Anda di halaman 1dari 4

Identifikasi Masalah Bangsa dan Solusinya dengan Program

Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:

Regita Cahya Wulan V3420057

Sabila Nur Hayati V3420067

Salsabila Qurrotul ‘Aini V3420068

Shallomita Rembulan Sitorus V3420071

Syi’ta Al Mar’atush Sholihah V3420073

Rozy Nur Fatmala V3420079

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020
Identifikasi Masalah “Memudarnya Toleransi di Indonesia”

A. Sumber Masalah
Keberagaman merupakan kondisi di mana masyarakat terdapat banyak perbedaan.
Indonesia merupakan salah satu negara yang multikultural dengan berbagai macam
agama, budaya, suku, etnis, ras dan bahasa yang beragam atau disebut juga dengan ‘mega
cultural diversity’. Menjadikan Indonesia salah satu negara yang sangat rentan dengan
berbagai konflik pandangan yang sangat sempit dan menyimpang tentang kebudayaan
nasional atau menyamakan struktur kelompok minoritas dengan kelompok yang lebih
dominan. Keberagaman Indonesia harus diimbangi dengan sikap toleransi tiap warganya
untuk mempertahankan kesatuan Republik Indonesia.
Penyebab permasalahan toleransi yang pertama adalah Ekstremisme. Ekstrimisme
merupakan paham atau keyakinan yang begitu kuat terhadap suatu pandangan, melebihi
batas kewajaran dan melanggar hukum yang berlaku. Dalam pengertian lain, ekstrimisme
merupakan sebuah doktrin baik itu politik maupun agama untuk menggerakkan aksi
dengan berbagai cara demi mewujudkan tujuannya. Bahaya ekstrimisme jauh lebih besar
karena orang tidak dapat dihukum hanya dengan berpikir, baru ketika berbuat.
Ekstremisme dianggap sebagai sumber permasalahan toleransi yang terjadi khususnya di
Indonesia. Tindakan ekstremisme sendiri mencakup penyebaran, baik offline maupun
online, yang mengajak dan mengumpulkan simpatisan untuk membenci golongan atau
kelompok tertentu.

B. Data dan Informasi mengenai masalah


Setelah masa reformasi, Indonesia pernah didapuk sebagai salah satu model negara toleran;
tempat agama dan demokrasi dapat hidup secara berdampingan. Namun citra tersebut mulai
luntur dalam lima tahun terakhir. Munculnya berbagai fenomena, seperti tempat ibadah di
Tanjung Balai, hal ini menggambarkan tren intoleransi yang semakin meluas di masyarakat
Indonesia. Berdasarkan hasil riset yang dilaksanakan oleh Setara Institute menunjukkan jenis
pelanggaran atas kebebasan beragama dan berkeyakinan yang paling banyak terjadi pada 2020
yakni tindakan intoleransi. Direktur Riset Setara Institute Halili Hasan menyebut, tindakan
intoleransi banyak dilakukan oleh aktor non-negara, seperti kelompok warga, individu, dan ormas
keagamaan sebanyak 62 kasus. Selanjutnya, Setara Institute mencatat 32 kasus terkait pelaporan
penodaan agama, 17 kasus penolakan pendirian tempat ibadah, 8 kasus pelarangan aktivitas
ibadah, 6 kasus perusakan tempat ibadah, 5 kasus penolakan kegiatan dan 5 kasus kekerasan.
Halili juga menuturkan bahwa Intoleransi pada kebebasan beragama dan berkepercayaan itu
adalah tindakan-tindakan yang tak bisa dipidanakan.

Berdasarkan data dari jakarta, kompas.com pada sebuah diskusi untuk memperingati Hari
Toleransi Internasional di Hotel Sahid, kawasan sudirman, Jakarta pusat, Jumat(15/11/2019).
Disampaikan Ketua Satgas Nusantara yang juga Kapolda Metro Jaya Irjen(Pol) Gatot Eddy
Pramono dijelaskan ada tiga hal yang dapat menguatkan sikap intoleransi atau hilangnya sikap
toleransi yaitu Globalisasi, Demokrasi yang domisili “low class”, dan Perkembangan Medsos.

C. Program Untuk mengantisipasi masalah tersebut


Dalam pembahasan ini, dibahas tentang bagaimana solusi yang ditawarkan oleh media sosial
untuk menyelesaikan persoalan toleransi di Indonesia melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
Sebelum itu mari kita lihat, apa itu pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut ahli.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Kansil (1994:84) Bahwa: “Pendidikan
kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur,moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan
dapat mewujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.”.
Adapun tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan menurut Simorangkir (1992:4) yaitu
Memberikan pengertian, Pengetahuan dan pemahaman yang sah dan benar; Meletakkan dan
menanamkan pola berpikir (Fattern of thought) sesuai dengan Pancasila dan watak (character)
Indonesia; Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik; Menggugah
kesadaran anak Warga Negara dan warga masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan
dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila; Memberikan motivasi agar dalam setiap sikap dan
tingkah lakunya bertumbuh sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma Pancasila. Setelah
memahami pengertian dan tujuan tersebut, maka terdapat rekomendasi penyelesaian masalah
disesuaikan dengan persoalan dan dari sudut pandang masalah, berikut adalah rekomendasi dari
program untuk mengantisipasi masalah tersebut :
1. Mempelajari mengenai masyarakat dan budaya yang lain. Salah satu jalan terbaik untuk
menjadi orang yang lebih toleran adalah dengan mendidik diri sendiri mengenai
masyarakat dan budaya lain. Ketika orang menunjukkan in-toleransi terhadap orang lain,
itu biasanya karena mereka merasa terasingkan atau tidak mengerti mengenai cara orang
lain melakukan suatu hal.
2. Selalu menghargai perbedaan. Untuk memiliki jalan pikir toleran, perlu memahami dan
menghargai perbedaan. Orang yang menghargai perbedaan dan keberagaman pasti akan
lebih toleran terhadap orang lain dan akan dapat lebih mudah memaklumi kepastian.
Sedangkan, intoleransi dapat menyempitkan pandangan dan membuat dunia yang selalu
berubah-ubah ini menjadi sangat sepele. Setiap orang dapat menjadi orang yang lebih
toleran dengan membuka pikiran dan melihat berbagai sudut pandang dan budaya yang
berbeda-beda.
3. Memberikan dan menerapkan Pendidikan Kewarganegaraan sejak sekolah dasar hingga
jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu kuliah. Sesuai dengan bacaan di atas mengenai
tujuan adanya Pendidikan Kewarganegaraan, maka penting sekali untuk memberikan
mata pelajaran ataupun mata kuliah sehingga dapat menanamkan nilai penting Pancasila
pada setiap siswa.

REFERENSI
Konstruksi Toleransi pada Akun Media Sosial Jaringan Gusdurian - Danar Kristriana Dewi,
Lulus Sugeng Triandika
Pentingnya Pendidikan Untuk Tanamkan Sikap Toleran di Masyarakat - Muawanah
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/16/07364551/ini-tiga-sebab-menguatnya-sikap-
intoleransi-di-indonesia-versi-polri?page=all#page2
https://core.ac.uk/download/pdf/326036958.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/06/18065451/riset-setara-institute-intoleransi-atas-
kebebasan-beragama-berkeyakinan

Anda mungkin juga menyukai