Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Ratri Rusmiyanti

NPM : 201701500586
Kelas : S2C
Mata Kuliah : Kewarganegaraan

Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional


            Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab
integrasi masyarakat merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi negara untuk membangun
kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara
senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita,
baik kerugian berupa fisik material seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran,
cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan.Di sisi lain, banyak pula
potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk
melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai dengan
konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.
            Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat di samping membawa potensi integrasi juga menyimpan potensi
konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta
konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang
mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti
perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan menyimpan
potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara
dan sikap yang tepat. Namun apa pun kondisinya, integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang
sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara, dan oleh karena itu perlu
senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan
untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan
negara yang bersangkutan.
Berikut faktor-faktor yang memicu terjadinya pertentangan dalam masyarakat.
1. Faktor Amarah
            Amarahlah yang menyebabkan para warga desa  melakukan pembalasan kepada satu
sama lainnya, dan semuannya berujung pada kelajutan konflik yang tiada berujung dan melebar.
2. Faktor Biologis
            Para warga yang ikut dalam perkelahian atau bentrokan  antar 2 desa atau warga ini tidak
dipengaruhi oleh gen keturunan orang tua  mereka yang tidak agresif atau suka mengagangu
orang lain. Karena itu apabila ada perkelahian antar warga terjadi mereka hanya sebatas ikut-
ikutan dan rasa solidaritas saja.
 3. Faktor Kesenjangan Generasi
            Sehubungan dengan adanya perbedaan dan atau jurang pemisah (gap) antar generasi yaitu
anak dengan orangtua dapat terlihat dari bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal
dan tidak harmonis. Hal ini ketika ada rombongan anak muda yang diberi nasihat ketika ada
hiburan agar tidak melakukan kekerasan dan mabuk-mabukan tidak digubris. Yang semakin jelas
ketika menyangkut hutan yaitu agar tidak melakukan penebangan pohon jati mereka warga suka
juga melakukan penebangan kayu.
4. Lingkungan
            Antara warga ke 2 desa yang masing masing keluarga memiliki sejata api atau senjata
tradisional yang dengan bebas di miliki oleh oara warga di Indonesia bagian timur tersebut maka
tak heran lingkuangan sangat mempengaruhi kejadian tersebut dijadikan ajang pembalasan
dendam ketika ada kasus dahulu yang belum selesai.5.  Peran Belajar Model Kekerasan
Pengaruh terjadinya kekesaran atau tindakan anarkis di kalangan masyarakat di Indonesia salah
satunya disebabkan oleh adanya teknologi yang berkembang contohnya TV atau  playstion.
Faktor faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa :
1. Keutuhan dan kedaulatan wilayah negara dari Sabang sampai Merauke.
2. Pancasila dan UUD 1945 sebagai acuan dasar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Konsep wawasan nusantara dan ketahanan sebagai acuan operasional.
4. Kekayaan budaya bangsa Indonesia termasuk hasil hasil pembangunan.

Negara Indonesia berhasil melepaskan diri dari kekuasaan asing, lalu menyatakan
kemerdekaannya. Para pendiri negara segera menyiarkan atau mengabarkan kepada negara dan
bangsa lain agar mereka mengetahui bahwa di wilayah nusantara telah berdiri Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, bersatu, berdaulat dengan citacita besar menjadi
negara yang adil dan makmur. Sejak inilah bangsa lain mengenal identitas nasional Indonesia
pertama kali. NKRI memiliki wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari pulau
Miangas sampai pulau Rote. NKRI memiliki penduduk yang pluralis dengan jumlah etnis lebih
dari 700 dan bahasa daerah lebih dari 200 tetapi memiliki identitas nasional bahasa Indonesia.
NKRI memiliki pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia (yang pertama, Soekarno– Hatta) dan setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya,
negara Mesir yang pertama mengakui hingga akhirnya semua negara di dunia mengakui
eksistensi NKRI.
Untuk memperkokoh identitas nasional dalam konteks hubungan internasional, setiap negara
memiliki bendera negara, lambang negara, bahasa negara, dan lagu kebangsaan. Dengan
identitas-identitas tersebut, maka NKRI akan semakin kokoh dan semakin dikenal oleh bangsa
dan masyarakat dunia. Tentu kita tidak ingin lagi orang asing tidak kenal Indonesia Kita tidak
ingin lagi mendengar pendapat dari bangsa asing yang mempertanyakan “Berapa lama
perjalanan menuju Indonesia dari Bali?” ini artinya identitas Bali lebih dikenal daripada
Indonesia.
Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan saling
mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat, saling pengertian (mutual
understanding), tidak ada stratifikasi dalam kedudukan antarnegara-bangsa. Dalam berhubungan
antarnegara tercipta hubungan yang sederajat/sejajar, karena masingmasing mengakui bahwa
setiap negara berdaulat tidak boleh melampaui kedaulatan negara lain. Istilah ini dalam hukum
internasional dikenal 49 dengan asas “Par imparem non habet imperium”. Artinya negara
berdaulat tidak dapat melaksanakan yurisdiksi terhadap negara berdaulat lainnya. Bagaimana
pendapat dan komentar Anda tentang esensi dan urgensi identitas nasional Indonesia? Anda
dapat bekerja dalam kelompok. Disarankan sebelum Anda melaporkan tentang esensi dan
urgensi identitas nasional Indonesia, Anda perlu berdiskusi terlebih dahulu dalam kelompok.
Hasilnya disusun dalam bentuk laporan. F. Rangkuman tentang Identitas Nasional 1. Identitas
nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan “nasional”. identitas berasal dari
bahasa Inggris identity yang secara harfiah berarti jati diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang
melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu membedakannya dengan yang lain. Istilah
“nasional” menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari
sekedar pengelompokan berdasar ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. 2. Dalam konteks
pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri
atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain. 3. Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu bangsa dapat
dibentuk oleh beberapa faktor yang meliputi: primordial, sakral, tokoh, bhinneka tunggal ika,
sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan. 4. Identitas nasional Indonesia menunjuk
pada identitas-identitas yang sifatnya nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati
dan sekunder karena sebelumnya sudah terdapat identitas kesukubangsaan dalam diri bangsa
Indonesia. 5. Bendera Negara Indonesia, Bahasa Negara, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan merupakan identitas nasional bagi negarabangsa Indonesia yang telah diatur lebih
lanjut dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. bantuan/pertolongan negara/bangsa lain.
Demikian pula bagi Indonesia, kita perlu memiliki identitas agar dikenal oleh bangsa lain untuk
saling memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, identitas nasional sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan atau kepentingan nasional negara-bangsa Indonesia. Negara Indonesia berhasil
melepaskan diri dari kekuasaan asing, lalu menyatakan kemerdekaannya. Para pendiri negara
segera menyiarkan atau mengabarkan kepada negara dan bangsa lain agar mereka mengetahui
bahwa di wilayah nusantara telah berdiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
merdeka, bersatu, berdaulat dengan citacita besar menjadi negara yang adil dan makmur. Sejak
inilah bangsa lain mengenal identitas nasional Indonesia pertama kali. NKRI memiliki wilayah
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Miangas sampai pulau Rote. NKRI
memiliki penduduk yang pluralis dengan jumlah etnis lebih dari 700 dan bahasa daerah lebih dari
200 tetapi memiliki identitas nasional bahasa Indonesia. NKRI memiliki pemerintahan yang
dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (yang pertama, Soekarno– Hatta)
dan setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, negara Mesir yang pertama mengakui
hingga akhirnya semua negara di dunia mengakui eksistensi NKRI. Untuk memperkokoh
identitas nasional dalam konteks hubungan internasional, setiap negara memiliki bendera negara,
lambang negara, bahasa negara, dan lagu kebangsaan. Dengan identitas-identitas tersebut, maka
NKRI akan semakin kokoh dan semakin dikenal oleh bangsa dan masyarakat dunia. Tentu kita
tidak ingin lagi orang asing tidak kenal Indonesia Kita tidak ingin lagi mendengar pendapat dari
bangsa asing yang mempertanyakan “Berapa lama perjalanan menuju Indonesia dari Bali?” ini
artinya identitas Bali lebih dikenal daripada Indonesia. Ketiga, identitas nasional penting bagi
kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan saling mengenal identitas, maka akan tumbuh
rasa saling hormat, saling pengertian (mutual understanding), tidak ada stratifikasi dalam
kedudukan antarnegara-bangsa. Dalam berhubungan antarnegara tercipta hubungan yang
sederajat/sejajar, karena masingmasing mengakui bahwa setiap negara berdaulat tidak boleh
melampaui kedaulatan negara lain. Istilah ini dalam hukum internasional dikenal 49 dengan asas
“Par imparem non habet imperium”. Artinya negara berdaulat tidak dapat melaksanakan
yurisdiksi terhadap negara berdaulat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai