Anda di halaman 1dari 10

Bedah buku

PULANG

Disusun oleh:
Fathur Rahman Prawira
X MIPA 4
14

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA


JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 34
JAKARTA SELATAN
2016

Bedah buku

Kata Pengantar

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat jasmani
dan rohani sehingga saya dapat mengerjakan tugas resensi ini. Tak lupa, saya
berterima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah mendukung baik moril
maupun materi, dan kepada Ibu Dr.Dra. Lucia Suyatini, SE, M.Pd yang telah
mendidik saya selama duduk di kelas X MIPA 4.
Tujuan saya menulis resensi ini adalah untuk memenuhi kewajiban saya sebagai
murid SMAN 34 Jakarta dalam menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia. Tak hanya
itu, menulis resensi ini sangat menunjang saya dalam melatih ber-bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Saya merasa bahwa resensi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
berharap agar pembaca dapat memberikan kritikan yang positif agar saya dapat
memperbaiki kesalahan saya di masa yang akan datang. Akhir kata, saya ucapkan
terima kasih.

Jakarta, 2 Juni 2016

Fathur Rahman Prawira

Bedah buku

Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................3
Identitas Buku..............................................................................................................4
Isi Buku........................................................................................................................5
Tanggapan...................................................................................................................7
Kesimpulan..................................................................................................................9
Daftar Pustaka...........................................................................................................10

Bedah buku

Identitas Buku

Judul
Pengarang
Genre
Penerbit
Tahun Terbit
Harga
Tebal Buku

: Pulang
: Tere Liye
: Fiksi
: Republika Penerbit
: Cetakan IV, 2015
: Rp69.000,00
: 406 halaman (termasuk sampul)

Bedah buku

Isi Buku
Kisah ini bermula dengan kedatangan serombongan pemburu dari kota di bawah
pimpinan Tauke Muda, atau Tauke Besar ke desa (talang). Ia bernama Bujang, putra
dari Samad dan Midah, yang kemudian ikut rombongan pemburu itu beserta
beberapa pemuda talang, masuk hutan untuk memburu babi. Tauke Besar adalah
saudara angkat Samad. Dulunya, Samad bekerja sebagai begal untuk ayah Tauke
Besar. Dan Samad telah bersumpah suatu hari nanti akan menyerahkan anaknya
kepada Tauke Besar.

Dalam perburuan itu, banyak anggota rombongan yang terluka parah bahkan tewas
akibat serangan babi hutan. Namun di luar dugaan, Bujang ternyata berhasil
mengalahkan seekor babi hutan yang paling besar. Pengalaman pertama itu,
menjadi titik awal metamorfosis Bujang dari seorang remaja biasa menjadi
seseorang yang tak kenal rasa takut.

Tauke Besar kemudian mengajak Bujang ikut bersamanya ke kota. Kepergian


Bujang diiringi tangisan mamaknya yang sesungguhnya tak rela melepaskan
Bujang, anak laki-laki satu-satunya. Kepada Bujang, mamaknya berpesan agar
Bujang jangan pernah menyentuh makanan dan minuman haram seumur hidupnya.

Setelah Bujang sampai di kota, Tauke Besar kemudian menugaskan Frans, seorang
guru sekolah internasional di ibukota untuk mendidik Bujang. Karena selama di
talang, Bujang memang tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah.

Selama tinggal bersama Tauke Besar, Bujang juga mendapatkan pelajaran


menembak dari Salonga, seorang pria asal Filipina sekaligus penembak terbaik di
Asia. Selain itu, Bujang juga pernah dikirim ke Jepang untuk belajar ilmu bela diri
pada Guru Bushi lalu melanjutkan pendidikannya hingga meraih master di Amerika.

Ada bakat terpendam yang sangat besar dalam diri Bujang yang terdeteksi oleh
Tauke Besar, hingga tak ragu untuk memfasilitasi Bujang dengan semua bentuk
latihan dan pendidikan itu. Tauke Besar bahkan telah bercita-cita, bahwa suatu hari
nanti Bujang-lah yang akan menggantikan kedudukannya sebagai pimpinan
Keluarga Tong. Demikian sebutan untuk dinasti sang Tauke Besar sejak puluhan
tahun silam.

Keluarga Tong awalnya adalah salah satu penguasa di kota provinsi yang
menguasai bongkar muat pelabuhan dengan sumber penghasilan terbesar berasal
5

Bedah buku

dari penyelundupan. Itu sebabnya, ada banyak begal yang dipekerjakan dalam
Keluarga Tong.

Dalam perkembangannya, Keluarga Tong telah bertransformasi secara luar biasa.


Dari penguasa shadow economy di tingkat provinsi lalu merambah ke ibukota.
Dengan organisasi bisnis yang terus menggurita, membesar dan mencengkeram
nyaris setiap sendi pergerakan ekonomi di ibukota bahkan negara.

Dan selama itu pula, Bujang terus bermetamorfosis hingga menjadi jagal nomor satu
dalam keluarga Tong. Namun Bujang bukan sekadar jagal biasa. Prestasinya jauh
melesat, melampaui dua generasinya terdahulu, yaitu kakek dan ayahnya yang
semuanya berprofesi sebagai begal. Bujang adalah seorang peraih master
universitas luar negeri, jago menembak dan menguasai ilmu bela diri, sekaligus
menjadi andalan Tauke Besar untuk melakukan diplomasi tingkat tinggi hingga lintas
negara. Bujang memiliki gelar Si Babi Hutan.

Konflik bermula saat Bujang diminta Tauke Besar menemui Master Dragon di
Hongkong, pada perayaan ulang tahun pria itu yang ke-80. Master Dragon adalah
pucuk tertinggi penguasa shadow economy daratan Cina. Kedatangan Bujang tak
hanya untuk mewakili Tauke Besar memenuhi undangan Master Dragon, tetapi juga
untuk mendapatkan kembali teknologi pemindai yang dikembangkan oleh Keluarga
Tong di Makau namun telah dicuri oleh Keluarga Lin.

Bukan hal mudah untuk Bujang mendapatkan kembali alat canggih itu. Ia harus
menghadapi perlawanan sengit dari para tukang pukul Keluarga Lin setelah berhasil
mendapatkan prototype pemindai itu. Dalam usahanya membawa keluar alat itu,
Bujang dibantu oleh White dan dua gadis kembar Yuki dan Kiko.

Sekembalinya dari Hongkong, masalah baru telah menanti Bujang di ibukota. Ada
hal-hal mencurigakan tengah terjadi dalam organisasi Keluarga Tong. Kecurigaan
yang mengindikasikan bahwa telah terjadi pengkhianatan dalam tubuh organisasi
raksasa itu.

Bedah buku

Tanggapan
Novel ini sangat bagus dan membawa kita ke dalam cerita yang disajikan Tere Liye
selaku penulis. Novel yang berjumlah 406 halaman (termasuk sampul) ini telah
menjadi best seller di toko buku. Dari ceritanya pun menurut saya sebagai pembaca,
kelebihan dari buku amatlah banyak. Namun pepatah mengatakan tak ada gading
yang retak, novel ini tak luput dari sedikit kekurangan.

Pertama, alur ceritanya sangat mengasyikan. Plot yang disajikan sangat


mengundang penasaran sehingga pembaca dapat betah membaca novel ini. Selain
itu alur maju mundur menambah rasa ingin tahu pembaca, baik masa lalu sang
tokoh maupun cerita apa yang akan terjadi berikutnya.

Kedua, buku ini ceritanya sangat sederhana. Kata-kata yang di tuangkan Tere Liye
dalam buku ini amatlah mudah dicerna oleh semua kalangan. Dan juga, ia menulis
novel ini terlihat apa adanya dan tidak merumitkan sesuatu.

Ketiga, novel ini temanya sangat unik. Tema yang dihadirkan mengandung unsur
kebaruan. Masalah ekonomi dihubungkan dengan dunia tukang pukul. Lebih jauh
lagi dikaitkan dengan unsur relijius serta perjuangan dan nilai kepahlawanan.
Pertautan yang tampak mustahil itu di kemas sedemikian rupa oleh penulis
menjadi cetakan yang indah, sudut pandang yang ciamik. Penulis lulusan Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia ini mengungkapkan hal yang seolah maya (shadow
economy) dengan amat gamblang dan terperinci. Tentu perlu riset yang amat dalam
untuk menguak tabir itu.

Keempat, novel ini filmis. Keunggulan berikutnya dalam novel ini adalah adeganadegan yang filmis. Kita seakan-akan diajak menonton pertunjukan, pertarungan
hebat, di depan layar tiga dimensi (3D). Bahkan lebih dari itu, pembaca seolah diajak
berimajinasi dengan hebat.

Kelima, pesan moral yang terdapat dalam novel ini sangat dalam. Sebuah karya
yang baik memang sudah selazimnya menyisipkan pesan moral, baik tersurat
maupun tersirat. Penulis yang kini tinggal di Bandung ini sangat pandai
mencantumkan nasihat dan pemahaman hidup dengan kemasan yang cantik.
Hebatnya lagi, pembaca sama sekali tak merasa digurui atau dikhotbahi.

Bedah buku

Kekurangan buku ini yaitu pada kesalahan penggunaan huruf kapital. Sebagai
contoh nyata: Berjanjilah kau akan menjaga perutmu itu, Bujang. (Halaman 24).
Kata kau huruf K-nya seharusnya kapital karena merupakan kata sapaan. Jadi
yang tepat, Berjanjilah Kau akan menjaga perutmu itu, Bujang. Dan, terdapat pula
pada halaman 339 Nak. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah.

Selain itu, kekurangan pada buku ini juga terdapat pada ceritanya. Cerita ini kurang
membahas penguasa shadow economy di negeri sendiri, Indonesia. Setelah saya
menyelidiki, Keluarga Tong yang dalam cerita ini merupakan salah satu penguasa
shadow economy di negeri ini lebih banyak bersinggungan dengan penguasa
shadow economy di negara lain, utamanya Hongkong dan Makau. Memang ada
namun kurang diulas dengan maksimal. Meski begitu persinggungan dengan
shadow economy negara asing menjadi nilai positif tersendiri dalam novel ini. Setting
Hongkong, Makau, dan Filipina yang dideskripsikan dengan cantik menambah
keindahan novel ini.

Menurut saya, kekurangan ini sangat sepele namun harus menjadi perhatian bagi
penulis maupun pembaca. Dan kekurangan ini menjadi pembelajaran untuk kita
semua agar dapat menulis karya yang berkualitas. Lagipula, kekurang ini tertutup
dengan segudang kelebihan yang terdapat pada novel tersebut.

Bedah buku

Kesimpulan
Menurut saya, buku ini layak untuk di baca. Dengan harga Rp69.000,00 di toko buku
besar seperti Gramedia, buku ini terbilang tidak mahal karena ceritanya yang bagus
dan kualitas kertasnya yang tidak biasa. Novel ini direkomedasikan bagi siapa pun
yang ingin memahami makna pulang yang sesungguhnya. Tak sekadar pulang
dalam artian kembali ke rumah ataupun kampung halaman. Namun mengandung
makna pulang yang dalam. Pulang menuju kehidupan yang nyata. Pulang ke arah
kesejatian. Pulang, kembali kepada sang pencipta langit dan bumi. Pulang dengan
segenap kerinduan yang abadi.

Bedah buku

Daftar Pustaka
Liye, Tere. 2015. Pulang. Jakarta: Republika Penerbit.

10

Anda mungkin juga menyukai