bertanggung jawab memanfaatkan era digital era globalisasi yang dimana proses
penyebaran suatu informasi secara global atau menyeluruh. Para oknum oknum
tersebut membuat suatu account fake atau akun palsu dimana untuk menyebarkan isu
isu yang memecah belah negeri ini. Dengan membeturkan agama, politik, ras,
golongan atau bahkan dicampur adukan yang mengakibatkan marak timbulnya
perbuatan perbuatan yang tidak menghormati keberagaman agama, ras serta
golongan. Kalua bicara tentang hal sangat erat kaitanya dengan sikap Intoleran,
Intoleran adalah lawan arti dari kata Toleran yang berarti menghargai satu sama lain,
antar golongan, antar suku, antar ras antar umat beragama maupun se agama. Dapat
diisimpulkan sikap intoleran adalah suatu sikap yang tidak memiliki tenggang rasa
atau tidak menghormati satu sama lain.
Pada tahun 2018 di Indonesia sangat banyak isu isu & kasus kasus intoleransi,
menurut saya tahun tahun ini sampai seterusnya akan dimanfaatkan oleh orang orang
yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah agama dan khususnya NKRI,
karena pada tahun ini dan tahun depan yakni adalah tahun demokrasi dimana
pelaksanaan pemilihan suatu figure yang akan memimpin daerah khususnya untuk
tahun depan yang akan memimpin negeri yang akan membagi suatu poros poros baru
golongan golongan baru yang dimana akan mengusung para calon calon pemimpin
negeri. Isu intoleransi masih menjadi tantangan bagi Indonesia khususnya bagi
generasi muda Indonesia guna untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera. Apalagi, sejak isu isu suku agama ras dan golongan digulirkan pada pilkada
serentak yang dilaksanakan kemarin dan pilpres 2019 mendatang. Situasi seperti
biasanya di manfaatkan oknum oknum dengan menjatuhkan calon oposisi dan
akhirnya diklaim isu tersebut dibuat oleh pendukung seterunya yang akhirnya
membuat suatu permusuhan. membuat suatu isu intoleran seperti pemimpin negeri
yang di isukan dengan PKI,LIBERAL,ANTI AGAMA, lalu sosok Ustadz yang
sedang banyak digandrungi dengan kecerdasanya, cara dia dakwah yang merangkul
umat dengan ciri khas daerah asalnya yang di isukan dengan SEKULER, LIBERAL,
KHILAFAH yang dihubungkan dengan latar belakangnya yang notabane lulusan dari
kampus tertua dalam sejarah perkembangan islam didunia.
Isu intoleransi juga sentar kerap di sebar luaskan di lingkup perguruan tinggi,
yang merangsak masuk melalui kajian kajian, halaqah halaqah ataupun orma atau
ormek islam atau dari tenaga pengajar yang ada di kampus tesebut yang tidak diawasi
oleh para dosen,dekan serta rector kampus. Isu intoleran ini selalu diikuti dengan
paham radikalisme yang dimana sebuah pemikiran islam yang tidak toleran yang
sekuler anti NKRI. Hal ini harus diperhatikan betul terhadap kondisi Pendidikan
khususnya mahasiswa yang akan menjadi penerus di masa mendatang. Biasanya
sasaran nya adalah pada mahasiswa baru yang dimana mungkin yang belu mengenal
secara mendalam islam seperti apa lalu dipengaruhi oleh kakak tingkatnya atau teman
se indekosnya. Hal itulah yang menyebabkan paham radikal yang menganggap orang
disekelilingnya dianggap salah dirinya saja yang benar lalu menjustifikasi Pancasila
salah dan Demokrasi itu haram dan NKRI harus digulingkan menjadi negara
khilafiyah atau berbasis islam. Apabila paham ini masuk dikampus akan berakibat
pada kegiatan kegiatan dikampus yang akhirnya membatasi ruang ruang kebebasan
akademik di kampus, tidak hanya itu juga paham ini akan berdampak secara tidak
langsung pada orang tua orang tua dari mahasiswa yang ada dikampus tersebut was
was yang akhirnya memindahkan anak nya bukan hanya orang tua yang anaknya
sudah jadi mahasiswa dikampus tersebut orang tua yang anaknya mau melanjutkan
Pendidikan nya di kampus tersebut pun was was dan menyarankan untuk pilih
kampus yang lain.