Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN NAHDLATUL ULAMA (NU) DI KOTA

PONTIANAK DARI TAHUN 1998-2018

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH
PATMAWATI
NIM F1231141009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019

1
1
PERKEMBANGAN NAHDLATUL ULAMA (NU) DI KOTA
PONTIANAK DARI TAHUN 1998-2018

Patmawati, Agus Sastrawan Noor, Andang Firmansyah


Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Untan Pontianak
Email: patmawati327@gmail.com

Abstract
This study aimed to determine the development of the NahdlatulUlama (NU) in
Pontianak City in 1998-2018. The formulation of the problem in this study discribes a
brief history of the NadlatulUlama (NU) in Indonesia, the background of the
establishment of the NahdlatulUlama (NU) in Pontianak and its development from
1998 until 2018. Historical research method was applied in conducting this research.
The steps used in this method consist of topic selection, heuristics, verification,
interpretation, and historiography. The findings showed that the establishment of the
NU began with the arrival of transmigrants from Java and Madura that include
clerics and their students from Islamic boarding schools in Madura. The background
of this establishment is to spread Islam AhlussunnahWalJama’ah. Furthermore, the
people in Pontianak needed an equal umbrella of organization as before NU entered
Pontianak City, its practices had alredy existed in Pontianak City.

Keywords: Development, Nahdlatul Ulama (NU), Pontianak City

PENDAHULUAN
Nahdlatul ulama (NU) adalah organisasi perkembangannya NU di Indonesia juga
Islam yang didirikan oleh para ulama pesantren membuka cabang-cabang organisasi di berbagai
pada tanggal 31 Januari 1926 Masehi (16 Rajab wilayah di seluruh Indonesia. Kota Pontianak
1344 Hijriah). Organisasi NU berakidah Islam merupakan salah satu kota yang menjadi tempat
yang berpaham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan pertumbuhan dan wadah pengembangan
menganut salah satu mazhab empat; Hanafi, organisasi ini. Dalam perkembangannya NU juga
Maliki, Syafi’i dan Hambali (Zahro, 2004: 15). membuka cabang-cabang organisasi di berbagai
Sebagai organisasi yang bermotif keagamaan wilayah di seluruh Indonesia. Kota Pontianak
segala sikap, perilaku, dan karakter perjuangan merupakan salah satu kota yang menjadi tempat
NU akan selalu diukur berdasarkan norma dan pertumbuhan dan wadah pengembangan
prinsip ajaran agama Islam (Daman, 2001: 55). organisasi ini.
Tujuan didirikannya Nahdlatul Ulama Dasar Nahdlatul Ulama (NU) adalah
(NU)adalah memelihara, melestarikan, pesantren, suatu lembaga pendidikan yang
mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam dikelola untuk mengambangkan dan mewariskan
Ahlussunnah Wal Jama’ah dan mempersatukan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja)
langkah para ulama dan pengikut-pengikutnya dengan penekanan pada metode pendidikan yang
serta melakukan kegiatan-kegiatan yang tradisional. Salah satu sumber literatur (bacaan)
bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan yang sangat menonjol adalah kitab kuning, yakni
masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian buku-buku yang berbahasa arab karya penulis
harkat serta martabat manusia. Dalam muslim, yang isinya menyangkut sekitar fiqih,

1
tauhid, hadist, dan bahasa arab (Ida, 2004: 1).NU terdiri atas para praktisi dan ahli di bidang
mendasarkan faham keagamaannya kepada tertentu (PBNU, 2016: 44). Sebagai organisasi
empat komponen sumber ajaran Islam, yaitu al- Islam, tentu saja NU tidak bisa melepaskan diri
qur’an, al-hadist, ijma dan qiyas. Dua sumber dari orientasi keislaman bahkan dalam Ad/ART
yang terakhir adalah pendapat para ulama (Imron, pasal 5 disebutkan bahwa “tujuan NU adalah
2016: 141). berlakunya ajaran Islam Ahlussunnah Wal
Jika dikaji dari AD/ART, maka struktur Jama’ah” dan Khittah NU adalah landasan
kepengurusan dalam organisasi Nahdlatul Ulama berpikir, bersikap dan bertindak yang harus
(NU) terbagi menjadi dua bagian besar yaitu dicerminkan dalam tingkah laku perseorangan
struktur organisasi dan struktur kelembagaan. maupun organisasi dalam proses pengambilan
Struktur organisasi Nahdlatul Ulama di semua keputusan. Keputusan keluar dari politik atau
tingkatan sebagai berikut: (1) Pengurus Besar yang dikenal kembali ke Khittah 1926 karena
Nahdlatul Ulama (PBNU) yang berkedudukan di adanya keinginan untuk memusatkan perhatian
ibu kota negara sebagai pengurus yang berada di pada tujuan-tujuan sosial, pendidikan, dan
tingkatan pusat, (2) Pengurus Wilayah Nahdlatul keagamaan (Effendy, dkk, 2001:111).
Ulama (PWNU) yang berkedudukan di ibu kota Dalam menjalankan programnya NU
provinsi sebagai pengurus yang berada di memiliki 3 perangkat organisasi: Pertama,
tingkatan provinsi, (3) Pengurus Cabang Lembaga adalah perangkat departementasi
Nahdlatul Ulama (PCNU) yang berkedudukan di organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi
tingkat daerah/kota madya sebagai pengurus yang sebagai pelaksana kebijakan NU yang berkaitan
berada di tingkatan daerah/kota madya, (4) dengan kelompok masyarakat tertentu dan/atau
Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWCNU) memerlukan penanganan khusus. lembaga-
yang berkedudukan di ibukota kecamatan sebagai lembaga tersebut adalah: Lembaga Dakwah
pengurus yang berada di tingkatan kecamatan, (5) Nahdlatul Ulama (LDNU), Lembaga Pendidikan
Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU),
yang berkedudukan di desa/ kelurahan sebagai Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama
pengurus yang berada di tingkat desa/kelurahan, (LPNU), Lembaga Pengembangan Pertanian
(6) Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama Nahdlatul Ulama (LPPNU), Lembaga
(PRNU) yang berkedudukan di masjid/musholla Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama
sebagai pengurus yang berada di cakupan (LKKNU), Lembaga Kajian dan Pengembangan
masjid/musholla, (7) Pengurus Cabang Istimewa Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama (PCINU) yang berkedudukan di (LAKPESDAM NU), Lembaga Penyuluhan dan
luar negeri sebagai pengurus yang berada di luar Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBHNU),
negeri (PBNU, 2016: 44). Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia
Adapun struktur kelembagaan di dalam Nahdlatul Ulama (LESBUMI NU), Lembaga
organisasi Nahdlatul Ulama (NU) terbagi Amil Zakat Nahdlatul Ulama (LAZISNU),
menjadi tiga yaitu: yang Pertama, Mustasyar Lembaga Wakaf dan Pertahanan Nahdlatul
(penasehat) terdiri dari para ulama senior dan Ulama (LWPNU), Lembaga Bahtul Masail
para ahli di bidang tertentu. Biasanya terdiri dari Nahdlatul Ulama (LBMNU), Lembaga Ta’mir
para alumni pengurus Nahdlatul Ulama. Kedua, Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU), Lembaga
Syuriah (pimpinan tertinggi) terdiri dari para Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), Lembaga
ulama yang sudah dianggap senior dan memiliki Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU), Lembaga
kapasitas keilmuan pesantren yang sudah diakui. Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNU),
Biasanya pada jajaran ini diisi oleh para kiai-kiai Lembaga Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU),
pengasuh Pondok Pesantren. Di dalam dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan
kepengurusan syuriah terdapat a’awam Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU).
(anggota) yang biasa di isi oleh para ulama atau Kedua, Lajnah adalah perangkat organisasi
praktisi yang memiliki keahlian khusus. Syuriah Nahdlatul Ulama untuk melaksanakan program
PCNU Kota Pontianak ialah Bapak KH. Ahmad NU yang memerlukan penanganan khusus.
Rustamadji AK. Ketiga, Tanfidziyah (pelaksana) lajnah-lajnah tersebut adalah: Lajnah falakiyah

2
Nahdlatul Ulama di singkat LFNU yang Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal
bertugas mengelola masalah ru’yah hisab dan 28 September 2018 yang penulis lakukan dengan
pengembangan ilmu falak, Lajnah Ta’lif wan KH. Ahmad Khoiri. Kegiatan yang dilakukan
Nasyr Nahdlatul Ulama disingkat LTNNU yang oleh NU lebih berpusat pada gerakan dakwah
bertugas mengembangkan penulisan dan pendidikan. Gerakan dakwah dilaksanakan
penerjemahan dan penerbitan kitab/buku serta dengan mengadakan Lailatul Ijtima’
media informasi menurut faham Ahlussunnah perkumpulan para alim ulama atau para kiai,
Wal Jama’ah, dan Lajnah Pendidikan Tinggi dalam Lailatul Ijtima’ ini berisi pengajian,
Nahdlatul Ulama disingkat LPTNU yang tahlilan dan perlombaan keagamaan yang
bertugas untuk mengembangkan pendidikan dilakukan oleh kader-kader NU, seperti IPNU
tinggi (Handoko, 2017: 126). Ketiga, Badan (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU
Otonom adalah perangkat organisasi Nahdlatul (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) selain
Ulama yang berfungsi melaksanakan kebijakan dakwah NU juga memperhatikan dunia
NU yang berkaitan dengan kelompok pendidikan yang dirintis dari pendidikan
masyarakat tertentu dan beranggotakan tradisional melalui pesantren yang tersebar di
perorangan. Badan Otonom harus memberikan seluruh kecamatan yang ada di Kota Pontianak.
laporan perkembangan setiaptahun kepada NU Setelah NU kembali ke Khittah 1926 dan
di semua tingkatan. Jenis badan Otonom NU tidak lagi berpolitik, maka NU di Kota
adalah: Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat Pontianak khususnya juga tidak terlibat lagi
NU) untuk anggota perempuan Nahdlatul dalam dunia politik. NU kembali sebagai
Ulama, Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU) organisasi sosial keagamaan, dan hanya terlibat
untuk anggota perempuan muda NU yang dalam kegiatan dakwah dan kegiatan sosial serta
berusia maksimal 40 tahun, Gerakan Pemuda pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya
Anshor Nahdlatul Ulama (GP Anshor) untuk pondok pesantren yang telah berdiri di Kota
anggota laki-laki muda NU yang maksimal Pontianak seperti Pondok Pesantren Al-Husna
berusia 40 tahun, Ikatan Pelajar Nahdlatul yang terletak di Jalan 28 Oktober Siantan,
Ulama (IPNU) untuk pelajar dan santri laki-laki Pondok pesantren Al-Jihad yang terletak di
NU yang maksimal berusia 30 tahun. Ketua PC Sungai Jawi, dan Pondok Pesantren Khulafaur
IPNU Kota Pontianak ialah Rahmat S.E dan Rasyidin yang terletak di Jalan Ahmad Yani II
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pontianak, dan masih banyak pondok pesantren
untuk pelajar dan santri perempuan yang yang berdiri di Kota Pontianak dibawah naungan
maksimal berusia 30 tahun. Ketua PC IPPNU NU.Dalam dunia kependidikan NU bergerak
Kota Pontianak ialah Utin Isnaini, Ikatan Sarjana dengan cara mendirikan Madrasah-madrasah
Nahdlatul Ulama (ISNU) yang berfungsi yang ada dibawah naungan yayasan Ma’arif NU.
membantu melaksanakan kebijakan NU pada Ada beberapa madrasah yang didirikan di
kelompok sarjana kaum intelektual, Serikat wilayah Kota Pontianak seperti Madrasah
Buruh Muslim Indoneesia (SARBUMI) yang Tsanawiyah Miftahul Ulum di Sungai Kakap,
berprofesi sebagai buruh/karyawan/tenaga kerja, Madrasah Tsanawiyah Al-Jihad di Sungai Jawi,
Pagar Nusa Nahdlatul Ulama yang bergerak Madrasah Aliyah Al-Anwar di Jalan
pada pengembangan seni bela diri, Persatuan Khatulistiwa, Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan di
Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) untuk Jalan Budi Utomo.
anggota guru NU (Handoko, 2017: 127-128).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam 1. Pemilihan Topik
penelitian ini adalah metode penelitian sejarah Pemilihan topik adalah langkah pertama dalam
yang terdiri dari lima tahap yaitu: pemilihan topik, melakukan penelitian sejarah. Tujuannya agar
heuristik, verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dalam melakukan pencarian sumber-sumber dapat
dan historiografi (Kuntowijoyo, 2005: 90). terarah dan tepat sasaran dengan masalah yang
Tahapan penelitian menurut Kuntowijoyo adalah akan diteliti. Dalam sebuah penelitian, topik yang
sebagai berikut: harus dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan

3
kedekatan intelektual. Syarat tersebut sangat 3. Verifikasi (kritik sumber)
penting karena seseorang akan bekerja dengan baik Verifikasi (kritik sumber) adalah tindakan
jika ia senang dan mampu melakukannya. Peneliti untuk memeriksa, mengoreksi, serta mulai
mengambil topik tentang Perkembangan Nahdlatul mengklasifikasikan kebenaran terhadap sumber
Ulama (NU) Di Kota Pontianak Dari Tahun 1998- yang telah ditemukan sesuai dengan objek
2018 dikarenakan peneliti sangat tertarik untuk penelitian. Kritik sumber dapat dilakukan dengan
melakukan penelitian ini. dari dua sudut pandang yaitu:(1) Kritik ekstern
2. Heuristik untuk menguji keaslian sumber yang diperoleh (2)
Heuristik adalah sebuah kegiatan mencari Kritik intern untuk menentukan sejauh mana
sumber-sumber untuk mendapatkan data-data sumber tersebut dapat dipercaya.
sejarah. Di tahap ini peneliti mulai mencari dan 4. Interpretasi
mngumpulkan buku-buku atau Dokumen-dokumen Interpretasi yaitu penafsiran atas fakta-fakta
mengenai Nahdlatul Ulama (NU). Penyusunan sejarah yang dikembangkan menjadi satu kesatuan
penelitian sejarah yang berjudul Perkembangan yang utuh dan bermakna logis. Interpretasi ada dua
Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Pontianak Dari macam, yaitu analisis yang berarti menguraikan
Tahun 1998-2018 ini, peneliti melakukan studi dan kedua, sintesis yang berarti menyatukan.
pustaka dengan mengumpulkan berbagai sumber Sumber yang ditemukan kadang memihak pada
berupa buku-buku yang ada di Perpustakaan UPT salah satu pelaku sejarah, sehingga peneliti harus
Untan Pontianak, Perpustakaan Daerah Provinsi mampu melihat dua sisi dari suatu peristiwa untuk
Kalimantan Barat, Perpustakaan Kota Pontianak, menghindari subjektifitas. Peneliti mencoba
Perpustakaan IAIN Pontianak, Perpustakaan IKIP- menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dan
PGRI Pontianak dan Balai Pelestarian Sejarah dan berusaha untuk bersikap netral dalam pengkajian
Nilai Tradisional Pontianak. Perkembangan Nahdlatul Ulama (NU) di Kota
Klarisifikasi sumber sejarah dibagi menjadi dua Pontianak.
yaitu sebagai berikut: 5. Historiografi
1. Sumber Primer Historiografi merupakan tahap akhir dari
Sumber primer adalah kesaksian dari pada penelitian sejarah. Setelah melalui fase pemilihan
seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau topik, heuristik, verifikasi (kritik sumber),
saksi dengan pancaindera yang lain, yaitu orang interpretasi. Penulisan sejarah (historiografi)
atau alat yang hadir pada peristiwa yang di adalah cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan
ceritakan. Sumber primer dalam penelitian ini hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.
ialah: Bapak Ahmad Faruki, Ketua Tanfidziyah HASIL PENELITIAN DAN
PCNU Kota Pontianak dan pengurus organisasi PEMBAHASAN
lainnya. Sejarah Singkat Nahdlatul Ulama (NU)
2. Sumber Sekunder Di Indonesia
Sumber sekunder adalah kesaksian dari pada Momentum berdirinya NU tidak terlepas
siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan- dari dinamika politik dan keagamaan yang
mata, yakni dari seseorang yang tidak hadir pada terjadi di dalam maupun luar negeri. Dinamika
peristiwa yang dikisahkan. Sumber sekunder dalam politik dan keagamaan dalam negeri banyak
penelitian sejarah ini adalah melalui kajian pustaka diwarnai oleh kebijakan Hindia-Belanda yang
yang berasal dari buku-buku, karya tulis ilmiah mencengkram negeri ini hingga tiga setengah
sarjana lain dan beberapa sejarawan yang abad lamanya, terutama menyangkut keyakinan
mengadakan pembahasanterhadap masalah yang dan kepercayaan agama. Sedangkan dinamika
sama atau mempunyai kedekatan yang sama. politik luar negerinya banyak di pengaruhi oleh
Maka sumber sekunder yang dipakai dalam fenomena dunia Islam yang sedang marak
penelitian ini adalah buku-buku mengenai melakukan dalih pemurnian dan pembaharuan
Nahdlatul Ulama (NU) yang digunakan dalam Islam, lalu berkembang kepada gerakan politik
penelitian ini. penyatuan dunia Islam. Masalah diatas
menginspirasi kalangan ulama pesantren untuk
bangkit mengatasi masalah tersebut dengan

4
beragam ikhtiar, baik lahir maupun batin. sama untuk merdeka itulah, maka sejumlah
Masalah diatas akhirnya dijadikan sebagai daerah di tanah air, muncul sebuah organisasi
bagian dari fenomena bangkitnya ulama pergerakan, baik dalam bentuk organisasi massa,
pesantren untuk berhimpun dalam sebuah wadah maupun komunitas lain sebagai instrumen bagi
organisasi (jam’iyyah) sebagai instrument untuk lahirnya para pejuang kemerdekaan.
membentengi masyarakat dari upaya Organisasi Boedi Oetomo merupakan
penyeragaman agama oleh Belanda dan upaya organisasi pergerakan yang pertama berdiri
membebaskan masyarakat dari cengkraman didirikan di Surabaya, 20 Mei 1908 yang
bangsa penjajah di bawah ini akan dijelaskan bertujuan untuk memerdekakan Indonesia,
faktor penyebab berdirinya Nahdlatul Ulama setelah itu lahir Muhammadiyah yang lahir pada
(NU). tahun 1912. Dan ditahun yang sama lahir juga
1. Menangkal Misi Agama Penjajah Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912. Dan lama-
Di antara misi besar Belanda menjajah kelamaan lahirlah organisasi NU pada tanggal
negeri ini, selain mengeruk kekayaan sebesar- 31 Januari 1926. Semangat nasionalisme yang
besarnya untuk kemakmuran negara dan dikembangkan para kiai pesantren dalam
bangsanya, serta menguasai negeri jajahan perkembangannya menjadi sebuah gerakan
sebagai bagian dari Negara Belanda, juga perlawanan yang anti penjajah. (Moesa, 2007:
memiliki misi penyebaran agama. Penjajah 113).
meyakini bahwa pendudukan sebuah wilayah 3. Membentengi Ajaran Islam Ala
atau negara akan lebih mudah ditaklukkan Ahlussunnah Wal Jama’ah
manakala keyakinan (agama) yang dianut Masa-masa sebelum kemerdekaan, dinamika
penduduk di daerah jajahan sama dengan dunia Islam mengalami perkembangan yang
penguasa penjajah. Perkembangan bangsa cukup pesat, setidaknya dalam dua hal yaitu: 1).
Belanda tidaklah semata-mata bermaksud Bidang Muamalah, dan 2). Bidang aqidah-
mencari keuntungan materi, tetapi lebih dari itu, ibadah. Gerakan yang menunjuk kepada dua hal
Belanda ingin mengembangkan keutamaan- diatas menyebut dirinya sebagai gerakan
keutamaan agama Kristen di negeri jajahannya. pembaharuan dan pemurnian Islam. Salah satu
Misi agama yang dilakukan oleh Belanda tokohnya yang paling bersemangat
dilakukan dengan beragam trik dan strategi. memperjuangkan ide-ide pembaharuan Islam
2. Membentengi Semangat Nasionalisme dan pemurnian Islam tersebut adalah
Indonesia Muhammad Ibn Abdul Wahab (1703-1787).
Fenomena penjajah dan masa depan Islam Muhammad Ibn Abdul Wahab berasal dari suku
Indonesia, kemudian berkembang ke masalah Tarim, lahir diAl-Uyainah, dataran tinggi Nejd,
kebangsaan (nasionalisme). Untuk Arabia. Ayahnya bernama Abdul Wahab,
membangkitkan semangat kebangsaan dilakukan seorang yang sangat alim pada jamannya.
melalui berbagai kegiatan keagamaan dan Kakeknya, Sulaiman Ibn Muhammad adalah
pendidikan. Kegiatan keagamaan dijadikan seorang ulama besar di Nejd.
sebagai inspirasinya sekaligus perekat Muhammad Ibn Abdul Wahab menggedor
perjuangannya, sedangkan kegiatan pendidikan dunia Islam khususnya Arab, dengan gerakannya
sebagai media penguasaan ilmu pengetahuan yang terkenal Gerakan Wahabi atau
dan keterampilan dalam upaya memperjuangkan “Muwahhidin” (golongan yang meng-Esakan
cita-cita kemerdekaan Indonesia. Motivasi ini Allah). Paham ini cukup berkembang pesat
merupakan bagian dari tanggung jawab ulama hingga merambah ke tanah air melalui
atas nasib bangsanya yang diduduki penjajah. organisasi-organisasi Islam yang sudah ada saat
Pada dekade tahun 1900-an negeri ini itu. Organisasi-organisasi Islam di tanah air yang
memasuki babak baru yang dicatat oleh sejarah mengatasnamakan gerakan pembaharuan atau
sebagai kebangkitan anak negeri untuk merdeka pemurnian Islam, mengklaim sebagai
dan terbebas dari segala macam bentuk kepanjangan tangan paham Wahabiah dari Arab
penindasan dan cengkraman bangsa penjajah. Saudi. Mereka turut serta mempropagandakan
Atas dasar kesamaan nasib dan keinginan yang ajaran-ajaran Wahabi yang bertolak belakang

5
dengan Paham Islam kebanyakan di tanah air dikarenakan organisasi NU mengajarkan faham
kala itu. Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan sebelum NU
Paham Wahabiah yang berdalih lahir di Kota Pontianak masyarakat yang
memperbaiki akidah umat Islam memiliki dua menganut faham Ahlussunnah Wal Jama’ah
belas ajaran, yang dalam banyak hal sudah ada terlebih dahulu dan ajaran-ajaran NU
bertentangan dengan paham kebanyakan yang sudah berkembang sejak dulu. Ajaran-ajaran NU
dianut umat Islam negeri ini. Dua belas ajaran yang sudah ada sejak dulu adalah tahlilan,
Wahabi tersebut adalah: 1). Orang yang berzanji, sholawatan, qunud dan selamatan-
menyembah selain Allah adalah musyrik dan selamatan yang lainnya (Wawancara dengan
boleh di bunuh, 2). Orang yang meminta Ahmad Faruki, 03 Mei 2018).
pertolongan bukan kepada Allah adalah musyrik, Latar belakang berdirinya NU di Kota
3). Menyebut nama Nabi, Malaikat, atau Syaikh Pontianak ialah untuk mensyiarkan ajaran Islam
dalam berdoa sebagai perantara adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah dan bukan hanya itu,
perbuatan syirik, 4). Meminta syafaat selain yang melatar belakangi berdirinya NU di Kota
kepada Tuhan adalah syirik, 5). Bernadzar Pontianak ialah masyarakat ingin memiliki
kepada selain Tuhan adalah syirik, 6). wadah organisasi yang sefaham yaitu
Memperoleh pengetahuan selain dari Al-qur’an, Ahlussunnah Wal Jama’ah. Hal inilah yang
Hadist, dan Qiyas adalah kufur, 7). Tidak melatarbelakangi berdirinya NU di Kota
percaya kepada qada dan qadar adalah kufur, 8). Pontianak. Organisasi NU mulai masuk ke Kota
Menafsirkan Al-Qur’an dengan ta wil adalah Pontianak pada tahun 1959 dan kepengurusan
kufur, 9). Pendapat dan penafsiran ulama bukan NU di Kota Pontianak baru ada sejak tahun
sumber ajaran Islam, 10). Sumber ajaran Islam 1980-an. Tempat pertama kali didirikannya NU
hanya Al-Qur’an dan Hadist, 11). Pintu ijtihad di Kota Pontianak ialah di Jalan Tanjung Pura
tidak tertutup, dan 12). Taklid buta kepada Gg Kamboja. Disinilah cikal bakal Nahdlatul
ulama tidak dibenarkan. Dengan prinsip ajaran Ulama (NU) di Kota Pontianak. Kedatangan NU
yang demikian, Ibn Abdul Wahab melakukan sangat diterima dengan baik oleh masyarakat
tindakan pemaksaan dengan cara membabi buta Kota Pontianak (Wawancara dengan Nuralam,
kepada umat Islam lainnya untuk melaksanakan 05 Juli 2018).
ajaran-ajarannya. Propaganda Wahabi untuk Perkembangan Nahlatul Ulama (NU) Di Kota
mewujudkan cita-citanya itu sangat radikal dan Pontianak Dari Tahun1998-2018
ekstrem. Paham Wahabi yang mulai merambah Fase Tahun 1998-2008
tanah air pada saat itu telah menimbulkan Pada tahun 1998 atau yang kita kenal
kegelisahan kalangan ulama pesantren dan dengan era reformasi, lembaga-lembaga PCNU
sebagian besarumat Islam Indonesia (Muzadi, Kota Pontianak yang berkembang hanyalah
2006: 33) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
Latar Belakang Berdirinya Nahdlatul Ulama dan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul
(NU) Di Kota Pontianak Ulama (LP Ma’arif NU). Pada era reformasi ini
Proses berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) di NU hanya bergerak di bidang dakwah, kegiatan
Kota Pontianak di awali oleh para pendatang NU berupa pengajian-pengajian yang diadakan
dari pulau Jawa dan Madura yang kebanyakan dirumah-rumah warga atau mesjid-mesjid yang
dari mereka adalah para kiai dan santri (para ada di Kota Pontianak. Sedangkan Lembaga
ulama pesantren). Berkaitan dengan dibentunya pendidikan Ma’arif mendirikan sekolah-sekolah
organisasi NU di KotaPontianak yang untuk menunjang aktifitas dalam dunia
merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat pendidikan NU. Lembaga pendidikan Ma’arif
penyebaran NU dari tingkat wilayah hingga bekerja sama dengan Pondok Pesantren di Kota
kabupaten hingga akhirnya NU masuk ke Kota Pontianak dengan mendirikan madrasah-
Pontianak melalui jaringan pondok pesantren. madrasah baikitu Madrasah Ibtidayyah,
Sewaktu berdirinya NU di Kota Pontianak yang Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah
sangat antusias menyambut kedatangan NU yang ada di bawah naungan NU.
adalah etnis Madura dan Jawa. Hal ini

6
Madrasah-madrasah yang berada di Pontianak, kegiatannya yang dilakukan dapat
bawahnaungan NU adalah Madrasah Ibtidayyah berupa “Khitan Massal” yang merupakan bentuk
Al-Jihad, Madrasah Ibtidayyah Walisongo, kepedulian dari PCNU Kota Pontianak kepada
Madrasah Ibtidayyah Assalam dan masih banyak masyarakat. Dalam khitanan ini sama sekali
Madrasah Ibtidayyah yang tersebar di Kota tidak di pungut biaya dan gratis untuk anak-
Pontianak. Sedangkan Madrasah Tsanawiyah anak. 8). Lembaga Kajian dan Pengembangan
yang ada di Kota Pontianak antara lain Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama
Madrasah TsanawiyahAl-Jihad di Sungai Jawi, (LAKPESDAM NU) Kota Pontianak, lembaga
Madrasah Tsanawiyah Darul Khoirot di Jalan ini bertugas melaksanakan kebijakan di bidang
Dr. Wahidin, Madrasah Tsanawiyah Al-Husna pengkajian dan sumber daya manusia
di Jalan 28 Oktober Siantan, Madrasah (wawancara dengan Syamhadi, 02 agustus
Tsanawiyah Al-Ihsan di Jalan Budi Utomo. Dan 2018).
Madrasah Aliyah yang tersebar di Kota
Pontianak ialah Madrasah Aliyah Assalam yang SIMPULAN DAN SARAN
berada di Pal 5, Madrasah Aliyah Al-Jihad di Simpulan
Sungai Jawi, Madrasah Aliyah Al-Anwar di Berdasarkan hasil penelitian dapat
Jalan Khatulistiwa dan Madrasah Aliyah Al- disimpulkan bahwa Faktor penyebab berdirinya
Ihsan yang terletak di Jalan Budi Utomo dan Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia ialah: (1)
masih banyak sekolah-sekolah yang tersebar Menangkal misi agama penjajah (2) Membangun
dibawah naungan NU (wawancara dengan semangat nasionalisme bangsa Indonesia (3)
Ahmad Dahlan, 31 Juli 2018). Membentengi ajaran Islam Ahlussunnah Wal
Fase Tahun 2008-2018 Jama’ah. Nahdlatul Ulama (NU) mulai masuk
Lembaga-lembaga Nahdlatul Ulama (NU) dan didirikan di Kota Pontianak pada tahun 1959
Kota Pontianak yang aktif berkembang sampai dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)
saat ialah: 1). Lembaga Penanggulangan Kota Pontianak mulai ada sejak tahun 1980.
Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama Tempat pertama kali di dirikannya NU ialah di
(LPBI NU) Kota Pontianak, kegiatannya dapat Jalan Tanjung Pura Gg. Kamboja. Organisasi NU
berupa bantuan-bantuan dan penyaluran dana di bawaolehparaulamapesantrendariJawadan
untuk daerah-daerah dan tertimpa bencana dan Madura.Latarbelakangberdirinya NU di Kota
masih banyak kegiatan lainnya yang dilakukan Pontianak ialah untuk mensyiarkan ajaran Islam
oleh LPBI NU Kota Pontianak. 2). Lembaga Ahlussunnah Wal Jama’ah dan masyarakat ingin
Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP memiliki wadah organisasi yang sealiran.
Ma’arif NU) Kota Pontianak, lembaga ini Lembaga NU Kota Pontianak yang berkembang
mendirikan satuan-satuan pendidikan berupa ialah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
sekolah mulai dari tingkat dasar, menengah, dan (LDNU), Lembaga Amil Zakat dan Shadaqah
aliyah hingga ke perguruan tinggi yang tersebar Nahdlatul Ulama (LAZISNU), Lembaga Kajian
di Kota Pontianak. 3). Lembaga Kemaslahatan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) 4). (LAKPESDAM), Lembaga Pendidikan Ma’arif
Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (LP Ma’arif), Lembaga Kesehatan Nahdlatul
Nahdlatul Ulama (LAZIS NU) Kota Pontaiank Ulama (LKNU), Lembaga Penanggulangan
kegiatannya dapat berupa bantuan yang Bencana dan Perubahan Ilkim Nahdlatul Ulama
disalurkan kepada anak-anak yatim dan dhuafa (LPBINU), Lembaga BahtulMasa’il Nahdlatul
untuk membangkitkan motivasi anak-anak untuk Ulama (LBMNU), dan Lembaga Perekonomian
terus menempuh pendidikan. 5). Lembaga Nahdlatul Ulama (LPNU).
Bahtul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kota
Pontianak, lembaga ini bertugas menjawab Saran
permasalahan sosial keagamaan yang dihadapi Saran yang dapat di berikan dalam penelitian ini
oleh masyarakat. 6). Lembaga Perekonomian adalah sebagai berikut: (1) Penelitian mengenai
Nahdlatul Ulama (LPNU) 7). Lembaga organisasi NU di Kalimantan Barat pada
Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota umumnya dan Kota Pontianak khususnya masih

7
sangat sedikit, untuk itu diharapkan adanya Handoko, S. (2017).Semangat Kebangsaan
penelitian yang sejenis agar dapat Nahdlatul Ulama. Kalimantan Barat:
menyempurnakan tulisan ini. (2) Kurangnya data Pustaka One.
dalam penulisan ini dikarenakan sedikitnya Ida, L. (2004). Nahdlatul Ulama (NU) Muda.
dokumen yang dimiliki oleh PCNU Kota Jakarta: Erlangga.
Pontianak, oleh karena itu pendekatan sejarah Imron, F. A. (2016). Syakhona Kholil Bangkalan
lisan bisa dijadikan sebagai alternatif dari Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).
kurangnya dokumen (3) Hasil penelitian ini di Surabaya: Khalista.
harapkan dapat di gunakan sebagai acuan Kuntowijoyo.(2005). Pengantar Ilmu Sejarah.
penelitian selanjutnya. Khususnya penelitian Yogyakarta: Bentang Pustaka.
yang berkaitan dengan organisasi Nahdlatul Moesa, A. (2007). Nasionalisme Kiai, Konstruksi
Ulama (NU) di Kota Pontianak. Sosial Berbaris Agama. Yogyakarta: LkiS.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
DAFTAR RUJUKAN (PBNU).(2016). Hasil-HasilMuktamar ke-
Daman, R. (2001). Membidik Nahdlatul Ulama 33 Nahdlatul Ulama (NU). Jakarta:
(NU). Yogyakarta: Gama Media. Lembaga Ta’lif Wan Nasyr.
Effendy, dkk.(2001). Nahdlatul Ulama (NU) dan Zahro, A. (2004). Tradisi Intelektual NU Lajnah
Islam Politik Era Reformasi. Jakarta: Bahtsul Masa’il 1926-1999. Yogyakarta:
Pustaka Indonesia Satu. LkiS Pelangi Aksara.
Gottschalk, L. (1969). Mengerti Sejarah. Jakarta:
UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai