NIM : 045275371
Prodi : Ilmu Komunikasi – UPBJT-UT Makassar
Kita tahu bahwa Indonesia banyak memiliki keberagaman dan tentunya menimbulkan perbedaan
berdasar tingkatan sosial tersebut, menciptakan kemajemukan dalam kelas sosial di mana kemajemukan
ini hampir mirip dengan stratifikasi sosial yang mendeskripsikan kompleksitas struktur sosial masyarakat
dan tercipta kelas-kelas sosial. Tidak hanya itu, karena keberagaman Indonesia ini menimbulkan
diferensiasi fungsional. Diferensiasi ini pada umumnya merujuk kepada pembagian kerja di mana pada
awalnya pembagian kerja ini didasarkan pada jenis kelamin. Namun, karena semakin kompleksnya
struktur masyarakat maka pembagian kerja itu didasarkan pada keterampilan, keahlian, pendidikan, dan
juga pada status sosial.
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Persoalan Hak dan Kewajiban Satu Sama Lain yang Tidak Seimbang
Contoh kasus: Karena banyaknya kaum masyarakat kita yang beragama Islam, ini terkadang
membuat sebagian kita memaksakan agama lain untuk mejadi bagian dari kita. Padahal kita
memiliki hak kebebasan. Kebebasan kita sebagai manusia menurut Franklin D. Roosevelt itu ada
empat yaitu: kebebasan memeluk agama, kebebasan berbicara, kebebasan dari rasa takut, dan
kebebasan untuk melakukan kehendak sendiri tanpa merugikan orang lain. Hal ini juga
dijelaskan dalam Pasal 28 J ayat 1 UUD NRI tahun 1945 yang berbunyi:
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kalau kita lihat dari Pasal di atas, negara kita juga menyadari bahwa kebebasan kita sebagai
manusia secara folosofis itu juga dibatasi oleh manusia lain. Di sinilah letak keseimbangan di
antara hak dan kewajiban kita satu sama lain.
2) Solusi dari Perilaku Intoleransi dalam Kehidupan Bermasyarakat
Tentu saja, tidak mudah untuk menerapkan solusi di atas, namun setidaknya efektif demi mengurangi
berbagai potensi sebagai hal-hal yang dapat menyebabkan disintegrasi politik yang disebabkan oleh
kekecewaan terkait dengan masalah-masalah suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Semoga kita
semua bisa saling bahu-membahu dalam hal ini.
Referensi:
Lasiyo, Reno Wikandaru, dan Hastangka. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan MKDU4111 Edisi
3. Hal. 6.20 sampai dengan 6.21. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Lasiyo, Reno Wikandaru, dan Hastangka. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan MKDU4111 Edisi
3. Hal. 6.11. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka