Anda di halaman 1dari 17

APA ITU PMII ?

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau disingkat PMII,


merupakan satu dari elemen mahasiswa yang terus bercita-cita
mewujudkan bangsa Indonesia ke depan menjadi lebih baik.
PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi
politik tahun 60-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil
dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian
PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian
hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972,
PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Diantara
pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang
jurnalis sekaligus politisi legendaris).

Makna Filosofi PMII

Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”,


“Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia” .
Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah
dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak
menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada
alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan
organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina
dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar
gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam
kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang
menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas
diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai
insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri.
Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab
keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung
jawab individual baik sebagai hamba tuhan maupun sebagai
warga bangsa dan negara.\“Islam” yang terkandung dalam PMII
adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan
haluan/paradigma ahlussunah wal jama’ah yaitu konsep
pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional
antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola
sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif,
akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan
transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka,
menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan.
Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan
itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang
lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan
beradab (civilized).
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa,
dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi
bangsa (Pancasila) serta UUD 45.

Tujuan didirikannya PMII


Secara totalitas PMII sebagai suatu organisasi merupakan suatu
gerakan yang bertujuan merubah kondisi sosial di Indonesia
yang dinilai tidak adil, terutama dalam tatanan kehidupan sosial.
Selain itu juga melestarikan perbedaan sebagai ajang dialog dan
aktualisasi diri, menjunjung tinggi pluralitas, dan menghormati
kedaulatan masing-masing kelompok dan individu.
Dalam lingkup yang lebih kecil PMII mencoba menciptakan
kader yang memiliki pandangan yang luas dalam menghadapi
realitas sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Memiliki
pemahaman yang komprehensif tentang berbagai macam
paham pemikiran yang digunakan dalam menganalisa realitas
yang ada, sehingga diharapkan seorang kader akan mampu
memposisikan diri secara kritis dan tidak terhegemoni oleh
suatu paham atau ideologi yang dogmatis.

Rekrutment
Dalam PMII, ada tahapan-tahapan pengkaderan. Untuk tahap
pertama dalah MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru)
sebagai jendela awal untuk bergabung dalam organisasi PMII.
Untuk berikutnya sebagai tindak lanjut ada PKD (Pelatihan
Kader Dasar) dilaksanakan oleh Komisariat/Cabang, merupakan
persyaratan untuk bisa menjadi pengurus komisariat. Dan
diteruskan dengan PKL (Pelatihan Kader Lanjut), dilaksanakan
oleh pengurus cabang, merupakan persyaratan untuk menjadi
pengurus cabang.Back

SEJARAH PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena


menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman.
Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk
mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi
Ahlusssunnah wal Jama'ah. Dibawah ini adalah beberapa hal
yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:

1. Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam


kurun waktu 1950-1959.
2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-
undangan yang ada.
3. Pisahnya NU dari Masyumi.
4. Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di
HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya
mahasiswa NU.
5. Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada
(Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.

Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan


yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk
mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran
aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang
berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari
kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa
yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan


Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa’il
Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga
Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal
Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa
tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat
IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun
sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU
punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah
eksistensi IPNU.

Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali


pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957).
Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan
menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas
pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di
Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen
Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma’il Makki
(Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan
Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam
pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan
dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping
itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap
politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.

Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahsiswa NU


senantisa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi
besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret
1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan
perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di
perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ
mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan
penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari
13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:

1. A. Khalid Mawardi (Jakarta)


2. M. Said Budairy (Jakarta)
3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4. Makmun Syukri (Bandung)
5. Hilman (Bandung)
6. Ismail Makki (Yogyakarta)
7. Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
9. Laily Mansyur (Surakarta)
10. Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
11. Hizbulloh Huda (Surabaya)
12. M. Kholid Narbuko (Malang)
13. Ahmad Hussein (Makassar)

Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy,
dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham
Kholid.

Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang


bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah
adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang,Surakarta,
Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi
yang bernaung dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang
akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan
Mahasiswa Sunny. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII.
Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali
dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya
disepakati huruf "P" merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi
“Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan
susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan
menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi
sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang
tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan
kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17
April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah.

Independensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat
dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan
perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya
sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan
fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas,
dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai
diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran
realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan
independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi
Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat,
diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah
wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis,
PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan
benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri
dengan organisasi lain.

Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya
secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral,
kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan

Back

 SEJARAH PMII 1011

PMII adalah bagian dari sejarah Indonesia. Mulai dari proses awal kelahirannya
hingga perjalanannya sampai sekarang. PMII telah menjadi saksi sekaligus pelaku
dari sejarah perjalanan Indonesia.

Dalam proses kelahirannya, PMII tidak bisa dipisahkan dari kondisi sosial politik
indonesia tahun 1950-an. Sampai Kongres II IPNU (awal 1957) di Pekalongan dan
ke-3 (akhir 1958 di Cirebon), NU (Nahdlatul Ulama) masih memandang belum
perlu mendirikan organisasi kemahasiswaan. Baru tahun 1959 IPNU membuat
departemen yang dikenal dengan Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Satu tahun
kemudian setelah Departemen Perguruan Tinggi IPNU ini dianggap tidak efektif
dan tidak menampung aspirasi mahasiswa NU, maka Konferensi Besar IPNU 14-16
Maret 1960 di Kaliurang sepakat untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan
untuk mahasiswa nahdliyin.

Kondisi itu dimanfaatkan betul oleh mahasiswa nahdliyin, akhirnya bertempat di


Gedung Madrasah Muallimin NU Wonokromo Surabaya (Sekarang Kompleks
Khodijah) pada tanggal 17 April 1960 di dideklarasikan sebuah organisasi
mahasiswa bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan menjadi
Badan Otonom NU. Namun tahun 1972 independen terhadap NU melalui
Deklarasai ”Independensi” Munarjati, dan tahun 1992 menjadi interdependen
terhadap NU .

Pada awalnya PMII lebih banyak berkembang pesat di perguruan tinggi agama,
karena kedekatan ideologis kulturalnya. Namun, di kampus Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, PMII mulai tumbuh sejak tahun 1965. Tetapi
perjalanannya tidaklah mulus, hidup, mati, kemudian hidup lagi. Akhirnya tanggal
28 April 1997, atas inisiatif beberapa mahasiswa nahldliyin di ITS termasuk Syarif
Hidayatullah (Gus Sentot)-Sekarang,Kepala Keamanan dan Ketertiban Pondok
Pesantren darul Ulum Peterongan Jombang-diresmikanlah PMII Komisariat Sepuluh
Nopember Surabaya oleh KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan berjalan hingga
sekarang. Sampai usia yang ke-8 ini, telah terjadi periodisasi kepenguusan
sebanyak 8 kali. v

VISI

Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
luhur, berilmu, cakap, dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya dan
komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia

MISI

1. Menghimpun dan membina mahasiswa islam sesuai dengan asas dan


tujuan PMII serta peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan
asas dan tujuan PMII serta upaya perwujudan cita-cita kemerdekaan
Indonesia

ARAH PROGRAM

1. Internal
Bersesuaian dengan visi dan misi organisasi, maka PMII Komisariat Sepuluh
Nopember Surabaya yang berada di lingkungan kampus teknologi dalam konteks
internal organisasi memerankan sebagai organisasi kader. Mengkader, mengkader,
dan mengkader anggotanya adalah kerjaan utama PMII.

Pengkaderan yang kita lakukan adalah penguatan wacana keagamaan , sosial, dan
manajemen, yang nantinya diarahkan pada fungsi gerakan yakni pembelaan
terhadap kaum Mustad’afiin(tertindas).

Dalam proses kaderisasi terbagi dalam tiga kategori yakni formal,informal, dan
nonformal. Secara formal ada tiga jenjang kaderisasi. Pertama,Masa penerimaan
Anggota (MAPABA) yang ditujukan sebagai ajang resmi penerimaan anggota baru,
dan penumbuhan keyakinan bahwa PMII merupakan wadah yang tepat untuk
berorganisasi. Kedua, Pelatihan Kader Dasar (PKD) diarahkan pada pengembangan
skill gerakan pada wilayah kampus dan kampung. Ketiga, Pelatihan Kader lanjut
(PKL), diarahkan pada penguasaan skill gerakan di wilayah kota dan kabupaten.

