Anda di halaman 1dari 3

ADA APA DENGAN KAMPUS II?

(Kampus II UIN SGD Bandung)

LATAR BELAKANG
Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan suatu proses alamiah yang
selalu dialami setiap manusia, untuk mewujudkan cita-cita yang diamanatkan UUD 1945.
Pendidikan juga pada hakikatnya dipandang sebagai sesuatu yang membebaskan manusia dari
keterbelakangan menuju kesadaran utuh atas peran kemanusiaan di muka bumi. Bahwasannya,
Tuhan menganugerahkan akal pikiran serta hati kepada kita selaku ‘abdullah dan khalifatullah di
muka bumi dengan mengemban tugas kemanusiaan yang panjang disertai asas perjuangan yang
jelas dalam menjaga keseimbangan serta keadilan antara relasi Tuhan, alam dan sesama manusia
lainnya.
Melihat dan menilai bahwa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan itu sendiri sebagai salah satu
fakultas yang ada di UIN Sunan Gunung Djati Bandung di bawah kepemimpinan Bapak Dr. Tedi
Priatna, M.Ag. sebagai Dekan Tarbiyah yang hampir masuk pada akhir kepemimpinannya
terhitung sejak 2015 lalu. Banyak hal yang dibangun dan banyak hal yang meningkat, termasuk
peningkatan pembayaran tarif layanan umum, yaitu uang kuliah tunggal (UKT) setiap tahunnya.
Keterbukaan terhadap informasi layanan umum dan sistem keuangan Fakultas sayangnya tidak
ada di khalayak umum. Pada akhirnya ini, menjadi keresahan tersendiri bagi para mahasiswa.
Belum lagi masalah Profesionalisme Tenaga Pendidik yang banyak melakukan praktik
komersialisasi pendidikan melalui penjualan buku dengan akses kuasa atas nilai. Disisi lain, ada
juga para Tenaga Pendidik yang melakukan intervensi atau penghambatan terhadap proses
pelaksanaan Ormawa Intra Kampus yang seharusnya berlaku adil dan bijak dalam mengawasi
dan membimbing proses pelaksanaan kegiatan intra kampus. Selain itu, ditemukan keropos dan
bobroknya sistem pengorganisasian SEMA-F selaku lembaga legislatif di tingkat fakultas belum
bisa menjalankan roda keorganisasian legislatif mahasiswa secara konstitusi yang berlaku, sebut
saja dalam dalam pembentukan KPUM-F Tarbiyah & Keguruan, termasuk minim informasi &
sosialisasi di tataran mahasiswa, disinyalir SEMA-F menutup diri & tidak transparan dalam
pembentukannya. Sama halnya kondisi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah
yang seharusnya menjadi garda terdepan serta mampu menampung seluruh asprasi dari
mahasiswa namun mereka hanya menanggapi secara reaksioner saja, hanya menunggu masalah
yang muncul ke permukaan lalu kemudian barulah hal tersebut ditanggapi. Maka hal tersebut
adalah menyalahi fungsi sebagai badan unutk menampung seluruh aspirasi mahasiswa dan tidak
peka terhadap permasalahan yang ada. Seharusnya mereka terlebih dahulu mampu untuk
membaca dan menerjemahkan realitas serta menagnalisis dan menyelesaikannya secara praksis.

LANDASAN HUKUM
Sesuai dengan mandataris dan asas hukum yang berlaku dalam menjalankan fungsi
Badan Layanan Umum (lembaga pendidikan) yang transparan, efektif, efisien dan akuntabel
serta dalam menjalankan Organisasi Tata Kerja birokrasi dan Organisasi Mahasiswa Intra di
lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Maka landasan hukum yang dicatutkan sebaiknya
diperhatikan, diantaranya:
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik (pasal 2, 3, 4
dan 7 dan 11)
4. Peraturan Menteri Agama No. 14 Tahun 2015 tentang Statuta UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
5. Peraturan Menteri Agama No. 44 Tahun 2017 Organisasi Tata Kerja UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.
6. Peraturan Pemirintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum
7. Peraturan Menteri Keuangan No. 11 Tahun 2012 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
8. Peraturan Menteri Agama No. 7 tahun 2018 tentang Standar Satuan Biaya Oprasional
Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri.
9. SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 4961 Tahun 2019 tentang Penetapan
Pedoman Umum Organisasi Mahasiswa pada PTKI.
10. Konstitusi Keluarga Mahasiswa Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung

11. UU SEMA-U No. 2 Tahun 2018 BAB III tentang Pemilihan dan Penetapan.

IDENTIFIKASI MASALAH
Demi mencapai sesuatu yang berangkat atas keresahan yang dirasakan oleh khalayak
masyarakat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, ada beberapa hal yang menjadi titik point
keberangkatan rancangan:
1. Bagaimana kejelasan dan keterbukaan sistem keuangan atas sumber pendapatan yang
berasal dari mahasiswa di kampus (laporan keuangan dan draft ajuan tarif layanan atau
UKT)?
2. Bagaimana keterbukaan kebijakan (SK Rektor) penggunaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana Fakultas?
3. Bagaimana kinerja dan tanggungjawab struktur atas Profesionalisme Struktur dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam menjalankan kewajiban (Wakil Dekan III,
Ketua Jurusan atau prodi dan Dosen) atas keterlibatannya dalam urusan Ormawa Intra
Kampus serta pelanggaran-pelanggaran kode etik akademik?
4. Bagaimana kinerja dan tanggung jawab Wakil Dekan III dalam menampung dan
menerima aspirasi mahasiswa?
5. Bagaimana kinerja dan tanggungjawab struktur Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Tarbiyah dalam menampung aspirasi mahasiswa?
6. Bagaimana kinerja dan tanggung jawab struktur Senat Mahasiswa FTK dalam
menetapkan kebijakan?
7. Bagaimana transparansi segala prosesi perekrutan pengurus baru SEMA-FTK mulai dari
sosialisasi perekrutan KPUM-F hingga terbentuknya pengurus baru?

TUJUAN DAN TUNTUTAN


Maka demi mencapai keselarasan serta jalan keluar dari polemik ini, maka hal ini dibuat
dan ditujukan untuk memenuhi jawaban atas kontradiksi yang berkembang.
1. Meminta salinan naskah atau draft ajuan tarif layanan (UKT) mahasiswa Fakultas
Tarbiyah tahun angkatan 2018.
2. Meminta untuk meninjau Ulang Kembali Ajuan Tarif Layanan (UKT) Mahasiswa
Fakultas Tarbiyah Tahun Angkatan 2016, 2017, dan 2018.
3. Menuntut tranparansi Regulasi Dana penyediaan sarana dan prasarana Fakultas Tarbiyah.
4. Menuntut segara disahkannya kebijakan kode etik dosen dengan memasukan pokok-
pokok rekomendasi sebagai berikut:
a. Komersialisasi pendidikan melalui penjualan buku dengan akses kuasa atas nilai.
b. Pelarangan intervensi dosen dalam proses pelaksanaan pemilihan ormawa intra
kampus
5. Peneguran terhadap kinerja Wakil Dekan III dalam menghambat proses pelaksanaan
ormawa intra kampus yang seharusnya adil dan bijak dalam mengawasi dan membimbing
proses pelaksaan kegiatan intra kampus.
6. Peneguran keras terhadap Kajur yang menggunakan jabatannya dalam mengintervensi
kegiatan intra kampus sebagai bagian keberpihakan yang menciderai asas keadilan dan
kepatutan.
7. Revitalisasi peran dan fungsi SEMA F dan DEMA F karena tidak sesuai dengan peran
dan fungsinya.
8. Menuntut kepada Wakil Dekan III untuk meninjau ulang kebijakan yang dikeluarkan
oleh SEMA-FTK
9. Menuntut kepada SEMA-FTK untuk mengulang segala prosesi perekrutan pengurus baru
SEMA-FTK mulai dari sosialisasi perekrutan KPUM-F dan BAWASLUM-F hingga
pelantikan dengan jelas dan sangat transparan.

Anda mungkin juga menyukai