0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan7 halaman
Dokumen ini membahas proposal untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan untuk remaja perempuan di Kota Cimahi guna menanamkan semangat persatuan dan hidup berdampingan yang harmonis antar kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang. Kegiatan ini diusulkan untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen terhadap Bhinneka Tunggal Ika di kalangan generasi muda.
Dokumen ini membahas proposal untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan untuk remaja perempuan di Kota Cimahi guna menanamkan semangat persatuan dan hidup berdampingan yang harmonis antar kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang. Kegiatan ini diusulkan untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen terhadap Bhinneka Tunggal Ika di kalangan generasi muda.
Dokumen ini membahas proposal untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan untuk remaja perempuan di Kota Cimahi guna menanamkan semangat persatuan dan hidup berdampingan yang harmonis antar kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang. Kegiatan ini diusulkan untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen terhadap Bhinneka Tunggal Ika di kalangan generasi muda.
Diseminasi Informasi Wawasan Kebangsaan Untuk Remaja
Perempuan Dalam Rangka Menanamkan Suasana Pembauran Yang Kondusif
A. Latar Belakang
Wawasan kebangsaan merupakan bagian dari upaya untuk hidup
berdampingan secara damai. Hidup damai dan berdampingan mengingat realitas bangsa Indonesia sangat heterogen dari segi etnis, agama, kultur, dan adanya perbedaan sosial ekonomi yang berbeda satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya. Hidup damai berdampingan disimbolkan dalam konsep Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan dalam lingkup kesatuan adalah upaya terus menerus dari bangsa Indonesia agar terealisasi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak salah bahwa para pendiri bangsa ini menekankan tentang Bhineka Tunggal Ika mengingat sejarah panjang bangsa Indonesia tidak terlepas adanya perbedaan namun selalu bersatu dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan untuk kita yang meneruskannya. Wawasan Kebangsaan harus konstan dalam segala kondisi bangsa Indonesia, meskipun terjadi pergolakan sosial politik dalam bentuk apapun seperti peristiwa Malari, Peristiwa Reformasi, dan masa Orde lama, Orde Baru, maupun Orde Demokratisasi semenjak tahun 1999, wawasan kebangsaan tetap menjadi acuan semua pemimpin bangsa ini kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wawasan Kebangsaan bukan semata verbalisme yang berkembang dalam orator politik atau basa-basi politik pejabat negara, politisi, dosen, ataupun tokoh masyarakat. namun wawasan kebangsaan selayaknya membumi dalam ranah batin setiap masyarakat dalam bentuk perilaku keseharian. Meletakan wawasan kebangsaan dalam ranah batin setiap orang sangat terkait dengan perilaku dalam memandang perbedaan etnis, agama, suku, dan golongan lain yang berbeda dalam keadaan yang saling menghormati, toleran, dan membantu bila diperlukan, yang semuanya termasuk dalam penghormatan dan perlakukan Hak Asasi Manusia (HAM). Namun demikian upaya membangun wawasan kebangsaan dalam konteks globalisasi cenderung menunjukkan adanya kelunturan akan hal tersebut. Indikasi yang terlihat seperti masih besarnya perasaan yang membedakan satu kelompok dengan kelompok lain yang ditimbulkan budaya informasi yang begitu deras masuk ke dalam budaya Indonesia. Satu kelompok masyarakat lebih merasa nyaman bila bergaul dengan kelompoknya sendiri ketimbang melakukan perbauran. Keadaan ini sangat rawan bila mana terdapat pergesekan atau miss komunikasi, yang pada akhirnya dapat menjadi persoalan besar manakala dibiarkan seperti keadaan sekarang. Dewasa ini harus diakui bahwa kesadaran Nasionalisme sedang mengidap banyak masalah berat, yang memerlukan pembenahan secara serius. Kegagalan pembenahannya akan mempunyai dampak terhadap persatuan bangsa dan keutuhan NKRI. Ada semacam tuntutan zaman, bahwa tragedi kemanusiaan, HAM dan ancaman disintegrasi dari eksistensi negara dan bangsa Indonesia yang kita hadapi hari ini, hendaknya membuat kita sekarang bersedia
LSM SEMESTA Page 1
merenung ulang dan belajar banyak pada perjalanan sejarah dan luka-luka kesalahan masa lalu bangsa ini. Hendaklah pula kita semua hari ini, perlu dan penting bertanya, apakah mungkin seluruh persoalan kebangsaan dan nasionalisme dari perkumpulan etnik-etnik yang berbeda-beda world-view, karakter, budaya, agama dsb. itu, setelah mereka bersedia dan rela bergabung dalam sebuah negara Indonesia, lantas segala persoalan bisa dianggap selesai begitu saja? Bukankah kita seharusnya juga menyadari, bahwa persatuan etnis dan teritorial yang telah berhasil dibangun di awal kemerdekaan hingga saat ini, baru hanya sebatas persatuan awal yang masih sangat simbolis sifat dan tingkat kesadaran nasionalismenya, yang tentu saja masih sangat rentan perpecahan (fragile). Untuk mengantisipasi itu semua, ada sejumlah persoalan keilmuan seputar disiplin-disiplin ilmu politik, kebudayaan, antropologi, agama dan komunikasi yang perlu ditekuni serius untuk coba kembali menumbuhkan rasa nasionalisme yang benar dan sejati. Persoalan inter-relasi pusat-daerah dan koeksistensi antar etnis dan agama yang tergabung dalam NKRI, tampaknya selama ini belum pernah diperhitungkan sebagai inti persoalan dari semangat nasionalisme Indonesia itu sendiri. Membangun konstruksi nasionalisme Indonesia yang kuat sebenarnya hanya dimungkinkan lewat kreatifitas pemerintah untuk mengelaborasi secara dinamis melalui pendekatan-pendekatan cross-culture understanding and accommodating. Disiplin-disiplin antropologi politik, politik kebudayaan, komunikasi-budaya/kesenian dan silaturrahmi antropologi-keagamaan dalam bingkai ajaran dan nilai suci Ketuhanan yang Maha Esa perlu ditempatkan menjadi ruh pembuatan undang-undang, aturan dan kebijakan. Nasionalisme kebangsaan dan kenegaraan yang sejati itu, yang perlu dibina disini haruslah didasarkan pada kesediaan dan kesalingan timbal-balik untuk saling menghargai dan sikap-sikap ramah penuh persaudaraan dan berkeadilan. Semua itu merupakan materi, esensi, substansi dan metodologi yang dibutuhkan dalam mengisi tuntutan cita-cita kebangsaan dan ilmu-ilmu pengetahuan sosial- kemanusiaan, yang perlu terus digali secara kreatif dari semboyan berbangsa dan bernegara kita: bhinneka tunggal ika. Artinya, rasa nasionalisme, kelangsungan dan kelestarian eksistensi negara ini tidak mungkin bisa terus dipertahankan melalui pengamalan prilaku politik machiavelian, yang berkonsekuensi menghalalkan segala cara demi pencapaian tujuan-tujuan politik kekuasaan, dimana para penguasanya banyak memproduksi kekerasan, ketakutan dan kejahatan sosial terhadap rakyat banyak. Sehingga tercipta pula jarak yang cukup jauh antara penguasa/TNI dan rakyat banyak. Dan akhirnya, praktek politik machiavelian ini hanya sekedar mendatangkan bencana kemanusiaan, berupa tindakan pembantaian yang mengalirkan darah-darah anak bangsa ini. Maka masih adakah kearifan kita untuk siap menyadari dan mengakui, bahwa sesungguhnya semua tindakan politik machiavelian itu justru sangat bertentangan dengan jiwa, semangat dan ajaran nasionalisme yang bersumber dari ideologi negara Pancasila? Pemerintah Indonesia dan seluruh komponen bangsa dikatakan bijaksana, apabila pada saat ini berkenan melihat, merenungkan ulang, mempelajari kembali dan mempertimbangkan secara seksama seluruh nilai-nilai dasar kemanusiaan yang multi-etnis ini, ke dalam setiap pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik, sosial-ekonomi dan agama yang berhubungan dengan komunitas-komunitas etnik yang heterogen
LSM SEMESTA Page 2
itu. Pertimbangan itu meliputi rentangan problema pluralitas kemanusiaan multi- etnis yang sangat luas dan heterogen, seperti: world-view, adat-budaya, tata- pikir, orientasi penghargaan atas diri sendiri (self esteem) dan kepada orang lain (respect for others), agama dan perasaan-perasaan subjektif lainnya. Semua ini merupakan unsur-unsur ethnografis yang sangat penting dipahami, diayomi dan diakomodasi melalui proses-proses ethno-metodologis dalam membangun kesadaran nasionalisme baru Indonesia, yang hingga kini belum pernah selesai dilakukan. Yang lebih memprihatinkan keadaan sekarang adalah kondisi generasi muda yang mengenal wawasan kebangsaan dalam lingkungan sekolah namun pada saat berada di lingkungan sosial materi wawasan kebangsaan raib tanpa bekas. Artinya wawasan kebangsaan semata berada pada tingkat persepsi dan kognisi belum mengejawantah pada tingkat afeksi. Keprihatinan ini tidak hanya dimiliki oleh aparat namun masyarakat atau kelompok-kelompok masyarakat perlu melakukan pembinaan wawasan kebangsaan kepada generasi muda. Sebagaimana diketahui bahwa generasi muda adalah calon penerus pemimpin bangsa untuk yang akan datang. Bagaimana jadinya bangsa ini bila generasi muda sekarang hanya memiliki wawasan kebangsaan sebatas retorika, dan hanya untuk menebus kelulusan sekolah atau hanya agar diterima di dalam pekerjaan, jangan-jangan bangsa ini bangsa yang gemar dengan mengedepankan perbedaan tapi tidak dapat hidup dalam lingkungan yang harmoni. Wawasan kebangsaaan tidak hanya diperuntukan pada wilayah yang homogen seperti untuk penduduk di wilayah pedesaan yang mata pencahariannya hampir seragam bersumber dari pengolahan alam (pertanian, kehutanan, perkebunan, kelautan dan pertambangan). Wawasan kebangsaan juga sangat urgent dimasyarakatkan di wilayah perkotaan yang memiliki perbedaan sosial ekonomi yang begitu heterogen. Wawasan kebangsaan tidak semata-mata menjadi wilayah pengetahuan dan aplikasi untuk kaum laki-laki yang sudah baliq namun wawasan kebangsaan juga penting untuk kaum perempuan dan anak-anak. Mengingat pada saatnya nanti para remaja perempuan akan menjadi sosok ibu yang akan mengajarkan anak- anaknya kebudayaan serta nasionalisme bangsa ini. Kota Cimahi merupakan wilayah dengan ciri pada mata pencaharian industri di bagian selata dan merupakan hunian dari komuter yang banyak bekerja di Bandung dan Kota kota besar lainya. Dipandang perlu menyelenggarakan kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan, hal ini terkait dengan kemajuan wilayah ini yang menampung banyak perbedaan baik dilihat dari segi suku, kultur, dan ekonomi. Keperluan ini diarahkan untuk memelihara kelangsungan hidup damai dan berdampingan dari penduduk dengan perbedaan latar belakang tersebut dan juga mengantisipasi setiap peristiwa yang tidak diinginkan. Deteksi dan antisipasi sejak dini ini akan menjadi masukan untuk pemerintah dan menjadi dasar pemahaman untuk masyarakat dalam menilai peristiwa yang terjadi tanpa penafsiran pada sara. Maka melalui proposal ini kami dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) semesta mengajukan kegiatan yaitu Diseminasi Informasi Wawasan Kebangsaan Untuk Remaja Perempuan Dalam Rangka Menanamkan Suasana Pembauran Yang Kondusif
LSM SEMESTA Page 3
B. Maksud dan Tujuan Kegiatan
Maksud dari kegiatan Diseminasi Informasi Wawasan Kebangsaan (DIWK)
adalah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kepada remaja perempuan di Kota Cimahi. Tujuan dari kegiatan DIWK adalah menanamkan wawasan kebangsaaan kepada remaja perempuan dalam upaya mengembangkan hidup damai dan berdampingan dalam tatanan Bhineka Tunggal Ika dengan cara menghormati perbedaan, toleransi kehidupan beragama dan kebebasan menjalankan akidah menurut agama-agama yang menurut peraturan perundang-undangan diakui keberadaanya di Indonesia.
C. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan DIWK :
1. Pemahaman wawasan kebangsaan oleh 200 orang peserta remaja perempuan (Siswi SMU Sederajat) yang menjadi warga Kota Cimahi 2. Pemahaman wawasan kebangsaan tersebut dapat disosialisasikan kepada remaja perempuan 3. Diperolehnya rencana diskusi dari 200 peserta dengan masing-masing rekan diskusinya tentang respon mereka atas wawasan kebangsaan.
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Tempat : Gedung LEC JL. Permana Kota Cimahi
Waktu : Sabtu, Desember 2015
E. Organisasi Pelaksana Kegiatan
Organisasi pelaksana kegiatan:
Nandang Suhana Nama Penanggung Jawab : (Ketua LSM Semesta)
Ketua Pelaksana : Ahmad hidayat
Sekretaris : Achmad Suhartono Bendahara : Ahmad Hidayat E. Sulaeman Koordinator Acara : Dedi Suhendar Koordinator Humas : Oni Susilawati Agus Sumaryanto Pembantu Umum : Didi Aspani Tatang Hermawan
LSM SEMESTA Page 4
F. Anggaran Biaya Kegiatan
RENCANA ANGGARAN BIAYA
NO URAIAN PELAKSANA HARI ORANG BIAYA SATUAN JUMLAH Honor Penyusunan Proposal 1 Tim Leader 2 5 Rp 1.000.000 Rp 10.000.000 dan Term Of Reference Akomodasi dan Konsumsi 2 penyusunan Proposal dan Tim Leader 2 5 Rp 100.000 Rp 1.000.000 Rencana Tindak Lanjut 3 Honor penjaringan peserta Tim LO 5 2 Rp 50.000 Rp 500.000 4 Honor Peserta Tim OC 1 200 Rp 100.000 Rp 20.000.000 5 Konsumsi peserta Tim OC 1 200 Rp 25.000 Rp 5.000.000 6 Konsumsi panitia Tim OC 1 10 Rp 25.000 Rp 250.000 7 Penggandaan materi Tim OC 1 200 Rp 5.000 Rp 1.000.000 8 ATK Peserta Tim OC Ls 200 Rp 10.000 Rp 2.000.000 9 Name Tag Panitia, Peserta Tim OC Ls 210 Rp 5.000 Rp 1.050.000 10 Sewa Infokus Tim OC Ls - Rp 200.000 Rp 200.000 11 Undangan, Spanduk Tim OC Ls - Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 12 Honor nara sumber Tim SC 1 8 Rp 2.000.000 Rp 16.000.000 13 Sewa Gedung Pertemuan Tim OC 1 Ls Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 14 Penyusunan Laporan Akhir Tim Leader 2 2 Rp 500.000 Rp 2.000.000 15 Honor Pembantu Umum Tim OC 5 1 Rp 150.000 Rp 750.000 16 Sertifikat Peserta Tim OC 1 200 Rp 10.000 Rp 2.000.000 17 Plakat Nara sumber Tim OC Ls 5 Rp 300.000 Rp 1.500.000 18 Dokumentasi Tim OC - - Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 19 Biaya Tak terduga Tim OC - - - Rp 2.500.000 Jumlah Rp 73.750.000
LSM SEMESTA Page 5
LSM SEMESTA Page 6 G. Susunan Acara AGENDA No JAM MATERI KET ACARA 08.00 08.30 Registrasi - 1 Panitia 08.30 09.30 Pembukaan - 2 MC 3 09.30 10.00 Coffee Break Panitia 10.00 12.00 Sessi 1: Nasionalisme Indonesia: Fisip UIN Bandung Proses Kebangsaan DR. Fauzan Ali Rasyid.,MS.i 4 yang dilupakan LSM Side Drs. H.Usman Rachman.,MH 5 12.00 13.00 Ishoma 13.00 15.00 Sessi 2: Kebijakan Pemerintah: Kesbang Kota Cimahi Upaya Menumbuhkan Drs. Totong 6 Kembali Nasionalisme DPRD Prov Jabar Bangsa DR.Hj.Meliana Kartika K M.Si 7 15.00 - 15.15 Coffee Break Panitia 15.15 - 16.00 FGD 8 Penyusunan Panitia Action plan 9 16.00 16.30 Penutup Panitia
Pemateri
1. Unsur Akademisi : Fisip UIN SGD Bandung dan Unjani Cimahi
2. Unsur Eksekutif : Kepala Kesbang Kota Cimahi 3. Unsur Legislatif : Anggota DPRD Prov Jabar 4. Unsur LSM : Ketua LSM Side
H. Penutup
Demikian Term Of Reference ini buat sebagai bahan acuan kegiatan.