Anda di halaman 1dari 6

Tugas kelompok 7

Nama kelompok :

1. Nurul Mey Syaroh (19041010007)


2. Anasthasia Marshanda (19041010027)
3. Siti Kasiani (19041010037)
4. Ni Nyoman Septi A. (19042010067)
5.

Soal :

1. Mengidentifikasi sebuah masalah bangsa yang dapat di antisipasi melalui Pendidikan


kewarganegaraan. Apakah masalah itu muncul dari perkembangan IPTEK, tuntutan dan
kebutuhan masyarakat, ataukah tantangan global saat ini.
2. Kumpulkanlah data dan informasi untuk mendeskripsikan lebih lanjut tentang masalah
tersebut.
3. Kemukakanlah program Pendidikan kewarganegaraan seperti apa yang dapat dilakukan
guna mengantisipasi masalah tersebut.
4. Susunlah bentuk program tersebut secara tertulis.

Jawab :

1. Masalah "Miskinnya sikap toleransi dalam kehidupan beragama"

Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam Suku, Budaya dan Agama. Sebagai
makhluk sosial tentunya manusia harus hidup sebuah masyarakat yang kompleks akan nilai
sosial karena terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Untuk menjaga persatuan dan
kesatuan antar umat beragama maka diperlukan sikap toleransi memiliki hati yang lapang
terhadap orang orang yang memiliki pendapat berbeda. Ada beberapa manfaat yang akan kita
dapatkan dengan menanamkan sikap toleransi diantaranya hidup bermasyarakat kita menjadi
tentram, persatuan bangsa Indonesia terwujud, pembangunan negara lebih mudah dan masih
banyak lagi. Toleransi Hak dan kewajiban dalam umat bergama telah tertanam dalam nilai-nilai
yang ada pada pancasila dimana Indonesia adalah negara yang Majemuk yang terdiri dari
berbagai macam etnis dan agama. Tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak dan
kewajiban maka akan muncul berbagai macam gesekan gesekan antar umat beragama.

2. Deskripsi masalah “Miskinnya sikap toleransi dalam kehidupan beragama"

A.   Pengertian

Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar dan
menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai
antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi
dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan
yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.Istilah toleransi mencakup banyak bidang.
Salah satunya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan
menghargai antar penganut agama lain

B.   Gambaran Permasalahan

Aksi sosial jemaat gereja gagal karena dituding kristenisasi

Sejumlah massa mengatasnamakan diri mereka Front Jihad Islam (FJI) dan beberapa
ormas lainnya, membubarkan secara paksa acara bakti sosial yang digelar Gereja Katolik Santo
Paulus Pringgolayan, Bantul, Yogyakarta, Minggu (28/1) lalu.

Mulanya, jemaat Gereja Santo Paulus akan menjual sembako murah sebagai bagian dari
acara perayaan ulang tahun gereja. Namun aksi ini terpaksa dibatalkan karena dianggap upaya
kristenisasi.

Menurut pengakuan pihak gereja, acara sosial itu sengaja dilakukan di rumah Kepada
Dusun Jaranan karena ingin membaur dengan masyarakat setempat. Kejadian ini pun
diselesaikan lewat mediasi bersama pihak-pihak yang terkait dan memutuskan membuat surat
pernyataan pembatalan acara.

Insiden intoleransi agama ini bukan pertama kali di Kabupaten Bantul, karena seorang
camat beragama Katolik juga pernah ditolak sekelompok warga pada Februari 2017 lalu.
https://www.idntimes.com/news/indonesia/linda/5-kejadian-penyerangan-rumah-ibadah-di-
indonesia/full

C.   Faktor Penyebab

1. Tidak adanya Sikap Saling Menghormati dan Menghargai satu sama lain.

2. Tidak memiliki Keinginan untuk Menciptakan Persatuan dan Kesatuan.

3. Hilangnya Sikap Menghargai dan Menerima Perbedaan.

4. Sikap Saling Tolong Menolong mulai pudar atau hilang.

5. Tidak berkeinginan untuk Memperkokoh Silaturahmi.

D. Cara mengatasi masalah "Miskinnya sikap toleransi dalam kehidupan beragama"

Manusia diciptakan sebagai makhluk individu yang merupakan makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial, individu diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu lainnya untuk dapat
memenuhi kebutuhan. Dalam menjalin kehidupan sosial bermasyarakat, seorang individu juga
akan berhadapan dengan suatu kelompok-kelompok yang berbeda. Salah satu perbedaan itu
adalah kepercayaan agama yang dianut.

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, ditandai dengan banyaknya
etnis, suku, agama, bahasa, budaya, dan adat-istiadat. Untuk persoalan agama, negara Indonesia
bukanlah sebuah negara teokrasi, melainkan secara konstitusional negara mewajibkan warganya
untuk memeluk satu dari agama-agama yang diakui eksistensinya sebagaimana tercantum di
dalam pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945. Negara memberi kebebasan kepada penduduk untuk
memilih salah satu agama yang telah ada di Indonesia yaitu agama Islam, Kristen Protestan,
Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu. Kenyataan ini dengan sendirinya memaksa
negara untuk terlibat dalam menata kehidupan beragama.
Untuk mengurangi kasus intoleransi, teori pemecahan masalah atau problem solving
dapat digunakan sebagai cara untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan masalah dalam
kasus Intoleransi di Indonesia. Polya (dalam Reed, 2000) mengemukakan problem solving
berarti mencari jalan keluar dari sebuah kesulitan, suatu cara keluar dari rintangan, mencapai
suatu tujuan yang tidak seketika dapat dimengerti. Problem solving juga merupakan aktivitas
berpikir yang diarahkan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang meliputi
pembentukan respon dan seleksi atas berbagai kemungkinan respon (Solso, 1991).

Menurut Brans ford & Stein (dalam Suharnan, 2005) ada beberapa tahap dalam problem
solving, yaitu:

a. Identifikasi masalah

b. Mendefinisikan asalah

c. Perumusan strategi

d. Ekplorasi berbagai kemungkinan alternatif

e. Aksi atau tindakan

3. Program Pendidikan kewarganegaraan guna mengatasi masalah " Miskinnya toleransi


dalan kehidupan beragama "

Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali mahasiswa dengan


pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan
negara serta Pendidikan kewarganegaraan agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan
oleh bangsa dan negara, dan secara umum bertujuan membina Indonesia menjadi manusia yang
taat pada Tuhan Yang Maha Esa. Penyelenggaraan pendidikan nasional harus mampu
meningkatkan, memperluas, dan menetapkan suatu Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Dan
dalam hal ini pembinaan sikap toleransi antar mahasiswa sangat berperan dan terbukti dan
sebagaimana kita ketahui bahwa toleransi merupakan syarat mutlak untuk mengamalkan
pancasila dengan sebaik-baiknya. Dan dengan demikian bahwa masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang majemuk yang memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membina sikap toleransi antar
maahasiswa dengan cara saling bergaul, saling hormat menghormati, saling membantu antara
sesamanya.

4.Susunan Bentuk Program

a. Membekali anak dengan pengetahuan dan kemampuan dasar mengenai empat pilar
kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Mengajarkan bagaimana menciptakan kerukunan dilingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat
c. Melakukan empat pendekatan untuk menjaga empat pilar kebangsaan yang
terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Keempat pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural, edukatif,
hukum, dan struktural, dibutuhkan karena saat ini pemahaman generasi muda terhadap 4
pilar kebangsaan menipis.
1) Pendekatan kultural adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam
tentang budaya dan kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini
dibutuhkan agar pembangunan oleh generasi muda di masa depan tetap
mengedepankan norma dan budaya bangsa. Pembangunan yang tepat,
harus memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa
menghilangkan adat istiadat yang berlaku. Generasi muda saat ini adalah
calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan budaya leluhurnya.
Sehingga di masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur
modern, tetapi juga menyejahterakan masyarakat
2) Pendekatan edukatif perlu karena saat ini sangat marak aksi kriminal yang
dilakukan generasi muda, seperti tawuran, pencurian, bahkan
pembunuhan. Kebanyakan aksi tersebut terjadi saat remaja berada di luar
sekolah maupun di luar rumah. Oleh sebab itu perlu ada pendidikan di
antara kedua lembaga ini. Di rumah kelakuannya baik, di sekolah juga
baik. Namun ketika di antara dua tempat tersebut, kadang remaja berbuat
hal negatif. Ini yang sangat disayangkan. Orangtua harus mencarikan
wadah yang tepat bagi anaknya untuk memaknai empat pilar kebangsaan
semisal lewat kegiatan di Pramuka.
3) Pendekatan hukum adalah segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun
harus ditindak dengan tegas, termasuk aksi tawuran remaja yang terjadi
belakangan. Norma hukum harus ditegakkan agar berfungsi secara efektif
sehingga menimbulkan efek jera bagi pelaku kriminal sekaligus menjadi
pelajaran bagi orang lain.
4) Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan struktural. Keempat pilar ini
perlu terus diingatkan oleh pejabat di seluruh tingkat. Mulai dari Ketua
Rukun Tetangga, Rukun Warga, kepala desa, camat, lurah sampai
bupati/wali kota hingga gubernur.
d. Mengimplementasikan toleransi umat beragama, kita sebagai warga negara Republik
Indonesia, harus menghindari dan menjauhi hal-hal sebagai berikut: Sikap fanatik yang
berlebihan, yaitu sikap yang tidak mau menghargai pemeluk agama lain dan penganut
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa , bahkan memusuhinya kita harus
mempunyai keyakinan kebenaran agama kita dan tidak boleh membuat kita sempit dalam
pandangan, serta sikap terhadap keyakinan orang yang memeluk agama lain; Sikap
mencampur adukkan ajaran agama atau kepercayaan kita dengan ajaran atau kepercayaan
lain. Toleransi beragama tidak berarti mencampur adukkan ajaran agama. Kemurnian
ajaran agama harus tetap di jaga. Sikap acuh tak acuh terhadap agama dan kepercayaan
orang lain.

Anda mungkin juga menyukai