Pada wilayah nonformal, kaderisasi PMII lebih ditekankan pada bidang minat dan
bakat kader dalam gerakan. Seperti, pelatihan Ansos, managemen strategis, dan
sebagainya. Sedangkan kaderisasi informal adalah penguatan emosianal antar
kader sehingga terbentuk suatu komunitas gerakan

Aspek kaderisasi tentunya harus didukung oleh penguatan manajemen organisasi.


Seperti penataan administrasi kesekretariatan, pengembangan usaha-usaha
penggalian dana alternatif, dan penguatan wacana melalui kajian.

2. Eksternal
PMII sebagai organisasi kader dan gerakan. Dalam mengkader, tentunya
diharapkan muncul gerakan-gerakan pembelaan terhadap kaum mustad’afiin.

Oleh karenanya, PMII dengan kader Ulul Albaa-nya senantiasa berusaha merespon
segala kondisi sosial politik kampus, regional, maupun nasional. Sentral isu yang
diusung oleh PMII Komisariat Sepuluh Nopember adalah Perlawanan terhadap
Neoliberalisme dan segala bentuk-bentuk praksisnya. Penjualan aset-aset BUMN,
kenaikan harga BBM, swastanisasi PTN merupakan praktik yang tidak bisa
dilepaskan dari serangan neoliberalisme.

Respon yang dikeluarkan PMII, tentunya harus menyebar, ke atas, ke bawah, dan
horizontal. Tekanan terhadap kebijakan-kebijakan pro neolib senantiasa
dilancarkan. Tetapi harus dibarengi dengan penyadaran dan penguatan kesadaran
politik masyarakat, serta pembangunan jejaring dengan organ gerakan lainnya.

3. Gender
Kondisi budaya pemarginalan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan di
Indonesia telah diwariskan oleh pendahulu-pendahulu kita. Sedangkan, semangat
kesetaraan antar manusia laki-laki dan perempuan merupakan ajaran dasar
islam.Sehingga menjadi tugas PMII untuk mentransformasikan perilaku ini ke
perilaku yang lebih beradab.

SASARAN
Sasaran program PMII Komisariat Sepuluh Nopember Surabaya, selain untuk
mahasiswa ITS dan sekitarnya tentunya juga diperuntukkan bagi masyarakat
sekitar terutama kelurahan Keputih

SUMBER DAYA

Material
Anggota : 121 anggota aktif dari berbagai jurusan di ITS
Sekretariat : Kontrakan di Keputih Gg I No 9
Fasilitas pendukung lainnya : peralatan kesektretariatan termasuk komputer

Immaterial
Secara kultural PMII Komisariat Sepuluh Nopember Surabaya memiliki kesamaan
dengan warga Keputih. Sehingga tak jarang kita melakukan kegiatan-kegiatan
bersama dengan warga Keputih yang mayoritas kaum Nahdliyin. Selain itu
geografis kampus eksakta merupakan modal tersendiri bagi PMII Komisariat
Sepuluh Nopember dalam beraktifitas di PMII baik tingkat Cabang, Koordinator
Cabang, maupun Pengurus besar. Perlu diketahui, PMII secara umum hanya
berkembang pesat di kampus agama dan sosial.

TRACK RECORD

1. Mengadakan MAPABA ( Masa Penerimaan Anggota Baru ) sebagai pintu


gerbang untuk menjadi anggota PMII, dilakukan 2 (dua) kali dalam
setahun.
2. Melakukan diskusi rutin dalam LGD (Limited Gorup Discussion).
3. Mengadakan Training For Trainer ( TFT) sebagai ajang pembekalan bagi
calon pemandu MAPABA. Terakhir kali diadakan di Gedung SMU YAPITA
pada bulan September 2004.
4. Mengadakan Studi Intensif sebanyak 3 (tiga) kali, yang dirancang sebagai
follow up MAPABA. Diarahkan pada tiga sub bidang kajian yakni Agama,
Sosial, dan Kampus.
5. Menyelenggarakan Pelatihan Kader Dasar (PKD) I pada tanggal 14-20
januari 2005 di Tenggilis Surabaya, sebagai pemberian skill/ keterampilan
kader dalam menjalani dunia pergerakan.
6. Menerbitkan Buletin PéGON, yang berisi wacana transtematik kritis. Sejak
1999 sampai sekarang telah terbit 10 edisi ( merupakan buletin dengan
edisi terbanyak dalam kalangan pers di lingkungan ITS)
7. Menerbitkan Buletin GesPer, sebagai wahana pencurahan ide-ide
kesetaraan gender, telah terbit 1 kali
8. Bertindak sebagai konseptor dan tim pemateri Workshop “ Pembuatan
Portal Komunikasi dan Sistem Informasi Berbasis web ” yang diadakan oleh
HMJ Fisika Fakultas Sain dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang, 29-30 Juni 2005.
9. Bekerja sama dengan Fatayat dan Musliumat NU Keputih mengadakan
acara Isra Mi’raj tiap tahunnya
10. Bekerja sama dengan NU Keputih mengakan acara Maulid Nabi Muhammad
SAW tiap tahunnya

KELEMAHAN

1. Sekretariat yang masih kontrakan sehingga setiap tahunnya, PMII


Komisariat Sepuluh Nopember selalu disibukkan untuk mengontrak
sekretariat.
2. Dengan usia yang masih relatif muda, tentunya PMII Komisariat Sepuluh
Nopember Surabaya sangat lemah dalam akses pendanaan kegiatan

Back

NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP) PMII

Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk
dimodifikasi di dalam tatanan nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang
diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Hali ini dibutuhkan di dalam
memberikan kerangka, arti dan motivasi dan wawasan pergerakan dan sekaligus
memberikan dasar pembenar terhadap apa saja yang akan dan mesti dilakukan
untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya
organisasi ini.

Insaf dan sadar bahwa semua itu adalah kejarusan bagi setiap fungsionaris
maupun anggota PMII untuk memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII
itu, baik secara orang perorang maupun bersama-sama.

BAB I
ARTI, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN

Arti :

Secara esensial Nilai Dasar Pergerakan ini adalah suatu sublimasi nilai ke-Islaman
dan ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah wal
jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah dan mendorong serta
penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar
mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi Nilai Dasar Pergerakan ini meliputi
cakupan aqidah, syari’ah dan akhlak dalam upaya kita memperoleh kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirat. Dalam upaya memahami, menghayati dan
mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlussunnah wal jama’ah sebagai
pemahaman keagamaan yang paling benar.

Fungsi :

Landasan berpijak:
Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan kebijakan yang harus
dilakukan.

Landasan berpikir :
Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi.

Sumber motivasi :
Bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan bergerak
sesuai dengan nilai yang terkandung di dalamnya.

Kedudukan :

Rumusan nilai-nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi aspek ideal dalam
berbagai aturan dan kegiatan PMII.

Landasan dan dasar pembenar dalam berpikir, bersikap, dan berprilaku.

BAB II
RUMUSAN NILAI DASAR PERGERAKAN
1. TAUHID :

Meng-Esakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi yang dalam sejarah agama
samawi telah terkandung sejak awal keberadaan manusia.

Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat-sifat, dan perbutan-perbuatan-
Nya. Allah adalah dzat yang fungsional. Allah menciptakan, memberi petunjuk,
memerintah, dan memelihara alam semesta ini. Allah juga menanamkan
pengetahuan, membimbing dan menolong manusia. Allah Maha Mengetahui, Maha
Menolong, Maha Bijaksana, Hakim, Maha Adil, dan Maha Tunggal. Allah Maha
Mendahului dan Maha Menerima segala bentuk pujaan dan penghambaan.

Keyakina seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari
pada alam semesta, serta merupakan kesadaran dan keyakinan kepada yang
ghaib. Oleh karena itu, tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memadu, dan
menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan
lewat lisan, dan perwujudan dalam perbuatan. Maka konsekuensinya Pergerakan
harus mampu melarutkan nilai-nilai Tauhid dalam berbagai kehidupan serta
terkomunikasikan dan mermbah ke sekelilingnya. Dalam memahami dan
mewujudkan itu, Pergerakan telah memiliki Ahlussunnah wal jama'ah sebagai
metode pemahaman dan penghayatan keyakinan itu.

2. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH.

Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada
manusia di hadapan ciptaan-Nya yang lain.

Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya fikir, kemampuan


berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah yang memungkinkan manusia
memerankan fungsi sebagai khalifah dan hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai
khalifah, manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh
Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus
melaksanakan ketentuan-ketentauan-Nya. Untuk itu, manusia dilengkapi dengan
kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke
dalam kedudukan yang rendah.

Dengan demikian, dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah, terdapat dua
pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan
manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai hamba Allah. Kedua pola ini dijalani
secara seimbang, lurus dan teguh, dengan tidak menjalani yang satu sambil
mengabaikan yang lain. Sebab memilih salah satu pola saja akan membawa
manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang tidak sempurna.
Sebagai akibatnya manusia tidak akan dapat mengejawentahkan prinsip tauhid
secara maksimal.

Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, artinya pola ini
dijalani dengan mengharapkan keridloan Allah. Sehingga pusat perhatian dalam
menjalani dua pola ini adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh. Sedangkan hasil
optimal sepenuhnya kehendak Allah. Dengan demikian, berarti diberikan
penekanan menjadi insan yang mengembangkan dua pola hubungan dengan Allah.
Dengan menyadari arti niat dan ikhtiar, sehingga muncul manusia-manusia yang
berkesadaran tinggi, kreatif dan dinamik dalam berhubungan dengan Allah, namun
tetap taqwa dan tidak pongah Kepada Allah.

Dengan karunia akal, manusia berfikir, merenungkan dan berfikir tentang ke-
Maha-anNya, yakni ke-Mahaan yang tidak tertandingi oleh siapapun. Akan tetapi
manusia yang dilengkapi dengan potensi-potensi positif memungkinkan dirinyas
untuk menirukan fungsi ke-Maha-anNya itu, sebab dalam diri manusia terdapat
fitrah uluhiyah - fitrah suci yang selalu memproyeksikan terntang kebaikan dan
keindahan, sehingga tidak mustahil ketika manusia melakukan sujud dan dzikir
kepadaNya, Manusia berarti tengah menjalankan fungsi Al Quddus. Ketika manusia
berbelas kasih dan berbuat baik kepada tetangga dan sesamanya, maka ia telah
memerankan fungsi Arrahman dan Arrahim. Ketikamanusia bekerja dengan
kesungguhan dan ketabahan untuk mendapatkan rizki, maka manusia telah
menjalankan fungsi Al Ghoniyyu. Demikian pula dengan peran ke-Maha- an Allah
yang lain, Assalam, Al Mukmin, dan lain sebagainya. Atau pendek kata, manusia
dengan anugrah akal dan seperangkat potensi yang dimilikinya yang dikerjakan
dengan niatyang sungguh-sungguh, akan memungkinkan manusia menggapai dan
memerankan fungsi-fungsi Asma'ul Husna.

Di dalam melakukan pekerjaannya itu, manusia diberi kemerdekaan untuk memilih


dan menentukan dengan cara yang paling disukai. 14) Dari semua pola tingkah
lakunya manusia akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai yang
diupayakan, karenanya manusia dituntut untuk selalu memfungsikan secara
maksimal ke4merdekaan yang dimilikinya, baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama dalam konteks kehidupan di tengah-tengah alam dan kerumunan
masyarakat, sebab perubahan dan perkembangan hanyalah milikNya, oleh dan
dari manusia itu sendiri.15)

Sekalipun di dalam diri manusia dikaruniai kemerdekaan sebagai esensi


kemanusiaan untuk menentukan dirinya, namun kemerdekaan itu selalu dipagari
oleh keterbatasan-keterbatasan, sebab prerputaran itu semata-mata tetap
dikendalaikan oleh kepastian-kepastian yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana,yang
semua alam ciptaanNya iniselalu tunduk pada sunnahNya, pada keharusan
universal atau takdir. 16 ) Jadi manusia bebas berbuat dan berusaha ( ikhtiar )
untuk menentukan nasibnya sendiri, apakah dia menjadi mukmin atau kafir,
pandai atau bodoh, kaya atau miskin, manusia harus berlomba-lomba mencari
kebaikan, tidak terlalu cepat puas dengan hasil karyanya. Tetapi harus sadar pula
dengan keterbatasan- keterbatasannya, karaena semua itu terjadi sesuai
sunnatullah, hukum alam dan sebab akibat yang selamanya tidak berubah, maka
segala upaya harus diserrtai dengan tawakkal. Dari sini dapat dipahami bahwa
manusia dalam hidup dan kehidupannya harus selalu dinamis, penuh dengan
gerak dan semangat untuk berprestasi secara tidak fatalistis. Dan apabila usaha
itu belum berhasil, maka harus ditanggapi dengan lapang dada, qona'ah
(menerima) karena disitulah sunnatullah berlaku. Karenanya setiap usaha yang
dilakukan harus disertai dengan sikap tawakkal kepadaNya. 17 )

3. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA


Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruhNya kepada materi dasar manusia
menunjukan , bahwa manusia berkedudukaan mulia diantara ciptaan-ciptaan
Allah.

Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki manusia, anak manusia
mempunyai kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai
warga dunia manusia adalah satu dan sebagai warga negara manusia adalah
sebangsa , sebagai mukmin manusia adalah bersaudara. 18)

Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya , kecuali karena
ketakwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang
menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya , tetapi ada pula yang
terlalu menonjol potensi kelemahannya, agar antara satu dengan yang lainnya
saling mengenal, selalu memadu kelebihan masing-masing untuk saling kait
mengkait atau setidaknya manusia harus berlomba dalam mencaridanmencapai
kebaikan, oleh karena itu manusia dituntut untuk saling menghormati,
bekerjasama, totlong menolong, menasehati, dan saling mengajak kepada
kebenaran demi kebaikan bersama.

Manusia telah dan harus selalu mengembangkan tanggapannya terhadap


kehidupan. Tanggapan tersebut pada umumnya merupakan usaha
mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Dengan
demikian maka hasil itu merupakan budaya manusia, yang sebagian dilestarikan
sebagai tradisi, dan sebagian diubah. Pelestarian dan perubahan selalu mewarnai
kehidupan manusia. Inipun dilakukan dengan selalu memuat nilai-nilai yang telah
disebut di bagian awal, sehingga budaya yang bersesuaian bahkan yang
merupakan perwujudan dari nilai-nilai tersebut dilestarikan, sedang budaya yang
tidak bersesuaian diperbaharui.

Kerangka bersikap tersebut mengisyaratkan bergerak secara dinamik dan kreatif


dalam kehidupan manusia. Manusia dituntut untuk memanfaatkan potensinya
yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Melalui pemanfaatan potensi diri itu
justru manusia menyadari asal mulanya, kejadian, dan makna kehadirannya di
dunia.

Dengan demikian pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam


kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dalam hubungan dengan
Allah, manusia dan alam selaras dengan perekembangan kehidupandan mengingat
perkembangan suasana. Memang manusia harus berusaha menegakan iman,
taqwa dan amal shaleh guna mewujudkan kehidupan yang baik dan penuh rahmat
di dunia. Di dalam kehidupan itu sesama manusia saling menghormati harkat dan
martabat masing-masing , berderajat, berlaku adil dan mengusahakan
kebahagiaan bersama. Untuk diperlukan kerjasama yang harus didahului dengan
sikap keterbukaan, komunikasi dan dialog antar sesama. Semua usaha dan
perjuangan ini harus terus -menerus dilakukan sepanjang sejarah.

Melalui pandangan seperti ini pula kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan


bernegara dikembangkan. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
merupakan kerelaan dan kesepakatan untuk bekerja sama serta berdampingan
setara dan saling pengertian. Bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita bersama : hidup dalam kemajuan,
keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Tolok ukur bernegara adalah keadilan,
persamaan hukum dan perintah serta adanya permusyawaratan.

Sedangkan hubungan antara muslim ddan non muslim dilakukan guna membina
kehidupan manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan terhadap universalitas
dan kebenaran Islam sebagai ajaran kehidupan paripurna. Dengan tetap
berpegang pada keyakinan ini, dibina hubungan dan kerja sama secara damai
dalam mencapai cita-cita kehidupan bersama ummat manusia.

Nilai -nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam
persaudsaraan antar insan pergerakan , persaudaraan sesama Islam ,
persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan sesama ummat manusia .
Perilaku persaudaraan ini , harusd menempatkan insan pergerakan pada posisi
yang dapatv memberikan kemanfaatan maksimal untuk diri dan lingkungan
persaudaraan.

4. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. 19) Dia menentukan ukuran dan hukum-
hukumnya.20) Alam juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat dan
perbuatan Allah. 21) Berarti juga nilai taiuhid melingkupi nilai hubungan manusia
dengan alam .

Sebagai ciptaan Allah, alam berkedudukan sederajat dengan manusia. Namun


Allah menundukan alam bagi manusia , 22) dan bukan sebaliknya . Jika sebaliknya
yang terjadi, maka manusia akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam ,
bukan penghambaan terhadap Allah. Karena itu sesungguhnya berkedudukan
sebagai khalifah di bumi untuk menjadikan bumi maupun alam sebagai obyek dan
wahana dalam bertauhid dan menegaskan dirinya. 23)

Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan


kehidupan di dunia dan diarahkan kepada kebaikan di akhirat, 24) di sini berlaku
upaya berkelanjutan untuk mentransendensikan segala aspek kehidupan manusia.
25) Sebab akhirat adalah masa masa depan eskatologis yang tak terelakan . 26)
Kehidupan akhirat akan dicapai dengan sukses kalau kehidupan manusia benar-
benar fungsional dan beramal shaleh. 27)

Kearah semua itulah hubungan manusia dengan alam ditujukan . Dengan


sendirinya cara-cara memanfaatkan alam , memakmurkan bumi dan
menyelenggarakan kehidupan pada umumnya juga harus bersesuaian dengan
tujuan yang terdapat dalam hubungan antara manusia dengan alam tersebut.
Cara-cara tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan dasar dalam kehidupan
bersama. Melalui pandangan ini haruslah dijamin kebutuhan manusia terhadap
pekerjaan ,nafkah dan masa depan. Maka jelaslah hubungan manusia dengan
alam merupakan hubungan pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama. Hidup
bersama antar manusia berarti hidup dalam kerja sama , tolong menolong dan
tenggang rasa.

Salah satu hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Manusia menciptakan itu untuk memudahkan
dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan
hubungan antar manusia . Dalam memanfaatkan alam diperlukan iptek, karena
alam memiliki ukuran, aturan, dan hukum tertentu; karena alam ciptaan Allah
buykanlah sepenuhnya siap pakai, melainkan memerlukan pemahaman terhadap
alam dan ikhtiar untuk mendayagunakannya.

Namun pada dasarnya ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Penguasaan dan
pengembangannyadisandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat Allah. Ayat-
ayat tersebut berupa wahyu dan seluruh ciptaanNya. Untuk memahami dan
mengembangkan pemahaman terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia
mengerahkan kesadaran moral, potensi kreatif berupa akal dan aktifitas
intelektualnya. Di sini lalu diperlukan penalaran yang tinggi dan ijtihad yang utuh
dan sistimatis terhadap ayat-ayat Allah, mengembangkan pemahaman tersebut
menjadi iptek, menciptakan kebaruan iptek dalam koteks ke,manusiaan, maupun
menentukan simpul-simpul penyelesaian terhadap masalah-masalah yang
ditimbulkannya. Iptek meruipakan perwujudan fisik dari ilmu pengetahuan yang
dimiliki manusia, terutama digunakan untuk memudahkan kehidupan praktis.

Penciptaan, pengembangan dan penguasaan atas iptek merupakan keniscayaan


yang sulit dihindari. Jika manusia menginginkan kemudahan hidup, untuk
kesejahteraan dan kemakmuran bersama bukan sebaliknya. Usaha untuk
memanfaatkan iptek tersebut menuntut pengembangan semangat kebenaran,
keadilan , kmanusiaan dan kedamaian. Semua hal tersebut dilaksanakan
sepanjang hayat, seiring perjalanan hidup manusia dan keluasan iptek. Sehingga,
berbarengan dengan keteguhan iman-tauhid, manusia dapat menempatkan diri
pada derajat yang tinggi.

BAB III
PENUTUP

Itulah Nilai Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang dipergunakan


sebagai landasan teologis normatif, etis dan motivatif dalam pola pikir, pola sikap
dan pola perilaku warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama dan
kelembagaan. Rumusan tersebut harus selalu dikaji dan dipahami secara
mendalam, dihayati secara utuh dan terpadu, dipegang secara teguh dan
dilaksanakan secara bijaksana.

Dengan Nilai Dasar Pergerakan tersebut dituju pribadi muslim yang berbudi luhur ,
berilmu, bertaqwa, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya, yaitu sosok ulul albab Indonesia yang sadar akan kedudukan dan
peranannya sebagai khalifah Allah di bumi dalam jaman yang selalu berubah dan
berkembang , beradab, manusiwi, adil penuh rahmat dan berketuhanan.

Back
LAMBANG PMII

Lambang PMII diciptakan oleh H. Said Budairi. Lazimnya lambang, lambang PMII
memiliki arti yang terkandung di setiap goresannya. Arti dari lambang PMII bisa
dijabarkan dari segi bentuknya (form) maupun dari warnanya.

Dari Bentuk :

1. Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam terhadap


berbagai tantangan dan pengaruh luar
2. Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita- cita yang selalu
memancar
3. Lima bintang sebelah atas menggambarkan Rasulullah dengan empat
Sahabat terkemuka (Khulafau al Rasyidien)
4. Empat bintang sebelah bawah menggambarkan empat mazhab yang
berhauan Ahlussunnah Wal Jama’ah
5. Sembilan bintang sebagai jumlah bintang dalam lambing dapat diartikan
ganda yakni :

  Rasulullah dan empat orang sahabatnya serta empat orang Imam mazhab itu
laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan
tinggi dan penerang umat manusia.
  Sembilan orang pemuka penyebar agama Islam di Indonesia yang disebut
WALISONGO.

Dari Warna :

1. Biru, sebagaimana warna lukisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan


yang harus dimiliki dan digali oleh warga pergerakan. Biru juga
menggambarkan lautan Indonesia yang mengelilingi kepulauan Indonesia dan
merupakan kesatuan Wawasan Nusantara.
2. Biru muda, sebagaimana warna dasar perisai sebelah bawah, berarti
ketinggian ilmu pengertahuan, budi pekerti dan taqwa.
3. Kuning, sebagaimana warna dasar perisai- perisai sebelah bawah, berarti
identitas kemahasiswaan yang menjadi sifat dasar pergerakan lambing
kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh harapan
menyongsong masa depan.

Back

MARS PMII

Inilah kami wahai Indonesia


Satu barisan dan satu cita
Pembela bangsa penegak agama
Tangan terkepal dan maju kemuka

Habislah sudah masa yang suram


Selesai sudah derita yang lama
Bangsa yang jaya Islam yang benar
Bangun serentak dari bumiku subur

Reff.
Denganmu PMII pergerakanku
Ilmu dan bakti ku berikan
Adil dan makmur ku perjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku

Inilah kami wahai Indonesia


Satu angkatan dan satu jiwa
Putera bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju kemuka

Back to Reff.

Back
ARTIKEL DAN BERITA TERKINI

  Modernisasi dan Gengsi

Sadar atau tidak, entah sengaja atau tidak sengaja, kita membiarkan budaya asing
mengubah pola hidup kita. Gaya hidup kita yang khas mulai menghilang. Ini fakta,
karena kita membiarkan pengaruh kebudayaan asing masuk ke negeri kita. Terutama
dalam hal-hala yang dekat dengan kita seperti sastra, musik, tari, mode, film, gaya hidup
... Selengkapnya
Penulis: Gmbun
Tanggal Publikasi: 27-December-07, Jam: 14:09:13

  RTK IX PMII 1011 BERLANGSUNG SEMARAK

Acara Rapat Tahunan Komisariat (RTK) PMII Komisariat Sepuluh Nopember yang
diadakan di gedung MWC NU Sukolilo pada tanggal 24-25 Nopember kemaren
berlangsung penuh antusias dan lancar. Acara yang merupakan forum tertinggi di
tingkatan komisariat ini dilangsungkan sekali dalam satu tahun. Pada acara ini dibahas
banyak hal, diantaranya: rumusan dan evaluasi ... Selengkapnya

Penulis: Admin
Tanggal Publikasi: 28-November-07, Jam: 08:12:27

  MAPABA XX PMII 1011 SUKSES BERLANGSUNG

Anda mungkin juga menyukai