Sejarah Berdirinya NU
Nahdlatul Ulama atau disingkat NU, yang merupakan
suatu jam’iyah Diniyah Islamiyah yang berarti
Organisasi Keagamaan Islam. Didirikan di Surabaya
pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1344
H. Organisasi ini merupakan salah satu organisasi
terbesar di Indonesia . NU mempersatukan solidaritas
ulama tradisional dan para pengikut mereka .
Latar Belakang Berdirinya NU
Sebagai latar belakang terbentuknya organisasi NU ini adalah gerakan
pembaruan di Mesir dan sebagian Timur Tengah lainnya dengan
munculnya gagasan Pan-Islamisme yang dipelopori Jamaluddin al-Afghani
untuk mempersatukan seluruh dunia Islam. Sementara di Turki bangkit
gerakan nasionalisme yang kemudian meruntuhkan Khalifah Usmaniyah.
Pada saat yang sama, tantangan pembaruan yang dibawa oleh Muhammad
Abduh di Mesir mempengaruhi ulama Indonesia. Penghapusan
kekhalifahan di Turki dan kejatuhan Hijaz ke tangan Ibn Sa’ud yang
menganut Wahabiyah pada tahun 1924 memicu konflik terbuka dalam
masyarakat Muslim Indonesia. Perubahan-perubahan ini mengganggu
sebagian besar ulama Jawa, termasuk Hasbullah. Dia dan ulama sefaham
menyadari serta melakukan usaha-usaha untuk melawan ancaman bid’ah
tersebut serta merupakan kebutuhan yang mendesak.
Hasyim As’ari Kiai dari pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur,
menyetujui permintaan mereka untuk membentuk NU pada tahun 1926
dan dia menjadi ketua pertamanya atau ro’is akbar.
Asas Berdirinya NU
NU (Nahdlatul Ulama) sebagai jami’yah diniyah
beraqidah islam menurut faham Ahlussunnah wal
Jama’ah. Dalam bidang fiqih mengikuti salah satu
madzhab empat, Hanafi, Maliki, Syafi’i dan
Hambali. Dalam Bidang Akidah mengikuti Abu
Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi.
Dalam Bidang Tasawuf mengikuti Al-Ghazali dan
Junaedi Al-Baghdadi.
NU dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara
berasas pada Pancasila.
Tujuan Berdirinya NU
Khittah NU 1926 menyatakan tujuan NU sebagai berikut:
Meningkatkan hubungan antar ulama dari berbagai mazhab
sunni.
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal-
2. Muslimat NU
Program pokok:
Pengkaderan dan pengembangan keorganisasian
4. Fatayat NU
Program pokok:
Pengkaderan dan pengembangan keorganisasian.
Kajian kepemudaan dan keperempuanan.
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat.
Penanggulangan krisis social, terutama menyangkut
lingkungan NU.
Pengembangan kerja social kemanusiaan.
Penyelenggaraan MTQ.
Basis Pendukung NU
Jumlah warga Nahdlatul Ulama atau basis
pendukungnya diperkirakan mencapai lebih dari 40
juta orang, dari beragam profesi. Sebagian besar
dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota
maupun di desa. Mereka memiliki kohesifitas yang
tinggi karena secara sosial-ekonomi memiliki
masalah yang sama, selain itu mereka juga sangat
menjiwai ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah dan pada
umumnya mereka memiliki ikatan cukup kuat
dengan dunia pesantren yang merupakan pusat
pendidikan rakyat dan cagar budaya NU.
Kegiatan NU
Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam, sebagaimana
diwariskan oleh para walisongo dan pendahulunya.
Melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan
yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
Mempelopori perjuangan kebebasan bermadzhab di Mekah, sehingga
umat Islam sedunia bisa menjalankan ibadah sesuai dengan madzhab
masing-masing.
Mempelopori berdirinya Majlis Islami A'la Indonesia (MIAI) tahun 1937,
yang kemudian ikut memperjuangkan tuntutan Indonesia berparlemen.
Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan imperialis melalui
Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22 Oktober 1945.
Berubah menjadi partai politik, yang pada Pemilu 1955 berhasil
menempati urutan ketiga dalam peroleh suara secara nasional.
Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA)
1965 yang diikuti oleh perwakilan dari 37 negara.
Mempelopori gerakan Islam kultural dan penguatan civil society di
Indonesia sepanjang dekade 90-an.
Perkembangan NU
Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat
menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun
1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU cukup
berhasil dengan meraih 45 kursi DPR, dan 91 kursi
Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin, NU dikenal
sebagai partai yang mendukung Soekarno. Setelah PKI
memberontak, NU tampil sebagai salah satu yang aktif
menekan PKI.
NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan
Pembangunan pada 5 januari 1973. Mengikuti pemilu 1977
dan 1982 bersama PPP. Pada Muktamar NU di Situbondo,
NU menyatakan diri untuk ‘Kembali ke Khittah 1926’ yaitu
untuk tidak lagi berpolitik praktis.
Namun, setelah reformasi 1988, muncul partai-partai yang
mengatasnamakan NU. Yang terpenting adalah PKB yang
dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid.
Sekian.....
terimakasih.....