Rekrutment
Dalam PMII, ada tahapan-tahapan pengkaderan. Untuk tahap
pertama dalah MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru)
sebagai jendela awal untuk bergabung dalam organisasi PMII.
Untuk berikutnya sebagai tindak lanjut ada PKD (Pelatihan
Kader Dasar) dilaksanakan oleh Komisariat/Cabang, merupakan
persyaratan untuk bisa menjadi pengurus komisariat. Dan
diteruskan dengan PKL (Pelatihan Kader Lanjut), dilaksanakan
oleh pengurus cabang, merupakan persyaratan untuk menjadi
pengurus cabang.Back
SEJARAH PMII
Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy,
dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham
Kholid.
Independensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat
dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan
perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya
sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan
fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas,
dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai
diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran
realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan
independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi
Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat,
diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah
wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis,
PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan
benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri
dengan organisasi lain.
Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya
secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral,
kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan
Back
PMII adalah bagian dari sejarah Indonesia. Mulai dari proses awal kelahirannya
hingga perjalanannya sampai sekarang. PMII telah menjadi saksi sekaligus pelaku
dari sejarah perjalanan Indonesia.
Dalam proses kelahirannya, PMII tidak bisa dipisahkan dari kondisi sosial politik
indonesia tahun 1950-an. Sampai Kongres II IPNU (awal 1957) di Pekalongan dan
ke-3 (akhir 1958 di Cirebon), NU (Nahdlatul Ulama) masih memandang belum
perlu mendirikan organisasi kemahasiswaan. Baru tahun 1959 IPNU membuat
departemen yang dikenal dengan Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Satu tahun
kemudian setelah Departemen Perguruan Tinggi IPNU ini dianggap tidak efektif
dan tidak menampung aspirasi mahasiswa NU, maka Konferensi Besar IPNU 14-16
Maret 1960 di Kaliurang sepakat untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan
untuk mahasiswa nahdliyin.
Pada awalnya PMII lebih banyak berkembang pesat di perguruan tinggi agama,
karena kedekatan ideologis kulturalnya. Namun, di kampus Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, PMII mulai tumbuh sejak tahun 1965. Tetapi
perjalanannya tidaklah mulus, hidup, mati, kemudian hidup lagi. Akhirnya tanggal
28 April 1997, atas inisiatif beberapa mahasiswa nahldliyin di ITS termasuk Syarif
Hidayatullah (Gus Sentot)-Sekarang,Kepala Keamanan dan Ketertiban Pondok
Pesantren darul Ulum Peterongan Jombang-diresmikanlah PMII Komisariat Sepuluh
Nopember Surabaya oleh KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan berjalan hingga
sekarang. Sampai usia yang ke-8 ini, telah terjadi periodisasi kepenguusan
sebanyak 8 kali. v
VISI
Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
luhur, berilmu, cakap, dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya dan
komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia
MISI
ARAH PROGRAM
1. Internal
Bersesuaian dengan visi dan misi organisasi, maka PMII Komisariat Sepuluh
Nopember Surabaya yang berada di lingkungan kampus teknologi dalam konteks
internal organisasi memerankan sebagai organisasi kader. Mengkader, mengkader,
dan mengkader anggotanya adalah kerjaan utama PMII.
Pengkaderan yang kita lakukan adalah penguatan wacana keagamaan , sosial, dan
manajemen, yang nantinya diarahkan pada fungsi gerakan yakni pembelaan
terhadap kaum Mustad’afiin(tertindas).
Dalam proses kaderisasi terbagi dalam tiga kategori yakni formal,informal, dan
nonformal. Secara formal ada tiga jenjang kaderisasi. Pertama,Masa penerimaan
Anggota (MAPABA) yang ditujukan sebagai ajang resmi penerimaan anggota baru,
dan penumbuhan keyakinan bahwa PMII merupakan wadah yang tepat untuk
berorganisasi. Kedua, Pelatihan Kader Dasar (PKD) diarahkan pada pengembangan
skill gerakan pada wilayah kampus dan kampung. Ketiga, Pelatihan Kader lanjut
(PKL), diarahkan pada penguasaan skill gerakan di wilayah kota dan kabupaten.
Pada wilayah nonformal, kaderisasi PMII lebih ditekankan pada bidang minat dan
bakat kader dalam gerakan. Seperti, pelatihan Ansos, managemen strategis, dan
sebagainya. Sedangkan kaderisasi informal adalah penguatan emosianal antar
kader sehingga terbentuk suatu komunitas gerakan
2. Eksternal
PMII sebagai organisasi kader dan gerakan. Dalam mengkader, tentunya
diharapkan muncul gerakan-gerakan pembelaan terhadap kaum mustad’afiin.
Oleh karenanya, PMII dengan kader Ulul Albaa-nya senantiasa berusaha merespon
segala kondisi sosial politik kampus, regional, maupun nasional. Sentral isu yang
diusung oleh PMII Komisariat Sepuluh Nopember adalah Perlawanan terhadap
Neoliberalisme dan segala bentuk-bentuk praksisnya. Penjualan aset-aset BUMN,
kenaikan harga BBM, swastanisasi PTN merupakan praktik yang tidak bisa
dilepaskan dari serangan neoliberalisme.
Respon yang dikeluarkan PMII, tentunya harus menyebar, ke atas, ke bawah, dan
horizontal. Tekanan terhadap kebijakan-kebijakan pro neolib senantiasa
dilancarkan. Tetapi harus dibarengi dengan penyadaran dan penguatan kesadaran
politik masyarakat, serta pembangunan jejaring dengan organ gerakan lainnya.
3. Gender
Kondisi budaya pemarginalan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan di
Indonesia telah diwariskan oleh pendahulu-pendahulu kita. Sedangkan, semangat
kesetaraan antar manusia laki-laki dan perempuan merupakan ajaran dasar
islam.Sehingga menjadi tugas PMII untuk mentransformasikan perilaku ini ke
perilaku yang lebih beradab.
SASARAN
Sasaran program PMII Komisariat Sepuluh Nopember Surabaya, selain untuk
mahasiswa ITS dan sekitarnya tentunya juga diperuntukkan bagi masyarakat
sekitar terutama kelurahan Keputih
SUMBER DAYA
Material
Anggota : 121 anggota aktif dari berbagai jurusan di ITS
Sekretariat : Kontrakan di Keputih Gg I No 9
Fasilitas pendukung lainnya : peralatan kesektretariatan termasuk komputer
Immaterial
Secara kultural PMII Komisariat Sepuluh Nopember Surabaya memiliki kesamaan
dengan warga Keputih. Sehingga tak jarang kita melakukan kegiatan-kegiatan
bersama dengan warga Keputih yang mayoritas kaum Nahdliyin. Selain itu
geografis kampus eksakta merupakan modal tersendiri bagi PMII Komisariat
Sepuluh Nopember dalam beraktifitas di PMII baik tingkat Cabang, Koordinator
Cabang, maupun Pengurus besar. Perlu diketahui, PMII secara umum hanya
berkembang pesat di kampus agama dan sosial.
TRACK RECORD
KELEMAHAN
Back
Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk
dimodifikasi di dalam tatanan nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang
diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Hali ini dibutuhkan di dalam
memberikan kerangka, arti dan motivasi dan wawasan pergerakan dan sekaligus
memberikan dasar pembenar terhadap apa saja yang akan dan mesti dilakukan
untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya
organisasi ini.
Insaf dan sadar bahwa semua itu adalah kejarusan bagi setiap fungsionaris
maupun anggota PMII untuk memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII
itu, baik secara orang perorang maupun bersama-sama.
BAB I
ARTI, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN
Arti :
Secara esensial Nilai Dasar Pergerakan ini adalah suatu sublimasi nilai ke-Islaman
dan ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah wal
jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah dan mendorong serta
penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar
mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi Nilai Dasar Pergerakan ini meliputi
cakupan aqidah, syari’ah dan akhlak dalam upaya kita memperoleh kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirat. Dalam upaya memahami, menghayati dan
mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlussunnah wal jama’ah sebagai
pemahaman keagamaan yang paling benar.
Fungsi :
Landasan berpijak:
Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan kebijakan yang harus
dilakukan.
Landasan berpikir :
Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi.
Sumber motivasi :
Bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan bergerak
sesuai dengan nilai yang terkandung di dalamnya.
Kedudukan :
Rumusan nilai-nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi aspek ideal dalam
berbagai aturan dan kegiatan PMII.
BAB II
RUMUSAN NILAI DASAR PERGERAKAN
1. TAUHID :
Meng-Esakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi yang dalam sejarah agama
samawi telah terkandung sejak awal keberadaan manusia.
Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat-sifat, dan perbutan-perbuatan-
Nya. Allah adalah dzat yang fungsional. Allah menciptakan, memberi petunjuk,
memerintah, dan memelihara alam semesta ini. Allah juga menanamkan
pengetahuan, membimbing dan menolong manusia. Allah Maha Mengetahui, Maha
Menolong, Maha Bijaksana, Hakim, Maha Adil, dan Maha Tunggal. Allah Maha
Mendahului dan Maha Menerima segala bentuk pujaan dan penghambaan.
Keyakina seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari
pada alam semesta, serta merupakan kesadaran dan keyakinan kepada yang
ghaib. Oleh karena itu, tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memadu, dan
menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan
lewat lisan, dan perwujudan dalam perbuatan. Maka konsekuensinya Pergerakan
harus mampu melarutkan nilai-nilai Tauhid dalam berbagai kehidupan serta
terkomunikasikan dan mermbah ke sekelilingnya. Dalam memahami dan
mewujudkan itu, Pergerakan telah memiliki Ahlussunnah wal jama'ah sebagai
metode pemahaman dan penghayatan keyakinan itu.
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada
manusia di hadapan ciptaan-Nya yang lain.
Dengan demikian, dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah, terdapat dua
pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan
manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai hamba Allah. Kedua pola ini dijalani
secara seimbang, lurus dan teguh, dengan tidak menjalani yang satu sambil
mengabaikan yang lain. Sebab memilih salah satu pola saja akan membawa
manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang tidak sempurna.
Sebagai akibatnya manusia tidak akan dapat mengejawentahkan prinsip tauhid
secara maksimal.
Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, artinya pola ini
dijalani dengan mengharapkan keridloan Allah. Sehingga pusat perhatian dalam
menjalani dua pola ini adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh. Sedangkan hasil
optimal sepenuhnya kehendak Allah. Dengan demikian, berarti diberikan
penekanan menjadi insan yang mengembangkan dua pola hubungan dengan Allah.
Dengan menyadari arti niat dan ikhtiar, sehingga muncul manusia-manusia yang
berkesadaran tinggi, kreatif dan dinamik dalam berhubungan dengan Allah, namun
tetap taqwa dan tidak pongah Kepada Allah.
Dengan karunia akal, manusia berfikir, merenungkan dan berfikir tentang ke-
Maha-anNya, yakni ke-Mahaan yang tidak tertandingi oleh siapapun. Akan tetapi
manusia yang dilengkapi dengan potensi-potensi positif memungkinkan dirinyas
untuk menirukan fungsi ke-Maha-anNya itu, sebab dalam diri manusia terdapat
fitrah uluhiyah - fitrah suci yang selalu memproyeksikan terntang kebaikan dan
keindahan, sehingga tidak mustahil ketika manusia melakukan sujud dan dzikir
kepadaNya, Manusia berarti tengah menjalankan fungsi Al Quddus. Ketika manusia
berbelas kasih dan berbuat baik kepada tetangga dan sesamanya, maka ia telah
memerankan fungsi Arrahman dan Arrahim. Ketikamanusia bekerja dengan
kesungguhan dan ketabahan untuk mendapatkan rizki, maka manusia telah
menjalankan fungsi Al Ghoniyyu. Demikian pula dengan peran ke-Maha- an Allah
yang lain, Assalam, Al Mukmin, dan lain sebagainya. Atau pendek kata, manusia
dengan anugrah akal dan seperangkat potensi yang dimilikinya yang dikerjakan
dengan niatyang sungguh-sungguh, akan memungkinkan manusia menggapai dan
memerankan fungsi-fungsi Asma'ul Husna.
Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki manusia, anak manusia
mempunyai kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai
warga dunia manusia adalah satu dan sebagai warga negara manusia adalah
sebangsa , sebagai mukmin manusia adalah bersaudara. 18)
Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya , kecuali karena
ketakwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang
menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya , tetapi ada pula yang
terlalu menonjol potensi kelemahannya, agar antara satu dengan yang lainnya
saling mengenal, selalu memadu kelebihan masing-masing untuk saling kait
mengkait atau setidaknya manusia harus berlomba dalam mencaridanmencapai
kebaikan, oleh karena itu manusia dituntut untuk saling menghormati,
bekerjasama, totlong menolong, menasehati, dan saling mengajak kepada
kebenaran demi kebaikan bersama.
Sedangkan hubungan antara muslim ddan non muslim dilakukan guna membina
kehidupan manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan terhadap universalitas
dan kebenaran Islam sebagai ajaran kehidupan paripurna. Dengan tetap
berpegang pada keyakinan ini, dibina hubungan dan kerja sama secara damai
dalam mencapai cita-cita kehidupan bersama ummat manusia.
Nilai -nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam
persaudsaraan antar insan pergerakan , persaudaraan sesama Islam ,
persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan sesama ummat manusia .
Perilaku persaudaraan ini , harusd menempatkan insan pergerakan pada posisi
yang dapatv memberikan kemanfaatan maksimal untuk diri dan lingkungan
persaudaraan.
Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. 19) Dia menentukan ukuran dan hukum-
hukumnya.20) Alam juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat dan
perbuatan Allah. 21) Berarti juga nilai taiuhid melingkupi nilai hubungan manusia
dengan alam .
Salah satu hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Manusia menciptakan itu untuk memudahkan
dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan
hubungan antar manusia . Dalam memanfaatkan alam diperlukan iptek, karena
alam memiliki ukuran, aturan, dan hukum tertentu; karena alam ciptaan Allah
buykanlah sepenuhnya siap pakai, melainkan memerlukan pemahaman terhadap
alam dan ikhtiar untuk mendayagunakannya.
Namun pada dasarnya ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Penguasaan dan
pengembangannyadisandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat Allah. Ayat-
ayat tersebut berupa wahyu dan seluruh ciptaanNya. Untuk memahami dan
mengembangkan pemahaman terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia
mengerahkan kesadaran moral, potensi kreatif berupa akal dan aktifitas
intelektualnya. Di sini lalu diperlukan penalaran yang tinggi dan ijtihad yang utuh
dan sistimatis terhadap ayat-ayat Allah, mengembangkan pemahaman tersebut
menjadi iptek, menciptakan kebaruan iptek dalam koteks ke,manusiaan, maupun
menentukan simpul-simpul penyelesaian terhadap masalah-masalah yang
ditimbulkannya. Iptek meruipakan perwujudan fisik dari ilmu pengetahuan yang
dimiliki manusia, terutama digunakan untuk memudahkan kehidupan praktis.
BAB III
PENUTUP
Dengan Nilai Dasar Pergerakan tersebut dituju pribadi muslim yang berbudi luhur ,
berilmu, bertaqwa, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya, yaitu sosok ulul albab Indonesia yang sadar akan kedudukan dan
peranannya sebagai khalifah Allah di bumi dalam jaman yang selalu berubah dan
berkembang , beradab, manusiwi, adil penuh rahmat dan berketuhanan.
Back
LAMBANG PMII
Lambang PMII diciptakan oleh H. Said Budairi. Lazimnya lambang, lambang PMII
memiliki arti yang terkandung di setiap goresannya. Arti dari lambang PMII bisa
dijabarkan dari segi bentuknya (form) maupun dari warnanya.
Dari Bentuk :
Rasulullah dan empat orang sahabatnya serta empat orang Imam mazhab itu
laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan
tinggi dan penerang umat manusia.
Sembilan orang pemuka penyebar agama Islam di Indonesia yang disebut
WALISONGO.
Dari Warna :
Back
MARS PMII
Reff.
Denganmu PMII pergerakanku
Ilmu dan bakti ku berikan
Adil dan makmur ku perjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku
Back to Reff.
Back
ARTIKEL DAN BERITA TERKINI
Sadar atau tidak, entah sengaja atau tidak sengaja, kita membiarkan budaya asing
mengubah pola hidup kita. Gaya hidup kita yang khas mulai menghilang. Ini fakta,
karena kita membiarkan pengaruh kebudayaan asing masuk ke negeri kita. Terutama
dalam hal-hala yang dekat dengan kita seperti sastra, musik, tari, mode, film, gaya hidup
... Selengkapnya
Penulis: Gmbun
Tanggal Publikasi: 27-December-07, Jam: 14:09:13
Acara Rapat Tahunan Komisariat (RTK) PMII Komisariat Sepuluh Nopember yang
diadakan di gedung MWC NU Sukolilo pada tanggal 24-25 Nopember kemaren
berlangsung penuh antusias dan lancar. Acara yang merupakan forum tertinggi di
tingkatan komisariat ini dilangsungkan sekali dalam satu tahun. Pada acara ini dibahas
banyak hal, diantaranya: rumusan dan evaluasi ... Selengkapnya
Penulis: Admin
Tanggal Publikasi: 28-November-07, Jam: 08:12:27