukunan hidup dalam masyarakat. Bentuk ancaman terroris bersifat laten (tidak nyata), dampak
terrorisme telah mengakibatkan kerusakan harta benda yang disebabkan oleh kelompok-kelompok tertentu
memiliki faham yang fanatik dengan faham tertentu, khususnya menfsirkan ajaran agama yang salah untuk
mencapai kepentingan mereka. Gerakan-gerakan terrorisme di era modern akan selalu menjadi ancaman
bagi negara, disinilah kita harus mengbangunan keutuhan dan kerukuman dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dalam bingkai “Bhinneka Tunggal Ika”. Pembahasan meteri bab iniberkaitan
dengan ancaman terhadap negara Indonesia

Ancaman dan tantangan dalam membangun integrasi nasional


Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi menyatakan, dalam tiga tahun
terakhir terjadi peningkatan eskalasi konflik sosial di tengah masyarakat. Konflik
terjadi akibat benturan dari berbagai kepentingan yang dilakukan antar kelompok
masyarakat. Ini berdampak langsung pada terganggunya keberlangsungan
pembangunan nasional. Di tahun 2013 hingga awal September, Kemendagri
mencatat telah 53 peristiwa konflik. Konflik yang bernuansa SARA, Konflik sosial bila
tidak dapat dicegah dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

1. Pengertian Ancaman
Ancaman menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti usaha yang dilaksanakan
secara konsepsional melalui tindakan politik atau kejahatan yang diperkirakan dapat
membahayakan tatanan serta kepentingan Negara. Kepentingan Negara dan
bangsa adalah tercipta dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa sebagai
usaha mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkualitas serta damai. Namun
ancaman selalu datang baik dari luar maupun dari dalam negeri. Bentuk-bentuk
ancaman tersebut dapat kita lihat dari uraian berikut di bawah ini.

Kepentingan bangsa dan Negara tidak saja mendapat ancaman tetapi juga
mendapat tantangan. Tantangan adalah ajakan untuk berkelahi, berperang dan lain
sebagainya, maka tantangan bangsa dan Negara dalam membangun integrasi
nasional adalah kelompok, kesatuan dan gerakan yang sengaja mengacau
persatuan dan kesatuan bangsa..

2. Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi
dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan
bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya
masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama
sekali.

Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-
royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun
oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan.

Karena masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi proses akulturasi


(percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu,
Islam, Kristen dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua
unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa Indonesia.

Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang


menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan
musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan
bangsa Indonesia.
Integrasi nasional memiliki pengertian yang dengan persatuan bangsa. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi berarti penyatuan supaya menjadi suatu
kebulatan atau menjadi utuh. Disintegrasi berarti kebalikan dari kata integrasi, yaitu
pemisahan. Ancaman Disintegrasi Bangsa berarti ancaman akan cerai berainya
suatu bangsa. Di Indonesia sendiri, pada awal-awal kemerdekaanya, masih banyak
ancaman-ancaman disintegrasi bangsa.

Kenyataan telah memperlihatkan bahwa berbagai gejolak yang terjadi di daerah


apabila tidak di tangani secara cerdas akhirnya akan bermuara pada satu titik yaitu
pemisahan diri dari NKRI. Contoh kasus telah terjadi dengan pemisahan diri Timor-
Timur dengan Fretelin-nya yang perilakunya kemudian coba dikuti oleh Papua
dengan OPM-nya, Maluku dengan RMS-nya dan Aceh dengan GAM-nya.
Tantangan ini apabila tidak ditangani dengan tegas dan cerdas bukan tidak mungkin
akan menjalar keberbagai daerah lain di Indonesia. Untuk dapat menjawab
tantangan tersebut dan dapat memberi penanganan yang tepat dan menyeluruh
(komprehensif), tentunya dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat dan
komprehansif pula tentang akar dari semua permasalahan yang terjadi sehingga
mengapa kemudian daerah-daerah bergejolak tersebut terdorong melakukan
gerakan kearah dis-integrasi bangsa.

Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern. Keutuhan
wilayah negara amat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan masyarakat
warga negara untuk memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa.
Karena itu, dapat dipahami bahwa ancaman paling serius terhadap integrasi bangsa
adalah kurang hamonis (disharmoni) kehidupan sosial, sedangkan ancaman paling
nyata terhadap eksistensi wilayah negara adalah gerakan separatisme. Kedua
ancaman itu sering kali bercampur baur. Karena, kurang harmoninya kehidupan
sosial yang sudah meluas dapat menjadi konflik dengan bentuk kekerasan akan
serta merta menarik garis-garis pemisahan daerah (territorial).

Konflik itu akan cepat menjadi jelas bila pihak-pihak yang terlibat konflik merupakan
perwakilan dari komunitas-komunitas besar yang mendominasi wilayah-wilayah
tertentu. Bila ini terjadi, maka proses disintegrasi wilayah yang dimulai oleh
disintegrasi sosial akan secara simultan membawa bangsa itu ke jurang disintegrasi
nasional. Integrasi nasional adalan suatu konsep dalam ikatan dengan wawasan
kebangsaan dalam Negara Kesatuan Indonesia yang berlandaskan pada aliran
pemikiran atau paham integralistik

Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara
menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun Negara.
Masing-masing Individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa
peduli terhadap sesamanya.

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi
nasional yaitu suatu sikap kepedulian terhadap sesama serta memiliki rasa
persatuan yang tinggi, baik terhadap Bangsa Negara, Agama serta Keluarga.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Makna lain dari integrasi nasional, yaitu:

1. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda, sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
Perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang
heterogen ( beraneka macam ) itu diungkapkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika” yang artinya berbeda-beda suku bangsa, agama, budaya daerah, tetapi tetap
satu bangsa.

Istilah Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh seorang Empu terkenal
di Kerajaan Majapahit, yaitu Empu Tantular, dalam kitab Sutasoma.

3. Indonesia yang Plural dan Multikultural


Manusia hidup dalam reliatas yang plural, hal yang sama juga pada masyarakat
Indonesia yang majemuk (plural society). Corak masyarakat Indonesia adalah
berBihneka Tungal Ika, bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan
kebudayaannya, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang berada dalam
masyarakat Indonesia. Dalam masyarakat majemuk, seperti Indonesia dilihat
memiliki suatu kebudayaan yang berlaku secara umum dalam masyarakat.
Pemahaman pluralitas sebagai rahmat adalah keberanian untuk memerima
perbedaan. Multikulturalisme secara etimologis marak digunakan pada tahun 1950
di Kanada. Istilah plural mengandung arti yang berjenis-jenis, karena pluralisme
bukan sekedar pengakuan akan adanya hal yang berjenis-jenis tetapi pengakuan
tersebut memiliki implikasi politis, sosial, ekonomi dan budaya. Dalam pengertian
tentang multikulturalisme memiliki dua ciri utama yakni :

1. kebutuhan terhadap pengakuan .


2. legitimasi keanekaragaman budaya atau pluralisme budaya.
Masyarakat yang adil tercermin pada prinsip demokrasi dan aspirasi pengenal dari
seseorang. Manusia dilahirkan tanpa mengetahui akan sifat-sifatnya, posisi
sosialnya, dan keyakinan moralnya. dua prinsip yang harus diperhatikan yakni :

1. Setiap manusia harus memiliki kebebasan maksimal.


2. kebijakan ekonomi haruslah memberikan kemungkinan bagi yang tidak memperoleh
keberuntungan.
Konsep kerangka masyarakat multikultural dan multi kulturalisme secara subtantif
tidaklah terlalu baru di Indonesia dikarenakan jejaknya dapat ditemukan di
Indonesia, dengan prinsip negara ber-Bhenika Tunggal Ika, yang mencerminkan
bahwa Indonesia adalah masyarakat multikultural tetapi masih terintregrasi ke-ikaan
dan persatuan.

Pengaruh asing merupakan bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang


terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri
maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana
pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional
yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.

Pendalaman Materi
1. Jelaskanlah pengertian intergrasi nasional?
2. Jelaskan arti disintergasi dan beri contohnya yang pernah terjadi dalam Negara Indoensia?
3. Jelaskan bentuk ancaman terhadap Negara di era orde lama dan orde baru
4. Jelaskan dua unsur utama masyarakat multikultural

Hambatan dan gangguan dalam membangun integrasi nasional

Kehidupan ekonomi yang sangat timpang bisa menjadi hambatan dalam


membangun persatuan dan kesatuan nasional, tidak mungkin persatuan akan
terwujud aapabila kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan masing banyak di
sekitar orang-orang yang berkecukupan, oleh sebab itu pembrantasan kemiskinan
adalah suatu jalan menuju integrasi bangsa.

1. Pengertian Hambatan dan Gangguan


Hambatan mempunyai arti menahan atau merintangi, sedangkan gangguan
mempunyai arti rintangan atau godaan yang menyebabkan ketidak normalan.
Usaha pemerintah untuk membangun integrasi nasional akan menemukan rintangan
dan tertahan oleh beberapa aspek penghalangnya. Berikut dalam uraian dibawah ini
dapat kita apakah yang menjadi hambatan dan gangguan dalam membangun
integrasi nasional tersebut.

Hambatan dan gangguan dalam membangunan integritas nasional akan ditemukan


berbagai masalah. Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan
multidimensional. Disintegrasi bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal
dan horizontal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, konflik
antara elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum dan
HAM serta kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah.

Problematika dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai
berikut :

1. a) Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah
daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara
tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar,
seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
2. b) Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau
penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi
bangsa, selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
3. c) Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah
dan penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil,
pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
4. d) Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya
konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama
yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu
perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah
agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.
5. e) Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam
bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda
faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam
masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang
diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan
yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan
dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar
partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti
dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
6. f) Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian
besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia
yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya
indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7. g) Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan
sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di
daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan
kelompok yang relatif terbelakang.
8. h) Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi
saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari
luar negeri, hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan
komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk
ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya.

