Anda di halaman 1dari 5

Assessment Laporan Akhir

Menerapkan Sifat Toleransi Sejak Dini

LO: Memecahkan permasalahan sosial yang berkaitan dengan interaksi budaya persatuan
Indonesia dan demokrasi Pancasila.

I. Background and Objectives of the Project


Toleransi merupakan sikap saling menghargai adanya perbedaan antar setiap
individu, mulai dari perbedaan antar ras, suku, agama, adat istiadat, bahasa, dan
sikap tidak memaksakan kehendak serta tidak menghina perbedaan. Di masa
seperti sekarang banyak sekali masyarakat Indonesia yang masih belum menerapkan
toleransi antar suku dan umat beragama, baik dari kalangan muda maupun kalangan tua.

Masalah toleransi yang dihadapi oleh komunitas dapat


bervariasi tergantung pada konteks sosial, budaya, dan politik di suatu wilayah
atau negara. Beberapa masalah umum yang sering dihadapi oleh komunitas terkait
dengan toleransi melibatkan perbedaan agama, etnis, orientasi seksual, gender,
dan pandangan politik.

Dampak negatifnya anak-anak pada usia dini pun ikut


berperilaku rasis terhadap sesama individu, seperti menghina etnis temannya
ataupun orang disekitarnya, menghina kepercayaan orang lain, bahkan ada yang
mengganggu umat beragama lain saat beribadah, tidak menghargai
pendapat orang lain, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu diperlukan pengertian
mendalam tentang toleransi sejak usia dini serta memberikan contoh-contoh penerapan
terkait toleransi di kehidupan sehari-hari.
II. Literature Review
Toleransi merupakan sikap menghargai dan menghormati perbedaan yang ada dalam
masyarakat, baik perbedaan agama, suku, ras, budaya, maupun pendapat. Toleransi
merupakan hal yang penting untuk ditanamkan sejak dini, terutama di negara yang
majemuk seperti Indonesia.

Sikap toleransi merupakan satu dari contoh penanaman nilai karakter sikap yang sangat
perlu dibudayakan dalam kultur sekolah dasar (Erviana & Fatmawati, 2018).

Armiwulan (2015) mengatakan bagaimana masyarakat Indonesia yang dikenal memiliki


nilai-nilai yang mengedepankan toleransi, tetapi dalam prakteknya belum bisa dilepaskan
dari mendominasi mayoritas dan minioritas yang seringkali memicu sikap rasial dan
stereotip. Rasisme tidak terlepas dari aspek diskriminasi ras dan prasangka ras.
Diskriminasi ras mencakup segala bentuk perilaku pembedaan berdasarkan ras.
Sedangkan prasangka atau prejudice merupakan akar dari segala bentuk rasisme.
Prasangka adalah pandangan buruk terhadap individu atau kelompok manusia lain
dengan hanya merujuk kepada ciri-ciri tertentu seperti ras, agama, pekerjaan atau kelas.

Dinamika menjalani sikap toleransi pada diri seseorang dapat dijumpai dari karakter yang
dimiliki oleh pribadi seseorang, berikut beberapa elemen penting diantaranya adalah 1)
memilki pribadi yang ekstrovert dalam artian tidak menutup pergaulan di kalangan
apapun, 2) berbagi makanan dengan temannya 3) bersikap peduli dan empati terhadap
teman yang terkena musibah atau masalah social 4) mampu berkomunikasi dan
berdiskusi dengan temannya 5) mengurangi sikap egoism 6)mampu bersikap adil
terhadap siapa pun. (Achadah, 2020a).

Mengambil sudut pandang Lickona (1991) bahwa peran pedidikan karakter dalam
menumbuhkan sikap toleransi di sekolah memerlukan keterlibatan pengetahuan atau
kognitif, perasaan atau feeling, dan adanya tindakan atau action. Ketiga aspek
tersebut tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya karena jika terpisah maka
pendidikan karakter berjalan tidak efektif.
Menurut (Sodik, 2020) terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan dalam
pendidikan untuk menumbuhkan nilai toleransi yaitu dengan pendekatan kelompok,
individu dan klasikal. Namun yang perlu menjadi fokus perhatian ditengah arus
globalisasi dan modernisasi untuk mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia yang harus bisa menjunjung tinggi nilai toleransi adalah dengan menjaga; 1)
intelektualitas; 2) culture; 3) nilai-nilai transendental; 4) keterampilan fisik/ jasmani;
5) pembinaan kepribadian manusia. Dengan menjaga nilai-nilai tersebut pendidikan
toleransi menjadi harapan agar dapat dimanfaatkan dan diamalkan sebaik mungkin
oleh masyarakat Indonesia.Pendekatan-pendekatan tersebut merupakan upaya untuk
mencapai nilai yang tertinggi dalam bermasyarakat. Puncak nilai tertinggi dalam
karakter seseorang adalah bagaimana bisa menghargai yang merupakan wujud toleransi.

III. Project Implementation Methods


1. Observasi Lapangan
Pada tanggal 26 Oktober 2023 salah satu anggota kami datang ke Panti asuhan
Eunike untuk menyerahkan proposal kegiatan character building pancasila yang
akan dilaksanakan pada tanggal 18 November 2023 dan diterima oleh ketua
yayasan panti.
2. Sosialisasi Rencana Kegiatan
Setelah proposal kegiatan kami disetujui, kelompok kami merencanakan kegiatan
lanjutan saat datang ke panti asuhan.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 18 November 2023 di Panti asuhan
Eunike pada jam 14.00-15.30 WIB.
IV. Description of Project Implementation Made in Groups
Sebelum memulai kegiatan, kami mengajak para anak SMP panti asuhan untuk berdoa
terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan perkenalan dan penyampaian materi yang telah
kami susun sebelumnya. Kegiatan selanjutnya ialah sesi QnA dan games. Games yang
kami siapkan antara lain, tebak gerakan, telepati, estafet kata, dan quiz, untuk
pengaplikasiannya, kami menggunakan contoh hewan, benda, kegiatan sehari-hari, dan
pertanyaan seputar Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan serta toleransi. Setiap
anak yang berhasil menjawab pertanyaan maupun berhasil dalam challenge akan
mendapatkan hadiah menarik. Sesi Games berjalan dengan lancar dan seru, meskipun
kami harus mengeluarkan tenaga ekstra karena audiens pemalu.

V. Feedback from Community Leader


Ketua panti asuhan kristen Eunike memberikan saran tentang cara kelompok kami yang
memberikan presentasi masih kurang menarik untuk anak-anak, sehingga beberapa anak
terkadang menghiraukan kami pada saat penyampaian materi.

Pengurus panti asuhan kristen Eunike (kak Melva) memberikan saran agar games sudah
dipersiapkan sebelum hari H presentasi. Kak Melva memberi saran juga, agar materi PPT
dibuat lebih menarik meskipun isinya sedikit, agar anak-anak tidak bosan. Namun, untuk
improvisasi dan hadiah games sudah cukup baik.

VI. Personal Reflection


Melalui project ini saya diberi wawasan mengenai kesadaran dan toleransi secara nyata
dilingkungan sosial, mengembangkan rasa empati dan menyadari pentingnya komunikasi
dalam toleransi. Meskipun kami melaksanakan project ini di panti asuhan, namun saya
merasakan kekeluargaan yang kuat di dalamnya. Melalui project ini, saya juga belajar
bahwa, toleransi bukan sekedar SARA namun juga kepribadian dan sudut pandang dari
individu itu sendiri. Meskipun audience kami pemalu, namun saya tetap sangat
menikmati momen kebersamaan kami. Saya harap, kedepannya saya bisa lebih membuka
diri lagi untuk project sosial seperti ini.
VII. Referensi

Achadah, A. (2020). Pendidikan Multikultural dalam Membentuk Karakter Bangsa Indonesia. Jurnal
Pendidikan Islam, 03(01), 20.

Armiwulan, H. (2015). DISKRIMINASI RASIAL DAN ETNIS SEBAGAI PERSOALAN M HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA. 493-502. doi:https://doi.org/10.14710/mmh.44.4.2015.493-502

Erviana, V. Y. (2018). Urgensi Pendidikan Multikultural Sebagai Wadah Strategis Untuk Menanamkan
Karakter Toleransi Di Sekolah Dasar. 297–302. Diambil kembali dari
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/446

Hukumonline, T. (2023, Februari 13). Arti Toleransi dan Manfaatnya bagi Kehidupan. Diambil kembali
dari www.hukumonline.com: https://www.hukumonline.com/berita/a/arti-toleransi-
lt6302ddb8dc02c/

Lickona, T. (1991). Educating For Character, How Our Schools Can Teach Respect And Responsibility.
Bantam Books.

Sari, A. M. (2023, september 8). Toleransi: Pengertian, Tujuan dan Unsur di Dalamnya. Dipetik 2024, dari
fahum.umsu.ac.id: https://fahum.umsu.ac.id/toleransi-pengertian-tujuan-dan-unsur-di-
dalamnya/#:~:text=Toleransi%20adalah%20sikap%20saling%20menghargai,keyakinan%2C%20p
endapat%2C%20atau%20kepercayaan

Sodiq, F. (2020). Pendidikan Toleransi Dan Relevansinya Dengan Dinamika Sosial Masyarakat Indonesia.
Jurnal Studi Islam, 14. doi:Https://Doi.Org/10.36667/Tf.V14i1.372

VIII. Documentation
https://drive.google.com/drive/folders/1urXKlmH1W3DdYsc9Vf-sFIc8G_-ky6Mz

Anda mungkin juga menyukai