Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurhalifah

NIM : 045275371
Prodi : Ilmu Komunikasi – UPBJJ UT Makassar

Diskusi 6 Agama Islam

1) Konsep Integrasi Antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Konsep ilmu pengetahuan secara umum adalah pengetahuan manusia tentang seluruh yang dapat di
indera oleh bakat manusia (penglihatan, pendengaran, pengertian, dan keyakinan) melewati akal atau
proses berpikir (logika). Dalam Islam, umat manusia didorong untuk mencari, menggali,
mengembangkan, menggunakan, dan mendakwahkan ilmu pengetahuan. Al-Quran dan As-sunnah
menjadi sumber nilai-nilai kaum muslimin untuk berpikir, merasa, dan berperilaku.

Konsep Teknologi secara umum adalah ilmu tentang cara mengimplementasikan sains untuk
memanfaatkan bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Menurut Al-Quran, teknologi mengajak
kita melihat sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alma raya. Hal ini dijelaskan dalam QS.
Al-Jaatsiyah [45] ayat 13 yang artinya sebagai berikut.

Artinya: Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya
(sebagai anugerah) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.

Konsep Seni secara umum adalah keindahan dan merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang
mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni merupakan fitrah manusia yang dianuegarahi Allah
Yang Maha Kuasa. Dalam Islam, Al-Quran dikenalkan sebagai agama yang lurus sebagai agama yang
sejalan dengan fitrah manusia juga.

2) Pandangan Islam Tentang Perkembangan Teknologi

Islam melihat perkembangan teknologi sebagai peringatakan bagi umat manusia bahwa manusia adalah
khalifah di atas bumi yang kepadanya taat segala yang berada di alam raya ini. Oleh karena itu, Islam
memandang jangan sampai perkembangan teknologi membuat kita melalaikan kita dari zikir dan
tafakkur kepada Allah ta’ala. Jangan sampai perkembangan teknologi melalaikan kita dari tujuan awal
penciptaan kita di dunia ini.

3) Pengertian Berpikir Ilmiah

Dalam Islam, berpikir ilmiah adalah cara berpikir yang menerangkan bahwa hidup manusia bukan hanya
untuk saat ini, melainkan memikirkan juga tentang masa depan. Karena kalau hanya berpikir tentang
masa kini tanpa mempertimbangkan masa depan adalah salah satu ciri khas orang-orang kafir.

4) Strategi untuk Mengantisipasi Kendala Berpikir Ilmiah yang Menunjukkan Sikap Keagamaan Secara
Tradisional

Cara berpikir ilmiah memiliki hubungan dengan doktrin teologis tradisional jabariyah yang artinya
paham yang berkeyakinan bahwa apapun yang dikehendaki Tuhan, maka semua bisa terjadi. Bisa
dibayangkan, Sapi juga bisa berbicara kalau Tuhan mengkhendakinya. Doktrin seperti ini bertabrakan
dengan cara berpikir rasional. Dalam Islam, menggunakan akal itu adalah salah satu tuntutan dari Allah
ta’ala. Sehingga, strategi yang bisa dilakukan untuk masalah berpikir seperti ini dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut.

 Manusia Perlu Berpikir


Iya, manusia dituntut untuk berpikir apa dan untuk apa, serta bagaimana, dan kapan berpikir
perlu dilakukan dengan tujuan memenuhi perintah Allah ta’ala untuk mengokohkan eksistensi
manusia sebagai makhluk yang termulia karena manusia itu diciptakan sebagai makhluk
terhormat dan bisa saja terbalik menurut Al-Quran seperti dalam QS. At-Tiin [95] ayat 4-6.

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya bentuk.
Kemudian kami mengembalikannya kepada yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang
yang beriman dan beramal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

Referensi:

 Pendidikan Agama Islam BMP MKDU4221/Modul 6/Hal. 6.9/Penulis: Ali Nurdin, Syaiful Mikdar,
dan Wawan Suharmawan/Cetakan Kedua: Juni 2020/Penerbit: Universitas Terbuka
 Pendidikan Agama Islam BMP MKDU4221/Modul 6/Hal. 6.12/Penulis: Ali Nurdin, Syaiful Mikdar,
dan Wawan Suharmawan/Cetakan Kedua: Juni 2020/Penerbit: Universitas Terbuka
 Pendidikan Agama Islam BMP MKDU4221/Modul 6/Hal. 6.16/Penulis: Ali Nurdin, Syaiful Mikdar,
dan Wawan Suharmawan/Cetakan Kedua: Juni 2020/Penerbit: Universitas Terbuka
 Pendidikan Agama Islam BMP MKDU4221/Modul 6/Hal. 6.19/Penulis: Ali Nurdin, Syaiful Mikdar,
dan Wawan Suharmawan/Cetakan Kedua: Juni 2020/Penerbit: Universitas Terbuka
 Pendidikan Agama Islam BMP MKDU4221/Modul 6/Hal. 6.26/Penulis: Ali Nurdin, Syaiful Mikdar,
dan Wawan Suharmawan/Cetakan Kedua: Juni 2020/Penerbit: Universitas Terbuka
 Pendidikan Agama Islam BMP MKDU4221/Modul 6/Hal. 6.28-6.29/Penulis: Ali Nurdin, Syaiful
Mikdar, dan Wawan Suharmawan/Cetakan Kedua: Juni 2020/Penerbit: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai