Anda di halaman 1dari 9

IPNU

Oleh : PC IPNU Kab. Purwakarta

I. Pendahuluan

IPNU sebagai organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan,


kebangsaan dan keagamaan yang berhaluan Islam Ahlussunah Waljamaah, ternyata
dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh
tuntutan situasi dan Kondisi. Oleh karenanya menjadi kewajiban setiap warga IPNU
untuk terus mempelajari perubahan itu, mengkajinya kemudian mencoba untuk
mengatisipasinya. Dan tentunya faktor historis sangat mendukung pula apabila
warganya juga senantiasa merenunginya, mempelajari motivasi apa yang
melatarbelakangi kelahirannya, dan bagaimana perkembangan organisasi ini dari masa
ke masa. Karena dari segi historis pula kita akan mampu untuk menentukan langkah dan
alternatif apa yang terbaik yang akan kita jadikan saran untuk terus menyebarluaskan
IPNU sekaligus wadah generasi muda NU untuk menyalurkan aspirasi sekaligus sebagai
media dakwah.

II. Sejarah Lahirnya IPNU

Ketika NU dilahirkan pada tahun 1926 adalah sebagai reaksi spontan terjadinya
penyimpangan ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah di dalam negeri dan dunia internasional,
hal ini mendapat sambutan dan dukungan luar biasa dari berbagai komunitas, baik tua
maupun muda, terpelajar maupun awam. Terbukti dengan munculnya berbagai
organisasi pelajar dan santri di berbagai pelosok negeri, tahun 1936 di Surabaya berdiri
Tsamrotul Mustafidin dan PERSANO (Persatuan Nahdlatul Oelama’) di Malang. Pada
tahun 1941 berdiri PAMNO (Persatuan Anak Murid Nahdlatul Oelama’), dan tahun 1945
berdiri Ikatan Murid Nahdlatul Oelama’ (IMNO), tahun 1946 di Sumbawa berdiri
Idjtimaut Tolabah Nahdlatul Oelama’ (ITNO), dan masih banyak organisasi bermuatan
lokal. Pergerakan tumbuhnya organisasi tersebut nampak menggeliat pada tahun lima
puluhan, dengan berdirinya beberapa organisasi pelajar di tingkat lokal seperti
IKSIMNO (Ikatan Siswa Mubalighin Nahdlatul Oelama’) tahun 1952 di Semarang,

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*


PERPENO (persatuan Pelajar Nahdlatul Oelama’) 13 Juni 1953 di Kediri, IPINO (Ikatan
Pelajar Islam Nahdlatul Oelama) 27 Desember 1953 di Surakarta, Dll. Meskipun
pendirian berbagai organisasi lokal tersebut atas inisiatif dan kreatifitas sendiri namun
pada dasarnya mereka berpijak pada satu keyakinan untuk menegakkan Dien Al Islam
Ahlussunah Wal Jama’ah. Kesamaan itulah yang kemudian mendorong didirikannya
organisasi pelajar dan santri di tingkat nasional. Tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H
bertepatan dengan tanggal 24 Pebruari 1954 M, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU)
secara resmi dibentuk melalui persidangan Konbes Ma’arif NU pelopornya antara lain :

a. M. Sofyan Cholil,
b. H. Musthafa,
c. Achmad Masjhub dan
d. A. Ghani Farida M. Uda.
e. Sebagai ketua umum disepakatilah Mochamad Tolchah Mansur.
Status organisasi IPNU semula menjadi anak asuh LP. Ma’arif NU dan sejak tanggal
30 Agustus 1960 (Konggres IPNU VI dan IPPNU V) status keduanya menjadi salah
satu Badan Otonom NU  yang tercantum dalam AD (Anggaran Dasar) NU pasal 13
ayat 4.

III. Dinamika Perkembangan IPNU

A. Kondisi IPNU sebelum khithoh NU


Sebagai salah satu badan otonom NU, perkembangan IPNU tidak terlepas dari
keberadaan NU, pada saat NU berstatus parpol tahun 1955 yang juga merupakan
tahun-tahun perkembangan awal IPNU ternyata belum begitu banyak berkembang
karena senantiasa bergelut dengan permasalahan politik praktis, sehingga yang
terjadi prioritas IPNU perhatian adalah masalah perkembangan kuantitas bukan
kualitas dan iklim yang kurang sehat ternyata juga mempengaruhi perkembangannya,
dan tragisnya banyak kader IPNU harus memakai baju lain dan kurang leluasa
memakai identitas NU dalam gerak sosial dalam masyarakat.
B. Kondisi IPNU sesudah Khithoh 26 dan Kongres Jombang
Tepatnya diawali oleh hasil muktamar NU XXVII di Situbondo Jawa Timur khithoh
NU 1926 terjawab, sehingga perjuangan NU adalah dalam bidang dakwah, Mabarot

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*


dan Pendidikan sebagaimana garis perhubungan yang telah ditetapkan oleh pendiri
NU dan ternyata khithoh NU telah membawa angin segar IPNU merasakan
keleluasaan memakai identitas NU karena NU bukan lagi menjadi salah satu parpol
tetapi sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.
Sedang kondisi IPNU pasca Kongres Jombang ternyata juga banyak membawa
perubahan semula basis pembinaan IPNU adalah hanya putra – putra NU yang
berstatus sebagai pelajar, tetapi sejak ditetapkannya perubahan nama dari Ikatan
Putra Nahdlatul Ulama, berarti basis pembinaan IPNU semakin luas yakni seluruh
putra – putra NU baik berstatus pelajar, santri maupun mahasiswa dan ternyata
orientasi IPNU pun harus semakin luas.

IV. Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Usaha

A. Pengertian
IPNU adalah organisasi yang berazaskan pancasila, beraqidah Islam Ahlussunah
Wal Jama’ah yang mengikuti salah satu madzhab 4 (empat) : (Hanafi, Maliki,
Syafi’i, Hambali) yang bersifat, keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan,
kebangsaan dan keagamaan yang dilahirkan pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373
H bertepatan pada tanggal 24 Februari 1954 M.

B. Fungsi IPNU

1 Wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan


. kepelajaran.
2 Wadah kaderisasi pelajar untuk mempersiapkan kader-kader penerus
. Nahdlatul Ulama dan pemimpin bangsa.
3 Wadah penguatan pelajar dalam melaksanakan dan mengembangkan Islam
. ahlussunah wal-Jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai
nahdliyah.
4 Wadah komunikasi pelajar untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah,
. islamiyah, insaniyah dan Wathoniyyah
C. Tujuan IPNU

1 Terbentuknya kesempurnaan pelajar Indonesia yg bertaqwa kepada Allah,

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*


. berilmu dan berakhlakul karimah.
2 Bertanggung jawab atas tegak dan berkembangnya syari’ah Islam menurut
. faham Aswaja.
3 Terbentuknya kader Islam yang berwawasan kebangsaan.
.
4 Terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil makmur berdasarkan pancasila
. dan UUD 1945.
Dengan kata lain, Tujuan IPNU adalah :
”Terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu,
berakhlakul karimah, dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas
tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut faham Ahlussunah Wal Jamaah
dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945”.
D. Usaha IPNU

1. Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi.

2. Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.


3. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program
perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna
terwujudnya khaira ummah.
4. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain
selama tidak merugikan organisasi.

V. Keanggotaan, Struktur, Permusyawaratan, Dan Lambang

1. Keanggotaan IPNU

a. Anggota biasa, yaitu Setiap pelajar Indonesia yang menyetujui PD / PRT IPNU.
b. Anggota Istimewa, yaitu Alumni pengurus IPNU yang terwadahi dalam majlis
Alumni IPNU
c. Anggota kehormatan adalah orang yang dianggap berjasa kepada organisasi
Setiap anggota berkewajiban :

a. Menjaga dan membela keluhuran agama Islam.

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*


b Menjaga reputasi dan kemuliaan Nahdlatul Ulama.
.
c. Menaati Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga serta
Peraturan Organisasi, serta peraturan-peraturan organisasi lainnya.
Setiap anggota biasa berhak :

a. Mendapat Kartu Tanda Anggota


b Memperoleh perlakuan yang sama dari / untuk organisasi
.
c. Mengeluarkan usul, saran serta pendapat
d Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan organisasi
.
2. Struktur IPNU
PP    Pimpinan Pusat    Ibu Kota    3 Tahun   
PW    Pimpinan Wilayah    Propinsi    2 Tahun   
PC    Pimpinan Cabang    Kabupaten/Kota    2 Tahun   
PAC    Pimpinan Anak Cabang    Kecamatan     2 Tahun   
PK    Pimpinan Komisariat    Sekolah/Ponpes/PT    1 Tahun 
PR    Pimpinan Ranting    Desa/kelurahan    2 Tahun 
3. Permusyawaratan IPNU
a.    KONGRES   
b.    KONGRES LUAR BIASA
c.    RAKERNAS    ( Rapat Kerja Nasional )
d.    KONBES         ( Konferensi Besar )
e.    RAPIMNAS     ( Rapat Pimpinan Nasional )
f.    KONWIL        ( Konferensi Wilayah )
g.    KONFERENSI WILAYAH LUAR BIASA
h.    RAKERWIL    ( Rapat Kerja Wilayah )
i.    RAPIMWIL    ( Rapat Pimpinan Wilayah  )
j.    KONCAB        ( Konferensi Cabang )
k.    KONFERENSI CABANG LUAR BIASA
l.    RAKERCAB    ( Rapat Kerja Cabang )
m.   RAPIMCAB    ( Rapat Pimpinan Cabang )
n.    KONFERANCAB ( Konferensi Anak Cabang )

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*


o.    KONFERENSI ANAK CABANG LUAR BIASA
p.    RAPAT KERJA ANAK CABANG
q.    RAPAT PIMPINAN ANAK CABANG
r.    RAPAT ANGGOTA
s.    RAPAT KERJA ANGGOTA

4. Lambang Organisasi

1. Lambang organisasi berbentuk bulat


2. Warna dasar hijau berlingkar kuning ditepinya dengan diapit dua lingkaran putih.
3. Dibagian atas tercantum huruf IPNU dengan titik diantaranya diapit oleh tiga garis
lurus spendek (satu diantaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya semua
berwarna putih).
4. Dibawahnya terdapat bintang sembilan, lima terletak sejajar yang satu diantaranya
lebih besar terletak ditengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit
membentuk sudut segi tiga, semua berwarna kuning.
5. Diantara bintang yang mengapit terdapat dua kitab dan dua bulu angsa yang
bersilangan berwarna putih.

Arti Lambang IPNU :


    Warna hijau : subur, warna kuning : himmah/cita-cita yang tinggi, warna
putih : suci.
    Bentuk bulat : kontinuitas / terus-menerus / istiqomah
    Tiga titik diantara huruf IPNU : Islam, Iman, Ikhsan
    Enam garis / strip pengapit huruf IPNU : Rukun Iman
    Bintang : ketinggian cita-cita
    Sembilan bintang : Lambang keluarga besar NU
─    5 bintang diatas : 1 bintang yang besar ditengah : Nabi Muhammad SAW
sedangkan 4 bintang di kanan kiri : Khulafaur Rosyidin, yaitu sahabat : Abu
bakar Ashidiq, Umar bin Khotob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib
RA.
─    4 bintang di bawah : 4 madzhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali,

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*


Imam Syafi’i, dan Imam Maliki ra.
    Dua kitab : Al-Qur’an dan Al-Hadits
    Bulu : Lambang ilmu, 2 bulu angsa bersilang : sintesis / perpaduan ilmu
agama dan ilmu umum.
    Bintang bersudut 5 : Rukun Islam

VI. Bidang Garapan


Bidang garapan IPNU terbagi 3 Bagian
a.    Bidang Organisasi
b.    Bidang Kaderisasi
c.    Bidang Partisipasi
Penjelasan :
a.    Bidang Organisasi
Dalam bidang ini ditargetkan terwujudnya konsolidasi organisasi IPNU
mencakup pemantapan struktur, personalia dan pemantapan wawasan
anggota serta makin mantapnya peran organisasi dalam perkembangan
ormas kepemudaan dan masyarakat.
b.    Bidang Kaderisasi
Dalam bidang ini ditargetkan terbentuknya kader-kader yang loyal dan
berdedikasi berwawasan kebangsaan, komitmen terhadap nilai dasar
perjuangan dan memiliki kemampuan manajerial serta laku gerak akhlakul
karimah.
Adapun jenjang pengkaderan dalam IPNU adalah :
a.    Makesta (Masa Kesetiaan Anggota)
b.    Lakmud (Pelatihan Kader Muda)
c.    Lakut  (Pelatihan Kader Utama)
Bentuk ini adalah pengkaderan formal, dan masih banyak bentuk
pengkaderan lainnya. Misalnya Pelatihan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Pelatihan Pelatih dan lain-lain.
c.    Bidang Partisipasi
Target programnya adalah menumbukan kesadaran dan kepedulian anggota
dan kader terhadap pembangunan bangsa dan kepedulian menjalin kerja
sama dengan ormas pemuda, Lembaga Pemerintah dan Lembaga Swadaya

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*


Masyarakat, serta kepedulian menghayati khitoh nahdliyah.

VII. Jati Diri IPNU

Hakikat IPNU adalah Wadah perjuangan pelajar NU untuk


mensosialisasikan komitmen nilai-nilai :
•    Kebangsaan
Yaitu nilai yang dijiwai oleh persatuan dan kesatuan memilki kepedulian
terhadap nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip persamaan dan
demokrasi.
•    Keislaman
Yaitu nilai yang menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi
dan inspirasi dalam memberikan makna dan arah perjuangan manusia. Maka
IPNU dalam bermasyarakat bersikap tawashut dan I’tidal, menjunjung tinggi
prinsip keadilan dan kejujuran di tengah-tengah masyarakat, bersikap
membangun.
•    Keilmuan
Yaitu nilai yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk
mengembangkan kecerdasan anggota dan kader. Sehingga dengan ilmu
pengetahuan memungkinkan anggota untuk mengaktualisasikan dirinya
sebagai manusia seutuhnya dan tidak menjadi beban sosial lingkungan.
Dengan ilmu pengetahuan akan mencetak kader mendiri, memiliki harga diri
dan kepercayaan diri sendiri.   
•    Kekaderan
Yaitu nilai yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina
anggota agar menjadi kader-kader yang memiliki komitmen terhadap
idiologi, cita-cita perjuangan organisasi, bertanggung jawab dalam
mengembangkan dan membentengi organisasi juga diharapkan dapat
membentuk pribadi yang menghayati dan mengamalkan ajaran Islam Ahlus
Sunnah Wal Jama’ah.
•    Keterpelajaran
Yaitu nilai yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri
sebagai pusat pemberdayaan sumber daya manusia terdidik yang berilmu,

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*


berkeahlian, dan visioner. Dengan nilai ini diharapkan memiliki hasrat ingin
tahu, belajar terus menerus dan mencintai masyarakat.

VIII. Posisi IPNU

1. Posisi Intern.
IPNU - IPPNU sebagai perangkat dan badan otonom secara kelembagaan
mempunyai kedudukan yang sama sederajat dengan banom lain yakni
anggota pleno.
2. Posisi Ekstern
Secara organisatoris IPNU - IPPNU mempunyai kedudukan sejajar
dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di Indonesia lainnya.
Secara legal tercantum dalam UU keormasan No 8 tahun 1985.

*Belajar, Berjuang, Bertaqwa*

Anda mungkin juga menyukai