menjalankan program NU sesuai dengan basis keanggotaannya. Ketua Umum setiap banom
dipilih oleh anggotanya melalui forum kongres. Banom memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman
Rumah Tangga tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Nahdlatul Ulama. Adapun badan otonom terbagi menjadi dua, yakni berdasarkan usia
dan keprofesian atau kekhususan lainnya. Badan otonom berdasarkan usia adalah sebagai
berikut. Nahdlatul Ulama memiliki badan otonom (banom) sebagai perangkat yang bertugas
menjalankan program NU sesuai dengan basis keanggotaannya. Ketua Umum setiap banom
dipilih oleh anggotanya melalui forum kongres. Banom memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman
Rumah Tangga tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Nahdlatul Ulama. Adapun badan otonom terbagi menjadi dua, yakni berdasarkan usia
dan keprofesian atau kekhususan lainnya. Badan otonom berdasarkan usia adalah sebagai
berikut.
*1. Muslimat Nahdlatul Ulama Anggota Muslimat NU*
merupakan perempuan NU. Organisasi ini lahir pada 29 Maret 1946. Tampilnya perempuan di
organisasi NU sudah terlihat ketika Muktamar Ke-13 di Menes, Banten pada tahun 1938.
Bahkan, di muktamar berikutnya, di Magelang pada tahun 1939, perempuan NU sudah
dipersilakan untuk memimpin jalannya sidang.
*2. Fatayat Nahdlatul Ulama Anggota Fatayat NU*
adalah perempuan muda NU berusia maksimal 40 tahun. organisasi ini lahir pada 24 April 1950
di Surabaya, Jawa Timur.
*3. Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Anggota GP Ansor NU*
adalah laki-laki muda NU yang maksimal berusia 40 tahun. Organisasi yang dibidani dan
diberikan nama langsung oleh KH Abdul Wahab Chasbullah ini secara resmi masuk dalam
keluarga besar NU pada 24 April 1934 ketika Muktamar Kesembilan di Banyuwangi. GP Ansor
pun mengembangkan kepanduan Barisan Nahdlatul Ulama (Banoe) yang pada
perkembangannya menjadi Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
*4. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)*
Anggota IPNU adalah pelajar dan santri laki-laki NU yang berusia maksimal 27 tahun. Organisasi
ini dibidani oleh KH Tolchah Manshur, Abdul Ghoni, Sofwan Kholil, dan rekan-rekannya di
Semarang, Jawa Tengah pada 24 Februari 1954 saat Kongres Lembaga Pendidikan Maarif NU.
IPNU juga memiliki organisasi kepanduan di bawahnya, yakni Corp Brigade Pembangunan (CBP)
yang lahir pada Oktober 1964 di Pekalongan, Jawa Tengah.
*5. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)*
Anggota IPPNU adalah pelajar dan santri perempuan NU yang berusia maksimal 27 tahun.
Organisasi ini lahir pada 3 Maret 1955 di Malang, Jawa Timur. IPPNU memiliki organisasi
kepanduan bernama Korps Pelajar Putri (KPP) yang lahir di Pekalongan, Jawa Tengah pada
Oktober 1964.
*6. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)*
Anggota PMII adalah mahasiswa. Organisasi ini lahir pada 17 April 1960 di Surabaya dengan
Ketua Umum pertamanya adalah Mahbub Djunaidi. Kelahiran PMII bermula dari Departemen
Perguruan Tinggi di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).
_Sumber: https://www.nu.or.id/fragmen/badan-badan-otonom-banom-di-bawah-naungan-nu-
sjeZR_
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai sebuah organisasi masyarakat Islam berjuang dalam tiga bidang, yakni
dakwah keagamaan, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan. Dalam menjalankan tugasnya, NU memiliki
perangkat, salah satunya adalah lembaga. Dalam Peraturan Nahdlatul Ulama tentang Perangkat
Organisasi Nahdlatul Ulama, lembaga merupakan perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama
yang berfungsi sebagai pelaksana program dan kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan suatu
bidang tertentu. Ketua lembaga, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2, ditunjuk langsung dan
bertanggung jawab kepada pengurus Nahdlatul Ulama sesuai dengan tingkatannya. Sementara struktur
kepengurusan disusun oleh ketua lembaga bersama dengan pengurus NU. Berikut lembaga-lembaga NU
1. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Maarif NU)
LP Maarif NU lahir atas prakarsa KH Abdullah Ubaid dan KH Mahfudz Siddiq pada tahun 1929.
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pendidikan dan pengajaran
formal. LP Maarif NU juga memiliki satuan komunitas (sako) Pramuka yang sudah terbentuk di
beberapa provinsi di Indonesia.
2. Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU)
RMINU merupakan asosiasi pondok pesantren yang berafilitasi dengan NU. Lembaga yang lahir pada
Mei 1954 oleh KH Ahmad Syaichu dan KH Idham Kholid ini bertugas untuk melaksanakan kebijakan
NU di bidang pengembangan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan.
3. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU)
Lembaga ini bertugas untuk membahas persoalan dan permasalahan tematik (maudluiyah) dan aktual
(waqiiyah) yang akan menjadi bahan keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
4. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi)
Lesbumi ini lahir dari tangan dingin para budayawan Nahdlatul Ulama seperti Usmar Ismail,
Jamaluddin Malik, dan Asrul Sani pada 28 Maret 1962. Lembaga ini dibentuk untuk melaksanakan
kebijakan NU di bidang pengembangan seni dan budaya.
5. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU)
LFNU ini lahir guna melaksankan tugas mengelola persoalan hisab dan rukyat dalam rangka
menentukan awal bulan Hijriyah, gerhana, dan shalat, serta mengembangakan pengetahuan dan
keilmuan di bidang falakiyah atau astronomi. LFNU berdiri dua bulan pascamuktamar ke-27 pada
tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur, tepatnya pada 26 Januari 1985. Lembaga ini diresmikan oleh
Wakil Rais Aam PBNU 1984-1989 KH Radli Soleh.
6. Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Lembaga ini bertugas
menghimpun, mengelola dan mentasharufkan zakat dan shadaqah kepada mustahiqnya. Lembaga ini
dikenalkan dengan nama NU Care-Lazisnu sebagai rebranding dan/atau sebagai pintu masuk agar
masyarakat global mengenal lembaga yang lahir dari Muktamar NU ke-31 tahun 2004 di Donohudan,
Boyolali, Jawa Tengah. NU Care-Lazisnu secara yuridis-formal dikukuhkan oleh SK Menteri Agama No.
65/2005 untuk melakukan pemungutan Zakat, Infak, dan Sedekah kepada masyarakat luas.
7. Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Lembaga ini bertugas mengembangkan
penulisan, penerjemahan dan penerbitan kitab/buku serta media informasi menurut faham
Ahlussunnah wal Jamaah. LTNNU merupakan rekomendasi dari Muktamar NU Ke-27 di Situbondo,
Jawa Timur pada tahun 1984. Kehadiran lembaga ini untuk mensosialisasikan hasil-hasil muktamar,
khususnya mengenai khittah 1926. Tahun 2003, lembaga ini melahirkan NU Online mengingat
kebutuhan mendesak informasi di dunia maya. Ada pula majalah Risalah NU dan kanal Youtube 164
Channel.
8. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Lembaga ini bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengkajian isu-isu strategis dan pengembangan
sumber daya manusia untuk transformasi sosial yang berkeadilan dan bermartabat. Lakpesdam lahir
pada Muktamar NU ke-27 di Situbondo, Jawa Timur tahun 1984.
9. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul
Ulama di bidang pengembangan agama Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah. LDNU
memiliki badan otonom, yakni Muallaf Center yang menjadi pusat pembelajaran para mualaf
mengingat banyaknya orang yang masuk Islam melalui bimbingan NU dan Jamiyah Ruqyah Aswaja
sebagai lembaga pengobatan alternatif.
10. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dalam pencegahan dan
penanggulangan bencana serta eksplorasi kelautan. LPBINU dibentuk pada Muktamar NU ke-32 di
Makassar, Sulawesi Selatan tahun 2010.
11. Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan pendampingan, penyuluhan, konsultasi, dan kajian kebijakan
hukum.
12. Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan
Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pemberdayaan Masjid. LTMNU didirikan pada 12
Dzulhijjah 1390 atau 9 Februari 1971 di Surabaya dengan nama Hai’ah Ta’miril Masjid Indonesia
(HTMI). Sebelum berubah menjadi LTMNU pada Muktamar NU Ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan,
tahun 2010, lembaga ini juga pernah bernama Lembaga Takmir Masjid Indonesia (LTMI) pada
Muktamar NU ke-31 di Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah tahun 2004.
13. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan ekonomi
warga Nahdlatul Ulama.
14. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Lembaga ini bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pengelolaan pertanian, kehutanan dan
lingkungan hidup.
15. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan
Nahdlatul Ulama di bidang kesehatan. LKNU semula bernama Lembaga Pelayanan Kesehatan
Nahdlatul Ulama (LPKNU) yang lahir dari Muktamar NU di Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah pada
tahun 2004 lalu karena adanya pembubaran Lembaga Sosial Mabarrot (LSM) dengan penanganan
sosial diambil alih tugasnya oleh Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU). Perubahan LPKNU
menjadi LKNU terjadi pada Muktamar NU ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 2010.
16. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesejahteraan dan
pemberdayaan keluarga, sosial, dan kependudukan. LKKNU berdiri pada tanggal 17 Dzulhijjah 1397 H,
bertepatan dengan tanggal 7 Desember 1977 M di Jakarta.
17. Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Lembaga ini bertugas mengembangkan
pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama. Saat ini, jumlah universitas NU tercatat sudah lebih dari 30,
sedangkan perguruan tinggi NU secara umum sudah mencapai lebih dari 200.
18. Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU) Lembaga ini bertugas mengurus,
mengelola serta mengembangkan tanah dan bangunan serta harta benda wakaf lainnya milik
Nahdlatul Ulama. LWPNU sudah berdiri sejak masa NU masih di bawah kepemimpinan Hadratussyekh
KH Hasyim Asy’ari. Majalah Risalah NU Edisi 73 menyebutkan bahwa terdapat sebuah dokumen
autentik berupa Statuten dan Reglement Stiehting Waqfiyah dibuat pada tanggal 23 Februari 1937 di
hadapan Notaris Hendrik Wiliem Nazembreg, Surabaya. Penulis: Syakir NF Editor: Abdullah Alawi
Sumber: https://www.nu.or.id/fragmen/daftar-lembaga-lembaga-di-bawah-naungan-nu-ItdjX