Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENANAMAN SIKAP NASIONALISME

MELALUI PEMBELAJARAN PPKN PADA SISWA KELAS V


SDN 20 PONTIANAK SELATAN

Oleh :
NADIA SUKMA WARDANA
NIM. 12010148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK

TAHUN AKADEMIK 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses yang mencakup tiga dimensi,
individu, masyarakat atau komunitas nasional dari individu tersebut, dan
seluruh kandungan realitas, baik material maupun spiritual yang
memainkan peranan dalam menentukan sifat, nasib, bentuk manusia
maupun masyarakat. Pendidikan merupakan suatu proses yang diperlukan
untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam
perkembangan individu maupun masyarakat. Penekanan pendidikan
dibanding dengan pengajaran terletak pada pembentukan kesadaran dan
kepribadian individu atau masyarakat di samping transfer ilmu dan
keahlian. Dengan proses semacam ini suatu bangsa atau negara dapat
mewariskan nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, pemikiran dan keahlian
kepada generasi berikutnya, sehingga mereka betul-betul siap
menyongsong masa depan kehidupan bangsa dan negara yang lebih cerah.
Pendidikan juga merupakan sebuah aktifitas yang memiliki maksud atau
tujuan tertentu yang diarahkan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki manusia baik sebagai manusia ataupun sebagai masyarakat
dengan sepenuhnya.
Tujuan Pendidikan Nasional bangsa Indonesia telah tercantum
dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertak wa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa kebanggaan, rasa
memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki
oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari
perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya,
melestarikan warisan kebudayaan bangsa, tolong menolong antarsesama,
rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa
“Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan
mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu
semangat kebangsaan.
Karakteristik Nasionalisme melambangkan kekuatan suatu negara
dan aspirasi yang berkelanjutan, yaitu mengupayakan peningkatan
kemakmuran, pemeliharaan rasa hormat, membanggakan pribadi bangsa
dan sejarah kepahlawanan suatu negara, pembelaan kaum patriot dalam
melawan pihak asing, memiliki hubungan kepercayaan dengan nilai-nilai
tradisi, lambang nasionalisme diberikan untuk sebuah kesucian, dan
penghargaan untuk hukum. Sebagaimana yag telah dijelaskan didalam al-
qur’an sebagai berikut:

‫اﻟﱠﺬِي إِنﱠ ﻓَﺮَضَ ﻋَﻠَﯿْﻚَ اﻟْﻘُﺮْآنَ ﻟَﺮَادﱡكَ ﻣَﻌَﺎدٍ إِﻟَﻰ‬

Artinya : “sesungguhnya Allah yang mewajibkan atasmu


(melaksananakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan
mengembalikan kamu ketetmpat kembali.”(QS. Al-Qashash:85)

Oleh sebab itu, pentingnya menanamkan sikap nasionalisme pada


generasi penerus bangsa, salah satunya adalah pelajar baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, atau sekolah. Penanaman sikap nasionalisme pada
siswa bertujuan untuk menjunjung tinggi sikap nasionalisme pada siswa.
Pengaruh kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dapat
menyebabkan penurunan semangat kebangsaan Indonesia dan sikap
nasionalisme. Akibatnya adalah turunnya ahlak, moral, dan sikap bangga
serta kecintaannya kepada tanah air terutama bagi siswa sekolah dasar.
Selain itu, terdapat siswa yang tidak hafal isi dari pancasila, sering
melanggar peraturan sekolah, bersikap individual karena persaingan, dan
tidak mengenal budaya lokal.
Penenanman sikap nasionalisme pada siswa berkaitan erat dengan
mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). Pada
jenjang pendidikan tingkat SD/MI sudah mengenal mata pelajaran PPKn.
Siswa pada usia SD/MI sudah wajib diberi pengetahuan mengenai
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan karena selain melihat dari
pentingnya mempelajarinya siswa juga telah mampu menerima pelajaran
tersebut.
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di SD/MI adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dalam penjelasan Undang-undang no.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan
bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memilliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Apa yang dimaksudkan atau ditujukan
oleh pendidikan pancasila dan kewarganegaraan menurut Undang-undang
tersebut ternyata sangat sederhana, yang hanya memuat dua kompetensi
yang harus dimiliki warga negara, yakni rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Tujuan ini tentu sangat relevan dengan upaya penanaman nialinilai
sikap nasionalisme.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dalam penelitian ini
terdapat sejumlah permasalahan sebagai berikut :
1. Pengaruh kebudayaan asing yang menyebabkan menurunnya sikap
nasionalisme.
2. Kebiasaan siswa yang melanggar peraturan sekolah
3. Tidak hafal isi dari Pancasila
4. Menurunnya sikap kerjasama dan bersifat individual
Selain pentingnya pengetahuan dan keterampilan pada prsoses
pembelajaran, penanaman sikap juga perlu diterapkan pada proses
pembelajaran terutama pada mata pelajaran PPKn.
 3 PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Nama Penulis : Amellia Do Berra
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah penulis
lakukan di SD Negeri 08 Rejang Lebong. Sikap Nasionalisme yang
ada pada siswa kelas V di SD Negeri 08 Rejang Lebong antara lain
yaitu sikap Rela Berkorban, Cinta Tanah Air, Persatuan dan Kesatuan,
Disiplin, Berani dan Jujur. Dari sikap nasionalisme tersebut sudah ada
di SD Negeri 08 rejang lebong dan sudah diterapkan walaupun masih
ada yang belum maksimal. Bagaimana menanamkan sikap
nasionalisme siswa kelas V pada mata pelajaran PKn di SD Negeri 08
Rejang Lebong antara lain dengan kebiasaan guru, pemberian,
keteladanan, contoh yang kontekstual, pembelajaran melalui cerita,
serta penggunaan media seperti gambar pahlawan dan menyanyikan
lagu-lagu nasional. Hal yang paling efektif dilakukan oleh guru untuk
menanamkan sikap nasionalisme kepada siswa dari sekian cara
tersebut adalah melalui kegiatan pembiasaan guru. Hal ini dikarenakan
kegiatan pembiasaan dan keteladana dapat dilakukan oleh guru setiap
hari.
2. Nama Penulis : Gina Amalia, Yayang Furi Furnamasari, Dinie
Anggraeni Dewi
Nasionalisme adalah rasa cinta tanah air yang terwujud karena adanya
kesadaran dari masyarakatnya untuk membentuk dan mempertahankan
kedaulatan negaranya. Pembelajaran PKN sangat penting, karena
perannya sebagai sarana dalam menumbuhkan rasa nasionalisme pada
anak SD. Ada berbagai cara agar tumbuh rasa nasionalisme pada anak
SD diantaranya dalam praktik awal pembelajaran PKN dengan saling
bercerita tentang tokoh perjuangan, menyanyikan lagu-lagu wajib, dan
lain sebagainya.
3. Nama Penulis : Kusmiati Pebriani, Sinta Maria Dewi, Haerudin
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang telah dilakukan
peneliti mengenai “Analisis Sikap Nasionalisme pada Mata Pelajaran
PPKn Siswa Kelas V” maka penulis dapat dapat mengemukakan
beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Faktor yang menghambat sikap
nasionalisme pada mata pelajaran PPKn siswa kelas V terhadap R1,
R2, R3, R4 dan R5 yaitu faktor dalam diri , faktor lingkungan dan
Faktor penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang menyebabkan
rendahnya sikap nasionalisme siswa.

Anda mungkin juga menyukai