Anda di halaman 1dari 5

1.

Masalah tentang persoalan rasisme yang sering terjadi di bangsa indonesia

Rasisme sebagai permasalahan dunia dan juga bangsa Indonesia merupakan permasalahan yang masih membudaya
hingga saat ini dan belum ada penyelesaian sepenuhnya dan bahkan bisa dikatakan susah untuk menemukan
penyelesaiannya secara menyeluruh, apalagi rasisme ini juga bukan hanya beredar dan berkembang pada kalangan
dewasa lainnya namun juga sampai ke generasi muda.

Sebelum itu kita ketahui secara umum Rasisme adalah adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang
menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu
– bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan unggul serta memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya dan juga
dari beberapa penulis menggunakan istilah rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu
sendiri (etnosentrisme), ketakutan terhadap orang asing (xenofobia), penolakan terhadap hubungan antar ras
(miscegenation), dan generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe).

Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida. Kita
ketahui pula bahwa rasisme berkaitan dengan konsep ras di dalam masyarakat. Pembentukan rasisme dapat terjadi
jika perbedaan fisik dianggap sebagai suatu hal yang penting di dalam masyarakat. Rasisme juga dapat timbul
karena adanya perbedaan dari segi psikologi, ideologi dan ekonomi.

Dalam permasalahan dunia Rasisme masih menjadi pembahasan yang penting untuk diselesaikan, kita tahu hingga
saat ini rasisme masih banyak terjadi di belahan bumi ini, seperti yang belum lama terjadi yaitu Korea Selatan yang
di mana atlet penembak jitu Korea Jin Jong Oh memberikan komentar rasis kepada atlet penembak jitu asal Iran,
Javad Foroughi. Di Olimpiade 2020 kali ini, Dikutip dari The Korean Times, Jin Jong Oh menilai bahwa
kemenangan Javad Foroughi adalah omong kosong. Ia juga menuding Javad Foroughi sebagai teroris.

Jika kita melihat lagi dari kasus rasis yang ada di dunia ternyata masih banyak terjadi lain nya juga seperti rasisme
tentang Anti-asia di berbagai negara belahan lain seperti amerika. Ini menandakan bahwa rasisme masih menjadi
permasalahan di dunia internasional, selepas dari dunia internasional kita bisa melihat permasalahan bangsa

Indonesia tentang rasisme yang juga belum menemukan titik terang penyelesaiannya.

Kasus rasisme di Indonesia juga masih banyak dijumpai, seperti rasisme antara sebagian orang kepada ras
masyarakat Indonesia timur seperti papua, bukan hanya pula antar Indonesia saja namun rasisme di Indonesia juga
sampai ke negara lain. Banyak persepsi tentang rasisme yang terjadi di dunia dan di Indonesia sendiri, dari persepsi
itu muncul karena dari perbedaan pendapat dan pandangan akan sebuah kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Rasisme bukan hanya sebuah kasus tentang masyarakat luas ataupun kelompok-kelompok besar. Dan bagaimana
jika sebuah negara yang di mana generasi muda sebagai penerus peradaban bangsa Indonesia ke depannya yang
bergantung pada generasi muda saat ini. Permasalahan kebangsaan di Indonesia yang sebenarnya berlandaskan
nasionalisme dan kesatuan Pancasila Bhineka Tunggal Ika ini terganggu dengan yang namanya perbedaan pendapat
serta rasisme.

Bahaya rasisme sudah kita ketahui dengan apa yang dimaksud rasisme, jika kita biarkan rasisme tetap berkembang
di suatu peradaban maka masa depan suatu bangsa tidaklah mustahil akan keluar dari masa depan yang berkualitas.
Permasalahan ini harus bisa diselesaikan atau dicegah perkembangannya di generasi muda yang terutama generasi
muda bangsa Indonesia.
Dari kebencian terhadap ras lain dan persaingan akan pendapat yang melahirkan kebencian di antara satu kelompok
atau satu kesatuan ras, permasalahan ini lah yang sedang terjadi di Indonesia terutama pada generasi muda nya. Jika
kita melihat perkembangan zaman yang modern ini yang penuh dengan teknologi canggih seperti internet dan media
di dalamnya maka akan terdapat suatu akar permasalahan yang di mana banyaknya budaya-budaya yang tercampur
dan terdapat di dalamnya.

Permasalahan pertama dari generasi muda Indonesia terhadap rasisme adalah dengan adanya kefanatikan terhadap
suatu kelompok yang dianggap sebagai kelompok unggul dan bahkan ada yang mengungguli kelompok Ras lainnya
dibanding kelompok Ras nya sendiri.

Permasalahan rasisme inilah yang bisa membuat generasi muda Indonesia mudah terbawa dalam permasalahan masa
depan peradaban. Indonesia dengan Pancasila nya yang di mana sudah mengatur itu semua dan bahkan juga
Undang-undang Dasar 1945, dari ini kita bisa mengetahui bahwa permasalahan rasisme di Indonesia sangatlah
buruk jika tertanam dalam generasi muda.

Lebih bahayanya lagi jika kita sebagai generasi muda membenarkan rasisme karena suatu kefanatikan terhadap idola
lainnya dan juga malah lebih memilih untuk mengunggulkan budaya luar disbanding budaya negara nya sendiri.
Hal-hal seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja apalagi sampai berkembang dan berakar di generasi muda
Indonesia.

Di sini bisa kita simpulkan bahwa rasisme dalam permasalahan generasi muda bangsa Indonesia perlu diselesaikan
dengan memberi pemahaman-pemahaman nasionalis dan juga pancasilais serta tentang kemanusiaan. Pemahaman
tentang nilai-nilai Pancasila dari ketuhanan sampai dengan keadilan perlu ditanamkan kepada generasi muda untuk
penyelesaian permasalahan rasisme di Indonesia agar masa depan Indonesia sebagai manusia yang memanusiakan

manusia terlaksana dengan kualitas yang baik dan benar.

Mengenalkan perihal kebudayaan dalam ras dan suku di Indonesia sejak dini kemudian membendungnya dengan
pemahaman agama yang benar dan juga arti serta tujuan Pancasila untuk persatuan agar pemahaman tentang
toleransi semakin kokoh dalam perkembangan zaman kemudian Cinta dalam jiwa patriot yang ada pada jiwa
nasionalisme diajarkan dan diterapkan sejak dini pula agar jiwa generasi muda terselamatkan dari permasalahan
rasisme dan lain sebagainya.

“Aku sudah memutuskan untuk tetap dalam cinta. Kebencian adalah sebuah beban yang teramat berat untuk
ditanggungg”. Martin Luther King. ‘’ Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik
suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua
dari Sabang sampai Merauke!". Soekarno. Dengan kata-kata di atas kita bisa telaah kembali bahwa kebencian
sangatlah berat dan cinta adalah kedamaian, serta persatuan yang ada bukan milik seorang saja namun milik
Bersama.

Ini semua menandakan bahwa keadilan akan terbebasnya dari rasisme perlu diselesaikan dengan bijak dan sebaik-
baiknya agar permasalahan ini bisa terselesaikan dan generasi muda bisa terselamatkan dari keburukan Rasisme.
maka dari pada itu ketika kita semua membiarkan ini semua berlangsung maka generasi muda akan dengan
mudahnya hancur di masa depan karena efek buruk Rasisme.
2. Masalah tentang persoalan etnis yang sering terjadi di bangsa indonesia

Seperti yang kita tahu setiap masyarakat di suatu negara pasti memiliki karakter yang berbeda-beda.Begitu juga di
Indonesia karakter masyarakat di Indonesia antara lain :

1. Mayoritas warga negaranya beragama Islam

2. Etnis yang dominan adalah Jawa

3. Hubungan dan budaya dari masyarakat yang dominan mempengaruhi etnis lain

Indonesia pun dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku dan di setiap suku pasti memiliki tata
peraturan yang berbeda pula seperti kita lihat di kalimantan barat dan kalimantan timur ketua sukunya menentukan
pembagian kekuasaan serta hubungan dengan suku-suku lain karena itu di sana kekuasaan memegang peranan yang
sangat penting.Keberagaman suku dan etnis ini membuat Indonesia menjadi negara yang unik dan berwarna
warni,tetapi harus diperhatikan juga bahwa keanekaragaman etnis ini dapat menjadi penyebab utama terjadinya
konflik.Sumber sumber terjadinya konflik antar etnis adalah

1. Ketimpangan Ekonomi (seperti konflik antar Ambon dan Maluku)2. Perbedaan agama (karena kecenderungan
adanya sebagian golongan dari agama yang bersifat

agresif dalam menyiarkan agamanya)

3. Adanya stigmatis antarakelompok pendatang dengan masyarakat asli4. Kebijakan-kebijakan pemerintah


(kebijakan yang kadang hanya menguntungkan satu kelompoksaja,sehingga kelompok lain merasa cemburu)

Pemerintah sesegera mungkin harus dapat mengatasi masalah konflik antar etnis ini kalau tidak mau terjadi
perpecahan antar etnis di Indonesia.Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi konflik
ini,yaitu :

1. Pemberlakuan efektivitas hukum (jangan membuat hukum yang hanya memihak satu kelompok saja)

2. Mengurangi tingkat ketimpangan sosial (tingginya tingkat ketimpangan atau kemiskinan dalam

masyarakat dapat di salah gunakan oleh pihak pihak tertentu untuk menciptakan suatu konflik)

3. Mengeluarkan kebijakan kebijakan yang dapat mempermudah akses masyarakat miskin untuk

mengeksplore potensi mereka

Tetapi kita harus ingat,ini bukan hanya tugas dari pemerintah untuk menjaga perdamaian antar etnis di
Indonesia,tetpi ini juga menjadi tugas kita bersama sebagai warga negara untuk menjaga kedamaian itu.Intinya
jangan mudah terpengaruh atau terprovokasi oleh pihak pihak yang ingin menimbulkan kekacauan di
Indonesia.Karena keberagaman etnis di Indonesia adalah suatu nilai plus dari Negara Indonesia kalau kita bisa
mengelolanya dengan baik dan lebih bijaksana.

3. Masalah tentang persoalan gender yang sering terjadi di bangsa indonesia

Pada dasarnya semua orang sepakat bahwa perempuan dan laki – laki berbeda.  Namun, gender bukanlah jenis
kelamin laki – laki dan perempuan sebagai pemberian Tuhan. Gender lebih ditekankan pada perbedaan peranan dan
fungsi yang ada dan dibuat oleh masyarakat. Oleh karena itu, gender penting di pahami dan dianalisa untuk melihat
apakah perbedaan tersebut menimbulkan diskriminasi dalam artian perbedaan yang membawa kerugian dan
penderitaan terhadap pihak perempuan.

Sebenarnya, kita telah mempunyai basis legal yang menjamin hak  - hak dan kesempatan bagi laki – laki dan
perempuan. Hal tersebut terlihat dari Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan yang di buat oleh PBB
pada tahun 1993. Namun, deklarasi tersebut tidak begitu dikenal oleh masyarakat di Indonesia, sehingga jarang di
buat sebagai acuan dalam kegiatan penyelesaian masalah yang berbasis gender (Sunanti Zalbawi, 2004)

Di Indonesia, isu kesetaraan gender akhir – akhir ini menjadi isu yang tidak ada habisnya dan masih berusaha terus
di perjuangkan baik di tingkat eksekutif maupun legislatif. Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh Imam Prasodjo
dalam Kompas 29 Juli 2010, menyatakan bahwa permasalahan perspektif gender yang paling substantif juga terlihat

di eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Permasalahan tersebut mencakup substantif pemahaman tentang kebijakan
berspektif gender itu sendiri. Peningkatan kesadaran dan pemahaman itu, harus dibarengi dengan adanya
keterwakilan perempuan – perempuan dalam lembaga – lembaga negara, terutama lembaga pembuat kebijakan.
Mengingat perempuan masih saja mengalami ketimpangan di bidang pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi hanya
karena perkembangan pengetahuan masyarakat Indonesia tentang gender itu sendiri masih sangat lambat.

a. Konsep gender dalam kehidupan masyarakat Indonesia

-Lingkungan keluarga

Posisi perempuan dalam keluarga pada umumnya dan di masyarakat Indonesia pada khususnya, masihlah berada di
bawah laki – laki. Seperti kasus istri yang bekerja di luar rumah harus mendapat persetujuan dari suami, namun pada
umumnya meskipun istri bekerja, haruslah tidak boleh memiliki  penghasilan dan posisi lebih tinggi dari suaminya.
Meskipun perempuan sudah bekerja di luar rumah, mereka juga harus memperhitungkan segala kegiatan yang ada di
rumah, mulai dari memasak hingga mengurus anak.

- Lingkungan pendidikan

Di bidang pendidikan, perempuan menjadi pilihan terakhir untuk mendapatkan akses. Oleh karena itu, tingkat buta
huruf tertinggi di Indonesia juga masih didominasi oleh kaum perempuan (kompas, 29 Juli 2010).

-Lingkungan pekerjaan
Perempuan yang memiliki akses pendidikan yang tinggi pada umumnya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.
namun, pemilihan pekerjaan tersebut masih berbasis gender. Perempuan dianggap kaum yang lemah, pasif dan
dependen. Pekerjaan seputar bidang pelayanan jasa seperti bidang administrasi, perawat, atau pelayan toko dan
pekerjaan dengan sedikit ketrampilan seperti pegawai administrasi dan hanya sedikit saja yang menduduki jabatan
manajer atau pengambil keputusan (Abbott dan Sapsford, 1987).

b.Gender dan kesehatan di Indonesia

GBHN membuat permasalahan gender semakin pelik, dalam penjabarannya intinya menyebutkan bahwa perempuan
indonesia berfungsi sebagai istri pengatur rumah tangga, sebagai tenaga kerja di segala bidang dan sebagai pendidik
pada bagi anak – anaknya. Konsep tersebut semakin membingungkan perempuan di Indonesia untuk memilih antara
terjun dalam kegiatan di luar rumah dan menjadi istri sertai bu yang baik (Retno Suhapti, 1995).

Konsep ini sangat berat bagi perempuan, dikarenakan proporsional beban tersebut mampu membuat perempuan
retan akan stress. Selain itu, permasalahan ada pada keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Contohnya
pada kasus ibu hamil yang menunggu keputusan suaminya untuk pergi berobat ke dokter. Pada akhirnya, ibu hamil

terlambat mendapatkan penanganan yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan janin dan ibu itu sendiri. Hal tersebut
nampak permasalah gender di Indonesia mengakar sejak dahulu yang diawali dengan kebijakan pemerintah yang
berlaku saat itu.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, sudah waktunya perempuan dan laki – laki di Indonesia sama – sama
berfungsi sebagai pengatur rumaha tangga pada khususnya dan pengatur beberapa kebijakan negara pada umumnya.
Dengan tercapainya kondisi ini, dapat terjalin dengan harmonis bagi perempuan dan laki – laki di Indonesia.
Perempuan juga harus mendapatkan kesempatan yang sama memilih dan meraih posisi yang sejajar dengan laki laki
di masyarakat.

Untuk mewujudkan kondisi ini, mau tidak mau, kaum perempuan Indonesia harus sadar bahwa selama ini konsep
yang berlaku adalah konsep yang berorientasi gender yang membuat membedakan peran antara perempuan dan laki
– laki di Indonesia, menghambat kesempatan mereka. Kesadaran perempuan lah yang sangat di butuhkan untuk
dapat meningkatkan kondisinya sendiri di bidang kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dll. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara melakukan perubahan keputusan bagi dirinya sendiri tanpa harus di bebani konsep gender.

Anda mungkin juga menyukai