2. Faktor-faktor penghambat integrasi


Adapun factor-factor penghambat integrasi,sebagai berikut:

1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor


kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama
yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan
luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri.
4. d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
5. e. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
6. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak
langsung.
g.Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak
tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media
elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau
fasilitas lengkap).
Faktor penghambat integrasi nasional, antaralain sebagai berikut:

1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen

2) Kurangnya toleransi antar golongan

3) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman, gangguan


dari luar

4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil


pembangunan

Perlu mengetahui karakteristik penyebab terjadinya ancaman disintegasi bangsa


yang terjadi saat-saat ini. Oleh karena itu maka dapat dianalisa melalui beberapa
faktor diantaranya sebagai berikut :Membangun Moral Siswa dengan Penanaman
Nasionalisme

1. Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme


2. Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa
3. Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi
4. Keanekaragaman masyarakat Indonesia
5. Konflik-konflik Pacsa Reformasi
6. Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis
7. Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa
8. Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku
9. Analisis terhadap Pengaruh Lingkungan Strategi
10. Analisis terhadap Pengaruh Otonomi Daerah
Penanaman moral sangat terkait dengan semua guru, orang tua, dan masyarakat.
Kalau dikaji secara detail, penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya
karena adanya penurunan akhlak dan kurangnya pemahaman terhadap nilai agama.
Penyebab kemerosotan moral sering terjadi karena kurangnya perhatian orang tua
sehingga anak merasa terabaikan. Penyebab lain yang besar peranannya terhadap
kemerosotan moral siswa adalah menurunnya rasa nasionalisme dalam diri siswa.

Di sisi lain, sibuknya pemerintah, para pejabat, pemerhati pendidikan, dan


masyarakat tentang persoalan ekonomi yang makin tidak menentu membuat kita
lupa untuk terus menanamkan rasa nasionalisme dalam diri siswa. Kenyataan ini
harus kita akui karena rasa nasionalisme sangat berpengaruh terhadap moral siswa.
Dengan rasa nasionalisme yang tinggi, anak akan lebih mencintai dirinya sendiri
sehingga kecil kemungkinannya mereka akan menjerumuskan dirinya untuk hal
yang tidak berguna. Terhadap sesama teman, mereka akan merasa senasib
seperjuangan sebagai bangsa Indonesia yang utuh. Adanya rasa persatuan dan
kesatuan yang tinggi antar anak membuat salah satu di antara mereka tidak tega
menyakiti yang lainnya.

Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keaneka


ragaman baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat
istiadat, serta kondisi faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap harus dipelihara.
Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak dikelola
dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, seperti
gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan yang dapat
mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.

Ditinjau secara demografi, jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak
merata, sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya
lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat
kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu pendidikan
yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan mudah
dipengaruhi oleh tokoh elit politik atau intelektual untuk mendukung kepentingan
pribadi atau golongan.

Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran


penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa,
selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.

Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap
menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara
keseluruhan dapat digali dan di kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu
didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan
masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan
perekonomian nasional.

Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya
yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa,
karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan
apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
hukum.
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila
tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak
selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini
yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang
relatif terbelakang.

3. Kembali Ke Pancasila
Berbagai persoalan yang muncul baik yang menyangkut politik, sosial budaya
maupun hukum yang melanda negara kita yang berpotensi mengancam disintegrasi
bangsa, sudah barang tentu kita sikapi secara arif dan bijaksana. Prinsip persatuan
dibutuhkan karena kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat plural. Keragaman
suku, bangsa, agama, dan budaya yang diwarisi oleh bangsa Indonesia dalam
sejarah mengharuskan bangsa Indonesia bersatu dengan seerat-eratnya dalam
keragaman. Keragaman merupakan kekayaan yang memang harus dipersatukan
(united), tetapi tidak dan bukan untuk diseragamkan (uniformed).

Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, serta cita-cita dan tujuan
bangsa Indonesia. Konsep bangsa Indonesia yang kaya dengan keragaman dan
memposisikan sebagai bangsa yang plural, dan dengan kenekaragaman tersebut
lah yang menjadikan sebuah identitas nasional bangsa Indonesia sekaligus menjadi
identitas kebangsaan. Kebanggaan kita akan sebuah identitas nasional itulah yang
dapat mewujudkan integrasi nasional. Revitalisasi ideologi Pancasila sebagai
pemberdayaan identitas nasional perlu dilakukan, karena didasari keyakinan bahwa
Pancasila merupakan simpul nasional yang paling tepat bagi Indonesia yang
majemuk

Untuk menanggulangi ancaman terhadap kesatuan negara Republik Indonesia ada


beberapa hal yang dapat dilakukan:

1. menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan,
agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia. Bila kita telah
merasakan indahnya kebersamaan, tidak ada yang akan mengkehendaki perpecahan.
2. menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada setiap
kebijaksanaan dan kegiatan. Dalam ucapan dan perkataan kita sehari – hari kadang tanpa
sengaja banyak kata – kata yang kita lontarkan sangat bernuansa SARA. Hal ini adalah
bibit – bibit konflik dan perpecahan secara horizontal. Penyelesaian konflik horizontal
yang bernuansa SARA harus diatasi melalui pendekatan hukum dan HAM.
Pancasila yang dimaksudkan sebagai dasar pencapaian tujuan negara, melahirkan
kaidah-kaidah penuntun, antara lain:

1. hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa baik secara teritorial
maupun ideologis. Hukum-hukum di Indonesia tidak boleh memuat isi yang berpotensi
menyebabkan terjadinya disintegrasi wilayah maupun idiologi.
2. hukum harus bersamaan membangun demokrasi dan nomokrasi. Hukum di Indonesia
tidak dapat dibuat berdasar menang-menangan jumlah pendukung semata tetapi juga harus
mengalir dari filosofi Pancasila dan prosedur yang benar.
3. membangun keadilan sosial. Tidak dibenarkan munculnya hukum-hukum yang
mendorong atau membiarkan terjadinya jurang sosial-ekonomi karena eksploitasi oleh
yang kuat terhadap yang lemah tanpa perlindungan negara. Hukum harus mampu menjaga
agar yang lemah tidak dibiarkan menghadapi sendiri pihak yang kuat yang sudah pasti
akan selalu dimenangkan oleh yang kuat.
4. membangun toleransi beragama dan berkeadaban. Hukum tidak boleh mengistimewakan
atau mendiskrimasi kelompok tertentu berdasar besar atau kecilnya pemelukan agama.
Indonesia bukan negara agama (yang mendasarkan pada satu agama tertentu) dan bukan
negara sekuler (yang tak perduli atau hampa spirit keagamaan). Hukum negara tidak dapat
mewajibkan berlakunya hukum agama, tetapi negara harus memfasilitasi, melindungi, dan
menjamin keamanannya jika warganya akan melaksanakan ajaran agama karena
keyakinan dan kesadarannya sendiri.

Pendalaman Materi
 Apakah arti hambatan dan gangguan?
 Apakah aspek yang mempengaruhi integrasi nasional?
 Jelaskanlah factor yang menghambat integrasi nasional?
 Bagaimana peranan Pancasila dalam membina integrasi nasional?
Potensi internal untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam
membangun integrasi nasional

Bangsa Indonesia memiliki potensi dalam membangun integrasi nasional, potensi


tersebut menjadi faktor-Faktor pendorong Integrasi nasional. Adapun faktor-faktor
pendorong integrasi nasional sebagai berikut:

1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.


2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
7. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia secara turun temurun.
Penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya karena adanya
penurunan akhlak dan kurangnya pemahaman terhadap nilai agama. Penyebab
kemerosotan moral sering terjadi karena kurangnya perhatian orang tua sehingga
anak merasa terabaikan. Penyebab lain yang besar peranannya terhadap
kemerosotan moral siswa adalah menurunnya rasa nasionalisme dalam diri siswa.

1. Membangun Moral Siswa dengan Penanaman Nasionalisme


Manusia tidak bisa lepas dari kata “moral”. Karena hanya manusia yang mempunyai
kesadaran untuk berbuat baik atau buruk. Bahwa kata “moral” mengacu pada baik
dan buruknya manusia terkait dengan tindakannya, sikapnya dan cara
mengungkapkannya. Sedangkan pengertian moral menurut Mahendra, adalah nilai-
nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.

Masalah moral harus diperhatikan setiap manusia, karena baik buruknya moral
setiap pribadi menentukan kualitas suatu bangsa. Nilai moral bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

Karena dengan nilai-nilai Pancasila kita dapat bertindak dan bersikap sebagai
makhluk Tuhan serta sebagai bagian dari komunitas sebuah Negara. Dalam
hubungannya dengan bangsa dan negara setiap pribadi juga dituntut untuk
mempunyai rasa kebangsaan atau nasionalisme.
Nasionalisme secara teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa
yang mempunyai sejarah, bahasa dan pengalaman bersama. Nasionalisme bangsa
Indonesia merupakan perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap Negara dan
tanah air berdasarkan Pancasila. Nasionalisme yang dilandasi Pancasila menuntun
kita untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang rasa, dan
merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.

Membangun moral dengan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini, terutama


pada siswa usia Sekolah Dasar (SD). Sebab di SD merupakan basic pendidikan,
sedangkan moral merupakan landasan utama dalam melakukan seluruh aktivitas
dalam kehidupan. Pergaulan siswa SD belum begitu komplek dibanding siswa SMP
atau SMA. Oleh karena itu jika penanaman moral dimulai sejak SD akan lebih
mengakar dan tertanam dalam diri siswa.

2. Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme


Arus globalisasi dan modernisasi membuat generasi muda hanyut dalam gaya hidup
dan sikap individualis, acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan tidak peduli
dengan tangung jawab moral. Banyak generasi muda yang hanyut dalam gemerlap
dunia, mengisi waktu untuk kesenangan pribadi tanpa memikirkan masa depannya.
Lebih menyedihkan lagi jika mereka lupa bahwa sebenarnya mereka adalah sumber
kekuatan moral yang diharapkan agar selalu menjunjung kebenaran sesuai hati
nurani dan berjiwa patriotisme. Jika pembangunan moral dengan nasionalisme ini
terlaksana, kemungkinan besar siswa tidak membuang waktu untuk hal yang tidak
berguna, apalagi merugikan diri sendiri.

Rasa nasionalisme dapat mendorong mereka untuk lebih menghargai nilai


kemerdekaan dan arti hidup dengan hal-hal yang positif. Terhadap sesama teman
akan ada rasa saling asih mengasih dan semangat untuk selalu bersatu sebagai
sesama anak bangsa, yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah air yang sama.
Mereka akan merasa bangga dengan adanya kemajemukan bangsa Indonesia
sebagai kekayaan yang harus dipertahankan. Kesadaran akan persatuan dan
kesatuan bangsa penting bagi generasi muda sebagai sistem nilai sehingga secara
moral mereka akan berbuat baik dalam setiap tindakan dan gerak hati nuraninya.
Lebih penting lagi mereka pandai melihat peluang untuk mencapai eminensi dalam
hidupnya, kesuksesan masa depannya.

Dampak positif nasionalisme telah tercatat sebagai prestasi gemilang dalam sejarah,
yaitu dengan lahirnya Boedi Oetomo 20 Mei dan peristiwa Sumpah Pemuda 1928,
yang mengandung nilai kesatuan. Selain itu Sumpah pemuda merupakan wujud
pengusungan faham nasionalisme, melalui penyatuan keinginan bersama untuk
membuat negeri ini merdeka.

Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa Permasalahan


konflik yang terjadi saat ini antar partai, daerah, suku, agama dan lain-lainnya
ditenggarai sebagai akibat dari ketidak puasan atas kebijaksanaan pemerintah
pusat, dimana segala sumber dan tatanan hukum dinegara ini berpusat. Dari segala
bentuk permasalahan baik politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan,
sebenarnya memiliki kesamaan yakni dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya sehingga menimbulkan ketidakpuasan
terhadap pemerintah pusat, terutama bila kita meninjau kembali kekeliruan
pemerintah masa lalu dalam menerapkan dan mempraktekkan kebijaksanaannya.

Dalam kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan nasional


dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa harus ditempatkan pada posisi
yang tepat sesuai dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu
untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan stabilitas
keamanan yang mantap dan dinamis dalam rangka mendukung integrasi bangsa
serta menegakkan peraturan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan Integrasi Nasional


Dalam upaya untuk mencapai integrasi nasional dengan cara menjaga keselarasan
antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi
masyarakat dalam proses integrasi nasional.

1. Peran Pemerintah
Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-
beda.

Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi


daerah.

Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban
warga negara.

1. Peran Masyarakat
1) Meminimalkan perbedaan dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki
oleh setiap budaya daerah.

2) Meminimalkan setiap potensi konflik yang timbul dalam masyarakat.

Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakukan oleh para guru di
sekolah dan para da’i serta pemuka di lingkungan masyarakat. Tetapi membuka
kembali sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia banyak terlupakan.
Padahal pengalaman nenek moyang dan para pejuang bangsa merupakan pelajaran
yang tak kalah besar peranannya dalam membentuk moral, watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat.

Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme merupakan


tanggung jawab semua kalangan masyarakat. Tidak hanya di bangku sekolah
sebagai lembaga pendidikan, penanaman rasa nasionalisme dapat dimulai dari
lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, sering kali memperdengarkan lagu-
lagu nasional di rumah atau lingkungan masyarakat dapat mempertebal rasa
nasionalisme.

Upaya mempertebal rasa nasionalisme juga dapat dilakukan dengan penayangan


film sejarah perjuangan bangsa di televisi. Karena ternyata media televisi lebih
menarik anak dari pada ceramah yang dilakukan guru dan pemuka masyarakat. Hal
ini dimaksudkan supaya anak-anak mengerti betapa berat perjuangan bangsa ini
untuk mencapai kemerdekaan.
Upaya lain misalnya dengan mengajak siswa dan memperkenalkan tempat-tempat
bersejarah seperti museum, mengakrabkan nama-nama dan gambar pahlawan
pejuang bangsa, atau mengajak siswa berziarah ke taman makam pahlawan. ziarah
ke makam pahlawan perlu dilakukan agar anak-anak menghargai jasa pahlawan dan
menumbuhkan jati diri mereka sejak dini.

Penanaman nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan cara membiasakan


memakai produk dalam negeri sehingga timbul rasa cinta untuk menghargai hasil
karya anak negeri sendiri. Dapat dikatakan, jika nasionalisme kita kurang kuat, akan
banyak produk-produk budaya luar yang menggeser produk budaya kita. Satu hal
yang tidak boleh dilupakan juga, bahwa generasi tua, dalam hal ini guru, harus bisa
menjadi panutan bagi generasi muda. Terlebih lagi anak pada usia dini, biasanya
memiliki figur yang ingin diteladani. Tidak dapat dipungkiri kalau figur tersebut
mempengaruhi pembentukan mental siswa yang sedang mencari jati diri

4. Upaya Mengatasi/ Membangun Integrasi


Integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang apabila:

1. Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang batas – batas territorial dari
Negara sebagai suatu kehidupan politik dimana mereka menjadi warganya.
2. Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan
aturan-aturan dari pada proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah
Negara.
Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh akan berkembang di
atas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat tersebut, yang
harus memiliki :

1. Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama merupakan warga dari suatu
bangsa.
2. konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus
diwujudkan atau diselenggarakan.
Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa harus diwujudkan atau
diselenggarakan untuk sebagian harus kita temukan dalam proses pertumbuhan
pancasila sebagai dasar falsafah atau ideology Negara. Secara yuridis-formal,
pancasila sebagai dasar falsafah Negara. Pada tingkat yang sangat umum telah
diterima sebagai kesepakatan nasional serta lahir bersamaan dengan kelahiran
Negara republic Indonesia sebagai Negara yang merdeka, bebas dari penjajahan
bangsa lain. Di dalam kenyataan, pancasila menjadi akar dalam sejarah
pertumbuhan gerakan nasionalisme.

Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain dan
dari negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga
keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrasi seperti sistem pendidikan
nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik harus tetap dilaksanakan
dengan mengingat bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita
yang majemuk.

Perlunya lembaga-lembaga pemersatu melalui pembangunan bangsa, yaitu


sebagai berikut :

1. Birokrasi Sipil dan Militer


Kekuatan militer (TNI), yang jika diperlukan dapat memakai penguasaan dan
monopolinya atas alat-alat kekerasan (alat peralatan perang – alat utama sistem
persenjataan) untuk mempertahankan dan bahkan untuk membangun negara
bangsa. Dalam kerangka pemikiran tradisional bahkan gejala universal kaum militer
di dunia, peranan militer sebagai benteng terakhir mempertahankan kebutuhan
negara bangsa. Hal ini dapat dilihat sikap keras dari militer terhadap gerakan-
gerakan separatis maupun kedaerahan (primodialisme).

Birokrasi militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami
kemajuan baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan
jabatan eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen. Dari segi etnik, baik TNI
maupun Polri dan PNS baik Pusat maupun daerah sudah meliputi semua etnik
group yang ada, sehingga melambangkan Bhineka Tunggal Ika.

2. Partai Politik.
Dalam sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat
dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer. Dengan
sistem Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem distrik dan
sistem proposional, sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili. Maka partai
politik mampu menjadi alat integrasi bangsa untuk menekan perlawanan etnik yang
minoritas).

3. Sistem Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional menjadi alat integrasi nasional sebagai alat pemersatu
baik melalui kurikulum nasiional, bahasa pengantar maupun sistem rekrutmen siswa,
mahasiswa maupun tenaga pengajar yang bersifat nasional. Dalam suasana
otonomi daerah sekarang ini diusahakan adanya ujian lokal tetapi yang berstandar
nasional, demikian juga walaupun ada ide untuk menambah muatan kurikulum
lokal/kedaerahan, namun tetap kurikulum inti mengajarkan ilmu sosial dan
humaniora yang bersifat integratif dan nasional.

Cara ini akan memudahkan integrasi ke dalam sistem nasional dan sosialisasi yang
sama untuk seluruh warga negara. Sedangkan alat integrasi yang lain adalah
rekrutmen siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar yang bersifat nasional dan multi
etnik, sehingga terjadi proses komunikasi, sosialisasi, asimilasi dan kulturasi dari
berbagai etnik di kalangan siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar..

4. Kemajuan Komunikasi dan Transportasi.


Peranan media masa nasional seperti koran, majalah, TVRI, RRI cukup penting di
Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak koran maupun media masa
lainnya yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya menjangkau sampai ke seluruh
kabupaten-kabupaten, begitu juga koran lokal yang mampu menembus pasar ke
daerah lainnya. Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami
perkembangan pesat sejak pemerintahan orde baru sampai sekarang.

Perkembangan yang cepat dalam bidang transportasi mengakibatkan terjadinya


mobilitas geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk
mobilitas penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar daerah,
nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas penduduk dan
turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa kesatuan dan
kebangsaan.

Faktor faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa :

1. Keutuhan dan kedaulatan wilayah negara dari Sabang sampai Merauke.


2. Pancasila dan UUD 1945 sebagai acuan dasar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Konsep wawasan nusantara dan ketahanan sebagai acuan operasional.
4. Kekayaan budaya bangsa Indonesia termasuk hasil hasil pembangunan.
Untuk dapat mengatasi masalah Tantangan dan permasalahan dalam upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa memerlukan kesadaran individu
maupun kesadaran besama atau kolektif.

1. Secara individual, masing-masing kita harus memiliki kesadaran bahwa ada perbedaan
diantara kita. Kesadaran bahwa kita beda, lalu diteruskan melalui dialog lewat interaksi
sosial untuk bias saling memberi dan saling menerima dalam kesetaraan. Lewat kesadaran
individual masing-masing kita mencoba untuk mencari dan merumuskan kesepakatan-
kesepakatan sosial tanpa harus kehilangan jati diri, karakteristik masing-masing. Ego dan
super ego untuk selalu berkuasa dan ingin tampil terbaik akan terakomudasi melalui
kesepakatan sosial yang terbangun. Pencerahan individu ini dapat dilakukan melalui
penyingkiran sumber derita dari keterasingan, adanya keinginan yang berlebihan, tahta,
nafsu atau dorongan, (hal ini memang sangat filosofis dan mengacu pada ajaran dan nilai
agama).
2. Secara besama atau kolektif, konflik sosial yang terjadi merupakan buah dari disparitas
sosial, eknomi dan politik yang berdampak adanya pengebiran terhak-hak sekelompok
orang oleh kelompok orang yang lainnya. Hal ini terjadi biasanya diawali oleh adanya
pengingkaran atas komitment atau kontrak sosial yang telah dibangun, adanya ketidak
adilan, ketidak setaraan dan sikap eklusivitas antar kelompok satu dengan yang lainnya.
Dalam menjaga keutuhan bangsa dan mencegak disintegrasi nasional adalah
sebagai berikut ;

1. Dalam kebijakan Negara harus dapat memberikan keadilan dan pemerataan ekonomi bagi
seluruh warganya. Dalam kasus Indonesia harus ada kebijakan untuk merestrukturisasi
penguasaan asset nasional yang tidak seimbang dengan memberi peluang bagi masyarakat
luas untuk mempunyai akses terhadap modal dari perbankan.
2. Dalam kebijakan Negara harus dapat mengatur suatu system politik yang mengakomodir
adanya perbedaan dengan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan. Dalam kasus
Indonesia system rekruitmen elit nasional baik eksekutif, legislative maupun yudikatif
sedapat mungkin harus dilakukan secara transparan serta susunan dan kedudukan antara
lembaga-lembaga Negara harus dapat mengatur dengan jelas batas-batas kewenangan
masing-masing lembaga tidak ada ketidak jelasan tumpang tindih kewenangan antar
lembaga Negara.
3. Dalam kebijakan Negara harus mengutamakan penegakan hukum dengan keharusan
menempatkan setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sam didepan hukum dan
memperoleh kepastian hukum secara adil.
4. Dalam kebijakan negara harus dapat mengatur dan menjamin pertahanan dan keamanan
Negara dalam segala segi baik dari struktur maupun infrastrukturnya.
5. Dalam kebijakan Negara harus dapat menjamin pemberian revenue bagi aparatur negara
karena hanya apabila terpenuhi kebutuhanya secara cukup aparatur Negara dapat bekerja
secar optimal dalam menjaga kelangsngan hidup Negara.

Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan


oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan
sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan
bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik
disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan
komposisi dan mekanisme parlemen.

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional


adalah sebagai berikut :

1. a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
2. b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
3. c) Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan
dari ancaman luar.
4. d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
5. e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
6. f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.
Pendalaman Materi:
1. sebutkan factor yang mendorong integrasi nasional?
2. Bagaimana cara menanamkan nasionalisme?
3. Jelaskan peran pemrintah dalam meweujudkan integrasi nasional?
4. Sebutkan lembaga-lembaga pemersatu bangsa dan apa peranannya?
5. Sebutkan factor yang memperkokoh persatuan bangsa?
6. Apakah yang harus kita lakukan untuk menanggulangi ancaman terhhadap Negara
Indonesia?

1. Toleransi dan harmoni keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara Indonesia

Manusia hanya akan mempunyai arti apabila bersama sama dengan manusia
lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan jika manusia hidup sendiri
tanpa orang lain. Secara kodrati manusia disamping mempunyai kekuatan juga
dilengkapi dengan kelemahan manusia juga memiliki sifat yang baik dan kurang
baik. Demi kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya manusia perlu mendapat
bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Oleh sebab itu manusia perlu hidup
bermasyarakat.

1. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin; tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar
membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang
emiliki pendapat berbeda. sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang
dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.

Toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan, adapun toleransi adalah


suatu sikap tenggang rasa kepada sesamanya. Bangsa Indonesia terdiri dari
bermacam macam suku yang mempunyai kebudayaan sendiri sendiri, memeluk
agama dan menganut kepercayaan yang berbeda beda akan tetapi mereka tetap
satu bangsa memiliki satu tanah air dan memiliki bahasa persatuan. Semboyan kita
yakni Bhineka Tunggal Ika.
Sifat dasar bangsa Indonesia yang amat menonjol adalah sifat sifat kekeluargaan,
musyawarah, percaya dan taat beribadah kepada tuhan, sifat ramah tamah, gotong
royong, suka menolong, dan toleransi adalah sifat yang harus kita miliki.

2. Menuju toleran yang hakiki


Kebahagiaan dalam kehidupan manusia akan tercapai apabila didasarkan atas
keselarasan dan keseimbangan. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia sikap
hormat menghjormati antar pemeluk agama perlu dikembangkan sehingga
kerukunan antar umat beragama dapat terjalin dengan baik.

Toleransi dalam pluralisme beragama


Agama merupakan suatu anugrah dari tuhan yang maha esa, diperuntukkan bagi
kemaslahatan, kebaikan, dan kesejahteraan umat beragama. Pluralitas adalah
kenyataan yang diciptakan oleh tuhan. Namun demikian umat manusia harus
menyadari dan menerima kenyataan ini untuk saling melengkapi dan memperkaya
pengalaman kehidupan bagi umat manusia. Oleh karna itu hidup rukun adalah tidak
bertengkar namun saling menghormati. Suasana seperti ini sangat kita butuhkan
dalam masyarakat dan menghindari sikap menang sendiri.

Toleransi dalam pluralisme budaya


Kebudayaan menunjuk kepada sederetan system pengetahuan yang dimiliki
bersama, kebiasaan, nilai nilai, peraturan, dan symbol yang berkaitan dengan tujuan
seluruh anggota masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik. Interaksi antara seni dan agama sudah lama menjadi kenyataan.
Agama merupakan sumber etika dan moralitas, seni adalah salah satu wahana yang
paling tepat untuk mempromosikan kehidupan beragama.

Toleransi dalam pluralisme suku


Pluralisme dapat dikatakan merupakan pengejewantahan moto Bhineka Tunggal
Ika. Mengembangkan pluralisme terbantahkan bahwabangsa Indonesia terdiri dari
banyak suku, banyak pula subsuku pedalaman. Pluralisme akan tumbuh subur dan
mewarnai kehidupan bangsa Indonesia jika kedepannya prinsip prinsip toleransi,
persamaan di muka hukum dan lain lain ditetapkan seksama tanpa perduli asal dan
warna terutama solidaritas terhadap mereka yang lemah.

Mayoritas melindungi minoritas


Masyarakat kita sejak dulu biasa hidup dalam alam yang memiliki aneka ragam
kepercayaan. Sejak awal perkembangan peradapannya sudah tumbuh kepercayaan
kepada tuhan, secara berturut turut datanglah agama agama yang sekarang banyak
kita kenal. Kedatangan agama tersebut tidak berarti kepercayaan dan agama yang
sudah ada sebelumnya hilang, tapi masih terus hidup dan berkembang. Semua
agama dan kepercayaan mengajarkan kebaikan supaya mereka saling menghormati
dan mencintai.

Toleransi dalam kaitannya dengan kerukunan di antara umat beragama, suku


budaya, dan golongan.

Norma agama mengajarkan kepada manusia untuk berbuat kebajikan kepada


sesama. karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki harkat dan
martabat sama serta memiliki akal dan budi yang mulia. Dengan akal dan budinya,
manusia wajib menjalin hubungan baik dengan lingkungan hidupnya, dengan sikap
saling menghormati dan saling mengasihi. Setiap manusia dikaruniai hak-hak asasi
yang harus dihormati olehorang lain. Manusia yang percaya dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa akan selalu berbuat baik dan bersikap toleran terhadap
manusia lain.

Mengatasi Masalah Umat Beragama di Indonesia

Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi


kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis
golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan meluasnya konflik akhir-akhir
ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam masyarakat.

Konflik-konflik agama yang terjadi di Indonesia,semua itu tentu saja tidak dapat kita
biarkan begitu saja,karena itu semua akan mengancam keutuhan dan persatuan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu upaya dalam mencegah
dan mengatasi masalah kerukunan antar agama masing-masing. Adapun langkah-
langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi semua masalah tersebut, antara
lain :

1. a) Meningkatkan kesadaran umat beragama terhadap perbedaan.


2. b) Menanamkan sikap tenggang rasa kepada sesama.
3. c) Saling hormat-menghormati antar pemeluk agama yang berbeda-beda.
4. d) Meningkatkan pengetahuan nilai-nilai agama masing-masing.
5. e) Menghilangkan sikap fanatic yang berlebihan, yang selalu mengagung-agungkan
agama sendiri secara berlebihan.
6. f) Meningkatkan sikap solidaritas terhadap sesama.
7. g) Menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
Jika semua upaya-upaya diatas dilakukan dengan penuh kesadaran, maka tidak
akan ada lagi masalah atau konflik antar pemeluk agama, karena pada hakekatnya
agama mengajarkan agar selalu hidup berdampingan.

Agama adalah tuntunan hidup yang kita terima sebagai sebuah kepastian hidup,
dengan beragama, maka kehidupan menjadi lebih nyaman dan terarah serta teratur.
Tidak ada lagi tindakan-tindakan anarkis yang mengatasnamakan kemanusiaan.

Agama menjadikan kita mengetahui segala hal yang baik, begitu juga segala hal
yang buruk bagi kehidupan kita dan masyarakat kita. Kehidupan kita menjadi lebih
baik sebab banyak tuntunan yang kita dapatkan dan banyak larangan yang
menjadikan kita mengetahui apa yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh
dikerjakan.

Termasuk dalam hal ini adalah penciptaan kondisi hidup penuh kerukunan antar
umat beragama, kita harus dapat menciptakan hidup dan kehidupan yang penuh
kerukunan agar nyaman dan tidak terjebak dalam sifat ego terkait dengan
kepercayaan, kita harus menciptakan kerukunan umat beragama dalam kehidupan
kita sehingga masyarakat kita menjadi masyarakat yang tenang dan aman.

Kerukunan umat beragama sangat menentukan kondisi kehidupan kita di


masyarakat, kita masing-maisng memegang teguh kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakat, maka masyarakat akan menjadi satu komunitas terbaik dan
mendukung peningkatan eksistensi diri. Masyarakat yang rukun adalah masyarakat
yang memungkinkan terciptanya sebuah komunikasi antar personal sebaik-baiknya
dan menghindarkan berbagai keburukan yang mungkin dapat tercipta.

Pendalam Materi
 Jelaskanlah pengertian dari toleransi?
 Bagaimana wujud toleransi dalam pluralism agama, suku dan budaya?
 Apakah penyebab timbulnya konflik umat beragama?
 Bagaiamana cara mengatasi konflik umat beragama?

RANGKUMAN

1. Ancaman menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti usaha yang dilaksanakan secara
konsepsional melalui tindakan politik atau kejahatan yang diperkirakan dapat
membahayakan tatanan serta kepentingan Negara.
2. Prinsip negara ber-Bhenika Tunggal Ika, yang mencerminkan bahwa Indonesia adalah
masyarakat multikultural tetapi masih terintregrasi ke-ikaan dan persatuan.
3. Hambatan mempunyai arti menahan atau merintangi, sedangkan gangguan mempunyai
arti rintangan atau godaan yang menyebabkan ketidak normalan. Usaha pemerintah untuk
membangun integrasi nasional akan menemukan rintangan dan tertahan oleh beberapa
aspek penghalangnya.
4. Faktor penghambat integrasi nasional, antaralain kurangnya penghargaan terhadap
kemajemukan yang bersifat heterogen, kurangnya toleransi antar golongan, kurangnya
kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman, gangguan dari luar dan adanya
ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
5. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan sebagainya.
6. Kerukunan hidup beragama adalah keharmonisan hubungan dalam dinamika pergaulan
dan kehidupan bermasyarakat yang saling menguatkan dan diikat oleh sikap pengendali
diri.
1. .Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2.Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia 3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah 4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.”.
2. 3. 1.6. Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap
negara dan upaya penyelesainnya di bidang Ipoleksosbudhankam dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika. 2.6. Mengembangkan nilai-nilai ketahanan terkait ancaman
terhadap negara dan upaya penyelesaiannya dibidang Ipoleksosbudhankam dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika 3.6. Menganalisis indikator ancaman terhadap negara dan
upaya penyelesaiannya di bidang ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika. 4.6. Menyaji hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesaiannya di bidang ipoleksosbudhankam.
3. 4. Materi pelajaran PPKn Kelas X Bab 6 adalah Ancaman terhadap Negara dalam
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, dengan Sub-Bab sebagai berikut. A.Ancaman terhadap
Integritas Nasional B.Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM C.Peran serta
Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Integritas Nasional
( materi-materi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP berdasarkan fakta,
konsep, prinsip dan prosedur ).
4. 5. A.Indikator Pencapaian Kompetensi 1). Membangun nilai-nilai Kerjasama dan Gotong
Royong yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dan upaya
penyelesainnya di bidang Ipoleksosbudhankam dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika 2).
Menganalisis ancaman terhadap integrasi nasional 3). Menyaji dan Mengkomunikasikan
hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang
Ipoleksosbudhankam.
5. 6. 1. Ancaman terhadap Integrasi Nasional  Ancaman bagi integrasi nasional tersebut
datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi
kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa ancaman militer dan non-militer. Nah,
untuk menjawab rasa penasaran kalian, berikut ini diuaraikan secara singkat ancaman
yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang berupa ancaman militer maupun non-milter.
6. 7. a .Ancaman Militer  Ancaman militer berkaitan ancaman di bidang pertahanan dan
keamanan. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat
berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase,
spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara.
7. 8. bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi adalah tindakan
pelanggaran wilayah ( wilayah laut, ruang udara dan daratan ) Indonesia oleh negara
lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka
berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Ancaman militer dapat pula terjadi dalam
bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut pada dasarnya merupakan
ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam negeri, tetapi
pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh kekuatan asing, baik secara
terbuka maupun secara tertutup.
8. 9. b. Ancaman Non-Militer  Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang
menggunakan faktor- faktor non-militer dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh
negatif dari globalisasi.
9. 10. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara
disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif yang kemudian menjadi
ancaman bagi keutuhan sebuah negara, termasuk Indonesia. Ancaman non-militer
diantaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. Ancaman
adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
10. 11. 1. Ancaman di Bidang Ideologi  Secara umum Indonesia menolak dengan tegas
paham komunis dan zionis. Akibat dari penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari
negara- negara komunis dapat dikatakan tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia,
kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil ukurannya. Akan tetapi, meskipun
demikian bukan berarti bangsa Indonesia terbebas dari pengaruh paham lainnya,
misalnya pengaruh liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung
mengarah pada kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual.
11. 12. Globalisasi ternyata mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang
hal ini mempengaruhi pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut.
Akan tetapi, pada umumnya pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif, misalnya
dalam gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas yang cenderung mengaruh
pada dilakukannya perilaku seks bebas dan sebagainya. Hal tesebut tentu saja apabila
tidak diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang
sesungguhnya.
12. 13. 2. Ancaman di Bidang Politik  Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar
negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh
suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik
yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.
13. 14. Kedepan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih
berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-
militer untuk menghadapinya. Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari
dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik
untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan
bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di dalam negeri.
14. 15. 3. Ancaman di Bidang Ekonomi Pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat
menjadi ancaman kedaulatan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi diantaranya :
 Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara. Hal ini
mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional,
karena kalah bersaing dengan barang- barang dari luar negeri.
15. 16. MADE IN INDONESIA KALAH TENAR DENGAN HP LUAR NEGERI
16. 17.  Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing,
seiring dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia,
yang pada akhirnya mereka dapat mendikte atau menekan pemerintah atau bangsa kita.
Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.
17. 18.  Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan
bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang
kalah dan yang menang. Pihak yang menang akan dengan leluasa memonopoli pasar,
sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas.
18. 19.  Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya
semakin ditinggalkan, sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah
dikendalikan.
19. 20.  Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang
seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan
kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran
tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi
menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu
negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial ekonomi
masyarakat semakin bertambah buruk
20. 21. 4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya  Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik
pangkal timbulnya permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan
bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
21. 22. Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi,
diantaranya adalah : 1). Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi
barang- barang dari luar negeri. 2). Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi
dianggap sebagai suatu nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka
memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut,
meskipun harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-
mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya.
22. 23. PUNK LUAR NEGERI PUNK INDONESIA
23. 24. 3).Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat
menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu menghardik
pengemis, pengamen dan sebagainya. 4).Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya
hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu,
seperti meniru model pakain yang biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya
bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku misalnya memakai rok mini,
lelaki memakai anting-anting dan sebagainya.
24. 25. 5). Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial. 6). Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan
25. 26. 1. Pada hakikatnya kebhinekaan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah
potensi sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena … a) mudah
tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit b) membuat penduduk Indonesia
berbeda pendapat yang lepas kendali, c) dapat menjadi ledakan yang akan mengancam
integrasi nasional d) dapat menjadi ledakan yang akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa. e) memiliki kekayaan melimpah baik kekayaan alam maupun
kekayaan budaya
26. 27. 2. Kebhinekaan bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan
ancaman, karena dengan adanya kebhinekaan … a) mudah tumbuhnya perasaan
kedaerah yang amat sempit b) membuat penduduk Indonesia berbeda pendapat yang
lepas kendali, c) dapat menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional d)
dapat menjadi ledakan yang akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. e)
membuat bangsa Indonesia bangsa yang besar karena memiliki kekayaan yang
melimpah
27. 28. 3. Posisi negara Indonesia yang berada di tengah-tengah dunia dimana dilewati garis
khatulistiwa, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada diantara dua
samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik, jika ditinjau dari aspek penduduk berada
diantara … a) idiologi komunisme di utara dan liberalisme di selatan b) kebuadayaan
timur di utara dan kebudayaan barat di selatan c) sistem ekonomi sosialis di utara dan
sistem ekonomi kapitalis di selatan d) daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan. e) demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan
28. 29. 4. Posisi negara Indonesia dimana dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua
dan dua samudera, jika ditinjau dari aspek kebudayaan dunia adalah … a) terletak
antara idiologi komunisme di utara dan liberalisme di selatan b) berada diantara
kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan c) berada diantara daerah
berpenduduk padat di utara dan daerah berpenduduk jarang di selatan. d) berada
diantara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi kapitalis di selatan e)
berada diantara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara) dan demokrasi
liberal di selatan
29. 30. 5. Posisi negara Indonesia dimana dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua
dan dua samudera , jika ditinjau dari aspek Ideologi, dimana Ideologi Pancasila berada
diantara … a) idiologi komunisme di utara dan liberalisme di selatan b) kebuadayaan
timur di utara dan kebudayaan barat di selatan c) daerah berpenduduk padat di utara
dan daerah berpenduduk jarang di selatan. d) sistem ekonomi sosialis di utara dan
sistem ekonomi kapitalis di selatan e) demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian
utara) dan demokrasi liberal di selatan
30. 31. 6. Posisi negara Indonesia dimana dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua
dan dua samudera , jika ditinjau dari aspek Sistem pertahanan dan keamanan, dimana
Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada diantara … a) kebuadayaan timur di
utara dan kebudayaan barat di selatan b) sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem
ekonomi kapitalis di selatan c) daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan. d) demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan e) sistem pertahanan continental di utara dan sistem
pertahanan maritim di barat, selatan dan timur
31. 32. 7. Posisi negara Indonesia dimana dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua
dan dua samudera, jika ditinjau dari aspek demokrasi, dimana demokrasi Pancasila
berada diantara … a) kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan b)
sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi kapitalis di selatan c) daerah
berpenduduk padat di utara dan daerah berpenduduk jarang di selatan. d) demokrasi
rakyat di utara ( Asia daratan bagian utara ) e) demokrasi liberal di selatan sistem
pertahanan continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan
timur
32. 33. 8. Usaha pertahanan dan keamanan negara dalam rangka mengatasi ancaman yang
datang dari luar dilaksanakan melalui … a) sistem pertahanan sipil b) sistem keamanan
oleh Polri c) sistem pertahanan negara oleh TNI d) mobilisasi segenap angkatan perang
yang ada e) sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
33. 34. 9.Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan
ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsal. Untuk mewujudkan
hal tersebut dapat dilakukan dengan, kecuali … a) Mempererat kerjasama dengan
sesama negara berkembang b) Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat
produksi domestik c) Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan
rakyat. d) Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia
dan WTO. e) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.
34. 35. 10. Pancasila dapat dijadikan sarana dalam menghadapi pengaruh dari luar yang
dapat membahayakan kelangsungan hidup sosial budaya, bangsa Indonesia, dalam
bentuk … a) Wahana pengintegrasian seluruh unsur kebudayaan nasional dan
kebudayaan yang berasal dari luar b) Filter terhadap budaya negatif yang akan masuk
dan menyesuaikannya dengan sendi- sendi budaya nasional c) Sarana untuk
memadukan dan menyatukan seluruh unsur budaya luar yang masuk yang
menguntungkan Negara d) Penyaring tehadap budaya-budaya yang menguntungkan
secara ekonomi dan berdampak pada ekonomi rakyat e) Pemersatu budaya luar yang
masuk dengan budaya nasional yang bersifat dinamis dan memperkaya kebudayaan
nasional
35. 36. 1. E 6. E 2. E 7. D 3. D 8. E 4. B 9. E 5. A 10. B
36. 37. 1. Pada dasarnya konsep Integrasi nasional secara politis mengandung arti .... a.
Proses menyelaraskan unsur-unsur negara sehingga mencapai satu kesatuan b. Proses
penyatuan berbagai budaya daerah menuju kesatuan kebudayaan nasional c. Proses
menyerasikan unsur-unsur sosial politik dalam kesatuan wilayah nasional d. Penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang
membentuk suatu identitas nasional e. Proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan.
37. 38. 2. Dibawah ini yang bukan merupakan faktor pendorong tercapainya integrasi
nasional adalah...... a. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa
Indonesia b. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor
sejarah c. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas dan toleransi
keagamaan yang kuat d. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya
semangat nasionalisme dikalangan bangsa Indonesia e. Adanya ideologi nasional yang
tercermin dalam simbol negara yaitu garuda pancasila dan semboyan bhinneka Tunggal
ika
38. 39. 3. Dibawah ini yang merupakan faktor pendukung tercapainya integrasi nasional
adalah...... a. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonesia
b. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah c.
Adanya semangat persatuan dan kesatuan bangsa, bahasa dan tanah air Indonesia d.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme
dikalangan bangsa Indonesia e. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol
negara yaitu garuda pancasila dan semboyan bhinneka Tunggal ika
39. 40. 4. Keberagaman harus membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi
dan sikap saling menghargai. Oleh karena itu diperlukan adanya..... a. Komitmen
persatuan bangsa dalam keberagaman b. Komitmen untuk membangun daerahnya
masing-masing c. Komitmen untuk mensejahterakan rakyat di daerah tertinggal d.
Komitmen untuk memajukan daerahnya dalam bingkai persatuan e. Komitmen persatuan
antara sesama umat seagama dengan semangat ukhuwah
40. 41. 5. Persatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat
agar dapat mewujudkan hal-hal berikut ini, kecuali.... a. Pembangunan berjalan lancar b.
Pergaulan antar sesama yang lebih akrab c. Kehidupan yang serasi, selaras dan
seimbang d. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah e. Terbentuknya satu
masyarakat yang sama ras, agama, suku dan bahasa
41. 42. 6. Persatuan dan kesatuan bangsa sangat penting bagi bangsa Indonesia, hal itu
karena.... a. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang toleransi b. Bangsa Indonesia
adalah bangsa yang beragam c. Bangsa Indonesia memiliki semboyan bhinneka tunggal
ika d. Pengalaman sejarah Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa barat selama
350 tahun. e. Dengan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk akan
menjadi kokoh dan kuat
42. 43. 7. Momentum yang merupakan konsensus nasional yang merupakan konsep
integrasi bangsa Indonesia menjadi suatu bangsa yang resmi dan berdaulat adalah… a.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. b. Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 c. Penetapan Pancasila pada tanggal 17 Agustus 1945 d. Penetapan UUD
NRI Tahun 1945 pada tanggal 17 Agustus 1945 e. Dimasukannya Burung Garuda
sebagai Lambang Negara Republik Indonesia
43. 44. 8. Pada dasarnya integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa
yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan
budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horizonntal. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh … a. John Locke b. Myron Weiner c. Howard Wriggins d. Nazaruddin
Sjamsuddin e. J. Soedjati Djiwandono
44. 45. 9. Dibawah ini adalah merupakan salah satu syarat keberhasilan suatu integrasi
pada suatu Negara, kecuali … a. Nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial. b. Norma-norma dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial. c. Adanya konsensus nasional dalam rangka
kepemimpinan nasional yang otoritarian d. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa
mereka berhasil saling mengisi kebutuhan- kebutuhan satu dengan lainnya. e.
Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
45. 46. 10. Dibawah ini merupakan pernyataan yang menunjukan hubungan antara integrasi
nasional dengan pelanggaran hak dan kewajiban … a. Pelanggaran haknya orang akan
menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang haknnya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan haknya b. Pelanggaran hak orang akan
menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang haknya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan haknya c. Pelanggaran hak orang akan
menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang haknya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan kewajibannya. d. Pelanggaran kewajiban orang
akan menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang kwajibannya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan haknya e. Pelanggaran kewajiban orang akan
menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang yang kwajibannya dilanggar
kemungkinan tidak akan menjalankan kewajibannya

. Pengertian ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terhadap Integrasi Nasional


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman bisa berbentuk tindakan fisik atau nonfisik, baik
secara terang-terangan (menifest) atau secara tertutup (latent). Ancaman bagi integrasi
nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai
dimensi kehidupan.
Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan menggugah
kemampuan. Wujudnya bisa berbentuk tindakan fisik atau nonfisik yang diakukan baik
secara manifest atau latent.
Hambatan adalah usaha yang diakukan dari diri sendiri yang bersifat atau
bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.Wujudnya bisa
berbentuk tindakan fisik atau nonfisik yang diakukan baik secara manifest atau latent.
Gangguan adalah usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional(tidak terarah). Wujudnya bisa
berbentuk tindakan fisik atau nonfisik yang diakukan baik secara manifest atau latent.

B. Macam-macam ancaman terhadap negara


Ancaman bagi Integrasi nasional datang dari luar maupun dari dalam maupun dari
dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman tersebut
biasanya berupa ancaman militer dan non-miiter.
1. Ancaman militer
Ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang
mempunyai kemampuan yang membahayakan segenap bangsa. Ancaman ini diniai
mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman miiter bisa berupa :
a. Agresi/invasi.
Agresi, yaitu serangan bersenjata dari negara lain terhadap negara RI.Agresi berupa
penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terahadap kedulatan negara, keutuhan
wilayah , dan keselamatan segenap bangsa. Agresi mempunyai bentuk-bentuk dari yang
berskala paling besar sampai dangan yang terendah. Invansi merupakan bentuk agresi yang
berskala besar menggunakan kekuatan militer yang bersenjata yang dikerahkan untuk
menyerang dan menduduki wilayah negara lain.
b. Pelanggaran wilayah
Pelanggaran wilayah yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain. Hal ini juga pernah
dilakukan Indonesia. Ada negara yang pernah mengakui wilayah Indonesia sebagai wilayah
mereka. Bahkan kasus ini telah dibawa ke Mahkamah Internasional. Sebagai negara yang
memiliki wilayah yang sangat luas, tentu berpotensi terjadi pelanggaran.
c. Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan bersenjata termasuk ancaman militer yang harus mendapat penanganan yang
serius. Pada dasarnya pemberontakan bersenjata yang terjadi di Indonesia merupakan
ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam negeri. Meskipun
demikian, ada juga pemberontakan yang dilakukan dengan dukungan dari pihak luar negeri
baik secara material maupun persediaan persenjataan dan dilakukan baik secara terbuka
maupun secara tertutup.
d. Sabotase
Sabotase yang dilakukan pihak lain untuk merusak instaasi penting dan objek vital nasional.
Setiap negara pasti mempunyasi sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis yang
rawan terhadap aksi sabotase. Misalnya objek vital yang dimiliki Indonesia yang harus
mendapat perlindungan ekstra, misalnya istana negara, gedung MPR/DPR , tempat wisata,
dan tempat pengelolaan sumber daya alam.
e. Spionase
Spionase merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan oleh agen-agen rahasia dalam
mencari dan mendapatkan rahasia pertahanan negara dari negara lain. Kegiatan spionase
dilakukan secara tertutup menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Spionase
diperlukan penanganan secara khusus untuk melindungi kepentingan pertahanan dari
kebocoran yang akan dimanfaatkan oleh pihak lawan.
f. Aksi Teror Bersenjata
Beberapa tahun belakangan ini kita sering dikejutkan dengan pemberitaan adanya aksi teror
yang dilakukan dengan persenjataan yang lengkap dan canggih. Aksi ini dilakukan secara
terbuka. Aksi teror ini dapat dikatakan sebagai bentuk terorisme yang mengancam
keselamatan bangsa dengan menebarkan rasa ketakutan dan trauma serta menimbulkan
korban tanpa mengenal rasa perikemanusiaan.
g. Ancaan Keamanan Laut dan Udara
Gangguan di laut dan udara merupakan bentuk ancaman militer yang mengganggu stabilitas
keamanan wilayah nasional Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang memiliki wilayah
perairan dan wilayah udara terbentang luas menjadikan pelintasan transportasi dunia yang
padat, baik transportasi meritim maupun dirgantara. Hal ini berimplikasi terhadap tingginya
potensi gangguan ancaman keamanan laut dan udara. Ancaman keamanan laut dan udara
yang perlu diwaspadai antara lain sebagai berikut :
1) Pembajakan atau perompakan;
2) Penyelundupan narkoba, senjata, amunisi, dan bahan peledak atau bahan lain yang
membahayakan keselamatan bangsa;
3) Penangkapan ikan secara ilegal atau pencurian kekayaan laut.
h. Konflik Komunal
Konflik komunal yang terjadi antarkelompok masyarakat yang dapat membahayakan
keselamatan bangsa misalnya perang saudara antarkelompok bersenjata.
2. Ancaman Nonmiliter
Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang menggunakan faktor-faktor non militer
yang diniai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nonmiliter tidak berbentuk fisik
dan tidak terlihat. Faktor penyebab ancaman ini adalah pengaruh negatif dari globalisasi.
Contoh ancaman nonmiliter seperti pengaruh gaya hidup (lifestyle) kebarat-baratan, sudah
tidak mencintai budaya sendiri, tidak menggunakan produk dalam negeri, dan sebagainya.

C. Macam bentuk tantangan terhadap negara


a. Percobaan invasi asing
Percobaan invasi asing adalah merupakan salah satu tantangan dalam menjaga keutuhan
NKRI. Beberapa perwujudan percobaan Invasi Asing :
1) Manuver yang dilakukan oleh angkatan bersenjata negara tetangga di wiayah NKRI.
2) Penangkapan neayan Indonesia oleh Tentara Malaysia dan Australia.
3) Hukuman mati wraga negara Indonesia dan tenaga kerja Indonesia di negara lain
4) Kedatangan imigran gelap di Indonesia
b. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Contoh korupsi misalnya seseorang yang menggunakan uang milik rakyat atau negara untuk
kepentingan dirinya sendiri. Contoh kolusi misalnya seseorang yang ingin mencari pekerjaan
dengan cara menyogok, kong-kalikong dengan orang kepercayaan di kantor dimana dia ingin
kerja. Contoh nepotisme misalnya seorang pejabat, bila instansi yang sipimpinnya menerima
calon pegawai, dia mendahulukan menerima pegawai dengan mendahulukan saudara atau
kerabat dekatnya terlebih dahulu, baru yang lain.
c. Kriminalitas
Kriminalitas dapat menimbulkan rasa tidak aman bagi masyarakat seperti rasa ketakutan yang
tinggi, timbul rasa curiga kepada lingkungannya, rendahnya kepercayaan mesyarakat kepada
aparat, dan terjadi pertikaian dengan pihak-pihak yang tidak jela untuk masalah yang tidak
jelas. Contoh tindak kriminal :
1) Perang antar suku
2) Demonstrasi yang anarkis
3) Perkelahian pelajar
4) Gerakan sparatis
5) Bom bunuh diri

D. Macam bentuk hambatan terhadap negara


a. Konflik dan persaingan
b. Penyaahgunaan narkoba dan miniman beralkohol
c. Kriminalitas
d. Kemiskinan
e. Ekskusivitas kelompok
f. Penetrasi budaya dan ideologi
g. Separatisme
E. Macam bentuk gangguan terhadap negara
a. Sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang beragam memicu muncunya kesenjangan dan
keompok-kelompok eksklusif yang tidak mau berinteraksi dengan kelompok lainnya.
b. Sumber daya alam yang minus menyebabkan masyarakat bertindak apa saja untuk memenuhi
kebutuhan hidup, di antaranya meanggar kebijakan negara dan mengambil hak milik orang
lain
c. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap ancaman, gangguan dari uar
d. Rendahnya rasa aman dan tenteram yang dirasakan masyarakat, dll.
F. Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
1. Ancaman di Bidang Ideologi
Ancaman di bidang Ideologiadalah ancaman yang dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara sehingga akan mengancam terhadap
dasar falsafah Negara yaitu Pancasila. Adanya berbagai paham ideologi lain tetap menjadi
ancaman bagi bangsa Indonesia. Apaagi dengan adanya globalisasi yang dengan mudahnya
membawa pengaruh dari satu negara ke negara lain. Globalisasi seakan meyakinkan kepada
masyarakat dunia bahwa liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan
kemakmuran. Hal ini dapat memengaruhi pemikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik
pada ideoogi tersebut. Akan tetapi, hal ini akan berdampak negatif, misalnya dalam gaya
hidup yang diiputi kemewahan, budaya konsumtif, serta pergaulan bebas.
2. Ancaman di Bidang Politik
Ancaman di bidang Politik adalah setiap usaha dan kegiatan baik dalam negeri maupun luar
negeri yang dikategorikan sebagai hal yang membahayakan dan memecah belah persatuan
dengan mengatas namakan politik. Ancaman di bidang politik bisa berasa dari dalam negeri
maupun luar negeri. Ancaman yang berasal dari dalam negeri, misalnya Aksi demonstrasi
yang menunjukkan penolakan terhadap suatu rezim pemerintahan. Sedangkan ancaman yang
berasal dari luar negeri misalnya intimidasi.
3. Ancaman di Bidang Ekonomi
Ancaman di bidang Ekonomi adalah setiap usaha dan kegiatan baik internal maupun
eksternal yang dapat mengancam kesejahteraan masyarakat dan kehidupan perekonomian
yang adil dan merata. Perekonomian di setiap negara bertujuan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan kehidupan perekonomian yang adil dan merata. Ancaman di didang ekonomi
bagi bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. Masuknya barang-barang luar negeri
b. Terjadi persaingan bebas
c. Bangsa asing akan menanamkan modalnya di Indonesia, sehngga membuat perekonomian
Indonesia menjadi di kuasai bangsa asing
4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Sosial adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka)yang sebagian besar berinteraksi antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Sedang, Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Ancaman di
bidang sosial budaya bisa berasa dari dalam atau luar negeri.
Dari dalam negeri : Dari luar negeri :
a. Isu kemiskinan a. Munculnya gaya hidup konsumtif
b. Keterbelakangan b. Adanya sikap individualisme
c. Kebodohan c. Muncul gejala westernisasi
d. Ketidakadilan

5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negaradan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Sedang, Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat dimengerti sebagai
suasana "bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan".
G. Peran Serta Masyarakat untuk MengatasiBerbagai Ancaman dalamMembangun
Integrasi Nasional
Sebelumnya kita akan mebahas tentang kesadaran bela negara. Bela negara
merupakan wujud keikutsertaan warga negara dalam mengatasi berbagai anacaman dalam
membangun integrasi nasional. Peran serata dan kesadaran masyarakat mempunyai makna
bahwa individu harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri
yang dilandasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa dan negara Indonesia
untuk mengatasi ancaman dalam membangun integrasi nasional.

Contoh upaya bela negara yang dilakukan oleh kita semua di berbagai lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan juga negara. Dan berikut ini
beberapa contoh upaya bela negara di berbagai lingkungan :

1. Contoh upaya bela negara di lingkungan keluarga


a. Mengembangkan sikap saling mengasihi, saling menolong, saling menghormati dan
menghargai antar anggota keluarga.
b. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
c. Membentuk keluarga yang sadar hukum
d. Menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga
e. Saling mengingatkan kepada sesama anggota keluarga apabila ada yang akan berbuat
kejahatan, misalnya : minum minuman keras di rumah dan lain sebagainya.
f. Memberikan pengertian kepada anak supaya cinta kepada tanah air dan mencintai produk-
produk dalam negeri
g. Memberikan pengertian kepada anggota keluarga agar selalu berusaha untuk selalu
menggunakan produk-produk dalam negeri
h. Menjaga nama baik keluarga dengan perilaku yang terpuji
i. Saling mengingatkan sesama anggota keluaraga untuk selalu patuh pada hukum yang berlaku
j. Menciptakan keluarga yang sadar dan patuh terhadap hukum/peraturan yang berlaku
2. Contoh upaya bela negara di lingkungan sekolah
a. Meningkatkan imtaq dan iptek
b. Membudayakan GDN (Gerakan Disiplin Nasional) di sekolah meliputi : budaya tertib,
budaya bersih, dan budaya kerja/belajar
c. Mengembangkan kepedulian sosial di sekolah, misalnya dengan keihklasan mengumplkan
dana sosial, infak, zakat, shodaqoh, untuk membantu warga sekolah yang membutuhkan.
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah
e. Menjaga nama baik sekolah dengan tidak melakukan perbuatan yang berdampak negatif bagi
sekolah dan sebagainya
f. Belajar dengan giat terutama pada materi Pendidikan Kewarganegaraan
g. Belajar dengan giat supaya mendapatan prestasi yang baik
h. Saling mengingatkan sesama siswa apabila ada yang akan melanggar peraturan sekolah
i. Menjadi siswa yang berprestasi dan mengharumkan nama baik sekolah dan negara.
3. Contoh upaya bela negara di lingkungan masyarakat
a. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tolong menolong antar warga negara masyarakat.
b. Bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
c. Meningkatan kegiatan gotong royong dan semangant persatuan dan kesatuan
d. Menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan siskamling/ronda
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan tentram dalam masyarakat
f. Menghargai adanya perbedaan dan memperkuat persamaan
g. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama
h. Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, dll.
4. Contoh upaya bela negara di lingkungan negara
a. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku
b. Mengamalkan nilai-nila yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
c. Membayar pajak tepat pada waktunya
d. Mendukung program GDN, GNOTA, dan wajib belajar 9 tahun
e. Memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa
f. Bersikap selektif terhadap masuknya budaya asing ke Indonesia dan lain sebagainya.
g. Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam suatu negara pastinya memiliki berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan baik yang berasal dari daam negeri mauun luar negeri. Ancaman tersebut bisa
berupa ancaman militer maupun non militer. Sehingga peran serta masyarakat untuk
mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional sangat diperlukan untuk
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
. Ancaman terhadap Integrasi Nasional
Posisi silang yang diberikan Tuhan kepada negara Indonesia tidak hanya meliputi aspek
kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial, antara lain:
1. Penduduk Indonesia berada di antara daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan.
2. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
3. Demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan.
4. Ekonomi Indonesia berada di antara sistem ekonomi sosialis di utara dansistem ekonomi
kapitalis di selatan.
5. Masyarakat Indonesia berada di antara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
6. Kebudayaan Indonesia berada di antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di
selatan
7. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan continental
di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.
Dengan demikian, maka posisi silang Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman
bagi integrasi nasional bangsa Indonesia. Apa sebenarnya yang menjadi ancaman bagi integrasi
nasional negara Indonesia? Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar
maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman
tersebut biasanya berupa ancaman militer dan non-militer. Mengapa ancaman perlu diketahui?
Nah, untuk menjawab rasa penasaran dan menambah pengetahun kalian, berikut ini
uraian secara singkat ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang berupa ancaman
militer maupun non-milter.

1. Ancaman di Bidang Militer


Perkembangan persenjataan militer di setiap negara terus ditingkatkan. Bahkan ada negara
yang memiliki senjata pemusnah massal yang berbahan kimia dan nuklir. Aktivitas ini merupakan
ancaman militer yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir. Ancaman ini dinilai
mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa.
Kekuatan senjata ini dapat digunakan untuk melakukan agresi/invasi, pelanggaran wilayah,
pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan
laut dan udara.
Suatu negara yang melakukan agresi dikategorikan sebagai ancaman kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan suatu bangsa. Agresi ini mempunyai bentuk- bentuk mulai
dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah. Invasi merupakan bentuk agresi
yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan
untuk menyerang dan menduduki wilayah negara lain. Bangsa Indonesia pernah merasakan
pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak
dua kali, yaitu pada agresi militer I dari tanggal 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947 dan agresi
militer II tanggal 19 Desember 1948

Selain itu, bentuk ancaman militer yang sering terjadinya cukup tinggi adalah tindakan
pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan). Buktinya wilayah negara kita
pernah ada yang dicaplok dan diakui oleh negara lain. Hal ini menjadi konsekuensi bagi
Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka sehingga berpotensi terjadinya
pelanggaran wilayah.Pemberontakan bersenjata juga menjadi ancaman militer yang harus serius
ditangani oleh bangsa Indonesia. Pada dasarnya pemberontakan bersenjata yang terjadi di
Indonesia merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam
negeri. Namun, tidak menutup kemungkinan pemberontakan bersenjata tersebut disokong oleh
kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup.

Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan bentuk


ancaman militer yang dapat merongrong kewibawaan negara dan jalannya roda pemerintahan.
Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia pernah mengalami sejumlah aksi pemberontakan
bersenjata yang dilakukan oleh gerakan radikal, seperti DI/TII, PRRI, Permesta, Pemberontakan
PKI Madiun, serta G-30-S/PKI. Sejumlah aksi pemberontakan bersenjata tersebut tidak hanya
mengancam pemerintahan yang sah, tetapi juga mengancam tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945.
Negara Indonesia mempunyai fungsi pertahanan negara yang ditujukan untuk memberikan
perlindungan terhadap warga negara, objek-objek vital nasional, dan instalasi strategis dari
kemungkinan aksi sabotase. Hal ini memerlukan kewaspadaan yang tinggi didukung oleh
teknologi yang mampu mendeteksi dan mencegah secara dini. Indonesia memiliki sejumlah
objek vital nasional dan instalasi strategis yang rawan terhadap aksi sabotase sehingga harus
dilindungi, seperti istana negara, gedung MPR/DPR, tempat wisata, dan tempat pengelolaan
sumber daya alam.
Spionase merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan oleh agenagen rahasia dalam mencari
dan mendapatkan rahasia pertahanan negara dari negara lain. Kegiatan spionase dilakukan
secara tertutup dengan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena
kegiatan ini tidak mudah dideteksi, maka spionase merupakan bentuk ancaman militer yang
memerlukan penanganan secara khusus untuk melindungi kepentingan pertahanan dari
kebocoran yang akan dimanfaatkan oleh pihak lawan Baru-baru ini kita dikejutkan
dengan adanya aksi teror di Ibu Kota Jakarta, yaitu Bom Thamrin. Aksi teror ini dilakukan secara
terbuka di tengah kesibukan masyarakat. Aksi teror bersenjata ini memakan banyak korban, baik
dari kepolisian dan masyarakat. Aksi teror ini merupakan bentuk kegiatan terorisme yang
mengancam keselamatan bangsa dengan menebarkan rasa ketakutan yang mendalam serta
menimbulkan korban tanpa mengenal rasa perikemanusiaan.

Sasaran aksi teror bersenjata dapat menimpa siapa saja, sehingga sulit diprediksi dan ditangani
dengan cara-cara biasa. Perkembangan aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris pada
dekade terakhir meningkat cukup pesat dengan mengikuti perkembangan politik, lingkungan
strategis, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, segala bentuk teror harus
dicegah dan dibasmi agar kententraman masyarakat tidak terganggu Selanjutnya, gangguan
keamanan di laut dan udara juga perlu mendapatkan perhatian. Gangguan di laut dan udara
merupakan bentuk ancaman militer yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah nasional
Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang memiliki wilayah perairan dan wilayah udara
terbentang luas menjadikan pelintasan transportasi dunia yang padat, baik transportasi maritim
maupun dirgantara. Hal ini berimplikasi terhadap tingginya potensi gangguan ancaman
keamanan laut dan udara.
Adapun bentuk-bentuk gangguan keamanan di laut dan udara yang harus mendapat perhatian
dalam penyelenggaraan pertahanan negara, yaitu pembajakan atau perompakan,
penyelundupan narkoba, penyelundupan senjata, amunisi, bahan peledak atau bahan lain yang
dapat membahayakan keselamatan bangsa, penangkapan ikan secara illegal, pencurian
kekayaan di laut dan pencemaran lingkungan.

2. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakanfaktor-faktor non-militer
dinilai mempunyai kemampuan yangmembahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa,
keutuhan wilayahnegara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya
disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau
batas pergaulan antar bangsa secara disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif
yang kemudian menjadi ancaman bagi
keutuhan sebuah negara, termasuk
Indonesia.
Ancaman non-militer di antaranya dapat
berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan
sosial budaya.
Contoh ancaman non-militer seperti
pengaruh gaya hidup (lifestyle) kebarat-
baratan, sudah tidak mencintai budaya
sendiri, tidak menggunakan produk
dalam negeri, dan sebagainya.
Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak
bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman non-militer ini
berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, serta keselamatan
umum.

B. Ancaman di berbagai Bidang (IPOLEKSOSBUDHANKAM)


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman non-militer atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan
ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer,
karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi
serta keselamatan umum. Berikut ini berbagai ancaman bagi bangsa Indonesia dilihat dari
berbagai bidang kehidupan.

1. Ancaman di Bidang Ideologi


Secara umum Indonesia menolak tegas paham komunis dan zionis. Akibat dari penolakan
tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis dapat dikatakan tidak dirasakan
oleh Bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil ukurannya. Akan tetapi,
meskipun demikian bukan berarti bangsa Indonesia terbebas dari pengaruh paham lainnya,
misalnya pengaruh liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah
pada kehidupan liberal yang menekankanpada aspek kebebasan individual.
Sebenarnya liberalisme yang didukung oleh negara-negara barat tidak hanya mempengaruhi
bangsa Indonesia, akan tetapi hampir semua negara di dunia. Hal ini sebagai akibat dari era
globalisasi.

Globalisasi ternyata mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini mempengaruhi
pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut. Akan tetapi, pada umumnya
pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif, misalnya dalam gaya hidup yang diliputi
kemewahan, pergaulan bebas yang cenderung mengarah pada dilakukannya perilaku seks
bebas dan perbuatan dekadensi moral lainnya. Hal tesebut apabila tidak segera diatasi akan
menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

2. Ancaman di Bidang Politik


Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari luar
negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik
terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-
militer berdimensi politik yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain. Ke depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan
masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-militer
untuk menghadapinya. Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu
pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan
pemerintah.
Selain itu, ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di
dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola perjuangan
politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering
ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit
dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan
bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang dapat mengancam
kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

3. Ancaman di Bidang Ekonomi


Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut merupakan bukti
nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak ada lagi negara yang
mepengaruh globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatanekonomi dan
perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan
jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri
ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-
produk global ke dalam pasar domestik. Hal tersebut tentu saja selain menjadi keuntungan, juga
menjadi ancaman bagi kedaulatan ekonomi suatu negara.mempunyai kebijakan ekonomi yang
tertutup dari pengaruh negara lainnya.

Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi , di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan bebas
yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini mengakibatkan semakin terdesaknya
barang-barang lokal terutamayang tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang dari
luar negeri.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin mudahnya
orang asing menanamkan modalnya di Indonesia.Pada akhirnya mereka dapat menekan
pemerintah atau bangsa kita Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh
negara investor.
c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang. Pihak
yang menang secara leluasa memonopolipasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton
yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat
dari adanya persaingan bebas tersebut.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin
sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin ditinggalkan
sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.
e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan
mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerjaakan
semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah
semakin memburuk.

4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan dari luar.
Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan
ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti premanisme,
separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.

Adapun ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi, di antaranya
adalah sebagai berikut.
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan
dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma yang berlaku di
masyarakat.Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya 181
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
c. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta memandang
orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat menimbulkan ketidakpedulian
terhadap orang lain, misalnya sikap selalu menghardik pengemis, pengamen, dan sebagainya.
d. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya
barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang biasa dipakai orang-
orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku,
misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dan sebagainya.
e. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan
sosial.
f. Semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Seiring dengan berjalannya waktu, proses penegakan pertahanan dan keamanan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak semudah yang dibayangkan atau semudah dalam
pembicaraan yang bersifat teoritis semata. Masih adanya masalah teror dan konflik SARA yang
terjadi pada suatu wilayah memiliki tujuan yang sama yaitu tidak ingin bangsa Indonesia hidup
damai dan tentram. Oleh karena itu, lemahnya penerapan dan penegakan hukum dan keadilan
harus terus ditingkatkan. Semakin bermunculan masalah di suatu wilayah mengakibatkan
hilangnya tingkat kewibawaan hukum dan kemerosotan wibawa para penegaknya. Dengan
demikian,kita harus mengantisipasi ancaman sedini mungkin di bidang pertahanan dan
keamanan, baik secara militer maupun non-militer.

C. Peran Serta Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun


Inegrasi Nasional
peran serta akan timbul jika kita memiliki kesadaran. Kesadaran adalah sikap yang tumbuh dari
kemauan diri yang dilandasi hati ikhlas tanpa ada tekanan dari luar. Konsep atau makna
kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri dengan
dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang umumnya
dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya. 183

Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanMembangun kesadaran berbangsa dan bernegara


kepada generasi muda merupakan hal penting karena generasi muda merupakan penerus
bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan
bernegara ini tidak hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi lebih luas menerapkan arti sadar
berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupan bermasyarakat.Banyak tantangan di era
globalisasi ini bagi negeri kita untuk menumbuhkan peran serta dan kesadaran berbangsa dan
bernegara.
Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran
berbangsa dan bernegara bagi warganya. Jika rakyat Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah
bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari
gangguan bangsa lain. Akibatnya, Integrasi nasional akan terganggu.Peran serta dan kesadaran
masyarakat mempunyai makna bahwa individu harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang
tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa
dan Negara Indonesia untuk mengatasi ancaman dalam membangun integrasi nasional.

Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi
nasional di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah
dan sebagainya
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya
3. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
4. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
5. Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik
6. Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan
masyarakat
7. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik
8. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
9. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
10. Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
11. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun
dari dalam negeri.
12. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan
dengan aman dan nyaman
13. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat dan
pemerintah
14. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
15. Bersedia untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai