Anda di halaman 1dari 16

Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn

PENANAMAN NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PPKn DALAM


MEMBENTUK KARAKTER PADA PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 GRESIK

Siti Nur Safira Maulidiyah


(PPKn, FISH, UNESA) sitinur.18047@mhs.unesa.ac.id

Agus Satmoko Adi


(PPKn, FISH, UNESA) agussatmoko@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penanaman nilai karakter nasionalisme melalui pembelajaran
PPKn pada peserta didik MAN 1 Gresik. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah guru PPKn. Data penelitian diperoleh
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan cara pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan pengambilan keputusan. Teori yang digunakan adalah teori Albert Bandura.
Bandura menjelaskan bahwa proses yang mempengaruhi belajar observasional yaitu perhatian, mengingat,
perilaku dan motivasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai nasionalisme melalui
pembelajaran PPKn dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tahap perencanaan penanaman nilai nasionalisme dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Tahap pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme pada kegiatan pembelajaran, yaitu pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Tahap evaluasi penanaman nilai nasionalisme terkait kendala dalam
pelaksanaannya melalui pembelajaran PPKn. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai nasionalisme yang
ditanamkan guru melalui pembelajaran PPKn sudah berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan
sebelumnya yaitu melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tidak ada kendala dalam
penanaman nilai nasionalisme.
Kata Kunci: Penanaman, Nilai Nasionalisme, Pembelajaran PPKn.

Abstract
This study aims to describe the inculcation the value the character nationalism through Civics learning in
MAN 1 Gresik students. The method used to obtain data in the study is a descriptive qualitative approach.
The research subjects were PPKn teachers. Research data obtained through interviews, observation, and
documentation, then analyzed by means data collection, data reduction, data presentation, and decision
making. The theory used is the theory Albert Bandura. Bandura explained that the processes affect
observational learning are attention, remembering, behavior and motivation. The results showed that the
inculcation the value nationalism through Civics learning was carried out in several stages, namely
planning, implementation, and evaluation. The planning stage for inculcating the value nationalism is by
compiling a Learning Implementation Plan (RPP). The implementation stage inculcating the value
nationalism in learning activities, namely the introduction, core activities, and closing. The evaluation stage
instilling the value nationalism is related to the obstacles implementation through PPKn learning. So it can
be concluded that the value nationalism instilled by teachers through Civics learning has been going well in
accordance with the previous planning, namely through the Learning Implementation Plan (RPP) and there
are no obstacles in instilling the value nationalism.
Keywords: Planting, Nationalism Value, Civic Education Learning.

kebangsaan, dan rasa cinta tanah air (Setianingsi&Dewi,


PENDAHULUAN 2021;2).
Pendidikan bangsa Indonesia setiap tahun mengalami Salah satu pilar kemajuan suatu negara adalah
perubahan. Mulai dari awal penjajahan pada bangsa pendidikan. Semakin tinggi standar pendidikan yang
Indonesia, menyebabkan bangsa Indonesia berada di disediakan oleh negara, maka akan semakin tinggi standar
bawah penjajah selama beberapa tahun karena tingkat
dari suatu bangsa. Menurut Pancasila dan Undang-Undang
pendidikan dalam masyarakat yang rendah. Pendidikan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
yang rendah mengakibatkan kemampuan dalam didasarkan pada prinsip-prinsip agama, budaya nasional
mengembangkan teknologi rendah dan memiliki wawasan Indonesia, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
untuk berpikir yang sempit. Pendidikan mulai mengalami perubahan zaman pendidikan nasional adalah proses
perubahan dan berpengaruh besar dalam terbukanya mengubah perilaku dan kemampuan kognitif.
wawasan pikiran dan kesadaran akan rasa persatuan, Sebagaimana tercantum dalam pasal 3 Undang-Undang

1069
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 10 Nomor 4 Tahun 2022, halaman 1069 - 1084

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2002 tentang Sistem rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang arif dan
Pendidikan Nasional, yang berbunyi sebagai berikut: cerdas. Sebagaiman disyaratkan oleh Pancasila dan UUD
“Pendidikan Nasional berfungsi 1945, individu harus berkualitas dan berkarakter. Karena
mengembangkan kemampuan dan membentuk proses pengubahan perilaku merupakan dampak dari
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat hubungan antara individu dengan lingkungannya, maka
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan diharapkan dapat melindungi remaja khusunya pelajar
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang masih di bawah umur pada umumnya dari perilaku
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, yang tidak diinginkan (Warsono, 2017;3).
mandiri, dan menjadi negara yang demokratis Menurut Darmadi (2017;172-173), baik faktor internal
serta bertanggung jawab.” (dalam diri) maupun faktor eksternal (dari luar)
Berdasarkan penegasan tersebut dapat ditarik mempengaruhi gaya belajar. Faktor Intern mencakup
kesimpulan bahwa alinea keempat UUD 1945 merupakan faktor fisik, psikologis, dan kelelahan. Faktor fisik di
tujuan utama pendidikan nasional adalah mencerdaskan dalamnya terdapat kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
kehidupan bangsa. Dengan begitu, menggambaran bahwa psikologis, seperti ketajaman mental, fokus, minat, bakat,
cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk mendidik dan motivasi, kedewasaan, dan kesepian). Faktor kelelahan
memajukan pendidikan di seluruh negeri untuk meliputi penurunan daya tahan, kurangnya minat belajar,
membangun masyarakat yang damai dan cerdas. lesu dan bosan untuk belajar. Sedangkan faktor eksternal,
Pendidikan pada dasarnya membentuk karakter pada diri seperti faktor yang berhubungan dengan keluarga (cara
peserta didik, dimana karakter merupakan unsur yang mendidik, hubungan dengan anggota keluarga, suasana
fundamental dan penting dalam diri setiap manusia, seperti dan keadaan keluarga), faktor sekolah (metode mengajar,
akhlak mulia yang terdapat pada diri peserta didik. Dengan kurikulum, gaya belajar, hubungan dengan siswa lain,
akhlak mulia, peserta didik diharapkan mampu menjadi disiplin, suasana belajar, kemampuan guru memfasilitasi
pribadi yang memiliki pegangan yang kokoh. siswa, hubungan guru dan siswa), dan faktor masyarakat
Satuan pendidikan yang ada di Indonesia dapat (media massa, teman bergaul dalam kehidupan
diselenggarakan melalui pendidikan jalur formal, dan non masyarakat).
formal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas Kewarganegaraan (PPKn) membahas tentang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nasionalisme. Nasionalisme berkembang menjadi cara
tinggi. Setiap jenjang dalam pendidikan formal, terdapat hidup untuk mengajarkan generasi muda tentang kegigihan
salah satu mata pembelajaran Pendidikan Pancasila dan para pahlawan Indonesia dalam memperjuangkan
Kewarganegaraan (PPKn), merupakan salah satu kajian kemerdekaan. Sehingga generasi penerus bangsa harus
dalam konteks pendidikan nasional. Pendidikan Pancasila mengingat pengorbanan para pahlawan dan meneladani
dan Kewarganegaraan (PPKn) meliputi civic skill, civic rasa patriotrisme mereka dalam kehidupan sehari-hari.
knowledge, dan civic dispositions mempunyai peran yang Mengingat nasionalisme di Indonesia ini mengalami krisis
strategis dalam mempersiapkan warga negara yang cerdas identitas nasionalisme, maka untuk mewujudkan
bertanggung jawab, dan mempunyai nilai moral yang baik nasionalisme bisa ditanamkan kepada peserta didik,
(Pertiwi & Dewi, 2021:2). sebagai warga negara yang dapat diandalkan di masa
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) depan.
kini semakin signifikan, saat melihat fenomena yang Menurut pandangan Sadikin (2008;18) yang
dirasakan dari dampak banyaknya ketimpangan yang mendefinisikan nasionalisme sebagai sikap cinta tanah air
terlihat melalui perilaku masyarakat yang tidak atau bangsa dan negara sebagai perwujudan dari cita-cita
mencerminkan warga negara yang baik. Tidak hanya dan tujuan yang diikat oleh sikap politik, ekonomi, sosial,
pelajar yang tidak mencerminkan warga negara yang baik, dan budaya sebagai bentuk persatuan atau kemerdekaan
namun orang dewasa juga melakukannya, misalnya nasional dengan prinsip kebebasan dan persamaan dalam
korupsi, maraknya kasus kejahatan seksual, pergaulan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Berdasarkan atas
bebas, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila, rasa
pengangguran, sampai kekerasan dan tindakan yang nasionalisme masyarakat Indonesia ditandai dengan
mengancam keutuhan bangsa Indonesia. komirmen bersama untuk mewujudkan aspirasi bangsa
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Indonesia, cinta tanah air, dan rasa patriotisme yang
Kewarganegaraan (PPKn) menitikberatkan pada mendalam. Dengan begitu, bangsa Indonesia akan terus
pengembangan diri yang pluralistik dari adanya berbagai emnjadi bangsa yang kaya dan makmur. Nasionalisme
perbedaan agama, bahasa, ras, suku dan budaya, dalam bertujuan untuk meningkatkan solidaritas dan keutuhan
Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn

antar warga negara satu dengan yang lain, dengan maksud nasionalisme ini dapat dilihat dari: Cinta tanah air dengan
agar bangsa Indonesia terus bersatu padu mewujudkan menghargai kebudayaan yang ada di sekitar, unggul dalam
cita-cita bangsa Indonesia. prestasi baik dalam bidang akademik maupun non
Nasionalisme dalam bangsa Indonesia saat ini mulai akademik, taat dan patuh pada peraturan (disiplin), peduli
terancam luntur. Lunturnya nilai nasionalisme disebabkan dan menjaga lingkungan selama proses pembelajaran.
oleh pengaruh globalisasi, karena Indonesia juga tidak Nilai karakter nasionalis dapat dipahami sebagai cara
mungkin lepas dari adanya proses globalisasi. Dengan berpikir, berbuat, dan berperilaku yang menunjukkan
adanya globalisasi ini menjadikan budaya dari bangsa luar kesetiaan, kepedulian terhadap lingkungan fisik, sosial
akan mudah masuk ke Indonesia, sebab globalisasi menjadi budaya, ekonomi, dan politik negara. Karakter
jalan untuk saling memperkenalkan budaya sampai ke nasionalisme juga dipahami lebih mengutamakan
Internasional. Selain itu, perkembangan dunia digital kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
menjadi peran penting generasi muda dalam proses individu dan kelompok. Salah satu strategi yang diajarkan
globalisasi ini, karena dengan perkembangan dunia digital pada peserta didik adalah menanamkan pentingnya
memudahkan dalam mencari informasi yang masih belum nasionalisme untuk menghasilkan generasi muda yang
tentu kebenaranya. tanggap dan sadar akan masalah yang dihadapi negara.
Pengaruh budaya asing menjadi salah satu faktor Penanaman nilai nasionalisme salah satunya diterapkan
penyebab merosotnya nilai nasionalisme di Indonesia, dalam Madrasah Aliyah Negeri 1 Gresik. MAN 1 Gresik
karena berdampak merufikan bagi penerus generasi merupakan sekolah yang memiliki banyak peminat, karena
bangsa. Masuknya budaya asing ke Indonesia telah termasuk salah satu sekolah yang berbasis keagamaan dan
mengubah cara berpikir generasi penerus bangsa termasuk sekolah favorit serta madrasah negeri yang ada di
Indonesia, membuat generasi bangsa melupakan budaya wilayah utara Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilakukan
dan adat istiaday yang diturunkan dari para pendahulunya. di MAN 1 Gresik, karena di MAN nilai karakter
Pada dasarnya, nasionalisme adalah nilai yang ditanamkan dengan baik, tetapi nilai karakter religius lebih
mengungkapkan kecintaan individu terhadap Negara dan ditekankan pada peserta didik, dalam artian program
tanah airnya dengan mempertahankannya dari pengaruh sekolah lebih condong ke nilai karakter reliigius daripada
budaya lain. Masuknya budaya asing menyebabkan nilai karakter nasionalisme. Dengan rasa ingin tahu terkait
turunnya nilai nasionalisme, khususnya di kalangan penanaman nilai karakter yang ada di MAN 1, bagaimana
masyarakat Indonesia, yang berdampak pada tekad guru dalam menanamkan nilai karakter lainnya terutama
generasi penerus bangsa untuk mengejar cita-cita serta nilai nasionalisme. Berdasarkan hasil observasi yang di
nilai-nilai negara. lakukan sebelum melakukan penelitian, dapat diketahui
Sikap cinta tanah air pada era ini semakin berkurang, bahwa nilai nasionalisme hanya ditanamkan dalam
karena adanya faktor eksternal yang mendorong kuatnya pembelajaran saja. Selama proses pembelajaran peserta
individualisme dan sedikitnya rasa kasih sayang terhadap didik terlihat ramai atau berbuat gaduh di kelas, masih
ttanah air, dan sikap patriotisme yang menurun. Melihat kurangnya sikap sopan dan hormat pada guru, dan tidak
fenomena yang ada pada sekitarnya, berbagai dari mematuhi aturan yang diterapkan di dalam kelas.
kalangan generasi yang rasa cintanya pada tanah air Adanya pembelajaran PPKn di lingkungan sekolah,
Indonesia sudah mulai pudar, ditunjukkan dengan adanya akan memudahkan dalam menanamkan nilai nasionalisme
lebih menyukai produk luar daripada produk buatan lokal, pada setiap individu. Berdasarkan hasil observasi di
seperti lebih memilih membeli pakaian di pasar modern Madrasah Aliyah Negeri 1 Gresik selama proses
daripada di pasar tradisional. Selain itu, banyak yang lebih pembelajaran PPKn berlangsung wujud dari penanaman
menyukai budaya dari luar Indonesia, baik dari lagu, nilai nasionalisme dalam pembelajaran PPKn dapat dilihat
makanan, pakaian, hingga bahasa yang digunakan, karena dari melestarikan budaya yang ada di sekitar, mencintai
menganggap bahwa budaya dari luar lebih modern produk-produk dalam negeri, toleransi dan kerjasama saat
daripada budaya bangsa sendiri. Apabila dibiarkan secara berdiskusi dan mengemukakan pendapat, disiplin pada
terus menerus, dikhawatirkan tidak lagi mengenal potensi peraturan yang berlaku di dalam kelas, peduli dan menjaga
budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga berpengaruh kebersihan selama proses pembelajaran. Selain itu, peserta
pada sikap cinta tanah air pada peserta didik. didik diharapkan lebih berperan aktif dalam proses
Sikap nasionalis dapat dilihat dari penghargaan pembelajaran, dengan guru senantiasa memberikan
terhadap budaya sendiri, peestarian kekayaan budaya dorongan untuk lebih mengenal bangsa Indonesia yang
negara, rela berkoban, unggul dalam prestasi, cinta tanah memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang tidak
air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, dan dimiliki oleh negara lain, serta keragaman baik agama,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama suku, budaya, ras, bahasa yang perlu dihormati dan
(Utomo, 2019;24). Adapun indikator dari sikap dilestarikan. Karena pembentukan nilai-nilai nasionalisme

1071
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 10 Nomor 4 Tahun 2022, halaman 1069 - 1084

akan mempengaruhi ikap setiap individu terhadap adalah tindakan belajar yang memiliki dua jenis yaitu
nasionalise dari dalam, maka sangat penting dan perlu mengamati dan meniru sikap dan perilaku orang lain
ditanamkan nilai-nilai tersebut kepada masyarakat, sebagai model. Dalam penelitian ini guru di sekolah
khusunya di sekolah-sekolah. Berdasarkan latar belakang memiliki peran penting pada proses mempengaruhi peserta
yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari didik.
penelitian ini adalah terkait bagaimana penanaman nilai Menurut Albert Bandura, empat proses perhatian,
karakter nasionalisme melalui pembelajaran PPKn pada mengingat, proses perilaku, dan motivasi adalah dasar
pesertadidik Madrasah Aliyah Negeri 1 Gresik. Adapun kognitif dari proses belajar. Pertama, perhatian (attention)
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan yang menekankan bahwa belajar dapat diperoleh dengan
penanaman nilai karakter nasionalisme melalui memperhatikan orang lain dan meniru perilaku seseorang
pembelajaran PPKn pada peserta didik Madrasah Aliyah sebagai hasilnya. Kedua mengingat (retention) pada tahap
Negeri 1 Gresik. ini, orang yang memperhatikan harus merekam peristiwa
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini itu dalam ingatannya. Supaya bisa meniru perilaku suatu
di antaranya adalah Bintang Utami, Nurman, dan Junaidi model, maka perlu mengingat perilaku tersebut. Penting
Indrawadi pada tahun 2020 dengan judul Penanaman Nilai- untuk mengingat perilaku model untuk mereproduksi
Nilai Nasionalisme Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di perilaku itu. Ketiga proses perilaku (reproduksi gerak),
SMA Pertiwi 1 Padang, dengan metode penelitian yang mengacu pada seberapa baik pengetahuan diterapkan
deskriptif pendekatan kualitatif. Menurut hasil penelitian, pada tindakan atau performa untuk menentukan
SMA Pertiwi 1 Padang menanamkan nilai-nilai pembentukan perilaku. Keempat motivasi, untuk meniru
nasionalisme dengan mendorong peserta didik untuk perilaku yang telah dimodelkan subjek harus memiliki
berpartisipasi dalam kegiatasn esktrakurikuler, khususnya motivasi. Selama proses penguatan berlangsung, akan
pramuka dan PMR. Beberapa proses pengarahan yang menyebabkan ekspektasi pada diri pengamat seperti
digunakan adalah menumbuhkan jiwa sosial peserta didik dengan adanya hukuman dan pujian atau penghargaan
dengan cara saling menghormati, bekerja sama, dan untuk mendorong kinerja dan mempetahankan
menjadi pelaksana pada kegiatan upacara bendera. keterampilan yang diperoleh.
Kendala yang dihadapi antara lain kurangnya sarana dan
prasarana untuk kegiatan eksrakurikuler, dan upaya yang METODE
dilakukan untuk menangani kesulitan tersebut adalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah,
dengan melengkapi sarana dan parasarana yang penelitian ini memakai pendekatan kualitatif deskriptif
dibutuhkan. yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang
Dyah Indraswati dan Deni Surtisna pada tahun 2020 penanaman nilai nasionalisme pada peserta didik dalam
dengan judul Impelementasi Penanaman Nilai-Nilai membentuk karakter melalui pembelajaran PPKn.
Nasionalisme di SDN Karangangyar Gunung 02, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena
Candisari, Semarang, Jawa Tengah, dengan metode sangat cocok dengan penelitian ini yang menjelaskan
penelitian deskriptif pendekatan kualitatif. Berdasarkan tentang sebuah fenomena penanaman nilai nasionalisme
hasil penelitian, SDN Karanganyar Gunung 02 telah dalam pembelajaran dan pengalaman guru saat
mengintegrasikan penanaman nilai nasionalisme dalam menanaman nilai karakter nasionalisme pada peserta
aktivitas pembelajaran, melalui keteladanan dan didik, sehingga baik dari sumber data primer dan sekunder
menyisipkan nilai-nilai karakter, seperti jujur, disiplin, harus dianalisis untuk memahami fenomena ini
toleransi, dan tanggung jawab serta rasa hormat. Hal ini sepenuhnya. Karena pendekatan kualitatif secara langsung
juga ditanamkan di luar kegiatan pembelajaran, seperti menghadirkan sifat hubungan antara eneliti dan informan,
dalam kegiatan ekstrakurikuler, upacara bendera, seni tari serta objek dan subjek penelitian, sehingga dapat
dan musik. Kendala yang dihadapi ketika penanaman nilai berdampak pada isi penelitian.
nasionalisme yaitu pembuatan RPP yang masih dianggap Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari sumber
sulit ketika harus diingintegrasikan ke dalamnya, namun data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
dalam praktiknya telah dilaksanakan. hasil wawancara dan observasi yang dilakukan secara
Peneliti menggunakan teori pembelajaran dari Albert langsung dengan informan. Sedangkan data sekunder
Bandura. Menurut Albert Bandura (dalam Isti’adah, diperoleh dari dokumentasi berupa RPP dan kegiatan
2020;100) menyatakan bahwa dengan pengamatan secara penelitian yang dilakukan secara tidak langsung. Subjek
selektif dan mengingat tingkah laku orang lain merupakan pada penelitian ini ialah guru PPKn, yang dipilih secara
sebagian besar manusia belajar. Menurut Albert Bandura, purposive sampling, artinya bahwa sesuai dengan maksud
pemodelan (modelling) sebagai inti dari pembelajaran dan tujuan penelitian. Teknik purposive sampling dapat
sosial. Pembelajaran yang dimaksud oleh Albert Bandura dipahami sebagai teknik pengambilan sumber data yang
Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn

memperhitungkan faktor-faktor tertentu, seperti persepsi Penanaman nilai nasionalisme dapat dilakukan di
peneliti bahwa orang tersebut adalah yang paling beberapa mata pembelajaran, salah satunya yaitu dalam
berpengetahuan dan berpengetahuan tentang subjek yang pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
diperiksa. (PPKn). Penanaman nilai nasionalisme dilakukan oleh
Penelitian ini menggunakan berbagai prosedur untuk guru saat pembelajaran PPKn dengan menyisipkan hal-hal
mengumpulkan data, antara lain: (1) Wawancara yang berkaitan dengan nilai nasionalisme kepada peserta
menggunakan wawancara terstruktur dengan membuat didik. Nilai nasionalisme dapat diartikan sebagai cinta
daftar pertanyaan untuk inforrman dengan menggunakan tanah air dengan menghormati dan melestarikan budaya
aturan wawancara pertanyaan terbuka sehingga jawaban yang ada di sekitar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
tidak dibatasi. Dalam hal ini peneliti melakukan Bapak Rosyihuddin salah satu guru PPKn yang terangkum
wawancara secara langsung dengan guru PPKn terkait dalam wawancara berikut.
nilai nasionalisme yang ditanamkan pada peserta didik “...Nilai nasionalisme itu kan suatu paham
selama proses pembelajaran. (2) Observasi, bertujuan kebangsaan atau cinta tanah air, tetapi yang dianut
untuk mendapatkan data berdasarkan sumber data lain. oleh bangsa Indonesia adalah nasionalisme yang
luas dalam artian nasionalisme, cinta tanah air
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi selama
yang masih dalam batas-batas menghormati
proses pembelajaran untuk menyesuaikan dari hasil bangsa lain. Kalau nasionalisme dalam arti sempit
wawancara dengan keadaan di dalam kelas. Peneliti tidak seperti yang pernah dianut oleh Adolf Hitler di
berpartisipasi aktif dalam pelajaran selama observasi Jerman dengan partai Nazi nya atau di Italia yang
berangsung karena menggunakan observasi non- dikembangkan oleh Benito Mussolini yang
partisipan. Untuk mendapatkan data peneliti mengamati bernama fasisme itu nasionalisme yang sempit,
dan mendokumentasikan yang terjadi di kelas. c. mereka mengartikan nasionalisme itu rasa
kebangsaan dengan memerangi bangsa lain untuk
Dokumentasi, dalam penelitian ini adalah arsip guru PPKn
kepentingan bangsanya sendiri. Tetapi bangsa
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain Indonesia tidak begitu, bangsa Indonesia cinta
itu, dapat berbentuk gambar, seperti foto kegiatan selama tanah air tetapi masih dalam batas-batas
pembelajaran, dan karya dari tugas peserta didik dalam menghormati negara lain...”. (Hasil wawancara 24
rangka menghargai budaya yang ada di sekitar. Maret 2022)
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai nasionalisme
mengacu pada model analisis yang dikemukakan oleh merupakan sarana pemahaman untuk mengembangkan
Milles dan Hubberman, berikut langkah-langkanya; a. sikap dan kesadaran diri dalam menjaga kehormatan
Pengumpulan data yang dilakukan sejak awal penelitian bangsa dan negara, seperti menumbuhkan sikap cinta
dan selama proses penelitian. Data dikumpulkan dan tanah air, menghargai keragaman suku dan agama, budaya
diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. b. lokal, menjaga kehormatan bangsa, dan rasa solidaritas
Reduksi data, dilakukan untuk menajamkan, menentukan, terhadap masalah saudara setanah air, sebangsa, senegara,
memfokuskan, dan membuang, serta mengorganisasikan dan persatuan serta kesatuan. Dalam artian bahwa
data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat penanaman nilai nasionalisme sebagai cara untuk
dijelaskan dan diverifikasi (Emzir, 2012;130). c. mengutamakan kepentingan bangsa daripada yang
Penyajian data adalah kumpulan informasi yang kepentingan yang lain, melalui pembelajaran Pendidikan
terstruktur dan memungkinkan adanya penarikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat menumbuhkan
kesimpulan dan pengambilan tindakan (Hardani, sikap cinta tanah air, tetap menghormati negara-negara
2020;167). d. Penarikan kesimpulan, yang dikemukakan yang lain, lebih menghargai dan menghormati budaya di
masih bersifat sementara sesuai dengan bukti-bukti sekitar, toleransi terhadap budaya, suku dan agama,
pendukung sampai pada tahap pengumpulan data disiplin terhadap peraturan, dan peduli dalam menjaga
selanjuttnya. lingkungan.
Penanaman nilai nasionalisme dilakukan juga oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN guru, mengingat bahwa nasionalisme itu penting. Penting
Hasil Penelitian untuk memahami dan mengimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Menanamkan nilai nasionalisme
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui
penting dilakukan sejak dini, apalagi sekarang di era
wawancara, observasi, dan dokumentasi tentang
masuknya pengaruh budaya asing ke Indonesia. Nilai dan
penanaman nilai nasionalisme dalam membentuk karakter
budaya bangsa lain yang mungkin tidak mencerminkan
pada peserta didik telah diperoleh hasil bahwa nilai
budaya Indonesua lebih besar pengaruhnya terhdap
nasionalisme ditanamkan pada salah satu mata
peserta didik. Untuk itu, guru sebagai pengganti orang tua,
pembelajaran PPKn di Madrasah Aliyah Negeri 1 Gresik.
pengajar, pendidik, pemimpin, dan pelaksana di sekolah,

1073
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 10 Nomor 4 Tahun 2022, halaman 1069 - 1084

perlu usaha dalam menanamkan nilai nasionalisme, menggunakan produk buatan dalam negeri. Selain itu,
supaya terbentuk pribadi yang mencintai tanah air bangsa peran pemerintah juga mempengaruhi penanaman nilai
Indonesia. Dengan begitu, pentingnya nilai nasionalisme nasionalisme, seperti dengan mengadakan seminar dan
ditanamkan pada peserta didik, diharapkan lahir generasi pameran kebudayaan untuk meningkatkan rasa
muda yang memiliki sikap nasionalisme yang tinggi untuk nasionalisme pada diri peserta didik, dan menggunakan
memajukan bangsa Indonesia. Sebagaimana yang sudah pakaian batik di hari tertentu karena batik merupakan
diungkapkan oleh Bapak Rosyihuddin selaku guru PPKn kebudayaan asli bangsa Indonesia. Dengan begitu nilai
yang terangkum dalam wawancara berikut. nasionalisme sangat penting untuk ditanamkan pada
“...Penanaman nilai nasionalisme itu sangat peserta didik, terutama pada jenjang menengah atas.
penting, karena nasionalisme ini akan
menumbuhkan jiwa patriotisme kemudian hampir Perencanaan Penanaman Nilai Nasionalisme
semua negara di dunia itu pasti mengajarkan rasa Penanaman nilai nasionalisme melalui pembelajaran PPKn
kebangsaan nasionalisme ini mata pelajaran di
melibatkan beberapa langkah, yaitu perencanaan,
sekolah namanya civic education atau pendidikan
kewarganegaraan. Rasa kebangsaan ini memang pelaksanaan, dan evaluasi. Salah satu hal yang penting dan
harus ditumbuhkan melalui sarana yang paling menjadi salah satu komponen kunci bagi terselenggaranya
efektif ya pendidikan formal...”. (Hasil penanaman nilai nasionalisme yaitu dengan adanya
wawancara 24 Maret 2022) perencanaan, yang digunakan dalam membuat langkah-
Pernyataan dari Ibu Suci sebagai salah satu guru PPKn langkah untuk dilaksanakan, guna mencapai tujuan yang
juga menegaskan bahwa nilai nasionalisme penting untuk sudah ditentukan. Perencanaan yang baik akan
ditanamkan selama proses pembelajaran dalam mempengaruhi baik atau tidaknya penanaman nilai
membentuk karakter pada peserta didik. nasionalisme. Berdasarkan pengumpulan data dari hasil
“Penanaman nilai nasionalisme itu sangat penting wawancara dan dokumentasi dari perencanaan nilai
terutama dalam jenjang SMA, karena jenjang nasionalisme ditanamkan melalui pembelajaran PPKn
SMA ini kan jenjang yang mudah terombang-
pada peserta didik dilakukan dengan menyusun Rencana
ambing dengan perkembangan zaman, jadi seperti
halnya sekarang remaja lagi senangnya dengan K- Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan
Pop, nah penumbuhan sikap nasionalisme dan pernyataan Bapak Haris dan Ibu Suci yang sudah
cinta tanah airnya itu penting sekali dan terangkum dalam wawancara berikut.
penguatan penguatan nilai nasionalisme itu juga “...Perencanaannya melalui RPP, yang mana RPP
penting”. (Hasil wawancara 15 Maret 2022) dibuat oleh guru mata pelajaran masing-
Berdasarkan hasil wawancara dari guru PPKn tersebut, masing...”. (Hasil wawancara 9 Maret 2022)
dapat ditarik kesimpulan bahwa penanaman nilai Pernyataan dari Bapak Rodyihuddin sebagai salah satu
nasionalisme itu sangat penting untuk diberikan pada guru PPKn juga menegaskan bahwa nilai dalam
peserta didik, karena dengan penanaman nilai nasionalisme menanamkan nilai nasionalisme dibutuhkan perencanaan
diharapkan peserta didik dapat menjunjung tinggi terlebih dahulu. Dimana perencanan tersebut dengan
keutuhan dan persatuan bangsa, mencintai tanah air bangsa menyusun RPP sebelum memulai pembelajaran dalam
Indonesia, lebih menghargai karya-karya bangsa, dan menanamkan nilai nasionalisme.
sebagainya. Penanaman nilai nasionalisme ini sangat “Perencanaan melalui RPP, di dalam RPP kan ada
penting ditanamkan, apalagi pada jenjang menengah atas pendahuluan, kegiatan inti, langkah-langkah
(SMA/MA) karena jenjang SMA/MA memiliki pemikiran pembelajaran, dan kegiatan penutup”. (Hasil
wawancara 24 Maret 2022)
yang mudah goyah akibat adanya perkembangan zaman,
Nilai nasionalisme diperkuat dengan membuat Rencana
seperti lebih senang pada budaya luar negeri, misalnya
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil
senang akan K-Pop atau barang-barang yang dipakainya.
wawancara dan dokumentasi terkait perencanaan.
Penanaman nilai nasionalisme pada peserta didik
Sementara itu, ditemukan melalui observasi dari penelitian
sebagai generasi penerus bangsa perlu dukungan dari
ini diperoleh bahwa guru sebelum memulai pembelajaran
berbagai pihak. Upaya dalam menanamkan nilai
akan menyesuaikan terlebih dahulu dari RPP dengan
nasionalisme tidak hanya tanggung jawab dari sekolah
materi yang akan dijelaskan pada peserta didik. Rencana
(peran pendidikan) saja, tetapi juga membutuhkan
Pelaksanaan Pembelajaran dibuat pada awal tahun ajaran
dukungan dari keluarga dan pemerintah. Peran keluarga
atau setiap semester. Sebelum pengajaran dimulai, guru
dalam menanamkan nilai nasionalisme dapat dilihat
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan memberikan contoh atau bukti rasa cinta dan
dengan tujuan untuk mempercepat, mempermudah dan
hormat terhadap bangsa Indonesia, misalnya dengan
meningkatkan hasil proses pembelajaran. Dengan
menunjukkan para pahlawan pendahulu yang telah
penyusunan RPP, guru akan mengkaji, mengamati dan
merebut kemerdekaan, merasa bangga karena
mengantisipasi kurikulum menjadi pembelajaran yang
Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn

logis, terorganisir, dan sistematis. Dalam pembuatan RPP, bahwa kegiatan pendahuluan dapat dilakukan dengan
di dalamnya terdapat beberapa komponen yang meliputi berdoa dan menyanyikan lagu nasional.
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi “Kalau di pendahuluan seperti berdoa,
dasar dan inti, indikator pencapaian kompetensi, tujuan mengenalkan memberikan penguatan kalau kita
pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode itu sebenarnya bangga akan diperoleh bangsa
Indonesia”. (Hasil wawancara 15 Maret 2022)
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran (pendahuluan,
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi saat
inti, dan penutup).
pembelajaran PPKn, penanaman nasionalisme pada
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
kegiatan pendahuluan dimulai dengan berdoa terebih
berdasarkan Kompetensi Dasar (KD). Dalam penyusunan
dahulu kemudian menyanyikan lagu-lagu nasional. Berdoa
RPP nilai karakter nasionalisme selalu dikaitkan dengan
dilakukan bersama-sama dan dipimpin oleh guru yang
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penanaman nilai
bertugas membaca doa. Setelah berdoa penanaman nilai
karakter nasionalisme bisa dimasukkan dalam pembuatan
nasionalisme dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu
RPP, seperti dalam kegiatan pembelajaran, baik pada
nasional yang dipimpin oleh peserta didik yang sudah
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, maupun kegiatan
ditunjuk atau yang bersedia memimpin menyanyikan lagu-
penutup. Sehingga perencanaan penanaman nilai
lagu nasional. Guru kemudian akan mengecek absensi
nasionalisme melalui pembelajaran dapat dilakukan
kehadiran pada peserta didik, dilanjutkan dengan
dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
memberikan penguatan bahwa dengan menyanyikan lagu
(RPP).
nasional dengan hikmat akan menambah rasa bangga akan
cinta tanah air pada bangsa Indonesia.
Pelaksanaan Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui
Berdasarkan dari hasil dokumentasi yaitu Rencana
Kegiatan Pendahuluan, Inti, dan Penutup
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kegiatan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
pedahuluan, guru setelah melakukan orientasi atau
merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
pembukaan, dilanjutkan dengan guru memberikan
memadukan pengembangan niali nasionalisme. Langkah
apersepsi dan motivasi pada peserta didik. Guru membantu
selanjutnya dalam proses perencanaan adalah mengajrkan
peserta didik untuk memberikan apersepsi dengan
kepada peserta didik pentingnya nasionalisme melalui
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman atau
pembelajaran PPKn. Pada pelaksanaanya, nilai
tindakan kegiatan sebelumnya pada peserta didik,
nasionalisme sudah dikaitkan dalam pembelajaran PPKn
mengingatkan kembali materi sebelumnya dan melakukan
yang dilakukan oleh seorang guru. Guru telah
tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang dipelajari
mempersiapkan terlebih dahulu dengan membuat RPP dan
pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan datang,
tujuan pembelajaran untuk membina perkembangan
serta mengaitkannya dengan nasionalisme. Guru kemudian
kemampuan kognitif, psikomotor dan karakter peserta
memotivasi peserta didik untuk menguraikan manfaat
didik.
mempelajari dan memahami nilai nasionalisme serta
Penanaman nilai-nilai nasionalisme yang
pentingnya nilai nasionalisme yang ditanamkan pada
dikembangkan guru bisa dilihat dari RPP yang telah
kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa, dan
disusun pada bagian langkah pembelajaran, dimana
bernegara. Selain itu, guru menginformasikan topik yang
terdapat pada kegiatan yang dilakukan selama proses
akan dipelajari, mengkomunikasikan kompetensi inti,
pembelajaran, mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan
kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran
penutup. Kegiatan pendahuluan untuk menanamkan nilai
melalui penggunaan referensi, dan membagi kelas menjadi
nasionalisme dapat dilakukan dengan berdoa bersama,
beberapa kelompok untuk didiskusikan.
menyanyikan lagu nasional. Seperti yang diungkapkan
Penanaman nilai nasionalisme saat kegiatan inti dapat
oleh Bapak Haris selaku guru PPKn, yang terangkum
dilakukan dengan menyesuaikan materi, sehingga bisa
dalam wawancara berikut.
tersampaikan pada peserta didik dengan baik. Penanaman
“Berdoa bersama lalu menyanyikan lagu-lagu
nasional saat sebelum memulai pembelajaran”. nilai nasionalisme pada peserta didik dalam kegiatan inti,
(Hasil wawancara 9 Maret 2022) dapat dilihat seperti : membentuk kelompok, membaca
Pernyataan terkait penanaman nilai nasionalisme pada materi yang akan dipelajari, mengidentifikasi beberapa
kegiatan pendahuluan ditambahkan oleh Bapak pertanyaan atau kasus, peserta didik mencari informasi
Rosyihuddin dari hasil wawancara, bahwa dalam kegiatan dengan mempelajari dokumen historis yang berkitan
pendahuluan dapat dilakukan dengan menyanyikan lagu- dengan materi dari berbagai sumber (buku, koran,
lagu nasional. Pernyataan terseburt ditambahkan oleh Ibu internet), peserta didik berdiskusi bersama kelompok dari
Suci selaku guru PPKn juga selaras dengan sebelumnya, berbagai sumber yang diperoleh lalu menyimpulkan hasil
diskusi tersebut, setelah itu peserta didik

1075
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 10 Nomor 4 Tahun 2022, halaman 1069 - 1084

menyampaikannya atau mempresentasikan di depan kelas. telah dilakukan sesuai dengan dokumentasi berupa RPP
Sebagaimana berdasarkan wawancara dan observasi saat yang telah disusun oleh guru sebelumnya, guru mengamati
pembelajaran PPKn, Ibu Suci selaku guru PPKn sikap peserta didik dalam pembelajaran, antara lain adalah
mengungkapkan yang terangkum dalam wawancara disiplin, peduli lingkungan, rasa percaya diri, jujur, dan
berikut. tanggung jawab.
“Kalau di inti, seperti toleransi karena saya lebih Nilai karakter nasionalisme ditanamkan pada peserta
banyak berdiskusi, berpendapat”. (Hasil didik melalui pembelajaran PPKn, karena PPKn
wawancara 15 Maret 2022) merupakan mata pelajaran yang wajib di sekolah dan
Pernyataan terkait penanaman nilai nasionalisme dalam
pembelajaran PPKn dibebani dengan tanggung jawab
kegiatan inti tersebut juga ditambahkan oleh Bapak
untuk mendidik dan mempersiapkan peserta didik menjadi
Rosyihuddin selaku guru PPKn sebagai berikut. warga negara yang cerdas, kritis dan taat pada hukum yang
“...Dalam kegiatan inti pembelajaran, nilai-nilai
berlaku dan berakhlak mulia. Beberapa nilai karakter
nasionalisme kita tanamkan dengan melihat KD
nya, untuk pengembangan PPK (Penguatan nasionalis yang tercakup dalam proses pembelajaran
Pendidikan Karakter) terutama nasionalisme. PPKn, antara lain adalah cinta tanah air dan bangga
Misalkan dalam kelas XII ada bab yang berjudul terhadap bangsa Indonesia, unggul dalam berprestasi,
dinamika persatuan dan kesatuan Indonesia, nah toleransi, peduli dan menjaga lingkungan, serta disiplin
tugas yang biasa saya berikan itu tuga individual (taat pada peraturan yang berlaku). Seperti yang
dengan saya memberikan tabel kosong, untuk diungkapkan oleh Ibu Suci selaku guru PPKn sebagai
mengisi tabel-tabel tersebut mulai dari periode
berikut.
kalau perjalanan sejarah Indonesia persatuan dan
kesatuan ini ada 6 periode. Setelah itu anak-anak “Seperti mencintai budaya, memahami akan
akan berdiskusi dengan temannya untuk mengisi adanya keberagaman, toleransi, menghormati
tabel tersebut agar lebih mudah dipahami dan para pejuang itu merupakan salah satu juga.
mudah diingat karena sudah terpetakan”. (Hasil Kemudian menggunakan lagu-lagu nasionalis
wawancara 22 Maret 2022) (lagu lagu kebangsaan) pada saat sebelum
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait pembelajaran itu juga merupakan salah satunya”.
(Hasil wawancara 15 Maret 2022)
penanaman nilai nasionalisme pada kegiatan inti dapat
Pernyataan terkait nilai nasionalisme yang dimasukkan
disimpulkan bahwa saat pembelajaran peserta didik lebih
dalam proses pembelajaran jugaditambahkan oleh Bapak
banyak untuk berdiskusi bersama kelompok. Peserta didik
Rosyihuddin selaku guru PPKn sebagai berikut.
dalam setiap pembelajaran diminta untuk berdiskusi,
“...Nilai nasionalisme yang dikembangkan dan
karena dengan berdiskusi akan menemukan informasi harus kita tanamkan dalam Pendidikan
sendiri dan informasi yang lebih banyak, lalu disampaikan Kewarganegaraan di antaranya adalah cinta tanah
di depan kelas hasil diskusinya. Dengan berdiskusi akan air, kerelaan berkorban, dan menempatkan
melatih rasa kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kepentingan bangsa serta negaranya di atas
dan saling toleransi. Selain metode berdiskusi, guru juga kepentingan pribadi atau golongan, Bhinneka
menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi Tunggal Ika, kemudian setia pada Pancasila dan
UUD NRI tahun 1945...”. (Hasil wawancara 22
pembelajaran. Ketika guru menjelaskan materi, diharapkan
Maret 2022)
peserta didik akan memperhatikan materi yang dijelaskan Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
dan berperan aktif selama proses pembelajaran. disimpulkan bahwa peserta didik diajarkan nilai-nilai yang
Berdasarkan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terkait dengan nasionalisme, seperti cinta tanah air, peduli
(RPP) dalam kegiatan inti, guru memberikan stimulus dan menjaga lingkungan, unggul dalam berprestasi,
(rangsangan) pada peserta didik dengan melihat, disiplin dengan taat dan patuh pada peraturan, toleransi,
mengamati, membaca, mendengarkan, menyimak apa yang menghargai pendapat orang lain, mementingkan
dijelaskan oleh guru. Selanjutnya, mengamati sebuah kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi,
obyek atau kejadian, membaca dan mengumpulkan bangsa Indonesia ini bangsa yang mempunyai keragaman
informasi dari berbagai sumber lain selain dari buku teks agama, suku, ras, bahasa, dan budaya sehingga perlu
(koran, dan internet), berdiskusi secara berkelompok, dan dihormati dan dihargai. Tidak lupa juga bangsa Indonesia
terakhir mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. memiliki potensi kekayaan alam, dan melestarikan sumber
Dari hasil diskusi yang telah dipresentasikan oleh daya yang negara lain tidak memilikinya. Pembelajaran
kelompok tersebut, akan membuat peserta didik lainnya PPKn sebagai proses dalam penanaman nilai karakter
bertanya, menanggapi dan mengemukakan pendapat yang nasionalisme pada peserta didik, sehingga tercermin sikap
dirasa berbeda dengan pemikirannya. Sehingga penanaman dan perilaku yang mampu mencintai, menjaga kehormatan
nilai nasionalisme melalui pembelajaran PPKn pada bangsa Indonesia, menjaga keutuhan dan persatuan bangsa,
kegiatan inti, dari hasil wawancara dan observasi yang serta mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi dari RPP, upacara bendera. Penanaman nilai karakter nasionalisme
nilai nasionalisme yang ditanamkan selama pembelajaran terutama cinta tanah air sangat penting diberikan apalagi di
berlangsung era global. Oleh karena itu, sangat penting untuk
Salah satu nilai nasionalisme yang ditanamkan pada mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kearganegaraan
saat pembelajaran yaitu cinta tanah air. Rasa cinta tanah air (PPKn) dalam rangka menanamkan nilai-nilai karakter
merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap cinta tanah air.
individu, terutama generasi penerus bangsa. Dengan Setelah cinta tanah air, nilai nasionalisme yang
memiliki sikap cinta tanah air, peserta didik sebagai diterapkan selama pembelajaran PPKn adalah peduli dan
generasi penerus bangsa akan bangga memiliki menjaga lingkungan. Peserta didik dan warga MAN 1
kebudayaan bangsa dan akan ikut melestarikan budaya itu Gresik sangat peduli dan menjaga lingkungannya. Guru
sendiri. Sikap cinta tanah air ditanamkan dengan sebagai pelaksana dalam penanaman nilai nasionalisme
menyanyikan lagu nasional, menghargai budaya-budaya di mampu memberikan motivasi pada peserta didik untuk
sekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Suci selaku selalu peduli dan menjaga lingkungan sekitar. Seperti yang
guru PPKn dalam hasil wawancara terkait menanamkan diungkapkan oleh Ibu Suci selaku guru PPKn sebagai
nilai nasionalisme cinta tanah air pada peserta didik. berikut.
“...Memberikan motivasi dengan memberikan “...Peserta didik di MAN ini peduli dan menjaga
game saat pelajaran. Game yang masih berkaitan lingkungan sekali mbak, saya sebagai guru PPKn
dengan materi, sehingga anak-anak termotivasi terus memotivasi, memberikan pesan untuk selalu
dari game tersebut, untuk hukumannya yaitu menjaga peraturan yang ada di sekolah untuk
menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu nasional, selalu menjaga lingkungan, karena peduli
sebagai wujud nyata cinta tanah air. Kemudian lingkungan di MAN ini sudah mendapatkan
salah satu wujud dari cinta tanah air misalnya penghargaan Adiwiyata Mandiri...”. (Hasil
dalam materi integrasi nasional mereka saya wawancara 15 Maret 2022)
sarankan untuk mencari kebudayaan atau Pernyataan tersebut juga ditambahkan oleh Bapak
karakteristik yang ada di daerah masing-masing Rosyihuddin selaku guru PPkn sebagai berikut.
baik desa, maupun kecamatan yang penting ada “...Saya sendiri dengan memberikan motivasi
keunikan dari daerah tersebut...”. (Hasil untuk selalu menjaga lingkungan sekitar saat
wawancara 15 Maret 2022) pembelajaran...”. (Hasil wawancara 22 Maret
Pernyataan terkait penanaman nilai nasionalisme cinta 2022)
tanah air juga ditambahkan lagi oleh Bapak Rosyihuddin Berdasarkan hasil wawancara observasi tersebut bisa
selaku guru PPkn sebagai berikut. disimpulkan bahwa, guru PPKn selalu menyampaikan
“...Menanamkan cinta tanah air bisa dilakukan motivasi, pesan kepada peserta didik untuk selalu peduli
dengan berbagai media, saya terkadang di laptop dan menjaga lingkungan terutama saat pembelajaran
itu menyimpan sejarah perjuangan seperti video,
berlangsung, karena dengan menjaga lingkungan untuk
lagu-lagu nasional, video-video tentang motivasi
sejarah perjuangan, lagu-lagu nasional...”. (Hasil selalu bersih akan membuat proses pembelajaran terasa
wawancara 22 Maret 2022) nyaman, dan bersemangat serta konsentrasi dalam belajar
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, karena tidak ada sampah berserakan. Peduli dan menjaga
bisa disimpulkan bahwa nilai nasionalisme cinta tanah air lingkungan saat proses pembelajaran dapat dilakukan
ditanamkan kepada peserta didik dengan berbagai macam, seperti dengan membuang sampah di tempatnya dan
mulai dari dengan memberikan tugas pada peserta didik menjaga kebersihan di dalam kelas seperti menyapu lantai,
seperti mencari kebudayaan yang unik dan yang ada di membersihkan papan tulis, membersihkan kursi dan meja
sekitar, dengan berdiskusi selama pembelajaran, dari debu sesuai dengan jadwal piket yang disepakati.
menyanyikan lagu-lagu nasional, dan memberikan Nilai nasionalisme selanjutnya yang diterapkan selama
motivasi sejarah perjuangan. Dengan demikian, peserta pembelajaran PPKn adalah unggul dalam berprestasi,
didik lebih memahami cinta tanah air, karena cinta tanah seperti visi MAN 1 Gresik yakni Islami, Cerdas, Unggul,
air adalah perasaan yang harus dimiliki setiap individu Kompetitif, dan Peduli Lingkungan. Unggul dalam
untuk membela dan menjaga bangsa, negara dan tanah berprestasi yang dimaksud adalah mampu berprestasi
airnya. Serta siap dan rela berkorban demi kepentingan untuk menjadi yang terbaik dan utama baik di bidang
bangsa, menghargai tradisi, budaya, dan lingkungan. Sikap akademis dan non akademis bagi peserta didik. Unggul
nasionalisme lainnya yang bisa ditanamkan pada peserta dalam berprestasi ditanamkan pada peserta didik melalui
didik, antara lain bangga menggunakan produk dalam motivasi yang disampaikan oleh guru. Seperti yang
negeri, berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia diungkapkan oleh Bapak Haris selaku guru PPKn yang
dengan baik, dan mengikuti segala kegiataan saat terangkum dalam hasil wawancara sebagai berikut.
memperingati hari kemerdekaan Indonesia, termasuk

1077
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 10 Nomor 4 Tahun 2022, halaman 1069 - 1084

“Dengan memberikan motivasi untuk tetap terus Nilai nasionalisme yang ditanamkan dan diterapkan
berprestasi pada peserta didik, dan sekolah juga selama pembelajaran PPKn selanjutnya adalah disiplin
memberikan penghargaan (reward) bagi peserta pada peraturan (tata tertib) selama pembelajaran. Disiplin
didik yang berprestasi” (Hasil wawancara 9 Maret
yang dimaksud adalah taat dan patuh pada peraturan yang
2022)
Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Ibu Suci selaku guru sudah disepakati bersama-sama di dalam kelas yang
PPKn sebagai berikut. menjadi tanggung jawab setiap individu, seperti
“...Lebih ke motivasi ya mbak, karena memang mendengarkan penjelasan dari guru, mengumpulkan tugas,
saya tidak mengharuskan untuk selalu mengikuti berdiskusi bersama kelompok. Guru sebagai panutan atau
kegiatan di luar pembelajaran seperti OSIS yang suri tauladan bagi para peserta didik dalam memberikan
mempunyai kegiatan banyak termasuk mengikuti contoh untuk disiplin pada peraturan, sehingga guru perlu
lomba-lomba, sehingga saya memberikan pilihan mematuhi peraturan yang ada. Seperti yang diungkapkan
seperti ini, kalian mau mengikuti pelajaran saya oleh Bapak Haris selaku guru PPKn yang terangkum dalam
silahkan, tetapi kalau kalian bikin rusuh dalam
hasil wawancara sebagai berikut.
pelajaran saya silahkan untuk keluar, memang
mereka ketika ditanya dan disuruh untuk “...Disiplin mulai dari siswa masuk sudah pasti
menjelaskan bisa meskipun tidak hanya itu, ada kita arahkan untuk selalu disiplin, mereka
juga tugas tambahannya...”. (Hasil wawancara 15 masuk sudah dengan berbagai aturan yang
Maret 2022) disepakati. Dalam pembelajaran juga begitu,
Pernyataan dari Bapak Rosyihuddin selakuguru PPKn juga mematuhi peraturan dalam kelas untuk tidak
ramai dan mendengarkan pelajaran dengan aktif
selaras dari hasil wawancara sebelumnya terkait
bertanya...”. (Hasil wawancara 9 Maret 2022)
penanaman nilai karakter nasionalisme unggul dalam Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Ibu Suci selaku guru
berprestasi, bahwa dengan memotivasi peserta didik untuk PPKn sebagai berikut.
terus berprestasi. “...Kedisiplinan, jadi ya kalau dalam
“...Unggul dalam berprestasi itu bagian dari pembelajaran saya ada peraturan kalau makan
motivasi ya mbak, terkadang itu sering saya harus membelikan makan 1 kelas, kalau minum
sampaikan di kelas cara membuat cita-cita, jadi tidak apa-apa, kalau telat masuk saya bisa
cita-cita itu tidak hanya cukup untuk diungkapkan memaklumi dengan alasan yang logis.
harus digambar, di jadwal harian mingguan, Kedisiplinan juga pada pakaian, tidak boleh
targetmu apa, cara meraihnya bagaimana, keluar terutama yang cowok, kuku dan rambut
terencana, terukur itu cara meraih prestasi. Jadi apabila panjang saya yang harus memotong,
semuanya itu bisa terencana, terarah, dan terukur pertama saya memberikan peringatan, kedua
(3T)...”. (Hasil wawancara 22 Maret 2022) penekanan kalau tidak dipotong maka ibu yang
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut akan memotong, rambut pun juga. Untuk tugas:
unggul dalam berprestasi pada penanaman nilai dalam pembelajaran saya itu mbak, boleh tidak
nasionalisme dilakukan oleh guru PPKn dengan mengumpulkan tugas sekarang, tetapi ada
memberikan motivasi untuk selalu unggul dalam konsekuensinya, setiap waktu dalam
berprestasi di bidang akademik maupun non akademik. pembelajaran saya jika tidak mengumpulkan
maka akan dikurangi poinnya Sehingga lebih
Peserta didik akan mendapatkan penghargaan (reward) dari fokus ke pengurangan poin dan tugas tambahan
sekolah yang berprestasi di bidang akademik maupun non seperti menghafalkan UU tentang
akademik. Untuk unggul dalam berprestasi tidak hanya kewarganegaraan minimal 5 saja, sehingga
harus selalu belajar, karena belajar yang baik adalah mereka termotivasi untuk membaca...”. (Hasil
dengan mempresentasikan dan melakukan kegiatan wawancara 15 Maret 2022)
tersebut. Peserta didik MAN 1 Gresi sering mengikuti Pernyataan dari Bapak Rosyihuddin selaku guru PPKn juga
ajang perlombaan atau festival baik di bidang akademik selaras dengan hasil wawancara sebelumnya tersebut
maupun non akademik. Dari festival atau kegiatan tersebut bahwa dalam pembelajaran juga ditanamkan nilai karakter
salah satunya mengikuti perlombaan fashion draping nasionalisme disiplin dengan peratura yang dibuat dan
(keterampilan tata busana) yang mendapat penghargaan disepakati.
juara 2 Expo Kreatif tingkat Nasional. Dalam perlombaan “...Kalau disiplin itu, apabila ada yang masuk
terlambat dalam pembelajaran kita kasih sanksi
tersebut juga integrasi nilainasionalisme yaitu cinta tanah
edukatif, yang sifatnya bagi mereka teredukasi
air, karena baju yang digunakan dalam perlombaan entah menyanyi atau kita hukum dengan
tersebut buatan sendiri, tidak dengan membeli dari toko menyebutkan beberapa materi pelajaran Untuk
manapun. Dengan begitu cinta tanah air peserta didik dan tugas, biasanya akan kita bahas bersama-sama
unggul dalam berprestasi di terapkan dalam MAN 1 jadi semua anak-anak mengerjakannya... (Hasil
Gresik. wawancara 22 Maret 2022)
Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan oleh guru, di
bisa disimpulkan bahwa guru sangat menanamkan antaranya adalah bersama-sama meminta peserta didik
kedisiplinan saat pembelajaran. Dengan begitu disiplin untuk menyanyikan lagu nasional, peserta didik bisa
menjadi tanggungjawab peserta didik masing-masing. mengajukan pertanyaan terkait materi yang masih belum
Selama proses pembelajaran, peserta didik ditanamkan dipahami, dan menyimpulkan materi yang sudah diajarkan.
untuk selalu disiplin pada peraturan yang berlaku, seperti Selain itu, guru memberikan tes tertulis degan mengunakan
tidak telat masuk dalam pembelajaran, mendengarkan saat indikator pencapaian kompetensi. Seperti yang
guru menjelaskan, aktif dalam pembelajaran, diungkapkan Bapak Haris selaku guru PPKn yang
menggunakan seragam dan atribut dengan lengkap, terangkum dalam hasil wawancara sebagai berikut.
meminta izin apabila ingin keluar, mengumpulkan tugas “Kegiatan penutup biasanya menyanyi lagu-lagu
dengan tepat waktu, tidak berbuat gaduh selama proses nasional, menyimpulkan materi yang telah saya
pembelajaran, meminta izin terlebih untuk makan dan jelaskan, tanya jawab dengan anak-anak”. (Hasil
wawancara 9 Maret 2022)
minum di dalam kelas selama diperbolehkan oleh guru.
Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Ibu Suci selaku guru
Apabila peraturan yang telah dibuat itu ada yang
PPKn sebagai berikut.
melanggar, maka akan menerima hukuman sebagai
“...Kalau di penutup, memberikan kesimpulan,
konsekuensinya, seperti jika ada yang melanggar peraturan karena di penutup itu sendiri akan saya kemas
untuk makan di dalam, maka akan diberi hukuman untuk bagaimana wujud kita untuk menerapkan sikap
membelikan makanan 1 kelas. Selain itu, jika ada yang cinta tanah air terhadap bangsa dan negara kita
membuat gaduh, maka menggantikan guru yang salah satu contohnya dengan menjaga persatuan,
menjelaskan di depan kelas. menjaga nama baik, kemudian bangga terhadap
Berdasarkan hasil observasi selama proses produk dalam negeri, misalnya dengan
diberikannya contoh untuk memancing peserta
pembelajaran kedisiplinan peserta didik sedikit berkurang,
didik terkait sikap nasionalisme...”. (Hasil
apalagi jika sudah di jam terakhir pembelajaran tidak wawancara 15 Maret 2022)
seperti di awal pembelajaran yang masih menggunakan Pernyataan dari Bapak Rosyihuddin juga selaras dengan
pakaian rapi. Kedisiplinan berkurang pada peserta didik hasil wawancara sebelumnya, bahwa penanaman nilai
mulai dari berpakaian yang kurang rapi, tidak nasionalisme dalam kegiatan penutup dapat dilakukan
mendengarrkan guru saat menjelaskan, berbuat gaduh di dengan memberikan umpan balik atau penguatan terkait
delam kelas dengan mengajak teman-temannya untuk materi dan nilai nasionalisme.
berbicara, seragam yang tidak di masukkan bagi yang laki- “Dalam penutup pembelajaran, itu kan biasanya
laki, dan tidak menggunakan kaos kaki. Jika guru sifatnya cuman merefleksi atau penguatan ya
memberitahu, terkadang tidak di dengarkan oleh peserta mbak, jadi di akhir atau penutup pembelajaran
didik. Penanaman nilai karakter nasionalisme disiplin yang sifatnya merefleksi penguatan bisa berupa
(taatd dan patuh) pada peraturan dilakukan karena disiplin kesimpulan sehingga bisa mengulang atau
menyimpulkan dari kegiatan inti yang telah
merupakan kesadaran individu untuk mau dan mampu dilakukan”. (Hasil wawancara 22 Maret 2022)
mengendalikan diri untuk mematuhi aturan atau nilai-nilai Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat
yang telah berlaku dan disepakati. Dengan adanya ditarik kesimpulan bahwa penanaman nilai nasionalisme
ditanamkannya kedisilinan pada peserta didik akan pada kegiatan penutup dapat dilakukan dengan
berdampak positif bagi dirinya yaitu untuk membuang menyanyikan lagu-lagu nasional, menyimpulkan materi
kebiasaan buruk seseorang, untuk membantu dan yang telah diajarkan, mengajukan pertanyaan jika ada
mengembangkan pengendalian diri, dan untuk materi yang belum paham, dan membahas bersama-sama
menciptakan keraturan dalam diri seseorang. Dengan pekerjaan yang telah dikerjakan selama pembelajaran, serta
memiliki sikap disiplin memberikan manfaat pada diri menyampaikan umpan balik terkait materi yang telah
sendiri yaitu menumbuhkan rasa percaya diri, patuh pada dipelajari. Selain itu, guru akan memberikan tugas lanjutan
peraturan, membuat diri lebih bertanggung jawab, dan jika tugas yang sebelumnya belum selesai. Tugas ini
mampu mengelola watu dengan baik. berkaitan dengan nilai nasionalisme, misalnya tentang
Penanaman nilai nasionalisme tidak hanya ada pada mencari kebudayaan yang ada di sekitar rumah.
kegiatan pendahuluan dan inti saja, tetapi juga ada pada Pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme dalam kegiatan
kegiatan akhir atau penutup. Pelaksanaan penanaman nilai penutup, guru juga memotivasi peserta didik untuk
nasionalisme pada kegiatan penutup di MAN 1 Gresik mengembangkan dan menumbuhkan rasa solidaritas,
dimaksudkan untuk menilai keberhasilan proses persatuan dan kesatuan serta mencintai tanah air bangsa,
penanaman dan pengembangan kompetensi peserta didik khususnya budaya yang ada dalam negeri. Dalam kegiatan
dalam menanamkan nilai nasionalisme. Pelaksanaan penutup untuk memperkuat pentingnya nasionalisme yaitu
penanaman nilai nasionalisme dalam kegiatan akhir

1079
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 10 Nomor 4 Tahun 2022, halaman 1069 - 1084

dengan mendorong peserta didik untuk bercita-cita peserta didik sudah terlaksana dengan baik atau belum dan
menjadi warga negara yang baik yang mencintai juga terkait ada atau tidaknya kendala saat nilai
negaranya, dan menghormati satu sama lain. Dalam nasionalisme ditanamkan selama proses pembelajaran
kegiatan penutup, guru juga menilai peserta didik selama PPKn. Evaluasi terkait apakah penanaman nilai
proses pembelajaran dengan mengamati perilaku dan nasionalisme dalam proses pembelajaran PPKn telah
pengetahuan peserta didik saat pembelajaran berangsung. terlaksana dengan baik atau belum, ternyata sudah berjalan
Berdasarkan hasil dokumentasi, peserta didik membuat dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Haris
resume tentang pentingnya materi yang telah diajarkan, selaku guru PPKn yang terangkum dalam hasil wawancara
dan mempelajari materi pada pesertemuan selanjutnya. sebagai berikut.
Sedangkan, dalam kegiatan penutup guru memeriksa dan “Sudah terlaksana dengan baik, meskipun ada
menilai pekerjaan peserta didik yang telah dikerjakan, masih beberapa yang harus dibenahi lagi untuk
memberikan tugas lebih lanjut apabila belum selesai meningkatkan nasionalisme peserta didik”. (Hasil
wawancara 9 Maret 2022)
mengerjakan, dan memberikan penghargaan (reward)
Pernyataan dari Ibu Suci selaku guru PPKn juga
berupa pujian bagi peserta didik yang kooperatif dan
mengatakan bahwa penanaman nilai nasionalisme dalam
berperilaku dengan baik. Guru juga merefleksikan
pembelajaran sudah terlaksana dengan baik.
pengalaman belajar bersama peserta didik, memberikan
“...Sudah terlaksana dengan baik tetapi masih ada
penilaian secara singkat, dan mengkomunikasikan rencana beberapa yang perlu digarisbawahi contoh dalam
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dari hasil keteladanan masih banyak ada yang kurang sopan
wawancara, observasi sedikit tidak sesuai dengan yang ada terhadap guru, sikap teladan yang kurang, kalau
di dokumentasi yaitu RPP, ada beberapa yang sudah ditulis saat literasi...”. (Hasil wawancara 15 Maret 2022)
dalam RPP tetapi tidak di terapkan selama proses Pernyataan dari Bapak Royihuddin juga selaras dengan
pembelajaran. Sebagaimana tercantum dalam RPP bahwa hasil wawancara sebelumnya bahwa penanaman nilai
guru mengkomunikasikan rencana pembelajaran pada nasionalisme dalam proses pembelajaran PPKn sudah
pertemuan yang akan datang, namun selama proses terlaksana dengan baik.
pembelajaran pada kegiatan penutup guru tidak “...Menurut saya sudah cukup baik, cuma masih
menyampaikan rencana pembelajaran tersebut. Pelajaran perlu ditingkatkan lagi, misalnya seperti ini, tetapi
saya masih belum mencoba untuk menawarkan
ditutup dengan guru hanya menyimpulkan materi dan
kapan bisa menanamkan nilai-nilai nasionalisme
memberikan nasehat moral untuk selalu bersikap itu diluar pembelajaran...”. (Hasil wawancara 22
nasionalis. Maret 2022)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan
Evaluasi Penanaman Nilai Nasionalisme bahwa nilai nasionalisme ditanamkan pada peserta didik
Penanaman nilai nasionalisme sudah direncanakan dan melalui pembelajaran PPKn telah terlaksana dengan baik,
dilaksanakan selama proses pembelajaran, maka perlu namun masih ada beberapa bagian yang masih perlu
adanya proses evaluasi. Evaluasi menjadi faktor penting ditingkatkan kembali. Menurut hasil observasi yang telah
sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran, dilakukan, penanaman nilai nasionalisme dalam proses
karena dengan adanya evaluasi memungkinkan untuk pembelajaran cukup terlaksana dengan baik. Ada beberapa
menentukan penguasaan peserta didik terhadap materi yang perlu diperbaiki dalam proses penanaman nilai
yang telah diajarkan, mengetahui kecakapan, motivasi, nasionalisme, seperti keteladanan peserta didik untuk
bakat, minat dan sikap peserta didik terhadap program selalu bersikap sopan santun pada guru, dan beberapa
pembelajaran, serta mengetahui tingkat kemajuan dan siswa harus mematuhi program-program yang telah
kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar dilaksanakan, seperti program literasi (membaca). Selain
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. itu, keaktifan peserta didik waktu pembelajaran
Selain itu, evaluasi memberikan saran kepada guru untuk berlangsung karena peserta didik cenderung pasif saat guru
meningkatkan proses belajar-mengajar dan mengadakan menjelaskan dan bertanya. Sehingga perlu adanya
program pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. pembenahan dalam menanamkan nilai nasionalisme pada
Evaluasi ini penting untuk dilakukan untuk mengetahui pembelajaran PPKn. Nilai nasionalisme yag ditanamkan
sudah berhasil atau tidak metode pembelajaran yang sudah cukup terlaksana dengan baik dalam proses
digunakan oleh tenaga pendidik untuk memberikan pembelajaran, tidak lepas dari adanya kendala dan juga
pengetahuan kepada peserta didik. Proses evaluasi yang solusi dari penanaman nilai nasionalisme.
dimaksudkan untuk menilai efektivitas penanaman nilai Evaluasi penanaman nilai nasionalisme pada peserta
nasionalisme dan pengembangan kompetensi peserta didik didik yang lain yaitu terkait kendala proses penanaman.
dalam melakukannya. Selain itu, proses evaluasi ini untuk Ada atau tidaknya kendala pada proses nilai nasionalisme
menilai perkembangan penanaman nilai nasionalisme pada ditanamkan selama pembelajaran PPKn. Nilai
Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn

nasionalisme ditanamkan selama pembelajaran PPKn tidak ramai sehingga mengakibatkan kendala dalam proses
mengalami kendala atau hambatan. Seperti yang penyampaian materi. Solusi dari kendala tersebut adalah
diungkapkan oleh Bapak Haris selaku guru PPKn yang adanya perjanjian di dalam kelas apabila ada yang
terangkum dalam hasil wawancara sebagai berikut. melanggar akan ada konsekuensi sebagai hukuman
“Dari saya pribadi tidak ada kendala, (punishmant), selain itu juga untuk mengerjakan dua tugas,
Menanamkan nilai nasionalisme bisa satu tugas pada pertemuan sebalumnya dan tugas sekarang
tersampaikan dengan baik, melalui media video, , dan juga akan ada target nilai selama proses Ujian Akhir
PPT sudah banyak terkait dengan tema
Semster (UAS) sehingga peserta didik belajar untuk
nasionalisme itu dan metode pembelajaran juga
banyak jadi tidak ada kendala”. (Hasil wawancara bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.
9 Maret 2022)
Pernyataan ada atau tidaknya kendala dalam proses Pembahasan
penanaman nilai nasionalisme, ditambahkan oleh Ibu Suci Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
selaku guru PPKn sebagai berikut. Albert Bandura. Teori dari Albert Bandura menyatakan
“...Untuk kendala, tidak ada kendala. Dari metode bahwa guru memiliki peran penting dalam mempengaruhi
tidak ada, karena biasanya saya menggunakan peserta didik. Pemodelan (modelling) sebagai inti dari
metode one head satu kepala satu nomer pembelajaran sosial menurut Albert Bandura. Tindakan
kemudian ada jigsaw, lebih banyak berdiskusi belajar sebagaimana didefinisikan oleh Albert Bandura,
juga. Dari media saya tidak ada kendala karena memiliki dua jenis, yaitu proses mengamati dan meniru
saya juga meminimkan untuk tidak terlalu
sikap dan perilaku orang lain sebagai model. Perilaku
menggunakan power point, saya lebih ke media
ular tangga, yang dimainkan oleh semua peserta manusia adalah perilaku dalam konteks pertukaran yang
didik...”. (Hasil wawancara 15 Maret 2022) berkelanjutan antara pengaruh kognitif, perilaku, dan
Pernyataan dari Bapak Rosyihuddin selaku guru PPKn lingkungan. Perilaku individu bukan sekedar respon
tersebut juga selaras dengan hasil wawancara sebelumnya otomatis terhadap stimulus (S-R Bond), tetapi juga
bahwa dalam proses penanaman nilai nasionalisme tidak konsekuensi dari reaksi yang muncul dari interaksi antara
mengalami kendala selama proses pembelajaran PPKn. lingkungan dengan proses berfikir individu itu sendiri.
“...Kendala kendala yang sifatnya pemahaman itu Menurut teori ini, prinsip dasar belajar adalah bahwa
tidak ada. Dari media, metode, kurikulum juga pembelajaran individu, khusunya pembelajaran sosial dan
tidak ada...”. (Hasil wawancara 22 Maret 2022) moral, berlangsung dengan meniru (imitation) dan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bisa menyajikan contoh perilaku (modeling).
disimpulkan bahwa tidak terdapat kendala pada proses
Penerapan teori Albert Bandura dalam penelitian ini
penanaman nilai nasionalisme selam pembelajaran PPKn.
didasarkan pada pemodelan (modelling) agar peserta didik
Sehingga itu memudahkan guru PPKn dalam menanamkan
dapat mengamati dan meniru perilaku orang lain ketika
niai nasionalisme pada peserta didik. Dari segi media, tidak
mengubah atau membetuk perilaku. Selain itu, guru
ada kendala karena media yang digunakan dalam sebagai model atau figur memberikan contoh yang baik
pembelajaran juga banyak, melalui audio, visual, papan
untuk mempengaruhi peserta didik. Selain itu, ada juga
tulis, bisa juga dengan audio visual, seperti poster, jurnal,
penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) yang
power point, video, dan grafik. Metode yang digunakan dapat mempengaruhi seorang individu atau peserta didik
juga banyak selama pembelajaran seperti diskusi, tanya
untuk berpikir dan memutuskan perilaku sosial apa yang
jawab, jigsaw, discovery dan inquiry. Dari kurikulum juga
akan ditiru dan dipraktikkan.
tidak ada kendala, karena kurikulum dibuat oleh pemeritah
Proses yang mempengaruhi belajar observasional
dan guru akan menyesuaikan mulai dari tujuan
menurut Bandura ada empat proses. Secara rinci dasar
pembelajaran, materi dengan kurikulum yang ada. kognitif proses belajar dapat diringkas menjadi empat
Sehingga proses penanaman nilai nasionalisme untuk proses atau tahap, di antaranya perhatian (attention),
peserta didik tidak terdapat kendala dalam pembelajaran
mengingat (retensional), pembentukan (reproduuction)
PPKn. dan proses motivasi. Berdasarkan teori belajar sosial,
Berdasarkan hasil observasi ada beberapa kendala dari
tindakan dilakukan hanya dengan mencoba melihat
proses penanaman nilai nasionalisme, seperti dalam hal
menggunakan gambaran kognitif. Keempat proses
penyampaian materi antara peserta didik laki-laki dan
pembelajaran tersebut diharapkan mampu
perempuan yang berbeda. Sehingga penanaman tersebut
mengembangkan kepribadian peserta didik untuk menjadi
lebih dominan ke laki-laki, karena laki-laki suka
lebih baik. Guru biasa dijadikan model oleh peserta didik
membantah dan apa yang dijelaskan oleh guru, seperti
untuk melihat perilaku dan tindakan yang konsisten dengan
antara berpakaian antara lakilaki dan perempuan saat norma yang berlaku. Berdasarkan data yang didapatkan
memakai seragam pramuka. Kemudian, peserta didik yang oleh peneliti, melalui pengamatan ada empat bagian di

1081
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 10 Nomor 4 Tahun 2022, halaman 1069 - 1084

dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan di antaranya Sehingga diharapkan peserta didik untuk lebih aktif selama
adalah perhatian, mengingat, produksi (pembentukan) dan proses pembelajaran, mendengarkan penjelasan dari guru,
motivasi. atau dari teman yang sedang menjelaskan materi, dan tidak
melanggar peraturan selama proses pembelajaran
Perhatian dalam Penanaman Nilai Nasionalisme berlangsung. Seperti makan, dan membuat gaduh di dalam
Perhatian (attention). Menurut Bandura menekankan kelas. Peserta didik juga perlu mengingat pesan tentang
bahwa dengan perhatian kepada orang lain dalam nasionalisme untuk mencintai tanah air, menghargai
pembelajaran dapat dipelajari. Sehingga menurut Bandura, pendapat orang lain, menghargai keragaman yang ada di
proses berkelanjutan yang menunjukkan bahwa hanya apa sekitar yang diberikan oleh guru PPKn selama
yang diamati saja yang dapat dipelajari merupakan pembelajaran berlangsung.
pengertian dari belajar. Subjek atau model harus
diperhatikan terlebih dahulu sebelum dapat dipelajari dari Pembentukan dalam Penanaman Nilai Nasionalisme
suatu model, karena subjek atau model digunakan sebagai Pembentukan (reproduction). Pada tahap ini untuk
panutan yang didasarkan pada banyak pertimbangan yang mengetahui sejauh mana hal-hak yang dipelajari dalam
sudah ditentukan, salah satunya adalah perilaku dan membentuk perilaku dapat diartikan sebagai tindakan
tindakan yang baik. Ketika memperhatikan orang lain (behavior) belajar. Bandura berpendapat bahwa sebelum
sebagai proses belajar peserta didik mulai dari perilaku dan perilaku pengamat menyamai dengan perilaku model,
tindakan. maka manusia dilengkapi dengan semua aparatur fisik
Pada bagian perhatian, peserta didik meniru dari untuk merespon kebutuhan dengan benar untuk latihan
perilaku seseorang karena sudah memperhatikan perilaku pengulangan (repestisi) kognitif. Dalam tahap
orang tersebut terlebih dahulu. Selama proses pembentukan pembelajaran, salah satu caranya adalah
pembelajaran, data yang didapatkan pada bagian perhatian dengan membantu para siswa memahami bahan ajar
adalah para guru PPKn selalu berkomunikasi baik dengan dengan memberikan latihan-latihan. Pada fase ini dapat
peserta didik. Selama pembelajaran PPKn, peserta didik mempengaruhi motivasi siswa untuk melihatkan cara
selalu bertanya dan berkonsultasi terhadap guru PPKn belajarnya.
apabila ada materi yang belum dipahami, dan tugas yang Pada bagian pembentukan, guru memberikan arahan
masih belum jelas bagi peserta didik. Guru PPKn juga untuk melakukan dengan cara berulang-ulang, sehingga
selalu bertanya kepada peserta didik apakah masih ada perlu banyak latihan atau percobaan. Pembentukan dalam
materi atau tugas yang belum jelas, sehingga nantinya akan proses pembelajaran dapat dilihat dari data yang ditemukan
diulangi kembali materi dan perintah tugas yang belum bahwa guru berperan penting dalam membentuk karakter
dipahami. Selain itu, pada bagian ini peserta didik peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung,
memperhatikan guru ketika sedang mengajar di dalam terutama membentuk karakter nasionalis peserta didik
kelas. untuk selalu cinta tanah air (menghargai keragaman
budaya, suku, dan agama, melestarikan budaya negara),
Mengingat dalam Penanaman Nilai Nasionalisme peduli dan menjaga lingkungan, dan berprestasi dalam
Mengingat (retention), pada tahap ini individu yang bidang akademik maupun non akademik, serta disiplin
melihat atau memperhatikan harus mencatat pengalaman dengan mematuhi peraturan yang berlaku. Nilai
dalam setiap ingatannya. Seseorang harus selalu mengingat nasionalisme tersebut ditanamkan dalam materi yang
perilaku model, jika ingin menirunya dan dipelajari. Guru sebagai pelaksana dalam penanaman nilai
menggunakannya sebagai model. Melalui pengamatan, nasionalisme mempunyai cara yang berbeda dalam
membantu peserta didik untuk melatih dalam mengingat menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai
elemen-elemen perilaku, dengan memilih perbuatan baik nasionalisme, seperti dengan mencontohkan perilaku-
dari subyek lain yang dijadikan model, dengan melihat perilaku yang taat pada peraturan, menghormati satu sama
pengetahuan moral yang diperoleh peserta didik. Peserta lain, dan toleransi. Selain itu, guru memberikan suatu
didik harus memperhatikan tingkah laku model yaitu contoh seperti mencintai tanah air dengan mematuhi aturan
seorang guru untuk merekam perisiwa dalam ingatannya. yang ada di kelas sebagai latihan atau percobaan pada
Dengan begitu, peserta didik dapat meniru perilaku dari peserta didik agar dilakukan secara berulang-ulang dan
salah satu model yaitu guru sebagai proses belajar untuk membentuk karakter nasionalisme.
berperilaku dengan baik.
Pada bagian mengingat, sangat penting untuk dilakukan Motivasi dalam Penanaman Nilai Nasionalisme
sebelum meniru perilaku tersebut. Mengingat selama Motivasi. Albert Bandura menekankan pentingnya
proses pembelajaran dapat dilihat dari data yang motivasi dalam pemodelannya karena mendorong orang
menjelaskan bahwa peserta didik sedikit lebih pasif. untuk bertindak. Oleh karena itu, peserta didik harus
Penanaman Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn

memiliki motivasi untuk meniru perilaku yang dimodelkan perencanaan terlebih dahulu sebelum menanamkan nilai
sehingga terjadi proses penguatan, yang mengakibatkan nasionalisme dalam pembelajaran, kemudian nilai
perubahan harapan dalam diri pengamat. Seorang nasionalisme ditanamkan pada proses pembelajaran
pengamat hanya dapat belajar dengan mengamati hasil dari sebagai pelaksana, dilanjutkan dengan evaluasi yang
perilaku orang lain, secara simbolis menyimpan informasi digunakan untuk mengetahui apakah sudah terlaksana
ini, dan menerapkannya ketika perilaku tersebut dengan baik penanaman nilai nasionalisme pada peserta
bermanfaat dan menguntungkan baginya. Bandura didik. Perencanaan yang dilakukan oleh guru PPKn untuk
menjelaskan suatu hukuman berlaku karena adanya menanamkan nilai nasionalisme adalah dengan membuat
kesalahan yang disebabkan oleh model. Suatu cara untuk atau menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
mendukung kinerja dan mempertahankan keterampilan Pada tahap pelaksaan penanaman nilai nasionalisme
yang adalah diperoleh dengan memberikan pemberdayaan tersebut dapat dilakukan mulai dari kegiatan pendahuluan,
yang dapat memiliki nilai dan penghargaan atau intensif. kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penanaman nilai
Pada bagian motivasi, data menunjukan bahwa guru nasionalisme pada kegiatan pendahuluan, dilakukan
PPKn selalu memberikan motivasi atau menjadi motivator dengan mengajak berdoa bersama-sama sebelum memulai
pada peserta didik. Motivator yang dimaksud adalah guru pembelajaran, menyanyikan lagu-lagu nasional, melalukan
PPKn memberi arahan, saran, dan membimbing peserta absensi pada peserta didik, dan memberikan acuan atau
didik agar selalu memiliki sikap nasionalisme di era penguatan terkait nilai nasionalisme. Penanaman nilai
perkembangan budaya asing. Motivasi yang diberikan guru nasionalisme dalam kegiatan inti dapat dilakukan dengan
terkait nilai nasionalisme yang ditanamkan pada peserta menyampaikan materi yang berkaitan dengan nilai
didik adalah selalu mencintai tanah air dan rela berkorban nasionalisme, memotivasi peserta didik untuk selalu
untuk bangsa dan negara, meghargai keragaman yang ada memiliki nilai nasionalisme, melakukan diskusi bersama-
di sekitar baik dari agama, suku dan bahasa, toleransi, sama untuk melatih sikap kerja sama, toleransi, dan
menghargai pendapat orang lain, peduli dan menjaga menghargai pendapat, lalu membahas bersama-sama hasil
lingkungan serta disiplin ada peraturan yang berlaku. diskusi tersebut. Penanaman nilai nasionalisme yang
Peserta didik akan terus meniru dan melakukan perilaku dilakukan oleh guru PPKn selama pembelajaran ini bisa
yang menurutnya baik karena adanya dorongan motivasi. dilakukan dengan metode pembelajan diskusi, ceramah,
Teori dari Albert Bandura menunjukkan seberapa dan jigsaw. Penanaman nilai nasionalisme selama kegiatan
pentingnya memberikan penghargaan dan hukuman yang penutup dilakukan dengan guru dan peserta didik
dapat mempengaruhi setiap orang untuk berfikir dan menyimpulkan dan memberikan penguatan sehubungan
mempraktikkan perilaku sosial yang perlu dilakukan sesuai dengan materi pelajaran. Tidak lupa juga memberikan
kebutuhan. Seperti dalam penelitian tersebut, guru PPKn pesan untuk selalu mempunyai sikap nasionalisme dalam
memberikan hukuman (punishment) kepada peserta didik kehidupan sehari-hari. Pada tahap evaluasi, menanamkan
yang melanggar peraturan di kelas, seperti dengan nilai nasionalisme sudah terlaksana dengan baik, dan tidak
menyanyikan lagu-lagu nasional dan menghafalkan ada kendala selama nilai nasionalisme ditanamkan pada
Undang-Undang tentang kewarganegaraan. Hukuman atau peserta didik.
punishment terhadap peserta didik tersebut merupakan
berupa evaluasi oleh guru PPKn. Sedangkan memberikan Saran
suatu reward atau penghargaan diperuntukkan bagi peserta Dengan melihat simpulan di atas, maka disarankan
didik yang beprestasi. beberapa hal untuk diperhatikan agar guru dapat
menanamkan karakter nasionalisme pada peserta didik di
PENUTUP MAN 1 Gresik antara lain : 1). Kepada lembaga pendidikan
Simpulan agar meningkatkan penanaman nilai nasionalisme di luar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bisa disimpulkan pembelajaran. 2) Kepada guru PPKn terkait agar lebih
bahwa penanaman nilai nasionalisme melalui meningkatkan penanaman nilai nasionalisme dalam
pembelajaran PPKn dalam membentuk karakter pada pembelajaran. 2) Kepada peserta didik, untuk
peserta didik MAN 1 Gresik penting dilakukan pada meningkatkan keaktifan selama pembelajaran berlangsung.
peserta didik. Penting untuk diberikan karena dengan
adanya penanaman nilai nasionalisme diharapkan peserta DAFTAR PUSTAKA
didik lebih mencintai tanah air bangsa Indonesia, menjaga Abduh, M. Asrijanty. Hadiana. dkk. 2019. Model
keutuhan dan persatuan bangsa dari pengaruh budaya Penilaian Karakter. Jakarta: Pusat Penilaian
asing. Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan
Penanaman nilai nasionalisme melalui pembelajaran Kemendikbud
PPKn yang dilakukan oleh guru ini perlu membuat

1083
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 10 Nomor 4 Tahun 2022, halaman 1069 - 1084

Damri. Putra. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan. Setianingsih, Evi. Dewi Dinie A. 2021. Internalisasi Nilai
Jakarta: Kencana Pancasila dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Djamalauddin. Wardana. 2019. Belajar dan Pembelajaran
Humaniora. 1 (9). 1-9
4 Pilar Peningkatan Pendagogis. Sulawesi Selatan:
CV. Kaaffah Learning Center Suciati, A. Sembiring, M. 2020. Penerapan Nilai
Nasinalisme Terhadap Rasa Cinta Tanah Air (Studi di
Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode
Desa Suka PulungKecamatan Sirapit Kabupaten
Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa.
Langkat). Jurnal Serunai Pancasila dan
Yogyakarta: Deepublish
Kewarganegaraan. 1(9). 12-20
Fauzi I. Srikantono. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
(Civil Education). Jember: Superior “Pusat Studi
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pemberdayaan Rakyat dan Transformasi Sosial”
Utami, Bintang. Nurman. Insrawadi, Junaidi. 2020.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis
Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui
Data. Jakarta: Rajawali Pers
Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Pertiwi 1 Padang.
Hardani. Andriani. Ustiawaty. dkk. 2020. Metode Journal of Civic Education. 3 (2). 186-190
Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta : CV.
Utomo. 2019. Implementasi Penguatan Pendidikan
Pustaka Ilmu
Karater Melalui Pembiasaan di SDN 4 Cicurug
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Kabupaten Sukabumi. 1 (01). 18-33
Pembelejaran:Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatis.
Warsono, Dwi. 2017. Penanaman Nilai-Nilai
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Nasionalisme Dalam Pembelajaran PKn di MTs
Indraswati, Dyah. Sultisna, Deni. 2020. Implementasi Negeri Ngemplak. Surakarta: Universitas
Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Di SDN Muhammadiyah Surakarta
Karanganyar Gunung 02, Candisari, Semarang Jawa
Widiyono, S. 2019. Pengembangan Nasionalisme
Tengah. Jurnal Rontal Keilmuan Pkn. 6 (2). 71-80
Generasi Muda di Era Globalisasi. Jurnal Populika.
Isti’adah, Feida N. 2020. Teori-Teori Belajar Dalam 1(7). 12-21
Pendidikan. Jawa Barat: Edu Publisher
Maghfiroh, Laili. 2020. Penanaman Nilai Nasionalisme
Pada Santri Madrasah Aliyah (MS) Di Pondok
Pesantren Ash Shomadiyah Tuban. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Pertiwi, Putri I. Dewi, Dinie A. 2021. Pentingnya
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun
Karakter Warga Negara Indonesia. Jurnal Penelitian
Ilmu Sosial. 1 (12). 1-6
Prakasih, Raga Cipta. Firman. Rusdinal. 2021. Nilai
Nasionalisme dan Anti Radikalisme Dalam Pendidikan
Multikultural. Jurnal Pendidikan Indonesia. 2 (2). 294-
303
Rahmatiya, Ita. Zulfiati, Heri Maria. 2020. Penanaman
Nilai Karakter Nasionalisme Dan Patriotisme Pada
Pembelajaran Tematik Bermuatan IPS Siswa Kelas IV
SD Negeri Singosaren Bantul. Trihayu: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-an. 7 (1). 957-965
Riska, Dwi Fitria. 2020. Internalisasi Nilai-Nilai
Nasionalisme dalam Pembelajaran PPKn di
Madrasah Ibtidaiyah Maarif Condro Jember. Educare:
Journal of Primary Education. 1 (2). 207-220
Sadikin. 2008. Peningkatan Sikap Nasionalisme melalui
Pembelajaran IPS dengan Metode Sosiodrama di SD
Cikembulan, Banyumas. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai