Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 12 :

ASWAJA AN
NAHDLIYAH
Nama Kelompok :
1. Risna Sulistianisah (22101081417)
2. Wildan Pramestia Nur Berlianto (22101081155)
3. Tegar Haydhar Alife (22101081045)
Pendahuluan

Jamaah merupakan isi, dan jam'iyah merupakan wadahnya.


Mestinya jamaah ini harus lebur ketika diwadahi jam'iyah.
Menurut Gus Mus, yang menjadi penjembatan antara jamaah
tradisional dan jam'iyah modern berupa organisasi adalah KH
Mahfud Sidiq dan KH Wahid Hasyim ayahanda Gus Dur,
hingga tahun 1955.
Sejarah
Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang didirikan tahun 1926 di Surabaya merupakan
gerakan yang dipelopori oleh ulama yang berpusat di pesantren
pesantren,organisasi ini memiliki wawasan keagamaan yang berdasar pada tradisi
keilmuan tertentu berkesinambungan menelusuri mata rantai historis sejak abad
pertengahan, yaitu pada apa yang disebut dengan Ahlussunnah waljamaah.
Pandangan ini menekankan pada tiga prinsip: mengikuti faham Ash’ariyah dan
Ma ̄tu ̄ridi ̄yah dalam bidang teologi, mengikuti salah satu dari madzhab empat
dalam bidang fikih, dan mengikuti faham al-Junaidi dalam bidang tasawuf.
Rumusan Masalah

Bagaimana perkembangan Bagaimana perkembangan


01 kultural NU di tingkat lokal dan 02 struktural NU sebagai jam’iyah?
global?
NU sebagai jam’iyah

Nahdlatul Ulama (NU) awalnya adalah jamaah, perkumpulan. Isinya adalah orang-
orang yang memiliki kesamaan tradisi keagamaan. Lalu oleh para kiai, jamaah itu
dihimpun dalam wadah organisasi (jam'iyyah) dengan nama yang berarti kebangkitan
ulama. Jika sudah menjadi jamiyyah, maka mestinya tindakan NU bukan lagi seperti
model jamaah. Tapi sudah dengan manajemen organisasi. Jadi ada standar dan sistem
yang dibuat dan keputusan dibuat melalui musyawarah yang hasilnya efektif.
Berkharakter Lokal, Berkarya Global

Dengan melestarikan budaya Nusantara dalam ber-Islam (Disebut Islam (di)


Nusantara), diharapkan nilai-nilai adi luhung bangsa tetap menjadi kharakter
umat. Seiring sejalan, kontribusi karya para Nahdiyin NU juga telah didorong
menuju level global. Kontribusi NU telah diakui di dunia internasional. Islam
moderat (wasathiyah) yg diusung NU telah menjadi solusi perdamaian di
sejumlah konflik. Sifat wasathiyah ini baru bisa muncul pada umat yang
menjaga budaya adi luhung bangsa. Mengapa? Karena dengan pendekatan
budaya, manusia bisa tetap terjaga karakter humanisnya.
NU struktural dan NU kultural

Nahdlotul Ulama secara struktural sudah sangat elok dan apik dalam perjalanannya, baik dari
segi kegiatan keagamaan, sosial, budaya, kemasyarakatan, kerukunan, dan lain-lainnya. Nah
banyak orang menganggap kontroversial ketika mendengar “ora ngalor ngidul jas jasan paha
nangger egen tahlilan, manaqiban, perjenjenan li anu egen tetep NU“.

NU Struktural adalah NU global atau menyeluruh, sedangkan NU kultural adalah bagian dari
ruhaniyah NU global. Dalam artian bahwa NU kultural memang dianggap rentan akan
serangan faham yang berseberangan dengan amaliyah Nahdlatul Ulama. Namun, NU kuktural
tidak mudah diakses oleh mereka yang berfaham berseberangan.
Kesimpulan

Nahdlatul Ulama (NU) awalnya adalah jamaah, perkumpulan.


Isinya adalah orang-orang yang memiliki kesamaan tradisi
keagamaan. Lalu oleh para kiai, jamaah itu dihimpun dalam wadah
organisasi (jam'iyyah) dengan nama yang berarti kebangkitan
ulama. Jika sudah menjadi jamiyyah, maka mestinya tindakan NU
bukan lagi seperti model jamaah. Tapi sudah dengan manajemen
organisasi. Jadi ada standar dan sistem yang dibuat dan keputusan
dibuat melalui musyawarah yang hasilnya efektif.
Terima Kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai