Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Selain itu, zaman telah berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, dapat dilihat
dari masyarakat Indonesia yang mengikuti budaya asing. Padahal bangsa yang baik ialah bangsa
yang dapat mepertahankan budaya sendiri, dan hal itu bukanlah hal yang mudah. Pada tanggal
14 Januari 2010 Kemendiknas menyelenggarakan sarasehan nasional. Apalagi Indonesia
merupakan negara yang kaya ras,agama,bahasa dll. Sehingga sangat dibutuhkan rasa
nasiolisme pada diri masing masing masyarakat indonesia. Pancasila sebagai sitem etika dan
ajaran bangsa sangat dibutuhkan dalam menciptakan rasa nasiolisme tersebut. Pancasila
maupun etika sama sama mengajarkan mengenai nilai nilai kebaikan. Kebaikan disini
bermaksud apabila nilai nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari hari dapat
memberikan manfaat kepada orang lain.

Nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan harapan dan impian bangsa Indonesia
dalam mewujutkan kehidupannya. Sesuai dengan tujuan dirumuskan Pancasila yakni untuk
menciptakan karakter rakyat Indonesia. Dengan adanya hal itu perlu adanya usaha dan sadar
untuk mengimplementasikan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, untuk
mewujudkan citi cita bangsa.
Hambatan penerapan nilai nilai Pancasila sebagai sisitem etika dan ajaran bangsa

Indonesia merupakan negara multikultur, yang mana negara yang luas dan kompleks. Selain itu
Indonesia juga terdiri dari beragam agama, ras,budaya dll. Maka untuk mepersatukan hal
tersebut harus adanya dasar negara sebagai landasan untuk menyikapi segala permasalahan
disemua aspek kehidupan. Dengan itu perlu adanya penerapan fungsi Pancasila Sebagai system
etika dan ajaran bangsa dalam kehidupan berenegara. Dalam penerapan nilai nilai Pancasila
tidaklah berjalan dengan mulus, dapat dilihat banyak nya masyarakat yang mengabaikan dan
tidak mengamalkan nilai nilai Pancasila sehingga timbul banyaknya masalah masalah yang
serius contohnya kesadaran membayar pajak, korupsi yang merajalela dan lain sebagainya.

Sebagai generasi penerus bangsa haruslah dapat memajukan bangsa dan juga melaksanakan,
menerapkan nilai nilai Pancasila dalam tindakan dan perilaku (Pertiwi & Dewi, 2021). Dan
sangatlah penting menanamkan jiwa kemanusiaaan dalam diri masing masing generasi penerus
bangsa dikarenakan sudah jarang ditemukan rasa kemanusiaan,keadilan, sopan santun , rasa
tanggung jawab dan lain sebagainnya.

Hambatan hambatan tersebut terjadi dikarenakan adanya masyarakat yang cenderung


berorientasi pada gaya hidup luar begitu pula pengaruh globalisasi setelah perang ke II
memberikan pengaruh yang besar (GILANG, 2019).

Adapun hambatan hambatan sebagai berikut:

1) Sila pertama (Ketuhanan yang maha esa): Pada sila pertama ini masih banyaknya
muncul hambatan hambatan yang terjadi seperti adanya teroris, perusakan tempat
ibadah, tidak percaya tuhan, kepercayaan pada aliran aliran sesat, tidak
menghormati agama lain, tidak menaati aturan aturan agama. Yang mana pada sila
pertama ini haruslah menanamkan rasa ketaatan terhadap tuhan dan juga rasa
toleransi harus selalu diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.
2) Sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradap): Di zaman sekarang banyak perilaku
tidak manusiawi yang terjadi, contohnya terjadinya penganiayaan, tindakan
penganiyaan dapat terjadi dimanapun dan dengan siapapun seperti orang tua
kepada anaknya, majikan ke pembantu ataupun sebaliknya. Orang yang melakukan
penganiayaan terhadap orang lain dikarenakan tidak memiliki rasa kemanusiaan
pada dirinya. Hal ini bertentangan dengan nilai nilai Pancasila terutama pada kedua.
Penerapan sila ini dengan menyebarkan rasa kasih sayang kepada sesama dan
berparilaku sopan dengan oranglain.
3) Sila ketiga (Persatuan Indonesia): Indonesia merupakan negara akan kaya akan ras,
budaya, suku dan agama. Tak heran jika bakal terjadi perbedaan dan perselisihan
diantaranya. Contohnya adanya daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), perperangan antar suku, konflik antar daerah
maupun desa. Semboyan ‘’Bhinneka Tunggal Ika’’ perlu diterapkan dalam hal ini,
persatuan sangatlah penting dalam memanjukan sebuah negara.
4) Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan): dalam pengambilan keputusan perlu adanya
persetujuan dari semua orang, namun hal ini cukup sulit diterapkan dalam
pengambilan keputusan saat bermusyawarah. Rasa egois dan ingin mementingkan
kepentingan sendiri masih sering terjadi dalam bermusyawarah. Biasanya terjadi
pada kalangan atas yang mementingkan dirinya sendiri tanpa mamikirkan kalangan
bawah. Hal ini menjadi hambatan dalam dalam penerapan nilai Pancasila sila
keempat ini.
5) Sila kelima (keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia): Indonesia masih minim akan
keadilan, banyak korban kejahatan yang belum mendapatkan keadilannya.
Contohnya dalam sidang si pelaku menyuap hakin agar dapat terbebas dari
hukuman.

Anda mungkin juga menyukai