PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan
dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan
organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah. Dibawah ini adalah
beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:
1. Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
3. Pisahnya NU dari Masyumi.
4. Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak
terakomodir dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
5. Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI
adalah underbouw-nya.
B. RUMUSAN MASLAH
1. Apa Visi misi dan tujuan PMII ?
2. Bagaimana Sejarah lahirnya PMII ?
3. Apa Arti lambang PMII?
4. Apa posisi PMII dalam NU ?
5. Bagaimana Struktur organisasi PMII ?
1
C. TUJUAN
1. Memenuhi tugas mata kuliah keNUan
2. Memberikan informasi tentang hubungan PMII dengan NU . kepada teman-teman
3. Berharap teman-teman dapat memahami dari pengertian tentang hubungan PMII
dengan NU .
4. Berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Misi
Merupakan manifestasi dari komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, dan
sebagai perwujudan kesadaran beragama, berbangsa, dan bernegara. Dengan
kesadaran ini, PMII sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban
misi intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban komitmen ke-
Islaman dan ke-Indonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia
dan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan baik spiritual maupun material dalam segala bentuk.
3. Tujuan
PMII bertujuan untuk mendidik kader-kader bangsa dan membentuk pribadi
muslim Indonesia yang bertaqwa Kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu,
terampil, cerdas dan siap mengamalkan ilmu pengetahuannya dengan penuh
tanggung jawab. PMII dalam sejarahnya merupakan pelopor, pembaharu dan
pengemban amanat intelektual dalam meningkatkan harkat martabat bangsa
Indonesia.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu elemen
mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih
baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun
1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan
sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU
3
(meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli
1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya
adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalissekaligus politikus
legendaris).
4
yang tinggi untuk memegang jabatan strategis, yang sejauh ini lebih banyak diberikan
kepada orang luar yang kemudian baru di-NU-kan.
Pendirian PMII dimaksudkan sebagai alat untuk memperkuat partai NU,
sebagian besar programnya berorientasi politik. Hal ini dilatarbelakangi pertama,
anggapan bahwa PMII dilahirkan untuk pertama kali sebagai kader muda partai NU
sehingga gerakan dan aktivitas selalu diorientasikan untuk menunjang gerak dan
langkah partai NU.
Kedua, suasana kehidupan barbangsa dan bernegara waktu itu sangat kondusif
untuk gerakan politik sehingga politik sebagai panglima betul-betul menjadi kebijakan
pemerintah Orde Lama. Dan PMII sebagai bagian dari komponen bangsa mau tidak mau
harus berperan aktif dalam konstelasi politik seperti itu.
Dari keputusan Konbes Kaliurang ini akhirnya dibentuk 13 sponsor pendiri
organisasi mahasiswa yang terdiri dari:
1. Cholid Mawardi (Jakarta)
2. Said Budairy (Jakarta)
3. M Sobich Ubaid (Jakarta)
4. M Makmun Syukri BA (Bandung)
5. Hilman (Bandung)
6. H Ismail Makky (Yogyakarta)
7. Munsif Nahrawi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suady HA (Surakarta)
9. Laily Mansur (Surakarta)
10. Abd Wahad Jailani (Semarang)
11. Hisbullah Huda (Surabaya)
12. M Cholid Narbuko (Malang)
13. Ahmad Husain (Makassar)
5
Persatuan Mahasiswa Ahlusunnah wal Jamaah dan Perhimpunan Mahasiswa Sunny,
sedangkan utusan Jakarta mengusulkan (IMANU) Ikatan Mahasiswa NU.
Tak sampai setahun, organisasi mahasiswa ini melakukan kongres pertamanya
di Tawangmangu Surakarta dengan 13 cabang. Selanjutnya, pada kongres kedua tahun
1963, sudah mencapai 31 cabang, 18 cabang merupakan cabang baru.
PMII secara tegas berkeinginan untuk menjaga dan memelihara ajaran Islam
Ahlusunnah wal Jamaah. Ini mengingat aspirasi mahasiwa NU kurang terakomodasi
dalam organisasi mahasiwa Islam yang sudah ada sebelumnya.
6
C. ARTI LAMBANG PMII
1. Bentuk
a. Perisai berati Ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam terhadap
berbagai tantangan dan pengaruh dari luar.
b. Bintang adalah melambang ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu
memancar.
c. 5 (Lima), bintang sebelah atas menggambarkan Rasulullah SAW dengan
empat sahabat terkemuka (Khulafaur Rasyidin).
d. 4 (Empat), bintang sebelah bawah menggambarkan empat mazhab yang
berhaluan Ahlusunnah Wal-jama’ah.
e. 9 (Sembilan), bintang sebagai jumlah bintang dalam lambang dapat berati
ganda, yakni :
Rasulullah dan empat orang sahabat serta empat orang imam mazhab itu
laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan
tinggi dan penerang umat manusia.
Sembilan orang pemuka penyebar Agama Islam di Indonesia yang disebut
WALI SONGO.
2. Warna
a. Biru, sebagaimana lukisan PMII, berati kedalaman ilmu pengetahuan yang
harus dimiliki dan digali oleh warga pergerakan. Biru juga menggambarkan
lautan Indonesia yang mengelilingi kepulauan Indonesia dan merupakan
kesatuan Wawasan Nusantara.
b. Biru Muda, sebagaimana warna dasar perisai sebelah bawah, berati
ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti dan taqwa.
c. Kuning, sebagaimana warna dasar perisai-perisai sebelah bawah, berati
identitas kemahasiswaan yang menjadi sifat dasar pergerakan lambang
kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh harapan
menyongsong masa depan.
7
D. POSISI PMII DALAM NU
PMII menjadi badan otonom NU Polemik tentang kembalinya Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia ke NU terus bergejolak. Satu pihak berpandangan, PMII
tidak musti kembali ke NU sebab hal itu bukanlah sesuatu yang substansial karena
hanya persoalan struktural saja. Persoalan struktural tidak perlu menjadi masalah.
Bahkan jika PMII kembali ke struktural NU, hal itu merupakan suatu kemunduran.
Terbukti, dalam kaderisasi PMII lebih maju dibanding badan otonom NU yang ada
seperti IPNU atau IPPNU.
Di lain pihak ada juga yang mengatakan bahwa PMII harus ‘pulang’ ke NU. Secara
historis dan kultural PMII dan NU memiliki keterkaitan yang sangat erat sehingga
seolah-olah keduanya adalah satu; PMII ya NU, dan NU ya PMII. PMII lahir dari rahim
NU, maka mau tidak mau PMII harus pulang ke induknya
2. Periode 1961-1963
Kongres I PMII di Tawangmangu Surakarta Jateng Desember 1961
Ketua Umum PMII : Mahbub Junaidi
Sekretaris Umum : H. Said Budairi
Departemen Keputrian: Enny Suhaeni
3. Periode 1963-1967
Kongres II PMII di Kaliurang Yogyakarta 25-29 Desember 1963
Ketua Umum PMII : Mahbub Junaidi
Sekretaris Umum : Harun Al-Rasyid
Departemen Keputrian: Enny Suhaeni
8
4. Periode 1967-1970
Kongres III PMII di Malang Jawa Timur 7-11 Februari 1967
Ketua Umum : M. Zamroni
Sekretaris Umum : Fahmi Ja’far
Departemen Keputrian: Tien Hartini
PP Badan KOPRI :
(Hasil Mukernas II PMII Semarang 25 September 1967
Ketua Umum : Ismi Maryam BA
Sekretaris Umum : Maryamah BA
Kedudukan : di Jakarta
Catatan : berdasarkan keputusan Mubes I PMII di Leles Garut Jabar 20-27
Januari 1969 KOPRI berpindah kedudukannya di Surabaya Jawa Timur
5. Periode 1970-1973
Kongres IV PMII di Makasar Ujungpandang 25-30 April 1970
Ketua Umum PMII : M. Zamroni
Sekretaris Umum : Madjidi Syah
Departemen Keputrian: Enny Suhaeni
PP Badan KOPRI
Ketua Umum : Adibah Hamid
Sekretaris Umum : Aminah Asraf BA
Kedudukan : Surabaya Jatim
6. Periode 1973-1977
Kongres V PMII di Ciloto Jawa Barat 23-28 Desember 1973
Ketua Umum PMII : Abduh Paddare
Sekretaris Jenderal : Ahmad Bagdja
Sekbid Keputrian : Wus’ah Suralaga
9
7. Periode 1977-1981
Kongres VI PMII di Wisma Tanah Air Jakarta 8-12 Oktober 1977
Ketua Umum PMII : Ahmad Bagja
Sekretaris Jenderal : Muhyidin Arubusman
Sekbid KOPRI : Fadilah Suralaga
Resuffle : Ida Farida
(Fadilah Suralaga naik sebagai Ketua IV Bidang KOPRI)
8. Periode 1981-1984
Kongres VII PMII di Pusdiklat Pramuka Cibubur Jakarta 1-5 April 1981
Ketua Umum PMII : Muhyidin Arubusman
Sekretaris Jenderal : H. Tahir Husien
Ketua Bidang KOPRI: Fadilah Suralaga
Sekbid KOPR I : Lilis Nurul Husnaputri
9. Periode 1985-1988
Kongres VIII PMII di Bandung Jawa Barat 16-20 Mei 1985
Ketua Umum PMII : Surya Darma Ali
Sekretaris Jenderal : M. Isa Muhsin
Ketua IV PMII (Bid KOPRI) : Iis Kholilah
Sekretaris VIII PMII (Bid KOPRI) : Dede Mahmudah
Hasil Resuffle:
Ketua IV PMII (Bid KOPRI) : Iriani Suaidah
Sekretaris VIII PMII (Bid KOPRI) : Hj. Siti Ma’rifah
10
11. Periode 1991-1994
Kongres X PMII di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta 21-27 Oktober 1991
Ketua Umum PMII : Ali Masykur Musa
Sekretaris Jenderal : M. Syukur Sabang
Ketua KOPRI : Jauharoh Haddad
Sekretaris KOPRI : Siti Khadijah RM
Catatan: pada Kongres ke X ini awalnya kandidat calon ketua KOPRI ada 3
calon, yaitu: Calon dari Surabaya, Calon dari Yogyakarta dan Calon dari
Lampung. Dua calon pertama mengundurkan diri sehingga tinggal satu calon
yaitu calon nomor 3 dari Lampung, Jauharoh Haddad.
11
15. Periode 2003-2005
Kongres XIV PMII di Kutai Kertanegara Kalimantan 2003
Ketua Umum PMII : Malik Haramain
Sekretaris Jenderal : Isra D Pramulyo
Ketua KOPRI : Wiwin Winarti
Sekretaris KOPRI : Nina Hunainah
Catatan : KOPRI dibentuk kembali dengan status Semi Otonom, berdasarkan
hasil POKJA amanat Kongres XIV PMII 2003. Forum POKJA Perempuan PMII
dilaksanakan oleh PB PMII pada tanggal 26-29 September 2003 di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta.
12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
PMII merupakan organisasi islam NU yang berkembang dikalangan universitas
yang mencangkup hampir semua aspek kehidupan, disamping itu didalamnya juga
terdapat struktur organisasi yang mempunyai tugas masing-masing, struktur dan
perangkat organisasi ini dibentuk bertujuan agar terlaksananya semua visi dan misi
organisasi dalam mempertahankan ajaran Nahdlatul Ulama, struktur ini juga dibentuk
mulai ditingkat anak ranting sampai dengan tingkat pusat yang membuat Nahdlatul
Ulama menjadi organisasi yang besar dan berpengaruh di Indonesia.
B. Saran
Dalam organisasi Nahdlatul Ulama sebaiknya mulai dari pengurus maupun
perangkat-perangkat organisasi lebih meningkatkan kinerja mulai dari tingkatan pusat
sampai anak ranting sehingga organisasi ini menjadi lebih baik dan semua tujuan
dibentuknya organisasi akan tercapai.
13
DAFTAR PUSTAKA
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. 2015. Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga
Nahdlatul Ulama. Jakarta : Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU.
http://juniskaefendi2.blogspot.co.id/2014/06/susunan-pengurus-besar-pmii-dan-kopri.html
http://www.radarbangsa.com/opini/4597/pengaruh-besar-slamet-effendi-yusuf-bagi-pmii-nu-
dan-indonesia
http://palukota.go.id/v2/arti-lambang/
14