Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANGGINI KHAERUNISSA POETRI


NIM : 044315497
PRODI : ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SEMARANG
TAHUN 2021
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan nilai dalam pendidikan
umum dan berikan contoh yang berkaitan dengan lingkungan sekitar anda!

Pendidikan memiliki definisi sebagai suatu usaha secara sadar dan terencana untuk membentuk
dan mengembangkan potensi diri seseorang/sekelompok orang untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang
diperlukan bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Di Indonesia kita mengenalnya
dengan sistem pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional di
Indonesia terdapat 7 jenis yaitu pendidikan umum kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan dan khusus.

Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan


peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-
tingkat akhir masa pendidikan.

Bentuk satuan pendidikan umum di Indonesia ada berbagai macam yaitu :.

- Sekolah Dasar (SD)

Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pada tingkat
akhir pendidikan yakni kelas 6 siswa diwajibkan mengikuti ujian agar dapat melanjutkan
pendidikan ke tingkat SMP/SLTP.

Pendidikan dasar di Indonesia pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu yang dikelola
pemerintah biasa disebut Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri, sedangkan
yang dikelola oleh masyarakat biasanya disebut Sekolah Dasar Swasta. SD berada dibawah
lingkup Kemendikbud, sedangkan MI berada dibawah lingkup Kemenag. Disamping itu ada pua
sekolah dasar dibawah lingkup Kemendikbud berciri khas agama dengan sebutan Sekolah Dasar
Islam, Sekolah Dasar Kristen, Sekolah Dasar Katolik, dll.

- Sekolah Menengah Pertama (SMP)

SMP adalah jenjang pendidikan setelah lulus sekolah dasar. Sekolah Menengah Pertama
ditempuh dalam waktu tiga tahun , mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Di Indonesia, setiap warga
negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar 6 tahun dan sekolah menengah
pertama 3 tahun. Sesuai dengan definisi pendidikan umum, pada tingkat akhir sekolah siswa juga
akan melaksanakan ujian tertulis agar dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yakni
Sekolah Menengah Atas. Mengacu pada pemberlakuan otonomi daerah tahun 2001, SMP yang
semula berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah/kota. Sedangkan, tugas dari Departemen Pendidikan Nasional yaitu berperan
sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan.

- Sekolah Menengah Atas (SMA)

Setelah lulus dari SMP maka siswa akan menempuh pendidikan selama 3 tahun di SMA. Pada
umumnya siswa berusia 16-18 tahun. Pada saat awal pendaftaran para siswa dapat memilih
jurusan yang diminati yakni antara IPA dan IPS. Pada akhir tahun ketiga (yakni kelas 12) siswa
diwajibkan mengikuti ujian yang nmemengaruhi kelulusan siswa. Setelah lulus, para siswa dapat
melanjutkan ke perguruan tinggi/kuliah, bisa juga langsung bekerja.

Pendidikan Nilai merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk dapat memberikan nilai,
norma, moral dan budi pekerti. Dalam hal ini, nilai merupakan gagasan atau konsep yang penting
dalam keberlangsungan hidup manusia.

Setelah mengetahui definisi dari masing-masing pendidikan umum dan pendidikan nilai, dari sini
kita dapat melihat adanya kaitan antara pendidikan umum dan pendidikan nilai. Dalam
pelaksanaan pendidikan umum diperlukan adanya penanaman nilai-nilai demi mewujudkan
tujuan dari pendidikan itu sendiri. Salah satu tujuan dari pendidikan umum yaitu dapat
mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan social siswa agar bisa hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Sehingga, nilai-nilai yang mendukung keterampilan social individu harus
ditanamkan sedemikian rupa di dalam pendidikan umum melalui pendidikan nilai. Dengan kata
lain, pendidikan nilai adalah bagian tujuan dari pendidikan umum.

Contoh implementasi dari pelaksanaan pendidikan nilai pada pendidikan umum antara lain :

- Dilaksanakannya program K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban) biasanya


kegiatan ini dilakukan di hari Jumat sehingga disebut Jumat bersih.

- Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai biasanya wali kelas masuk lebih awal untuk
mengelola kelas, mengamati dan melaksanakan kegiatan agama bersama seperti mengaji
atau kajian bagi agama selain islam.

- Guru mampu menjadi contoh yang baik bagi para siswanya serta mengintegrasikan nilai-
nilai karakter sehingga para siswa akan segan untuk melakukan penyimpangan nilai.

- Diadakannya upacara bendera setiap hari Senin dengan tertib dan khidmat sebagai upaya
mewujudkan siswa yang memiliki nilai luhur, budi pekerti serta selalu mengingat jasa
para pahlawan.
2. Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari
kekayaan negara kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang
memunculkan sikap etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi. Jelaskan bagaimana
etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber permasalahan
bagi bangsa Indonesia. Berikan contoh kasus untuk memperjelas jawaban Anda!

Indonesia tekenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dalam mewujudkan bangsa
yang harmonis tentunya diperlukan kerja sama antara berbagai pihak, namun tidak bisa
dipungkiri bahwa masih terdapat beberapa pihak yang mencoba untuk menimbulkan pertikaian
dengan dalih adanya perbedaan dan jiwa kompetitif. Untuk itu kita perlu mengetahui
permasalahan apa yang muncul.

1. Etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan kecenderungan untuk memandang budaya sendiri lebih baik dibanding
budaya lainnya, sehingga menggunakan acuan standar dan nilai sendiri untuk menilai orang lain
yang bukan termasuk kelompok budayanya. Dalam hal ini, etnosentrisme meyakini bahwa
adanya superioritas antara kelompok etnis dan kelompok budaya sendiri, serta menganggap
kelompok lain lebih buruk. (Myers, 2012)

Adanya etnosentrisme membawa pengaruh buruk bagi lingkungan sekitarnya. Menurut Ahmad
(2007), beberapa aspek yang dapat menyebabkan etnosentrisme yaitu :

1. Perbedaan fisik atau biologis,

2. Perbedaan lingkungan atau geografisnya,

3. Perbedaan kelas dan status social,

4. Perbedaan kepercayaan dan agama yang dianut,

5. Perbedaan nilai dan norma social.

Munculnya etnosentrisme di Indonesia secara kompleks dipengaruhi oleh budaya politik,


pluralitas, efek dari kebijakan yang diambil secara gegabah, serta adanya kebijakan desentralisasi
dan otonomi daerah.

Ada beberapa contoh sikap etnosentrisme yang ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia, antara
lain :

- Adanya bullying atau meledek seseorang yang berasal dari Papua hanya karena kulit
mereka yang hitam serta rambutnya yang ikal dan keriting. Kemudian tak jarang terdapat
orang yang sengaja meniru dialek bahasa orang Papua.
- Pada masa pemilihan pemimpin daerah atau negara masih ada masyarakat Indonesia yag
memiliki pola pikir bahwa pemimpin harus berasal dari suku dan ras dan agama
mayoritas tanpa menimbang, menilai, dan memerhatikan visi misi serta progam yang
ditawarkan.

- Terjadinya perang antara suku Asmat dan suku Dani

2. Prejudis

Prejudis adalah sikap yang menilai lebih rendah sebuah kelompok tertentu karena asumsi dari
perilaku, nilai, dan kebiasaan dari kelompok tersebut. Prejudis ini juga biasa dikenal dengan
prasangka yang biasanya mengarah kepada persepsi buruk atau negatif yang dimiliki seseorang
terhadap kelompok masyarakat. Biasanya persepsi ini diikuti adanya sentimen yang meliputi
kemarahan, ketakutan, kebencian, dan kecemasan. Prasangka yang terjadi sebagian besar karena
pemikiran yang sempit dengan hanya melihat satu sisi dari pengalaman pribadi tanpa melihat
latar belakang dan budaya di kelompok lain.

Contoh kasus prejudis yaitu orang jawa yang terkesan lemah lembut enggan berteman dengan
orang yang berasal dari Batak karena lekat dengan image keras, blak-blakan dan mudah marah.
Kemudian adanya asumsi bahwa orang Jawa di depan baik namun di belakang sifatnya berbeda.

3. Diskriminasi

Diskriminasi ditandai dengan kebijakan atau sebuah praktik yang mencederai sebuah kelompok
budaya dan anggotanya. Hal ini merujuk pad aperlakuan yang menjelekkan suatu kelompok
tertentu dan menjadi sebuah “olokan” bagi kelompok tertentu.

Adapun beberapa jenis diskiriminasi yang kerap terjadi, yaitu :

- Diskriminasi berdasarkan suku, ras, dan agama

Contohnya, meledek dan memperlakukan seseorang secara berbeda hanya karena perbedaan
keyakinan.

- Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender

Contohnya, seorang perempuan tidak diperbolehkan atau tidak dipercaya sebagai pilot hanya
karena jenis kelaminnya.

- Diskriminasi terhadap penyandang disabilitas

Contohnya, masih kurangnya penyediaan fasilitas public yang ramah bagi kaum difabel.

- Diskriminasi terhadap penyandang HIV/AIDS


Masyarakat Indonesia masih sering menganggap bahwa penyakit ini dapat menular sehingga
mereka memilih untuk menjauhi ODHA atau orang Dengan HIV/AIDS.

- Diskriminasi berdasarkan kasta social.

Contohnya, adanya perbedaan perlakuan antara orang kaya dan orang miskin ketika berobat ke
rumah sakit.

3. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat akan tetapi hal itu
berbanding terbalik dengan kondisi moral manusia, cukup banyak terjadi krisis
moral di Era sekarang. Menurut anda, apakah kemajuan teknologi saat ini
sebanding dengan kualitas peradaban manusia secara keseluruhan, atau bahkan
sebaliknya? Jelaskan dan berikan contoh kasus untuk memperjelas jawaban anda!

Berbicara tentang teknologi memang tidak ada habisnya, tiap hari ada saja sesuatu baru yang
memudahkan pekerjaan manusia. Menurut saya adanya kemajuan teknologi ini sebanding
dengan peradaban manusia secara sebagian. Mengapa saya bilang sebagian? Karena jika dilihat
dalam prakteknya adanya kemajuan teknologi ini dapat menimbulkan efek negatif bagi mereka
yang acuh dan tidak memanfaatkan teknologi dengan baik. Contohnya, dengan adanya gadget
atau internet ini membuat manusia menjadi pemalas, lebih suka menyendiri dan kurangnya
beraktivitas. Terlebih apabila penggunaannya tidak diikuti dengan sikap selektif dalam pemilihan
konten akan mengakibatkan hal buruk seperti mencontoh kekerasan kepada orang lain atau
memberikan komentar jahat kepada orang lain melalui social media. Secara tidak langsung
tindakan seperti ini dapat merusak moral kita. Apabila moral seseorang sudah rusak maka akan
sulit untuk menciptakan kemajuan berikutnya, karena sumber daya manusia disini berperan
penting jangan sampai kualitas SDM kita kalah dengan sebuah mesin atau robot. Seperti yang
kita tahu bahwa hampir semua pabrik sudah menggantikan tenaga kerjanya dengan sebuah mesin
sehingga hal ini berdampak pada sempitnya lapangan pekerjaan. Dari sini kita bisa memahami
bahwa pemeran utama dalam menghadapi kemajuan teknologi adalah manusia itu sendiri, kita
harus menanamkan moral yang baik dalam diri dengan begitu maka kita dapat memaknai suatu
hal dengan positif karena sejatinya teknologi dibuat oleh manusia dan untuk manusia untuk
kemajuan dan kemudahan.

Anda mungkin juga menyukai